Anda di halaman 1dari 4

RBM=Red Bone Marrow Anemia merupakan suatu kondisi saat kapasitas pengangkutas oksigen darah berkurang.

Seluruh jenis anemia ditandai dengan reduksi dari jumlah sel darah merah, atau turunnya konsentrasi hemoglobin dalam darah. Penderita akan merasa lemah, dan timbul intoleransi terhadap suhu yang rendah, yang keduanya berhubungan dengan kurangnya oksigen yang diperlukan untuk ATP dan produksi panas. Kulit penderita juga akan terlihat pucat, karena rendahnya kadar pemberi pigmen merah, hemoglobin, yang bersirkulasi di pembuluh darah pada kulit. Dari beberapa penyebab penting anemia diantaranya:

Absorbsi besi yang tidak adekuat, kehilangan besi dalam jumlah besar, peningkatan kebutuhan besi, atau asupan besi yang tidak sufisienmenyebabkan anemia defisiensi besi, jenis anemia yang paling sering terjadi. Perempuan memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita anemia defisiensi besi akibat hilangnya darah melalui menstruasi dan naiknya kebutuhan besi pada kandungan saat masa kehamilan. Gangguan saluran pencernaan, seperti pada malignansi atau ulserasi, juga berperan pada anemia jenis ini. Asupan vitamin B12 atau asam folat yang tidak adekuat menyebabkananemia megaloblastik dimana RBM memproduksi sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblast). Anemia jenis ini juga dapat disebabkan oleh pemekaian obat-obatan yang mempengaruhi sekresi zat-zat dari saluran pencernaan, atau obat-obatan yang digunakan dalam terapi kanker. Gangguan hematopoiesis yang disebabkan ketidakmampuan organ pencernaan untuk memproduksi faktor intrinsik, yang diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 di usus halus, menyebabkan anemia pernisiosa. Kehilangan sel darah merah dalam jumlah banyak akibat pendarahan besar, ulser lambung, atau menstruasi berat dapat menyebabkan anemia hemoragik. Membran plasma sel darah merah rusak prematur dalam anemia hemolitik. Hemoglobin yang dilepaskan kedalam plasma dapat menyebabkan kerusakan pada unit penyaringan ginjal (glomeruli). Kondisi ini dapat disebabkan defek keturunan seperti enzim sel darah merah yang abnormal, atau dari agen ekstrinsik seperti parasit, toksin, atau antibodi dari darah transfusi yang tidak cocok. Defisiensi sintesis hemoglobin terjadi pada thalassemia, suatu jenis anemia hemolitik yang diturunkan. Sel darah merah kecil (mikrositik), pucat (hipokromik), dan berumur pendek. Kerusakan pada RBM menyebabkan anemia aplastik. Keadaan ini dapat disebabkan oleh toksin, radiasi gamma, dan beberapa jenis pengobatan yang menghambat kerja enzim yang diperlukan dalam hematopoiesis.

Gejala Anemia Gejala anemia muncul ketika Hb<7 Gejala anemia dapat dibagi menjadi 3 golongan besar : 1. Gejala Umum anemia atau sindrom anemia a. Sistem kardiovaskuler Lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak waktu kerja, angina pectoris, dan gagal jantung b. Sistem saraf

Sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabel, lesu, perasaan dingin pada ekstremitas c. Sistem urogenital Gangguan haid dan libido menurun d. Epitel Warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut tupis dan halus 2. Gejala khas masing-masing anemia 3. Gejala penyakit dasar yang menyebabkan anemia Diagnostik Pendekatan diagnostic untuk penderita anemia yaitu berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya. 1. Anamnesis Pada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan kilia atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit keluarga juaga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor keturunan. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh Perhatian khusus diberikan pada a. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami b. Kuku : koilonychias (kuku sendok) c. Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah e. Limfadenopati, hepatomegali, splenomegali 3. Pemeriksaan laboratorium hematologi a. Tes penyaring 1. Kadar hemoglobin 2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC) 3. Hapusan darah tepi

b. Pemeriksaan rutin 1. Laju endap darah 2. Hitung deferensial 3. Hitung retikulosit c. Pemeriksaan sumsum tulang d. Pemeriksaan atas indikasi khusus 1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin 2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12 3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb 4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia 5. Diatesa hemoragik : tes faal hemostasis 4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri 5. Pemeriksaan penunjang lainnya a. Biopsy kelenjar PA b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan Penatalaksanaan Pada prinsipnya terapi anemia terdiri dari : 1. Terapi untuk mengatasi keadaan gawat darurat a. Anemia dengan payah jantung b. Sebaiknya diambil dulu specimen untuk pemeriksaan sebelum terapi atau transfuse diberikan 2. Terapi suportif : memperkuat daya tahun tubuh 3. Terapi khas untuk masing-masing anemia, misalnya besi untuk anemia defesiensi besi 4. Terapi untuk mengobati penyakit dasar 5. Terapi ex juvantivus : terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi ini berhasil berarti diagnosis dapat dikuatkan. Terapi hanya dilakukan jika tidak tersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi dan harus diawasi dengan ketat.

Kriteria Anemia Laki dewasa Wanita tidak hamil Wanita hamil Hb<13 Hb<12 Hb<11

Anda mungkin juga menyukai