Kata2 Ajaib

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

...Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air.

Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat. Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah.hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik jenuh dapat di artikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan hantaran hidraulik didasarkan pada hukum Darcy. Dalam hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang seragam. Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut di anggap mempunyai kecepatan yang sama. 2.1. Definisi Permeabilitas a. Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009) b. Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1). ( N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008) 2.2. Faktor yang mempengaruhi permeabilitas a. Tekstur, tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dalam tanah b. Struktur Struktur juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng akan sulit di tembus oleh air daru pada berstruktur remah c. Porositas Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut d. Viskositas Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut e. Gravitasi Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi (praktikum, 2010) 2.3. Faktor yang dipengaruhi permeabilitas a. Drainase Apabila permeabilitas tanah baik, maka waktu dalam pergerakan air akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya b. Infiltrasi Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase tanah itu baik c. Pengolahan Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah akan semakin mudah d. Perkolasi Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik e. Erosi Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas dalam tanah, maka erosi akan minimum f. Evaporasi Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik

B. Hubungan permeabilitas dengan erosi Hubungan antara permeabilitas dengan erosi adalah apabila permeabiltas dalam tanah terlalu tinggi sehingga menutupi seluruh pori tanah dapat terjadi berkurangnya kekuatan dalam tanah sehingga bila mendapatkan tekanan terhadap tanah tersebut dapat mengakibatkan mudahnya tanah itu terjadi longsoran atau erosi

C. Hubungan permeabilitas dengan bidang pertanian ...Hubungan tanah yang perrmeabilitas baik dengan pertanian, adalah jika permeabilitas baik dalam suatu lahan pertanian bisa menambahkan kesuburan tersendiri dalam tanah tersebut. Semakin permeeabilitas baik maka tanaman ang dibudiidaya akan semakin baik pula.

Hubungan tekstur tanah dan kadar air ...Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: (1) Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah. (2) Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butirbutir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman. ...Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu dipahami, yaitu: (1) Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). (2) Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. (3) Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen. Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar. ...Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan

untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Beberapa fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah: (1) sebagai unsur hara tanaman: Tanaman memerlukan air dari tanah bersamaan dengan kebutuhan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis. (2) sebagai pelarut unsur hara: Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut. (3) sebagai bagian dari sel-sel tanaman: Air merupakan bagian dari protoplasma sel tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: (1) banyaknya curah hujan atau air irigasi, (2) kemampuan tanah menahan air, (3) besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), (4) tingginya muka air tanah, (5) kadar bahan organik tanah, (6) senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan (7) kedalaman solum tanah atau lapisan tanah. Fraksi - frkasi tanah (Jenis tanah berdasarkan butir) : 1). kerikil (gravel) > 2,00 mm 2). pasir (sand) 2,00 - 0,06 mm 3). lanau (silt) 0,06 - 0,002 mm 4). lempung (clay) < 0,002 mm Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir : 1). Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa pasir dan kerikil. 2). Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa lempung dan lanau. 3). Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan- bahan organik. Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatnya : 1). Tanah Kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir - butirnya (tanah lempung = mengandung lempung cukup banyak). 2). Tanah Non Kohesif adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir - butirnya (hampir tidak mengandung lempung misal pasir). 3). Tanah Organik adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan - bahan organik (sifat tidak baik). (1). Berat volume tanah kering

...Tanah kembang susut didefinisikan sebagai tanah yang volumenya berubah terhadap pengaruh siklus pengerigan-pembasahan dan pengisapan (suction) yang berhubungan dengan permasalahan dan

keruntuhan yang telah diteliti dalam bidang konstruksi seperti yang dilaporkan dari banyak sumber di dunia. Uji pengisapan tanah adalah salah satu cara yang ampuh untuk menyelidiki perilaku tanah kembang susut untuk digunakan dalam memilih tipe pondasi dan membuat keputusan desain. Pengetahuan tentang pengisapan tanah dan aliran air tanah kembang susut membantu memprediksi perilaku yang mungkin dari tekanan mengembang (swelling pressure). Kadar air yang rendah dan pengisapan tanah yang tinggi menghasilkan peningkatan kemampuan mengembang tanah yang tinggi di bawah siklus pembasahan

