Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN HASIL PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN II DI DESA LAM ASAN KECAMATAN BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR

OLEH KELOMPOK : V 1. FAHRISAL AKBAR 2. RAHMI 3. LIZA AMALIA PUTRI 4. NAZRIATI 5. LAILITA ROZA 6. EFRIDA YULIA 7. RIANA DEWI 8. SAS DAHLIA SUDIRMAN 9. ZULFIRA 10. ISKANDAR 11. PUTRI WAHYUNI 12. NELLI ZAHARA 13. SEPTRIA WAHYUNI 14. HAYATUN WARDANI 15. IDA FITRI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH 2007

Halaman Persetujuan

HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan ini telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan team penguji seminar PBL- II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh

Oleh Kelompok : V 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. FAHRISAL AKBAR RAHMI LIZA AMALIA PUTRI NAZRIATI LAILITA ROZA EFRIDA YULIA RIANA DEWI SAS DAHLIA SUDIRMAN ZULFIRA ISKANDAR PUTRI WAHYUNI NELLI ZAHARA SEPTRIA WAHYUNI HAYATUN WARDANI IDA FITRI

Banda Aceh, 5 April 2007 Dosen Pembimbing

( IBRAHIM LAWEUENG HS, SKM, MNSc)

KATA PENGANTAR

Assalamulaikum wr.wb Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT dzat yang Maha Mengetahui dan Mengurusi seluruh makhluk- Nya, karena atas rahmat dan hidanyah- Nya serta kemudahan dari- Nya sehingga laporan PBL- II dapat diselesaikan dengan baik. Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL) II merupakan wadah untuk lebih memahami secara langsung cabang- cabang Ilmu Kesehatan Masyarakat yang ada di masyarakat seperti Kesehatan Lingkungan, Epidemiologi, Gizi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Kerja, Penyuluhan Kesehatan dan lain sebagainya. Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL) II yang dilaksanakan ini ialah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL) I sebelumnya. Karena itu, PBL- II ini merupakan aplikasi dari berbagai teori perencanaan kesehatan yang berhungan dengan cara- cara : menemukan, menganalisis da menetapkan prioritas masalah serta mensosialisasikan permasalahan tersebut pada masyarakat setempat. Penyelesaian laporan PBL II ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak, mulai dari tahap awal hingga selesai. Untuk itu, melalui tulisan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Muhammadiyah Aceh.

2. Bapak Pembantu Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh. 3. Bapak Koordinator dan Tim Pelaksana PBL- II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh. 4. Bapak Ibrahim Laweueng HS, SKM, MNSc selaku Dosen Pembimbing kelompok V 5. Bapak Mukhtar Yacob. S.Sos selaku Camat Baitussalam 6. Bapakselaku Kepala Desa Lam Asan 7. Bapak..selaku Kepala Dusun Cot Cawan 8. Bapak..selaku Kepala Dusun Meunasah Tuha 9. Bapakselaku Kepala Dusun Lampoh Raya 10. Seluruh Mahasiswa peserta PBL- II tahun 2007 11. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung ikut membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan hasil lapran PBL- II sehingga dapat bermanfaat. Semoga bantuan dan bimbingan yang diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Banda Aceh, 5 April 2007 Wassalam

Kelompok V

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I 1.1 1.2 1.2.1 1.2.2

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Tujuan Umum Tujuan Khusus

BAB II 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

HASIL PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN II Keadaan Umum Identifikasi Masalah Analisis Masalah Prioritas Masalah Penyebab Masalah Altenatif Pemecahan Masalah

BAB III

PEMBAHASAN

BAB IV 4.1 4.2

PENUTUP Kesimpulan Saran

LAMPIRAN- LAMPIRAN A. B. C. Tabel Gambar Grafik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk menentukan dan mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat, maka setiap mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh diwajubkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yang disebut juga dengan Pengalaman Belajar Lapangan. Pengertian PBL itu sendiri merupakan suatu bentuk aplikasi belajar mengajar yang dilaksanakan dilapangan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuannya secara langsung kemasyarakat dalam bentik praktek dan dapat berdampak nyata dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Pada kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL) II yang merupakan kelanjutan dari Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL) I, kami kelompok V( lima) ditempatkan di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum PBL- II mampu menentukan masalah kesehatan lingkungan

a. Mahasiswa

masyarakat yang mencakup rumah, drainase, Sistem Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) dan prasarana penunjangan lainnya yang berpedoman pada standar kesehatan yang berlaku. b. Mahasiswa mampu memberikan alternative pemecahan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan dan mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi intervensi yang dilakukan pada masyarakat dalam memecahkan masalah tersebut dilokasi PBL- II.

