Anda di halaman 1dari 8

Peraturan dan Sanksi Untuk Peserta A. Peraturan : 1.

Barang bawaan : Peserta dilarang keras menggunakan alat komunikasi saat acara berlangsung. Dilarang membawa rokok atau peralatan dan perlengkapan yang tidak ada hubungannya dengan acara Ospek FE. 2. Kedisiplinan : Memakai pakaian dan perlengkapan lengkap Rambut harus rapih : tidak melebihi dari telingan dan alis. Peserta wajib datang 1 jam sebelum acara berlangsung. 3. Etika dan Moral Peserta harus menaati semua peraturan yang dibuat oleh panitia ospek. Peserta bersikap sopan dan santun terhadap panitia dan tidak membuat panitia tersinggung. Peserta dipastikan sudah menjalankan ibadah sholat sebelumnya (Muslim). 4. Peserta wajib mengetahui dan hafal : Mars Untirta salah satu lagu perjuangan mahasiswa (Totalitas perjuangan, buruh tani, dsb.) Dekan dan Ketua BEM serta kelengkapan Organisasi yang ada di Fak. Ekonomi. Tri darma perguruan tinggi NB : Peraturan Selanjutnya akan di buat dan di berlakukan sesuai kebutuhan secara kondisional. (kopopr. Dgn Krtuplak dan SC dbuku kreasi Lembar 3... Data Fakultas Ekonomi : 1.Program studi akuntansi -prodi D3 akuntansi -prodi D3 perpajakan -prodi S1 akuntansi 2.prodi manajemen -D3 marketing -D3 keuangan & perbankan -S1 manajemen 3.prodi ekonomi pembangunan

Hary Tanoesoedibjo (lahir di Surabaya, 26 September 1965; umur 46 tahun) adalah seorang pengusaha dari Indonesia. Hary lulus dengan gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1989. Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk (sejak tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989. Selain itu, Hary saat ini juga memegang berbagai posisi di perusahaan-perusahaan lainnya, diantaranya sebagai Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, sebagai Komisaris PT Mobile-8 Telecom Tbk, Indovision dan perusahaanperusahaan lainnya di bawah bendera Global Mediacom dan Bhakti Investama. Hary juga saat ini aktif sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister di berbagai perguruan tinggi. Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Harry menduduki peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar [1]. Harry menyanggah. Dia menegaskan kalau bisnis yang dijalani
sudah mapan, sehingga merasa sudah waktunya memenuhi panggilan hati nurani untuk terjun di bidang politik. Ini karena ada motivasi, ada panggilan. Ada niat ada jalan. Saya ingin menyumbangkan, membangun bangsa dan memberikan kontribusi positif. Tidak ada niatan untuk mencari uang dari politik. Demikian Hary Tanoe menepis kecurigaan.

PREPARING TO POESAKA FAKULTAS EKONOMI HARI I Individu Peralatan shalat (mukena/peci) Obat pribadi Alat tulis Jeruk 2 buah (lokal) Salak 2 buah (lokal) Roti 2 buah

Artikel pegawai vs pengusaha (bebas lembarnya) Sandal jepit kuning Sapu tangan putih (kain tipis) + slayer Bekal makan (menu wajib (nasi+ikan asin+lauk bebas) memakai kertas nasi Buku Khusus Poesaka (buku bebas) cover: lambang poesaka fe 2012 (di download di twiter,

facebook bem FE) nama beserta foto memakai atribut di depan fakultas ekonomi(3R) nama kelompok beserta foto kelompok dipusat perbelanjaan (3R) lembar 1 : saya bangga jadi mahasiswa fakultas ekonomi untirta 2012 data dekanat (nama dekan + PD 1.2.3 + kajur akun,manaj,ekbang,ka prodi) lembar 2 : tokoh inspirasi dan foto (3R) harapan dan cita-cita peserta Lembar 3 : data FAKULTAS EKONOMI: -JURUSAN (3) -PROGRAM STUDI (S1,D3) lembar 4-SELESAI :CATATAN PESERTA (kosong) HARI II Individu Peralatan shalat Obat pribadi Alat tulis Kado (maks. Rp5000) Roti 2 buah Susu bantal 2 buah Bekal makan (menu wajib (nasi+tahu tempe+lauk bebas) memakai kertas nasi Kelompok Aqua 1,5 liter 10 botol Polybag 1 buah Produk lokal atau produk cap nama kelompok pengusaha (ditempel) Karton bertulis I Indonesia 100^% Cinta Produk Indonesia