...daktilititas adalah kemampuan suatu elemen struktur untuk berdeformasi baik rotasi ataupun translasi pada saat menyerap energi dari luar sistem. ...konsolidasi adalah turunnya lapisan tanah akibat keluarnya air pori yang disebabkan aksi beban disekitarnya sejalan dengan waktu. ...bangunan harus didesain memiliki daktilitas yang tinggi (artinya didesain mampu berdeformasi yang besar). untuk tujuan tersebut, beberapa elemen kolom dan balok di desain akan terjadi sendi plastis. elemen struktur yang getas (brittle) akan memiliki tingkat daktilitas yang rendah. kondisi ultimate sistem struktur seperti ini memang tinggi, jauh lebih tinggi daripada desain dengan daktilitas tinggi. tapi perencanaan dengan struktur getas, ada yang harus dibayar dengan mahal, yaitu keruntuhan struktur secara tiba-tiba yang tidak memberikan kesempatan orang untuk menyelamatkan diri/barang2 penting. ...bangunan juga harus mempertimbangkan faktor konsolidasi. penurunan fondasi bangunan akan merusak struktur diatasnya, menghancurkan sistem balok menerus pada jembatan, kegagalan elemen struktur geser pada terowongan, dll. contoh yang paling nyata adalah penurunan struktur jalan tol sediatmo (tol akses ke bandara soekarno - hatta) yang sudah mengalami penurunan hampir 1 meter selama masa penggunaannya. Tapi kenapa tidak terjadi kerusakan pada aspalnya ? silakan cari di search engine.

Batas cair yaitu suatu tanah berupa dari keadaan plastis menjadi keadaan cair. Konsisitensi dari lempung dan tanah-tanah kohesif lainnya sangat dipengaruhi oleh kadar air dari tanah. Tanah yang telah lolos saringan no.40 dicampur dengan air suling, lalu dimasukkan ke mangkok Casagrande, lalu putar alat Liquid Limit dan hitung jumlah ketukan yang diperlukan untuk menutup celah tanah, lalu ambil sebagian tanah dan masukkan ke dalam oven selama 24 jam untuk menghitung kadar airnya metode yang digunakan dalam penentuan batas cair adalah ASTM Designation D-4318. ...densitas merupakan ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat (massa) per satuan volume. Jadi satuannya adalah satuan massa per satuan volume, misalnya kg per meter kubik atau gram per centimeter kubik. = m/v misalkan untuk kerapatan baja, _baja = 7.85 g/cm specific gravity adalah ukuran kerapatan relatif terhadap kerapatan zat yang dijadikan acuan, biasanya yang dijadikan acuan adalah kerapatan air pada suhu 4 derajat celcius. SG = _zat/_air misalnya untuk SG_baja = _baja/_air = 7.85 g/cm/(1 g/m) SG_baja = 7.85 (tanpa satuan) ...Pada prinsipnya standard proctor test adalah mengukur kepadatan relatif hasil pengujian di loboratorium dengan di lapangan. Bisanya diambil 3-5 sample soil untuk diukur berat jenis keringnya. Laboratorium tanah kemudian mengeluarkan angka berat jenis kering soil optimum. Nah, di lapangan kemudian dilakukan proses pemadatan (dianjurkan dengan memakai compactor vibro roller compactor) sampai 95% nilai berat jenis kering di laboratorium yang telah didapat (95% kriteria standard proctor test). Pengujian berat jenis kering di

lapangan dapat dilakukan dengan test sand cone. Biasanya dari pengalaman saya, jumlah lintasan optimum dari compactor untuk mencapai 95% kriteria standart proctor test adalah sebanyak 10 kali. Namun Standart Proctor test ini kemudian telah dikembangkan dengan Modified Proctor Test. Test ini biasanya dilakukan pada struktur perkerasan landasan pesawat. Sebaiknya Pak Firdauzi jangan terlalu terpaku dengan memakai standar Proctor Test, karena test ini cukup memakan waktu (minimal 3 hari di laboratorium). Jika konsultannya mengizinkan bisa dikonversi ke CBR (California Bearing Test) yang hasil pengujian pemadatan di lapangan didapat pada saat itu juga. Biasanya untuk lapisan sub base nilai minimum CBR yang disyaratkan sebesar 7-8% sedangkan untuk lapisan Base nilai yang disyaratkan sebesar 80%.

CBR (California Bearing Ratio) 1. CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR METHOD) Pendahuluan Metoda ini awalnya diciptakan oleh O.J poter kemudian di kembangkan oleh California State Highway Departement, kemudian dikembangkan dan dimodifikasi oleh Corps insinyur-isinyur tentara Amerika Serikat (U.S Army Corps of Engineers). Metode ini menkombinasikan percobaan pembebanan penetrasi di Laboratorium atau di Lapangan dengan rencana Empiris untuk menentukan tebal lapisan perkerasan. Hal ini digunakan sebagai metode perencanaan perkerasan lentur (flexible pavement) suatu jalan. Tebal suatu bagian perkerasan ditentukan oleh nilai CBR. Defenisi CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load) dengan beban Standar (Standard Load) dan dinyatakan dalam persentase. Dinyatakan dengan rumus : PT CBR = x 100% PS Keterangan : PT = beban percobaan (test load) PS = beban standar (standar load) Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban Percobaan -Percobaan CBR Percobaan-percobaan ini dapat dilakukan : 1. Percobaan di Laboratorium standar yang berlaku : Bina Marga : PB 0113 76 ASTM : D 1883 73 AASHTO : T - 193 81 Tujuan : Untuk menentukan nilai daya dukung tanah dalam kepadatan maksimum Alat-alat yang digunakan : Alat yang digunakan sama dengan alat-alat percobaan pemadatan standar maupun dengan modifikasi dengan spesifikasi seperti table berikut : From mining engineering From mining engineering Cara melakukan percobaan :