1.2.2

Tujuan Khusus PBL- II

a. Mahasiswa mampu menentukan masalah kesehatan khususnya yang behubungan dengan Kesehatan Lingkungan b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan kesehatan lingkungan yang ada pada lokasi PBL- II c. Mahasiswa mampu meresume hasil Pengalaman Belajar ( PBL) II dan menyusun laporan atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

BAB II HASIL PENGALAMAN BALAJAR LAPANGAN II 2.1 Gambaran Umum Desa Lam Asan Klieng adalah salah satu desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Propinsi Naggroe Aceh Darussalam yang mempunyai luas 31 Ha dengan dengan batas- batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Lampineung dan Desa Labuy

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Miruek Lamreudeup c. Sebelah Timur berbatasan dengan d. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Darussalam : Desa Klieng Meurya

Pada awal mula Desa Lam Asan Klieng tergabung dalam Kecamatan Darussalam, terdapat 2 nama Desa Lam Asan , yaitu Lam Asan Klieng dan Lam Asan Bung. Maka untuk memperjelas perbedaan antara keduanya maka ditambahlah kata Klieng dibelakang nama Desa Lam Asan sehingga menjadi Lam Asan Klieng karena juga bersebelahan dengan Desa Klieng Meurya. Desa Lam Asan Klieng terbagi atas 3 dusun, yaitu : a. Dusun Meunasah Tuha Meunasah Tuha ini merupakan meunasah yang pertama kali dibangun di Desa Lam Asan Klieng . Saat ini meunasah tersebut sudah dijual kepada salah satu warga dan sekarang sudah dijadikan tempat tinggal atau hunian pribadi. Kemudian setelah masyarakat memiliki meunasah yang baru, meunasah yang lama diberi nama dengan Meunasah

Tuha. Karena Meunasah Tuha sangat legendaris, maka akhirnya warga memberi nama wilayah dusun tersebut dengan nama Dusun Meunasah Tuha. b. Dusun Lampoh Raya Lampoh Raya adalah sebuah kebun yang diperkirakan lebih dari 5 Ha dan dimiliki oleh salah satu warga. Lampoh Raya mempunyai arti kebun yang luas. Lokasi wilayah ini terletak dibagian Selatan Desa Lam Asan Klieng , maka warga memberi nama dusun dikawasan tersebut dengan sebutan Dusun Lampoh Raya ( dusun dengan kebun yang luas) c. Dusun Cot Cawan Dusun Cot Cawan terletak didaerah yang agak tinggi dari pada area lainnya di Desa Lam Asan Klieng . Di daerah ini banyak ditemukan peninggalan- peninggalan bersejarah seperti cawan ( cangkir/ mangkuk) terbuat dari logam yang ditanam didalam tanah oleh nenek moyang Desa Lam Asan Klieng pada masa dahulu. Sampai saat ini pun terkadang masih ada ditemukan cawan- cawan cantik didalam tanah tersebut. Oleh karena agak cot ( tinggi ) maka diberilah nama dusun dengan sebutan Dusun Cot Cawan. Desa Lam Asan Klieng memiliki jumlah penduduk 409 jiwa dengan 87 KK. Namun setelah terjadinya bencana alam Gempa dan Gelombang Tsunami jumlah penduduk Desa Lam Asan Kling menjadi 379 jiwa dengan 101 KK. Setelah 3 tahun terakhir, jumlah penduduk Desa

Lam Asan Klieng bertambah lagi menjadi 397 dengan 105 KK dan diantara sekian banyak penduduk di Desa Lam Asan Klieng tersebut terdapat 1 unit dipergunakan. Rata- rata tingkat pendidikan masyarakat daerah tersebut adalah lulusan sekolah menengah kebawah dimana sebagaian besar penduduk bekerja sebagai pekerja pada pabrik batu bata yang ada didaerah tersebut, nelayan dan pegawai. Polindes yang baru selesai dibangun dan belum

2.2 Identifikasi Masalah 2.2.1 Prasarana Umum Terdapat beberapa prasarana umum di Desa Lam Asan Klieng, diantaranya parsarana jalan umum dimana konstruksi jalannya berkerikil sehingga jika tiba musim hujan maka jalan tersebut akan becek demikian juga sebaliknya jika musim kemarau tiba maka jalan tersebut akan berdebu dan akan sangat membahayakan warga yang memiliki rumah disekitar jalan tersebut karena akan terhirup debu sehingga dapat menyebabkan radang bahkan infeksi pada saluran pernafasan. Prasarana umum lain yang terdapat di Desa Lam Asan Klieng yaitu Meunasah dimana Meunasah inilah yang dijadikan sebagai tempat peribadatan seluruh warga masyarakat Desa Lam Asan Klieng. Bangunan meunasah tersebut dibangun atas bantuan dari Mercy Corps berkonstruksi beton dan memiliki ventilasi udara yang baik, lantainya bersih dan fasilitas yang dimiliki meunasah

juga tersedia seperti kran air tempat masyarakat mengambil air wudhu untuk shalat. Spal masih dalam tahap rekonstruksi Namun ada satu yang tidak tersedia dimeunasah yang baru dibangun atas bantuan salah satu NGO tersebut yaitu bak penampungan air. Sebagian warga agak kaku jika mengambil air wudhu dengan menggunakan kran air, mereka lebih suka jika untuk mengambil air wudhu langsung dari bak penampungan air.

