Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

TITRASI ASAM BASA

d i s u s u n oleh :

KELOMPOK V
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ariza Puspa Pertiwi Widya Nurul Fatimah Anggun Rezky Anugerah Sri Wulandari Munirah Zalwah Fildzah Hidayatil Baqi (08) (09) (10) (12) (14) (15)

XI IPA 3 SMAN 1 MAROS Tahun Ajaran 2011-2012

TITRASI ASAM BASA TUJUAN :

Menentukan konsentrasi asam/basa melalui titrasi Menentukan pH larutan Membuat grafik titrasi asam dan basa

TEORI SINGKAT

Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat habis bereaksi. Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa: 1. Memakai pH meter. 2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan. Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Pada titrasi asam kuat oleh basa kuat dan titrasi asam lemah oleh basa kuat digunakan indikator Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH>7 dan perubahan warna pada titik akhir titrasi adalah merah. Sedangkan, pada titrasi basa kuat oleh asam kuat dan titrasi basa lemah oleh asam kuat digunakan indikator Metil Merah (Trayek pH 4,2-6,0) karena kesalahannya paling kecil. Titik akhir pada titrasi ini adalah pH < 7 dengan perubahan warna pada titik akhir titrasi adalah kuning

ALAT DAN BAHAN Alat Pipet Tetes 3 Buah

Tabung Reaksi 3 buah dan Raknya

Bahan Larutan NaOH 20 mL (dimis.kan 1 tetes = 1 mL) Larutan HCl 0,1 M 60 mL

Indikator MM Aquades CARA KERJA :

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan 2. Masukkan 20 mL NaOH X M ke dalam tabung reaksi 1. 3. Kemudian masukkan aquadest hingga seperempat tabung tersebut. 4. Teteskan indikator MM sebanyak 2-3 tetes ke dalam tabung reaksi yang terdapat larutan NaOH tersebut. 5. Lalu teteskan sedikit demi sedikit Larutan HCl 0,1 M ke dalam larutan NaOH yang terdapat dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes. Tetesi secara terus-menerus hingga larutan tersebut berubah warna menjadi merah. (1 tetes = 1 mL) 6. Catat jumlah tetes larutan HCl yang dimasukkan ke dalam larutan NaOH agar larutan NaOH berubah warna menjadi warna merah. 7. Untuk titrasi 2 dan 3, lakukan seperti cara di atas.

Larutan 20 mL NaOH X M dengan Aquadest

Campuran Larutan NaOH X M setelah ditambahkan Indikator MM 3 tetets

Ditetesi Larutan HCl 0,1 M hingga warnanya berubah menjadi warna merah

Perubahan warna yang terjadi setelah di tetesi larutan HCl 0,1 M

DATA PENGAMATAN Titrasi ke1 2 3 PERHITUNGAN

: Volume HCl 0,1 M 16 mL 18 mL 26 mL :

Konsentrasi larutan NaOH Va = = = = 20 mL Va . Ma . A 20 . 0,1 . 1 2 Mb MNaOH = = = = = Vb . Mb . B 20 . Mb . 1 20Mb 0,1 M 0,1 M

pH awal [OH-] = b . Mb = 1 . 0,1 = 10-1 = -log [OH-] = -log 10-1 =1 = pKw pOH = 14 1 = 13

pOH

pH

pH larutan pada saat volume HCl 0,1 M : a. 5 mL NaOH + HCl 0,1 M 0,1 M 20 mL 5 mL Awal 2 mmol 0,5 mmol Tereaksi 0,5 mmol 0,5 mmol Sisa 1,5 mmol 0 [OH-] = =

NaCl

H2O

0,5 mmol 0,5 mmol

0,5 mmol 0,5 mmol

=
= 0,06 = 6 . 10-2 pOH = -log [OH-] = -log 6.10-2 = 2 log 6 = pKw pOH = 14 ( 2 log 6 ) = 12 + log 6 = 12,8

pH

b. 10 mL NaOH 0,1 M 20 mL Awal 2 mmol Tereaksi 1 mmol Sisa 1 mmol [OH-] = =

HCl 0,1 M 10 mL 1 mmol 1 mmol 0

NaCl

H2O

1 mmol 1 mmol

1 mmol 1 mmol

=
= 0,033 = 3 . 10-3 pOH = -log [OH-] = -log 3.10-3 = 3 log 3

pH

= pKw pOH = 14 ( 3 log 33 ) = 11 + log 33 = 12,5

c. 15 mL NaOH 0,1 M 20 mL Awal 2 mmol Tereaksi 1,5 mmol Sisa 0,5 mmol [OH-] = =

HCl 0,1 M 15 mL 1,5 mmol 1,5 mmol 0

NaCl

H2O

1,5 mmol 1,5 mmol

1,5 mmol 1,5 mmol

=
= 0,014 = 14 . 10-3 pOH = -log [OH-] = -log 14.10-3 = 3 log 14 = pKw pOH = 14 ( 3 log 14 ) = 11 + log 14 = 12,14

pH

d. 20 mL NaOH 0,1 M 20 mL Awal 2 mmol Tereaksi 2 mmol Sisa 0 pH =7 + HCl 0,1 M 20 mL 2 mmol 2 mmol 0 NaCl + H2O

2 mmol 2 mmol

2 mmol 2 mmol

e. 25 mL NaOH 0,1 M 20 mL Awal 2 mmol Tereaksi 2 mmol Sisa 0 [H+] = = + HCl 0,1 M 25 mL 2,5 mmol 2 mmol 0,5 mmol NaCl + H2O

2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol

=
= 0,01 = 1 . 10-2 pH = - log [H+] = - log 10-2 =2

f. 30 mL NaOH 0,1 M 20 mL Awal 2 mmol Tereaksi 2 mmol Sisa 0 [H+] = = + HCl 0,1 M 30 mL 3 mmol 2 mmol 1 mmol NaCl + H2O

2 mmol 2 mmol

2 mmol 2 mmol

=
= 0,02 = 2 . 10-2 pH = - log [H+] = - log 2 . 10-2 = 1,7

Volume HCl 0 mL 5 mL 10 mL 15 mL 20 mL 25 mL 30 mL

pH 13 12,8 12,5 12,14 7 2 1,7

GRAFIK

ANALISA DATA PENGAMATAN : Berdasarkan data pengamatan dan data perhitungan, konsentrasi larutan NaOH dalam titrasi tersebut adalah 0,1 M dan didapatkan juga pH awal 13. Bisa dilihat juga dalam titrasi basa kuat oleh asam kuat oleh indikator MM tersebut, menggambarkan kurva titrasi yang pH nya menurun. KESIMPULAN : Dari hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa kita dapat menentukan konsentrasi suatu larutan melalu titrasi dan titrasi basa kuat oleh asam kuat oleh indikator MM menghasilkan dan menggambarkan kurva titrasi yang pH-nya menurun.

Anda mungkin juga menyukai