Percobaan C.B.R biasanya menggunakan contoh tanah dalam kadar air optimum. Metode yang digunakan dalam metoda 2 atau standar ASTM D 70 atau D 1557 70. diameter tabung = 6 inci = 15 cm dan tinggi = 5 sampai 7 inci = 12,50 cm sampai 17,50 cm. Dengan menggunakan dongkrak mekanis sebuah piston penetrasi ditekan supaya masuk ke dalam tanah dengan kecepatan tetap = 1,25 mm/menit dengan beban awal = 0,05 kN. Pembebanan pada pluyer diamati pada penetrasi berturut-turut : 0.625 ; 1,250 ; 1,875 ; 2,500 ; 3,750 ; 5,000 ; 6,250 dan 7,500 mm. hasil perhitungan ini di plot dalam kertas kurva. 2. percobaan di Lapangan Tujuan untuk melakukan nilali C.B.R asli di Lapangan sesuai dengan kondisi tanah saat iut. Biasanya digunaka untuk perencanaan tebal lapisan perkerasan yang perkerasan lapisan tanah dasarnya tidak akan dipadatkan lagi.pemeriksaan dilakukan dengan kondisi kadar air tanah tinggi. Alat-alat yang digunakan: a. Truk dengan pembebanan b. Piston penetrasi dari logam c. Timbangan d. Dongkrak hidrolisis atau mekanik e. Arloji beban atau arloji cincin penguji lengkap dengan cincin pengujinya (proving ring) f. Perlengkapan lainnya : rol meter, kunici dan lain-lain. Cara melakukan percobaan : 1) Di Lapangan a. Tanah digali di lokasi yang telah ditentukan dan kemudian dibuat deskripsi secara visual b. Tabung diletakkan dipermukaan tanah dan kemudian diberi beban melalui truk dengan dibantu dongkrak sebagai alat penekan c. Cotoh tanah diambil sebanya k 2 tabung d. Contoh tanah dibersihkan dan tutup rapat dan dibawa ke Laboratorium e. Satu contoh langsung diuji dan yang lain direndam selama 4 x 24 jam. 2) Di Laboratorium a. Beban statis diletakkan pada bagian atas tabung untuk mencegah pengembangan tanah dalam tabung b. Arloji penunjuk beban dan arloji penetrasi dipasang dan angka dinolkan c. Pembebanan dimulai dengan beraturan sesuai dengan urutan waktu maupun kedalaman yang ada pada forulir data. d. Catat angka yang dibaca pada arloji pengukur pada formulir. Jenis - Jenis CBR : Berdasakan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi menjadi : 1) CBR Lapangan (CBR inplace atau field Inplace) Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di Lapangan sesuai dengan kondisi tanah pada saat itu. Umum digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang lapisan tanah dasarnya tidak akan dipadatkan lagi. Pemeriksaan ini dilakukan dala kondisi kadar air tanah tinggi (musim penghujan), atau dalam kondisi terbuuk yang mungkin terjadi. Juga digunakan apakah kepadatan yang diperoleh dengan sesuai dengan yang kita inginkan 2) CBR lapangan rendaman (undisturbed soaked CBR) Digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR asli di Lapangan pada keadaan jenuh air dan tanah mengalami pengembangan (swell) yang maksimum Hal ini sering digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di daerah yang lapisan tanah dasarnya tidak akan dipadatkan lagi, terletak pada daerah yang badan jalannya sering terendam air pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sedangkan pemeriksaan dilakukan di musim kemarau. Pemeriksaan dilakukan dengan menambil contoh tanah dalm tabung (mould) yang ditekan masuk kedalam tanah mencapai kedalaman yang diinginkan. Tabung berisi contoh tanah dikeluarkan dan direndam dalam air selama beberapa hari sambil diukur pengembangannya. Setelah pengembangan