2.2.2 Rumah dan Tempat Tinggal A. Status Kepemilikan Rumah Rumah yang dibangun oleh " Samaritan's Purse " sebanyak 152 unit dimana dalam penanganannya tersebut ada yang langsung dibangun diatas rumah yang sudah tidak ada lagi karena hancur akibat bencana alam dan ada juga yang penanganannya yaitu melalui perbaikan dan pembersihan lahan. Adapun rumah yang penanganan langsung di bangun diatas site rumah yaitu 91 unit yang berlokasi dikavling perumahan eksiting dengan luas area 3.8 Ha. Sedangkan yang penanganannya melalui perbaikan dan pembersihan lahan yaitu 61 unit rumah yang berlokasi diarea tanah kosong dengan luas 4.9 Ha. Rumah yang telah dibangun oleh Samaritan's Purse saat ini telah dihuni oleh warga masyarakat Desa Lam Asan dimana status kepemilikan rumah tersebut ada yang rumah milik sendiri, rumah milik orang tua/ saudara, bahkan rumah sewa atau kontrak.

B. Jumlah Penghuni Jumlah penghuni setiap rumah di Desa Lam Asan Klieng yang telah di bangun atas bantuan dari Samaritan's Purs berbeda- beda dimana ada yang berpenghuni 2 orang bahkan lebih. C. Konstruksi Rumah. Konstruksi rumah yang dibangun di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam oleh Samaritan's Purs semuanya pemanen. Namun dari sekian banyak rumah bantuan yang dibangun oleh Samaritan's Purs yang berkonstruksi permanen tersebut, ternyata rumah tersebut tidak tahan gempa. Hal ini terbukti dengan adanya sebagian rumah yang retak setelah terjadinya gempa susulan pasca bencana alam yang terjadi pada akhir Desember 2004 yang lalu. D. Type Rumah Type rumah yang dibangun oleh Samaritan's Purs semuanya sama dan seragam yaitu type 36. E. Atap Rumah Seluruh rumah yang dibangun atas bantuan dari salah satu NGO asing yaitu Samaritan's Purs beratapkan seng. Tidak ada satupun rumah bantuan yang dibangun tersebut atapnya genteng maupun seng baja. Namun ada salah satu rumah yang beratapkan genteng, hal ini dikarenakan penghuni rumah tersebut berinisiatif mengganti sendiri atap rumahnya dengan genteng.

F. Jendela dan Lubang Angin Setiap rumah yang dibangun atas bantuan dari Samaritan's Purs memiliki jendela dan lubang angin yang memenuhi syarat. Sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan. G. Plafon Rumah bantuan yang ada pada Desa Lam Asan atas bantuan dari salah satu NGO asing tersebut memiliki plafon. Tidak ada satupun rumah bantuan yang tidak memilki plafon. H. Bahan Plafon Pada rumah bantuan yang dibangun di Desa Lam Asan Klieng tersebut adapun bahan yang digunakan untuk plafon semuanya menggunakan tripleks. Tidak ada satupun bahan plafon rumah yang menggunakan bahan asbes maupun gypsum. I. Lantai Seluruh rumah bantuan yang dibangun oleh Samaritan's Purs di Desa Lam Asan Klieng terdiri dari lantai semen. Namun ada juga rumah yang berlantaikan keramik, hal ini dikarenakan sebagian warga berinisiatif untuk menggantinya sendiri dengan keramik. J. Tinggi Ruangan Tinggi ruangan semua rumah bantuan yang dibangun oleh salah satu NGO asing dalam hal ini yaitu Samaritan's Purs memiliki tinggi yang sama yaitu 2.5 meter. Namun ada diantara warga masyarakat yang berinisiatif untuk merubahnya menjadi 2.5 3.5 meter.