LEMBAR TERAKHIR : NAMA-NAMA SC DAN PANITIA OSPEK FAKULTAS Kelompok Aqua 1,5 liter (6 botol) Kreatifitas nama kelompok (papan nama kelompok memakai sterefom mading) + foto pengusaha (3R) Polybag hitam 1 buah Kata-kata mutiara tentang pengusaha (kebanggaan jadi pengusaha) (karton asturo) + ditempelin foto kelompok atribut yang bacgroundnya depan fakultas (3R) 1 produk lokal/seni kreatif Kue kering kg Kantong plastik merah besar 1

PAKAIAN Perempuan Kemeja panjang kuning Rok bahan hitam panjang Dasi kupu-kupu hitam Jilbab kuning atau hairnet (bagi yang tidak berkerudung) Sepatu pantoPel Name tag (depan = foto 3x4 (pas foto, bukan foto dg atribut)) (belakang = foto kelompok (3R)) Tas backpack hitam Jas hitam Tas koper jinjing kardus warna hitam Saya Bangga menjadi Mahasiswa Ekonomi UNTIRTA (tulisan warna kuning) Kaos kaki hitam

No Nama Jurusan No. Hp

1 Muhammad Farhan Syafiq Manajemen 08987324081 2 Dhimas Priambodo Manajemen 089650961280 3 Dwi Ayu Purnomo Sari Manajemen 085715744793 4 Elisya Mahdalena Manajemen 087771699077 5 Emmia Datta Manajemen 085271865465 6 Fahmi Ludin Akuntansi 08998367333 7 Merza Febriana Akuntansi 08561165812 8 Maya Mega Lestari Akuntansi 081906350704 9 Welly Aldisa Akuntansi 083812393007 10 Siti Rosita Sari Akuntansi 083813687118 11 Yan Yuswanto Ekbang 085775279497 12 Ratu Siti H.D Ekbang 085770385087 13 Aver Saul Akuntansi 085780642864 14 Khoirul Ostico Fajar Pratama Akuntansi 08998631417

15 Rendi Gustiana Akuntansi 087773446415 16 Dwi Yulianto Manajemen 085691030200 17 Suci Sri Arlita Silaen Ekbang 087891202060 18 Beetha Fatimah Akuntansi 081319701994 19 Mela Sandra Manajemen 085777376770 20 Zulfikar Akuntansi 087869902023 21 Aris Rispangga D3 Pajak 087741031345 22 Fahrul Rozi D3 Pajak 081906046524 23 Titin Koesmi Wati D3 Perbankan 081932177039 24 M. Iqbal Tawaqal D3 Marketing 083873483453 25 Tegar Fadillah D3 Akuntansi 085776818323 26 Stefby Marsaulina D3 akun 085289221519 27 Imam Muzaki D3 Pajak 087871114313 28 Rana Nadia D3 Akun 087809001899