tidak terjadi lagi, barulah dilakukan pemeriksaan besarnya CBR. 3) CBR Laboratorium Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah timbunan atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai menncapai kepadatan 95% kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan. CBR ini disebut CBR laboratoium , karena disiapkan di Laboratorium. CBR Laboratorium dibedakan atas 2 macam, yaitu CBR Laboratorium rendaman dan BR Laboratorium tanpa rendaman 2) UKURAN BUTIR Pembagian dari butir-butir tanah tergantung pada ukuran di dalam tanah Untuk bahan yang berbutir kasar. Pembagian ini dapat ditentukan dengan menyaring, dan untuk butir-butir yang halus digunakan suatu metoda pengukuran kecepatan penurunan dalam air. Penentuan pembagian ukuran butir dengan metoda-metoda tersebut dikenal sebagai analisis mekanis. Ada sejumlah sistem-sistem klasifikasi ukuran butir yang dipakai, akan tetapi British Standard Institution telah menerapkan sistem yang dikembangkan oleh Massachusetts Institute of Technology, berhubung batas- batas pembagian utama yang dipakai kira-kira bersangkutan dengan perubahan-perubahan penting di dalam sifat-sifat teknis tanah. From mining engineering Analisis Kasar Untuk analisis kasar, baik basah mapun kering dapat digunakan saringan. Dalam kedua keadaan suatu contoh tanah yang dikeringkan dalam tungku ditimbang dan dilewatkan melalui suatu kelompok saringan Berat tanah kering yang tertahan diatas setiap saringan di catat dan dihitung persentase dari contoh total yang melewati setiap saringan. Analisis Halus Teori analisis halus adalah berdasarkan kepada hukum Stike mengenai penurunan (settlement), yaitu bola-bola kecil di dalam suatu cairan aka turun pada kecepatan-kecepatan yang berbeda, bergantung kepada ukuran bola tersebut.

Kadar air kering udara berguna untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam sampel tanah yang sudah kering dan diudarakan Yang disebut tanah kering di atas dapat diartikan sebagai tanah yang telah dipanaskan dengan jalan disimpan ke dalam oven pada suhu 1050 C pada tekanan atmosfer sampai mencapai berat tetap. Tanah yang kandungan liatnya tinggi sekali pada keadaan tersebut masih mengandung air.

Pada umumnya biomassa kebanyakan kelompok mikroorganisme menurun jumlahnya dengan meningkatnya kedalaman tanah, kecuali pada gambut. Tabel 1. Distribusi m.o dalam horison dari suatu propil tanah Kedalaman (cm) 38 20 25 35 40 65 75 135 145 Organisme/g tanah x 103 Bakteri Bakteri aerob anaerob 7.800 1.950 1.800 379 472 98 10 1 1 0,4

Actinomycetes 2.080 245 49 5 -

Fungi 119 50 14 6 3

Algae 25 5 0,5 0,1 -

Secara umum, aktivitas m.o dalam suatu profil tanah sangat ditentukan oleh ketersediaan substrat energi dan unsur hara anorganik. Disamping itu pertumbuhan dan aktivitas m.o ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik dan kimia tanah yang berpengaruh: Fisik : Temperatur, tekanan kekentalan(viscosity), fenomena adsorpsi. osmotik, tegangan permukaan, radiasi,

Kimia : Air, pH, kualitas dan kuantitas hara organik dan anorganik, udara, senyawa pendorong dan penghambat pertumbuhan, oksidasi dan reduksi. Setiap spesies m.o mempunyai persyaratan tertentu untuk pertumbuhannya dan jika lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan atau aktivitasnya akan menurun sehingga mempengaruhi total populasinya. Temperatur, mempengaruhi kecepatan semua proses yang terjadi di dalam m.o. Denaturasi enzim merupakan pembatas bagi temperatur maksimum, ini sangat bevariasi diantara m.o sehingga m.o berbeda-beda akan kebutuhannya terhadap temperatur (maksimum, minimum & optimum) untuk prtumbuhannya. Berdasar temperatur m.o terbagi atas golongan psikrofil (<50C optimum serupa mesofil), mesofil (optimum antara 250C dan 370C) dan termofil (optimum antara 550C dan 650C) . Tekanan osmotik, pada umumnya m.o mempunyai daya adaptasi yang cukup terhadap tekanan osmotik dari lingkungan hidupnya. Protoplasma m.o yang normal mempunyai kadar solute yang lebih tinggi dari tekanan osmotik lingkungan hidupnya. Kedaan ini menyebabkan kecenderungan air masuk ke sel, sehingga turgor sel dapat dipertahankan. Tegangan permukaan, hal ini berkaitan dengan kelembaban dimana distribusi m.o dalam tanah tidak merata dan terutama terdapat pada bagian organik dari partikel tanah yang mengandung cukup air. Dalam hal ini bahan organik sebagai sumber nutrien dan air berfungsi dalam metabolisme m.o (transpor nutrien dari luar sel ke dalam sel dan untuk proses metabolisme). Di dalam tanah, m.o umumnya aktif pada kelembaban > 15 bar (kapasitas lapang 1/3 bar, titik layu 15 bar). Beberapa m.o yang termasuk fungi dan khamir dapat tumbuh pada tekanan 70 bar.