K. Dinding Rumah bantuan yang dibangun oleh Samaritan's Purs yang terdapat di Desa Lam Asan Klieng dinding bangunannya telah diplaster dan dicat. Rumah bantuan yang diberikan kepada masyarakat Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitusalam terdapat beberapa ruangan yang secara keseluruhan digunakan untuk berbagai macam kegiatan. Misalnya ruangan- ruangan tersebut digunakan untuk ruang keluarga, ruang kamar tidur, kamar mandi, bahkan dapur dan lain sebagainya. Namun karena alasan sempitnya ruangan, maka masyarakat cenderung menggandakan fungsi dari sebuah ruangan. Sebagai contoh ruang keluarga dijadikan juga sebagai dapur. Oleh karena itu ada sebagian masyarakat yang menggunakan ruangan didalam rumah sebagai dapur dan ada juga sebagian masyarakat yang membangun dapur terpisah dengan ruangan lainnya. M. Ruang Tidur Luas ruang tidur untuk setiap rumah bantuan yang terdapat di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam adalah 9 meter. N. Jumlah Penghuni Ruang Kamar Tidur. Jumlah penghuni ruang kamar tidur pada rumah bantuan yang dibangun oleh Samaritan's Purs bervariasi ada yang 2 orang dalam satu kamar bahkan ada pula yang lebih. O. Ruang Makan Sebagian warga masyarakat Desa lam Asan Kecamatan Baitusalam, ruang makannya terpisah dengan ruangan lain. Dalam artian bahwa ruang tersebut hanya

digunakan untuk makan saja bukan untuk kegiatan lainnya. Namun kebanyakan dari warga masyarakat Desa Lam Asan, ruang makannya memilki fungsi ganda seperti ruang makan juga dijadikan sebagai ruang kamar tidur. P. Kondisi Luar Rumah Untuk kondisi diluar rumah setiap warga masyarakat Desa Lam Asan berbeda- beda yaitu ada yang bersih dan ada juga yang kurang bersih. Namun mayoritas kondisi diluar rumah bersih dan teratur dengan rapi. Q. Pengamanan Rumah Setiap rumah warga masyarakat ada yang menggunakan pembatas pagar ada pula yang tidak. Namun kebanyakan warga masyarakat Desa Lam Asan Kecamatan Baitussalam tidak menggunakan pembatas pagar sebagai pengamanan rumah. R. Pemanfaatan Kebun Rumah Masyarakat Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam banyak memanfaatkan kebun rumah untuk ditanami berbagai macam tumbuh- tumbuhan yang bermanfaat seperti menanam sayur- sayuran, buah- buahan, obat- obatan maupun berbagai macam bunga. Namun tidak sedikit pula warga masyarakat yang membiarkan kebun dirumahnya kosong tanpa ditanami tumbuh- tumbuhan yang bermanfaat. S. Jika Ada, Maka Tanaman Yang Ditanam Ada berbagai macam tanaman yang ditanam oleh masyarakat Desa Lam Asan Klieng untuk pemanfaatkan kebun rumahnya. Diantaranya : sayur- sayuran,

buah- buahan, tanaman obat- obatan maupun berbagai jenis bunga yang memilki nilai jual yang tinggi. T. Kondisi Dalam Rumah Kondisi dalam rumah para warga masyarakat Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam kebanyakan bersih namun ada juga sebagian yang kotor.

2.2.3 SPAL ( Sarana Pembuangan Air Limbah) A. Tempat Mandi Masyarakat Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam yang mendapat rumah bantuan dari Samaritan Purs memiliki tempat mandi yang berdinding dan beratap. B. Fasilitas Tempat Mandi Untuk fasilitas tempat mandi, masyarakat Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam ada yang menggunakan bak mandi dan ada juga yang menggunakan drum penampungan air. C. Tempat Cuci Piring Kebanyakan masyarakat Desa Lam Asan Klieng, tempat cuci piringnya bergabung dengan tempat untuk mencuci pakaian. Namun ada sebagian warga masyarakat yang menggunakan tempat khusus untuk mencuci piring. D. Tempat Cuci Pakaian Tidak jauh berbeda dengan tempat cuci piring, kebanyakan masyarakat Desa Lam Asan Klieng, tempat cuci pakaiannya bergabung dengan tempat untuk mencuci piring dan mandi.

E. Saluran Pembuangan Air Dari sekian banyak warga masyarakat Desa Lam Asan Klieng, masih ada yang tidak mempuyai saluran pembuangan air, namun mayoritas dari warga tersebut memiliki saluran pembuangan air baik yang terbuka maupun yang tertutup. F. Konstruksi Saluran Pembuangan Air Di Desa Lam Asan Klieng, konstruksi saluran pembuangan air ada yang menggunakan pipa, saluran semen maupun saluran tanah. Namun dari sekian banyak konstruksi saluran pembuangan air, saluran pembuangan air melalui saluran semenlah yang paling dominan. G. Kakus/ Jamban Warga masyarakat Desa Lam Asan Klieng mayoritasnya menggunakan jamban atau kakus untuk membuang hajat, namun dari sekian banyak masyarakat masih ada yang tidak menggunakan kakus atau jamban. H. Jarak Jamban dengan Sumur Jarak jamban dengan sumur di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam bervariasi, ada yang jaraknya lebih dari 6 meter, 6 meter, bahkan ada yang kurang dari 6 meter. I. Penampungan Akhir Pembuangan Air Limbah Penampungan akhir pembuangan air limbah di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam belum tersedia dengan baik. Sebagian masyarakat desa tersebut selama ini menjadikan sungai, parit/ selokan serta lubang besar untuk menampung pembuangan limbah.