PIMPINAN FAKULTAS EKONOMI PERIODE 2011-2015 NO NAMA NIP JABATAN

1. H. Wawan Prahiawan,SE.,MM 196508132001121001 Dekan 2. Rudi Zulfikar SE.,Ak.,MM.,M.Si 197205022001121001 Wakil Dekan Bidang Akademik 3. Asep Supriadi SE.,MM.,M.Si 196909242001121001 Wakil Dekan Bidang Umum Dan Keuangan 4. H. Agus Ismaya Hassanudin, SE.,SH.,M.SI 197710232002121001 Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan 5. Suciati, S.Pt. 196911202002121001 Plh Kabag Tata Usaha 6. Rahadian Kurnia, S.Pd. 197001072001121001 Kasubag Akademik & Kemahasiswaan 7 . Iam Mariam, Dra 196904142006012001 Kepala Perpustakaan Fakultas Ekonomi 8. Bambang Mahmudi, SE., MM. 196704122002121002 Ketua Prodi Manajemen 9. Lia Uzliawati, SE., Ak., M.Si. 197611072002122001 Ketua Prodi Akuntansi 10. Enok Nurhayati, SE., M.Si. 197207312006042004 Ketua Prodi D3 Marketing 11. DR. H.M. Kuswantoro, M.Si. 195809231987031003 Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan 12. Ina Indriana, SE., Ak., M.Si. 197406032005012002 Ketua Prodi D3 Akuntansi 13. Andi, SE., M.Si. 196903032002121001 Ketua Prodi D3 Pajak 14. Ana Susi Mulyani, SE., MM 197511222005012001 Ketua Prodi D3 Perbangkan Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun[1]; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.[2]Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959) [3].

Dalam pengasingan Dalam pngasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri. Taman Siswa Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.

PEGAWAI VS PENGUSAHA

Banyak diantara kita yang mendambakan ingin mempunyai usaha sendiri, karena walau bagaimanapun setiap orang selalu menginginkan sesuatu yang lebih. Namun masalah yang dihadapi sekarang ini adalah peluang untuk bisa membangun bisnis sendiri memang tidaklah mudah, bayangkan saja apabila kita menghitung-hitung untuk modal awal saja rasanya pikiran ini sudah membuat dompet kita kembang kempis. Belum lagi memikirkan cara membuat produknya, membangun marketnya dan lain-lain, sehingga tidak mengherankan apabila banyak diantara kita yang memilih menjadi pegawai saja, karena dengan menjadi pegawai/karyawan setiap bulan pasti dapat gaji. Berapa banyak orang tua yang mengarahkan anak-anaknya untuk menjadi pengusaha. Bandingkan dengan orang tua yang menyuruh anak-anaknya agar bercita-cita jadi pegawai. Melihat budaya masyarakat kita, memang sepertinya opsi kedua yang lebih banyak. Kebanyakan dari kita menginginkan anak-anak agar punya cita-cita dengan profesi-profesi yang dianggap lebih menjanjikan ketimbang jadi pengusaha. Begitulah didikan kita sejak kecil. Pola berpikir (mindset) kita sudah terbiasa dengan bercita-cita untuk menjadi dokter, pilot, PNS, insinyur, dan profesi lainnya. Tapi jarang, bahkan dulu hampir tidak ada pendidikan yang mengarahkan kita untuk menjadi pengusaha. Paling-paling kita disuruh untuk menciptakan lapangan kerja. Tapi di sisi lain kita tidak pernah dibimbing untuk tahu bagaimana caranya menciptakan lapangan kerja. Lulus sekolah atau lulus kuliah adalah ajang dimulainya menyebarkan surat lamaran. Ratusan lamaran pekerjaan dikirimkan ke berbagai perusahaan. Bahkan rela mendatangi satu demi satu perusahaan-perusahaan itu. Tak jarang yang mereka yang diusir security yang bosan menghadapi pertanyaan lowongan kerja. Maka dari itu, jalan terbaiknya memang dengan berani untuk melakukan terobosan atau membuka usaha sendiri. Karena dengan mempunyai usaha sendiri berarti kita mempunyai peluang untuk bisa meningkatkan pendapatan bulanan kita, walaupun memang dibutuhkan waktu dan usaha serta doa untuk menggapainya. Tetapi dapat dipastikan apabila dengan berusaha sendiri maka, kita akan memperoleh hasil yang sesuai dengan usaha yang kita lakukan. Resiko bangkrut adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan masyarakat usia produktif enggan memilih menjadi wirausaha. Bahkan tidak sedikit pula dari mereka yang beranggapan bahwa membuka usaha sendiri hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang terlahir dari keluarga kaya, yang bisa meminta modal seenaknya kepada orang tua. Padahal, untuk menjadi seorang wirausaha, anda tidak melulu harus punya uang/modal, bahkan hanya dengan modal ide gagasan kreatif dan inovatif pun anda sudah bisa menjadi seorang wirausaha dengan cara menjual ide anda, atau joint dengan orang yang mempunyai modal, atau meminta pinjaman dari pihak bank/penyandang dana dengan bunga rendah. Yang penting adalah kemauan, serta jangan malu untuk memulai sebuah usaha dari kecil. Bahkan seandainya usaha anda tetap kecil, buatnya 10 usaha kecil lainnya yang serupa, maka anda akan menerima keuntungan 10x banyak