Fenomena adsorpsi, partikel liat sering berukuran sama dengan ukuran bakteri, bahkan liat bisa lebih kecil. Bakteri dan liat mempunyai muatan sehingga keduanya dapat berinteraksi, sebab muatan pada sel dan liat terpolarisasi atau diperantarai oleh ion metal.

Air, mempengaruhi aktivitas m.o sebab air merupakan komponen utama dari protoplasma. Air yang berlebih akan membatasi pertukaran gas sehingga menurunkan suplay O2, lingkungan akan menjadi anaerob. pH, mempengaruhi tidak saja aktivitas m.o tetapi juga keragaman spesiesnya. Aktivitas enzim mikroba tergantung kepada ion H+, oleh karena itu pH tanah mempengaruhinya. Contoh Streptomyces (Actinomycetes) tidak akan tumbuh pada pH < 7,5. Pada umumnya kebanyakan m.o tumbuh optimum pada kisaran pH 6 8. Meskipun demikian m.o juga masih dapat tumbuh dengan baik diluar kisaran pH tersebut. Fungi umumnya lebih tahan terhadap pH masam, bakteri belerang dapat tumbuh pada pH 0 1, sebaliknya Actinomycetes sangat peka terhadap pH < 5. Nutrien (hara), berpengaruh terhadap pertumbuhan m.o, sebab didalam proses sintesa protein (enzim), m.o dapat terpengaruh oleh kondisi tersedianya nutrien. Terjadinya perubahan nutrien dapat menyebabkan perubahan komponen sel (RNA), protein dan kecepatan tumbuh (medium kaya, medium miskin). Bahan organik dan unsur hara esensial merupakan bahan yang diperlukan didalam proses metabolisme m.o tanah. Kecepatan m.o tanah dalam menggunakan bahan organik jika kondisi lingkungan sesuai maka dengan naiknya kadar bahan organik di dalam tanah makin besar pula kecepatan dekomposisinya.

Disamping sifat fisik dan kimia tanah, faktor biologi juga mempengaruhi pertumbuhan m.o, seperti interaksi antara m.o dan pengaruh tumbuhan tingkat tinggi. 1. Interaksi antara mikroorganisme

Netralisme: tidak terpengaruh satu dengan yang lain. Ex. Lactobacillus dan Streptococcus. Kompetisi : 2 populasi saling berkompetisi untuk memperoleh sumber makanan yang serupa dalam wadah yang sama. Ex. Kompetisi antara inokulum Rhizobium dengan strain Rhizobium yang terdapat di dalam tanah. Mutualisme: 2 populasi yang saling mempengaruhi dan menguntungkan satu dengan yang lain. Jika hidup terpisah keduanya kurang dapat atau tidak dapat mempertahankan diri. Ex. Simbiosis antara bakteri penambat N dengan bakteri fotosintetik (Lactobacillus arabinosus dan Streptococcus faecalis). Simbiosis antara jamur dan ganggang yang disebut Lichenes. Rhizobium dengan leguminose. Komensalisme: Interaksi yang positif bagi salah satu populasi, dimana satu spesies mendapat keuntungan sedangkan spesies lain tidak dirugikan. Spesies yang untung disebut komensal, spesies yang memberi keuntungan disebut hospes (inang). Komensal tidak dapat hidup tanpa hospes. Ex. Chlorella dapat mendukung pertumbuhan Pseudomonas. Saccharomyces dengan Acetobacter, dimana Saccharomyces menghasilkan alkohol yang mutlak bagi Acetobacter. Amensalisme (antagonisme): Interaksi dimana salah satu populasi terhambat sedangkan populasi lain dalam asosiasi tersebut tidak terpengaruh. Ex. Antibiotik yang dihasilkan oleh suatu kultur menghambat kultur lain. Streptococcus lactis yang menghasilkan asam susu akan menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis. Spesies

yang terhambat pertumbuhannya disebut amensal dan yang menghambat disebut antagonis. Sinergisme: 2 spesies hidup bersama dan saling menguntungkan. Ex. Ragi untuk membuat tape yang terdiri atas beberapa spesies (Aspergillus, Saccharomyces Candida, Hansenula, Acetobacter). Masing-masing spesies mempunyai kegiatan sendiri sehingga amilun berubah menjadi gula, menjadi asam organik, alkohol dll. Parasitisme: Hanya menguntungkan satu pihak. Ex. Virus yang merupakan parasit pada bakteri. Virus tidak dapat hidup diluar bakteri atau sel hidup lain. Predatorisme: Pemangsa. Ex. Amuba merupakan pemangsa (predator) bakteri. Predator tidak dapat hidup tanpa mangsa.