2.2.4 Drainase Semenjak peristiwa bencana alam Gempa dan Gelombang Tsunami pada akhir 2004 yang lalu, segala macam sarana dan prasarana serta semua infrastruktur Desa Lam Asan Klieng hancur. Termasuk didalamnya drainase yang sampai saat ini sedang diusahakan untuk dibangun kembali. Di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam, drainase belum tersedia dengan baik. Walaupun demikian, tahap rekonstruksi drainase sedang dilaksanakan sampai saat ini. Pembangunan demi pembangunan sampai saat ini terus dilakukan agar seluruh sarana dan prasarana yang telah hancur akibat bencana alam dapat difungsikan kembali.

2.2.5 Sampah A. Penampungan Sampah dalam Rumah Mayoritas masyarakat Desa Lam Asan Klieng menggunakan keranjang sampah sebagai alat untuk menampung sampah didalam rumah. Namun ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan kantong plastik untuk menampung sampah didalam rumah. B. Penampungan Sampah di Luar Rumah Mayoritas masyarakat Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam menggunakan bak sampah sebagai tempat penampungan sampah diluar rumah. Namun tidak sedikit juga yang menggunakan lubang sampah dibelakang rumah sebagai tempat penampungan sampah diluar rumah.

C. Sampah Diluar Rumah Yang Telah Terkumpul Masyarakat Desa Lam Asan Klieng biasanya membakar atau menimbun sampah yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Namun kebanyakan dari masyarakat Desa Lam Asan Klieng membakar sampah tersebut ketimbang menimbunnya. D. Kondisi Tempat Penampungan Kondisi tempat penampungan sampah warga Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam mayoritasnya kering dan bersih walaupun ada juga sebagian warga yang kondisi tempat sampahnya berbau, basah dan lembab.

2.2.6 Air A. Sumber Air Barsih Pasca bencana alam Gempa dan Gelombang Tsunami pada tahun 2004 yang lalu, sumur galian di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam menjadi asin sehingga masyarakat agak sulit untuk mendapatkan air bersih yang dapat dikonsumsi untuk keperluan sehari- hari seperti minum, masak dan lain sebagainya. Namun sekarang sudah didirikan sebuah sumur bor yang diparakarsai oleh salah satu NGO dan terdapat di Meunasah Desa tersebut, sehingga akan dapat mengatasi kesulitan warga setempat yang kekurangan air bersih untuk dikonsumsi. B. Kondisi Air Kondisi air di Desa Lam Asan berubah semenjak terjadinya bencana alam pada akhir tahun 2004 lalu. Air sumur gali rasanya menjadi asin sehingga seluruh

masyarakat beralih kepada sumur bor yang dibangun di Meunasah desa tersebut untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari. Kondisi sir sumur bor yang ada di desa tersebut sangat bagus dan bisa langsung diminum tanpa hasrus terlebih dahulu dimasak. C. Kecukupan Air Air bersih yang berasal dari sumur bor dan telah tersedia di Desa Lam Asan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga desa tersebut. Namun ada sebagian warga yang berpendapat bahwa sumur bor yang telah dibangun belum dapat memenuhi kebutuhan warga setempat karena sewaktu- waktu sumur tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik, kemudian letak sumur bor yang agak jauh dari sebagian rumah warga sehingga warga setempata agak susah untuk mengambil air bersih tersebut D. Penggunaan Air Seluruh masyarakat Desa Lam Asan Klieng menggunakan air untuk keperluan sehari- hari seperti, minum,masak, mencuci pakaian, mencuci piring, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Secara keseluruhan penggunaan air di desa tersebut sangat penting untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat Desa Lam Asan Klieng sehari- hari.

2.2.7 Penyakit. Ada sebagian dari masyarakat Desa Lam Asan yang menderita berbagai macam penyakit setelah menempati rumah bantuan yang di bangun oleh Samaritan's Purs diantaranya penyakit :

a) Diare b) Demam c) Batuk d) Bintik- bintik merah e) Pilek f) Gatal- gatal Penyakit yang paling dominan diderita oleh masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang menempati ruah bantuan yang di bangun oleh Samaritan Purs adalah : Gatal- gatal. Penyakit ini banyak diderita oleh anak- anak yang tinggal dirumah bantuan tersebut. Tidak hanya anak- anak yang menderita penyakit tersebut, sebagaian orang tua juga menderita penyakit yang sama.