Semua bidang usaha pasti memiliki resiko. Bahkan saat kita menjadi karyawan sekalipun ada resiko pemotongan gaji atau di pecat. Tapi apakah kemudian kita harus menyerah sebelum berperang? Jawabnya tidak. Resiko usaha bisa diminimalisir di-manage dan diprediksi sebelumnya melalui perencanaan yang matang. Selain itu, membuka usaha dengan cara patungan juga bisa meminimalisir resiko karena hutang-hutang perusahaan saat bangkrut akan ditanggung bersama-sama. Lalu, apa bedanya Pengusaha dan Karyawan? Ada karyawan yang bilang kalau menjadi pengusaha itu lebih enak. Penghasilan lebih besar, nggak terikat dan diatur-atur sama atasan. Tapi ada juga pengusaha yang berpikir kalau jadi karyawan itu lebih enak. Kalau jadi karyawan tidak perlu pusing memikirkan perusahaan, gaji pekerja, dan lain-lain. Lalu apa bedanya kalau begitu? Jadi karyawan memang lebih enak kalau gajinya besar. Penghasilan tetap dan keamanan ekonomi keluarga terjamin. Itu kalau gajinya besar. Kalau gajinya kecil, tentu beda lagi. Jelas karyawan akan pusing juga. Belum lagi ditambah tekanan perusahaan agar bekerja lebih baik. Begitu pun kalau jadi pengusaha. Pengusaha tentunya akan sangat enak kalau usahanya maju dan stabil. Tapi pengusaha yang sering pontang-panting dan pailit, tentunya juga bisa membuat pusing. Dari segi mental sendiri, kalau karyawan mentalnya selalu penuh dengan hitung-hitungan. Misalnya, karyawan baru akan kerja kalau digaji. Karyawan juga baru mau menjalani lembur kalau ada uang lembur. Semua perkerjaannya jadi tidak maksimal karena terbebani dengan gaji. Apalagi kalau gajinya kecil, yang ada karyawan jadi sering ngedumel ketimbang meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja. Selain itu, karyawan sendiri umumnya miskin kreativitas dan inovasi, karena ruang lingkupnya dibatasi oleh posisi/jabatannya dalam perusahaan itu sendiri, atau bisa jadi karena sudah dipatron oleh pola perusahaan itu sendiri. Kalau pengusaha mentalnya mental bebas. Tidak ada kontrol dan sistem yang bisa mengatur dirinya. Yang mengontrol dan mengatur dirinya, hanya dirinya sendiri. Pengusaha bekerja karena ia merasa memang harus kerja. Dia lembur karena memang dirinya harus lembur. Segala yang dia kerjakan dengan penuh kepuasaan dan kesenangan. Apapun yang dikerjakan orang dengan suka hati, maka hasilnya pun akan lebih maksimal daripada orang bekerja karena tekanantekanan. Tapi memang mental kebanyakan orang ialah ingin cari aman. Tentu saja kalau mau cari aman harus dengan cara mendapatkan gaji yang tetap setiap bulan. Selain itu bisa menjalani masa tua dengan tenang karena mendapatkan uang pensiun. Tapi perlu diketahui kalau karyawan itu tidak bisa berkembang jauh. Kalau pun bisa berkembang, perkembangannya terbatas. Kalau pengusaha, ia bisa bebas berkreasi. Bisa berkembang dengan perkembangan yang tanpa batas.

Titin Koesmia Wati 15 Hary Tanoesoedibjo Henny

Anda mungkin juga menyukai