Meskipun demikian, bentuk hubungan seperti di atas sering tidak jelas, sebab ada bentuk hubungan satu yang merupakan suatu fase untuk berubah menjadi bentuk hubungan yang lain. Ex. Mutualisme pada lichenes dapat berubah menjadi parasitisme. 1. Pengaruh tumbuhan tingkat tinggi Lingkungan hidup di daerah sistem akar yang disebut rhizosfer, pada daerah ini kegiatan biolgi paling aktif. M.o tidak hanya tumbuh baik pada rhizosfir tetapi juga pada permukaan akar dan bagian tanah yang melekat pada permukaan akar (rhizoplane) Tampaknya akar tanaman sangat mempengaruhi kegiatan bakteri dibandingkan fungi. Bakteri gram negatif sangat dipengaruhi oleh perakaran. Bakteri gram positif menurun jumlahnya didaerah perakaran. Pengaruh perakaran terhadap fungi bersifat selektif. Ex. Tumbuhan pisang menghambat pertumbuhan miselium dan spora dari Fusarium oxysporum. Mikroorganisme di daerah perakaran terjamin hidupnya karena eksudat yang dihasilkan oleh akar tanaman Ex. Asam amino, asam organik (asetat, laktat, butirat, fumarat, glikolat dll), karbohidrat (arabinosa, fruktosa, galaktosa, maltosa dll), faktor tumbuh (biotin, inositol, nikotinat dll), ensim (amilase, fosfatase, dan protease) dan senyawa lain termasuk sisa-sisa akar yang mati. Ex. Kapas menghasilkan inositol, Jagung menghasilkan fosfatase dan protease. Bahan-bahan tersebut berfungsi sebagai sumber energi, karbon, nitrogen dan faktor tumbuh bagi m.o tanah. Perlu diketahui pula bahwa akar tanaman tertentu dapat pula menghasilk- an agensia penghambat pertumbuhan m.o (ex. Penghambat kegiatan bakteri nitrifikasi). Mikroorganisme di daerah rhizosfer dapat juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik + maupun - . Pembentukan CO2 dan asam organik dan anorganik di daerah perakaran oleh m.o dapat berfungsi melarutkan nutrien anorganik bagi tanaman. Namun kompetisi akan O2 oleh m.o aerob dan juga pembentukan CO2 dapat mempengaruhi petumbuhan akar sehingga mengakibatkan kecepatan pengambilan nutrien dan air terhambat. Beberapa m.o dapat memperbaiki ketersediaan fosfat bagi tanaman, yaitu dengan melarutkan senyawa yang mengandung fosfat (VAM, Pseudomonas putida, Bacillus megatherium) yang melepaskan orthofosfat dari P-organik atau anorganik.

Asimilasi Mn, Fe, Zn dan K oleh tumbuhan juga menjadi lebih baik dengan adanya pertumbuhan bakteri heterotrof. Beberapa bakteri melakukan asosiasi simbiotik dengan tumbuhan (ex. Bakteri bintil akar Rhizobium). Pelarutan P oleh m.o karena adanya asam-asam yang dihasilkan (ex.asam -ketoglukonat oleh bakteri dan asam sitrat dan oksalat oleh fungi). Peranan mikroorganisme dalam pengelolaan tanah Produktivitas tanaman sangat erat kaitannya dengan kemampuan tanaman dalam menyerap air dan unsur hara secara efisien dari tanah. Kegiatan akar ditentukan oleh suatu kumpulan proses biologi terpadu. Oleh karena itu pendekatan bioteknologi yang memanfaatkan m.o merupakan pendekatan baru dalam mengatasi berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan secara efisien dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini. Pemanfaatan m.o menawarkan teknik-teknik yang memungkinkan untuk memantapkan agregat tanah, meningkatkan serapan unsur hara, mengendalikan patogen dalam tanah dan mempercepat pelapukan limbah organik padat tanpa menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. a. Mikroorganisme pemantap agregat Stabilitas agregat pada umumnya meningkat dengan makin banyaknya jumlah m.o (Lynch,1987). Hal ini dapat dilihat dari penambahan jumlah bakteri (Azotobacter chroococcum dan Pseudomonas sp.) dan ragi (Lypomyces starkeyi) yang ternyata meningkatkan stabilitas agregat terhadap kekuatan air. Sebaliknya tanah yang ditambah jenis jamur (Mucor hiemalis) menunjukkan hasil yang berbeda. Pada jumlah penambahan yang sama, jamur justru menurungkan stabilitas agregat. Mekanisme ini belum jelas namun suatu hipotesis yang diajukan untuk menerangkan hal tersebut. Pada kondisi alamiah suatu populasi m.o mengikat pertikel tanah, peningkatan jumlah m.o mendorong terbentuknya perekatan (cementation) petikel tersebut. Dengan adanya jamur perekatan ini tidak terjadi, karena hifa jamur akan menghalangi kontak antara partikel tanah dengan bakteri disekelilingnya. Namun dalam kondisi yang lain, hifa jamur dapat melindungi agregat primer yang dibentuk oleh perekatan bakteri untuk membentuk agregat sekunder. Di alam,bahan perekat yang dijumpai jarang yang berupa m.o saja, tetapi umumnya berkombinasi dengan ikatan asam organik (Hillel, 1982). b. Mikroorganisme pendorong serapan hara Pemanfaatan m.o tanah untuk meningkatkan efisiensi serapan hara oleh akar tanaman pada umumnya melalui peningkatan kelarutan unsur hara yang dibutuhkan tanaman baik yang berasal dari pupuk maupun yang berasal dari mineral tanah dan atau peningkatan kemampuan akar menyerap hara. Hal ini berkaitan dengan bakteri pelarut hara dan yang berkaitan dengan jamur mikoriza. Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. adalah jenis bakteri yang mampu meningkatkan kelarutan fosfat dalam tanah. Namun menurut Lynch (1983) jenis yang pertama mampu