2.3 Analisis Masalah 2.2.3 Rumah dan Tempat Tinggal A. Status Kepemilikan Rumah

TABEL 2.1
STATUS KEPEMILIKAN RUMAH
Frequency 97 1 2 100 Percent 97.0 1.0 2.0 100.0 Valid Percent 97.0 1.0 2.0 100.0 Cumulative Percent 97.0 98.0 100.0

Valid

rumah sendiri rumah orang tua/ saudara rumah kontrak/ sewa Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, frekuensi warga masyarakat Desa Lam Asan yang status kepemilikan tumah sendiri adalah 97 dengan persentase 97% dan comulative persennya 97.% Kemudian frekuensi warga yang status

kepemilikan rumah orang tua/ saudara adalah 1 dengan persentase 1% dan comulative persennnya 98%. Untuk frekuensi warga masyarakat yang status kepemilikan rumah sewa adalah 2 dengan persentase 2% dan comulative persennya 100%. Sebagai perbandingan, maka dapat dilihat pada bar chart dibawah ini :

statuskepemilikanrumah

100

80

Frequency

60

40

20

0 rumah sendiri rumah orang tua/ saudara rumah kontrak/ sewa

statuskepemilikanrumah

B. Jumlah Penghuni TABEL 2.2 JUMLAH PENGHUNI


Frequency 35 52 13 100 Percent 35.0 52.0 13.0 100.0 Valid Percent 35.0 52.0 13.0 100.0 Cumulative Percent 35.0 87.0 100.0

Valid

2 orang 3- 5 orang >5 orang Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel 2.2 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi penghuni rumah bantuan Samaritan's Purs yang berjumlah 2 orang adalah 35 dengan persentase 35% dan comulative persennya 35%. Untuk frekuensi penghuni rumah bantuan yang berjumlah 3 5 orang adalah 52 dengan persentase 52% dan comulative

persennya 87%. Sedangkan frekuensi penghuni rumah bantuan yang berjumlah >

5 orang adalah 13 dengan persentase 13% dan comulative persennya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bar chart berikut ini:

jmlh.penghuni

60

50

40

Frequency

30

20

10

0 2 orang 3- 5 orang >5 orang

jmlh.penghuni

C. Konstruksi Rumah. TEBEL 2.3 KONSTRUKSI RUMAH


Frequency Valid permanen 100 Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi konstruksi rumah yang dibangun oleh Samaritan's Purs mencapai 100 dengan persentase 100% dan comulative persennya 100%

konstruksi.rmh

100

80

Frequency

60

40

20

0 permanen

konstruksi.rmh

Namun dari sekian banyak rumah bantuan yang dibangun oleh Samaritan's Purs yang berkonstruksi permanen tersebut, ternyata rumah tersebut tidak tahan gempa. Hal ini terbukti dengan adanya sebagian rumah yang retak setelah terjadinya gempa susulan pasca bencana alam yang terjadi pada akhir Desember 2004 yang lalu. D. Type Rumah TABEL 2.4 TYPE RUMAH
Frequency Valid 36 100 Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel 2.4 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi dari type rumah yang dibangun oleh Samaritan's Purs adalah 100 dengan persentasenya 100% dan comulative persennya 100%. Untuk lebih jelasnya data dilihat pada bar chart berikut ini :

type

100

80

Frequency

60

40

20

0 36

type

E. Atap Rumah TABEL 2.5 ATAP RUMAH


Frequency Valid seng genteng Total 99 1 Percent 99.0 1.0 100.0 Valid Percent 99.0 1.0 100.0 Cumulative Percent 99.0 100.0

100 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi rumah yang beratapkan seng mencapai 99 dengan persentase 99% dan comulative persen 99% sedangkan frekuensi rumah yang beratapkan genteng adalah 1 dengan persentase 1% dan comulative persen 100%. Untuk lebih jelasnya dpat dilihat pada bar chat dibawah ini :

atap

100

80

Frequency

60

40

20

0 seng genteng

atap

F. Jendela dan Lubang Angin TABEL 2.6 JENDELA DAN LUBANG ANGIN
Frequency Ada, memenuhi 100 syarat Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 ) Valid Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Dari tabel 2.6 diatas dapat dilhat bahwa frekuensi untuk jendela dan lubang angin pada rumaha bantuan yang dibangun mencapai 100 dengan persentase 100% dan comulative persennya 100%.

jendela.dan.lubang.angin

100

80

Frequency

60

40

20

0 ada, memenuhi syarat

jendela.dan.lubang.angin

G. Plafon TABEL 2.7 PLAFON


Frequency Valid ada 100 Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi rumah yang memiliki plafon adalah 100 dengan persentase 100% dan comulative persen 100%.

plafon

100

80

Frequency

60

40

20

0 ada

plafon

H. Bahan Plafon TABEL 2.8 BAHAN PLAFON


Frequency Valid tripleks 100 Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi bahan plafon rumah yang dibangun adalah 100 dengan persentase 100% dan comulative persennya 100%.

