Anda di halaman 1dari 1

Data kerusakan akibat banjir bandang berdasarkan BPBD Padang, warga yang mengungsi sekitar 3.

606 jiwa, terbanyak di Kecamatan Nanggalo.

Sedangkan rumah penduduk yang terkena dampak bencana, yakni rusak berat 95 unit dan rusak sedang 172 unit dan rusak ringan 249 unit. Sarana fasilitas umum, ruangan sekolah satu unit rusak berat, dan jalan rusak berat terdapat enam titik, jembatan rusak berat lima titik dan satu rusak sedang.

Selanjutnya irigasi rusak berat tercatat 11 titik dan rusak sedang satu titik, rumah ibadah (masjid dan mushala) sebanyak 11 unit rusak berat dan rusak ringan empat unit.(4)

Kemudian rumah ibadah mengalami kerusakan sebanyak 15 unit (11 unit rusak berat dan empat unit rusak ringan). Bangunan irigasi mengalami kerusakan sebanyak 12 unit dengan rincian 11 unit rusak berat dan satu rusak sedang. Infrastruktur jembatan yang mengalami kerusakan ada enam unit (lima rusak berat dan satu rusak sedang. Selanjutnya tujuh unit payang nelayan yang hilang dan 28 mesin "longtail" hilang dan rusak berat. Walikota Padang, Fauzi Bahar, mengatakan, banjir bandang yang menerjang rumah masyarakat dan areal pertanian di enam kecamatan di Kota Padang telah menyebabkan kerugian sekitar Rp263 miliar lebih. Kerugian terdapat pada beberapa sektor, infrastruktur, pendidikan, pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan serta perumahan masyarakat. Rincian bidang Infrastruktur total kerugiannya Rp253,9 miliar, terdiri atas jembatan Rp54 miliar, jalan Rp30,1 miliar, irigasi Rp33,5 dan sungai Rp135 miliar. Bidang pendidikan nilai kerugiannya sekitar Rp920 juta, bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perkebunan Rp5,5 miliar dan permukiman Rp4,3 miliar.

Menyusul tragedi gempa dan tsunami di aceh dan sekitarnya, keluar Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana. Badan ini selain memiliki fungsi koordinatif juga didukung oleh pelaksana harian sebagai unsur pelaksana penanggulanagn bencana. Sejalan dengan itu, pendekatan melalui paradigma pengurangan resiko merupakan jawaban yang tepat untuk melakukan upaya penanggulangan bencana pada era otonomi daerah. Dalam paradigma ini, setiap individu diperkenalkan dengan berbagai ancaman yang ada di wilayahnya, bagaimana cara memperkecil ancaman dan kerentanan yang dimilki, serta meningkatkan kemampuan masyarakatdalam menghadapi ancaman.

Anda mungkin juga menyukai