mengakumulasi nitrit, sehingga dapat meracuni tanaman. Pseudomonas fluorescens-putida mampu membentuk koloni di rhizosfer dengan cepat sehingga dapat meningkatkan hasil kentang, bit gula dan lobak sebanyak 144 %. Pada tanaman kedelai kombinasi antara Pseudomonas putida dan Azospirillum sp. meningkatkan serapan N dan P. Pemberian bakteri pelarut fosfat juga meningkatkan laju pertumbuhan bibit lamtoro, meningkatkan ketersediaan fosfat pada tanah ber pH tinggi >7 dan kadar P tanah tersedia tinggi (95 ppm). Bacillus sp. mampu meningkatkan serapan P tanaman pinus 1,5 kali pada tanah yang tidak dipupuk dan > 8 kali lipat pada tanah yang dipupuk dengan trikalsium fosfat. Mikroorganisme tertentu juga dapat meningkatkan kelarutan sulfat, mangan, besi dan silikat. Jenis bakteri yang terlibat dalam pelarutan masing-masing unsur dapat dilihat pada Tabel 2. Jamur mikoriza, mampu memperbaiki nutrisi tanaman seperti P dan unsur mikro Zn, Cu, dan Fe. Hal ini terjadi melalui percepatan pertumbuhan akar dengan adanya simbiosis jamur tersebut. Namun demikian pada kenyataannya, masih Tabel 2. Beberapa jenis bakteri yang berperan penting dalam proses pelepasan unsur hara dalam tanah. Unsur hara Mn Fe S Si Reaksi Oksidasi Oksidasi Reduksi Oksidasi Alterasi Jenis bakteri Corynebacterium sp. Pseudomonas sp. Citrobacter freundii Leptospirillum sp Thiobacillus ferroxidans Desulfovibrio desulfuricans T. ferroxidans Sulfolobus spp Arthrobacter Bacillus Nocardia Pseudomonas sp. sulit mengembangkan jamur mikoriza VA dalam biakan, sehingga sebagian besar aspek genetiknya belum dapat diketahui. Jamur mikoriza sangat peka terhadap pH tanah, sehingga pemanfaatannya secara efektif perlu disertai pengapuran. Serapan P bibit tanaman kakao dan kelapa sawit meningkat dengan adanya jamur mikoriza VA.