bahan.plafon

100

80

Frequency

60

40

20

0 tripleks

bahan.plafon

I. Lantai TABEL 2.9 LANTAI


Frequency Valid keramik semen Total 24 76 100 Percent 24.0 76.0 100.0 Valid Percent 24.0 76.0 100.0 Cumulative Percent 24.0 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi rumah bantuan yang lantainya menggunakan keramik adalah 24 dengan frekuensi 24% dan comulative

persennya 24% sedangkan frekuensi rumah bantuan yang lantainya menggunakan lantai semen 76 dengan persentase 76% dan comulative persen 100%.

lantai

80

60

Frequency

40

20

0 keramik semen

lantai

J. Tinggi Ruangan TABEL 2.10 TINGGI RUANGAN


Frequency 99 1 Percent 99.0 1.0 100.0 Valid Percent 99.0 1.0 100.0 Cumulative Percent 99.0 100.0

Valid

2.5 meter 2.5 - 3.5 meter Total

100 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi rumah bantuan yang tinggi ruangan mencapai 2.5 meter adalah 99 dengan persentase 99% dan comulative persennya 99%. Sedangkan frekuensi rumah yang tinggi ruangannya mencapai 2.5 3.5 meter adalah 1 dengan persentase 1% dan comulative persennya 100%.

tinggi.ruangan

100

80

Frequency

60

40

20

0 2.5 meter 2.5 - 3.5 meter

tinggi.ruangan

K. Dinding TABEL 2.11 DINDING


Frequency plaster dan 100 dicat Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 ) Valid Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Dari tabel 2.11 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi dinding yang diplaster dan dicat atas rumah bantuan dari Samaritan's Purs adalah 100 dengan persentase 100% dan comulative persennya 100%.

dinding

100

80

Frequency

60

40

20

0 plaster dan dicat

dinding

L. Dapur TABEL 2.12 DAPUR


Frequency 29 71 100 Percent 29.0 71.0 100.0 Valid Percent 29.0 71.0 100.0 Cumulative Percent 29.0 100.0

Valid

terpisah tidak terpisah Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi dapur yang terpisah mencapai 29 dengan persentase 29% dan comulative persennya 29%. Sedangkan frekuensi dapur yang tidak terpisah atau memilki fungsi yang ganda adalah 71 dengan persentase 71% dan comulative persennya 10%.

dapur

80

60

Frequency

40

20

0 terpisah tidak terpisah

dapur

M. Ruang Tidur TABEL 2.13 Ruang Tidur


Frequency Valid 9 meter 100 Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi ruang tidur untuk setipa rumah bantuan yang terdapat di Desa Lam Asan Klieng adalah 100 dengan persentase 100% dan comulative persennya 100%.

ruang.tidur

100

80

Frequency

60

40

20

0 9 meter

ruang.tidur

N. Jumlah Penghuni Ruang Kamar Tidur. TABEL 2.14 JUMLAH PENGHUNI RUANG KAMAR TIDUR
Frequency 57 17 8 18 100 Percent 57.0 17.0 8.0 18.0 100.0 Valid Percent 57.0 17.0 8.0 18.0 100.0 Cumulative Percent 57.0 74.0 82.0 100.0

Valid

2 orang 3 orang 4 orang >4 orang Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi jumlah penghuni ruang kamar tidur yang 2 orang mencapai 57 dengan persentase 57% dan comulative persennya 57%, kemudian frekuansi jumlah penghuni ruang kamar tidur yang 3 orang mencapai 17 dengan persentase 17% dan comulative persennya 74%. Untuk frekuensi jumlah penghuni ruang kamar tidur yang 4 orang mencapai 8 dengan

persentase 8% dan comulative persennya 82%, sedangkan frekuansi jumlah penghuni ruang kamar tidur yang >4 orang mencapai 18 dengan persentase 18% dan comulative persennya 100%.

jmlh.penghni.ruang.kamar.tidur

60

50

40

Frequency

30

20

10

0 2 orang 3 orang 4 orang > 4 orang

jmlh.penghni.ruang.kamar.tidur

O. Ruang Makan TABEL 2.15 RUANG MAKAN


Frequency 7 93 Percent 7.0 93.0 100.0 Valid Percent 7.0 93.0 100.0 Cumulative Percent 7.0 100.0

Valid

terpisah tidak terpisah Total

100 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel 2.15 diatas dapat dilihat frekuensi ruangan makan yang terpisah mencapai 7 dengan persentase 7% dan comulative persennya 7%, sedangkan frekuensi ruang makan yang tidak terpisah mencapai 93 dengan persentasi 93% dan comulative persennya 100%.