Lime Stone adalah salah satu material yang sering dijumpai dibanyak tempat tersebar diseluruh indonesia. Untuk membuat suatu konstruksi perkerasan diperlukan bahan material yang baik dan memenuhi syarat sehingga dapat dihasilkan suatu konstruksi perkerasan yang kuat stabil dan tahan lama sesuai dengan umur rencana jalan tersebut. Tanah dasar jalan adalah salah satu dari faktor awal yang harus diperhatikan, oleh karena badan jalan akan ditaruh diatasnya. Apabila terjadi masalah pada subgrade akan berakibat pada banyak masalah kerusakan jalan yaitu mulai dari jalan bergelombang , perkerasan retak yang akan diikuti terjadinya lubang. Perbaikan yang dilakukan akan memerlukan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu hindari kesalahan konstruksi tanah dasar sehingga tidak harus mengeluarkan biaya yang besar dalam pada saat pemeliharaan. Subgrade harus kuat dan stabil, oleh karena itu perlu dilakukan peyelidikan tanah untuk mengetahui apakah tanah tersebut layak sudah memenuhi syarat sebagai sugrade. Apabila tanah tidak memenuhi syarat misalnya CBR terlalu rendah dibawah 4 % maka perlu distabilisasi terlebih dahulu. Stabilisasi bisa menggunakan batu kapur atau lime stone. Stabilisasi ini bisa dilakukan dengan dua cara yang pertama dengan mengganti sebagian tanah dasar ini dengan Lime stone cara kedua dengan mencampur lime stone dengan tanah dasar. Lime stone mempunyai CBR cukup tinggi yaitu minimal bisa mencapai 20%. Mencampur tanah dengan lime stone hasilnya akan sangat baik kalau tanah mengandung clay yang tinggi. Hal ini terjadi karena akan terjadi reaksi Pozzolan antara kapur dan tanah yang akan menaikan nilai CBR tanah, sehingga akan diperoleh lapisan tanah yang lebih kuat dan stabil. Penggunaan Lime Stone sudah banyak dilakukan karena sifat sifat lime stone jauh lebih baik daripada tanah pada umumnya. Sifat kapur yang mempunyai indeks plastisitas rendah adalah salah satu sisi posistip dari Lime Stone. Tanah yang distabilisasi dengan Lime Stone akan lebih mudah dikerjakan tidak lengket dengan roda truk. Sehingga kondisi tanah bisa dilalui oleh truk tanpa menunggu tanah benar benar kering. Kekuatan reaksi pozzolan ini akan berlangsung cukup lama sehingga tanah yang distabilisasi dengan kapur akan mempunyai kekuatan yang cukup baik terlebih bila dilakukan percobaan terlebih dahulu di laboratorium sehingga bisa diketahui seberapa banyak lime stone yang dibutuhkan dalam campuran tsb. Percobaan ini mencari nilai optimum dari campuran. Percobaan ini akan mencoba beberapa campuran dengan berbagai komposisi tanah dan kapur. Hasilnya adalah sebuah grafik yang akan memperlihatkan kadar Lime stone yang terbaik dilihat dari tingkat kekuatan atau nilai CBR yang dicapai.

Horizon Tanah Tanah Horizons (lapisan): Tanah terdiri dari lapisan berbeda horisontal, pada lapisan yang disebut horizons. Mereka mulai dari kaya, organik lapisan atas (humus dan tanah) ke lapisan yang rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan regolith bedrock).

O Horizon - Bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas (decomposed masalah organik). A Horizon - juga disebut lapisan tanah, yang ditemui di bawah cakrawala O dan E di atas cakrawala. Bibit akar tanaman tumbuh dan berkembang dalam lapisan warna gelap. Itu terdiri dari humus (decomposed masalah organik) dicampur dengan partikel mineral. E Horizon - Ini eluviation (leaching) adalah lapisan warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam proses eluviation). B Horizon - juga disebut lapisan tanah sebelah bawah - ini adalah lapisan bawah dan di atas E Horizon C Horizon. Mengandung tanah liat dan mineral deposit (seperti besi, aluminium oxides, dan calcium carbonate) yang diterima dari lapisan di atasnya ketika mineralized bertitisan air dari tanah di atas. C Horizon - juga disebut regolith: di lapisan bawah dan di atas Horizon B R Horizon. Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini. R Horizon - The unweathered batuan (bedrock) yang lapisan bawah semua lapisan lainnya.

Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Kata tanah seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam

pengertian tradisional tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang keliatan atau tidak. Pengertian ini masih merupakan arti yang paling umum dari kata tersebut, dan perhatian yang terbesar pada tanah terpusat pada pengertian ini. Orang menganggaptanah adalah penting, oleh karena tanah mendukung kehidupan tanam-tanaman yang memaso pangan, serat, obat-obatan, dan berbagai keperluan lain manusia, juga karena mampu menyaring air serta mendaur ulang limbah. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus membeku, atau tertutup air dalam, atau pada lapisan es terbuka suatu glester. Dalam pengertian ini, tanah memiliki suatu ketebalan yang ditentukan oleh kedalaman akar tanaman. Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami (Soil Survey Staff, 1999). Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman. gambar di bawah adalah gambar faktor pembentuk tanah.

Menurut Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat, Tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya. Ada tiga hal penting yang dari definisi ini:

Tanah itu terbentuk dan berkembang dari proses-proses alami Adanya diferensiasi profil tanah membentuk horizon-horizon Terdapat perbedaan yang menyolok antara sifat-sifat bahan induk dengan horizonhorizon tanah yang terbentuk terutama dalam hal morfologi, kimiafi, fisik dam biologinya. Gambar di bawah adalah gambar tingkat-tingkat perkembangan tanah.

Darmawijaya (1990) mendefinisikan tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup, taua bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang diannggap tidak mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang terlalui dalam (secara tipikal lebih dari 2.5 m) untuk pertumbuhan tanam-tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area-area tandus, batuan atau es. Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya, adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersusun dari horizon-horizon dekat permukaan bumi yang berbeda kontras tehadap bahan induk di bawahnya, telah mengalamiperubahan interaksi antara iklim, relief dan jasad hidup selama waktu pembentukannya.

Anda mungkin juga menyukai