ruang.makan

100

80

Frequency

60

40

20

0 terpisah tidak terpisah

ruang.makan

P. Kondisi Luar Rumah

TABEL 2.16 KONDISI LUAR RUMAH


Valid bersih kotor( terdapat kaleng dan ban bekas serta batok kelapa) Total Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 ) Frequency 91 9 Percent 91.0 9.0 Valid Percent 91.0 9.0 Cumulative Percent 91.0 100.0

100

100.0

100.0

Dari tabel diatas dpat dilihat bahwa frekuensi kondisi luar rumah yang bersih mencapai 91 dengan persentase 91% dan comulative persennya 91%. Sedangkan frekuensi diluar rumah yang kurang bersih atau kotor mencapai 9 dengan persentase 9% dan comulative persennya 100%.

kondisi.luar.rumah

100

80

Frequency

60

40

20

0 bersih kotor( terdapat kaleng dan ban bekas serta batok kelapa)

kondisi.luar.rumah

Q. Pengamanan Rumah

TABEL 2.17 PENGAMANAN RUMAH


Valid ada pagar tidak ada pagar Total Frequency 6 94 100 Percent 6.0 94.0 100.0 Valid Percent 6.0 94.0 100.0 Cumulative Percent 6.0 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi pengaman rumah yang menggunakan pagar adalah 6 dengan persentase 6% dan comulative persennya 6%, sedangkan frekuensi pengamanan rumah yang tidak menggunakan pagar adalah 94 dengan persentase 94% dan comulative persennya 100%.

pengaman.rumah

100

80

Frequency

60

40

20

0 ada pagar tidak ada pagar

pengaman.rumah

R. Pemanfaatan Kebun Rumah TABEL 2.18 PEMANFAATAN KEBUN RUMAH


Frequency 46 54 100 Percent 46.0 54.0 100.0 Valid Percent 46.0 54.0 100.0 Cumulative Percent 46.0 100.0

Valid

ada tidak ada Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel 2.18 dapat dilihat bahwa frekuensi yang memanfaatkan kebun rumah adalah 46 dengan persentase 46% dna comulative persennya 46%, sedangkan frekuensi yang tidak memanfaatkan kebun rumah adalah 54 dengan persentase 54%dan comulative persennya 100%.

pemanfaatan.kebun.rumah

60

50

40

Frequency

30

20

10

0 ada tidak ada

pemanfaatan.kebun.rumah

S. Jika Ada, Maka Tanaman Yang Ditanam TABEL 2.19 TANAMAN YANG DITANAM
Frequency Valid sayur- sayuran obat- obatan bunga buah- buahan 5 sayuran,obatobatan,bunga, buah-buahan Total 5.0 5.0 85.0 53 5 2 20 Percent 53.0 5.0 2.0 20.0 Valid Percent 53.0 5.0 2.0 20.0 Cumulative Percent 53.0 58.0 60.0 80.0

15 100

15.0 100.0

15.0 100.0

100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel 2.19 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi tanaman sayur- sayuran mencapai 5 dengan persentase 5% dan comulative persennya 58%. Untuk frekuensi tanaman obat- obatan mencapai 2 dengan persentase 2% dan comulative persennya 60%. Kemudian untuk frekuensi bunga mencapai 20 dengan persentase 20% dan comulative persennya 80%. Untuk buah- buahan frekuensinya mencapai mencapai 5 dengan persentase 5% dan comulative persennya 85%. Sedangkan

frekuensi untukl sayuran, buah- buahan , tanaman obat- obatan maupun bunga mencapai 15 dengan persentase 15% dan comulative persennya 100%.

jika.ada.tanaman.yang.ditanam

60

50

Frequency

40

30

20

10

0 sayursayuran obat- obatan bunga buahbuahan sayuran, obat-obatan, bunga,buahbuahan

jika.ada.tanaman.yang.ditanam

T. Kondisi Dalam Rumah TABEL 2.20 KONDISI DALAM RUMAH


Frequency 93 7 Percent 93.0 7.0 Valid Percent 93.0 7.0 100.0 Cumulative Percent 93.0 100.0

Valid

bersih kotor Total

100 100.0 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi kondisi dalam rumah yang bersih mencapai 93 dengan persentase 93% dan comulative persennya 93%, sedangkan frekuensi untuk kondisi dalam rumah yang kotor mencapai 7 dengan persentase 7% dan comulative persennya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bar chart berikut ini

kondisi.dalam.rumah

100

80

Frequency

60

40

20

0 bersih kotor

kondisi.dalam.rumah

2.2.3 SPAL ( Sarana Pembuangan Air Limbah) A. Tempat Mandi TABEL 2.21 TEMPAT MANDI
Frequency Valid kamar mandi berdinding dan beratap tempat mandi tertutup, berdinding dan beratap Total 9 Percent 9.0 Valid Percent 9.0 Cumulative Percent 9.0

91 100

91.0 100.0

91.0 100.0

100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.21 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi untuk kamar mandi yang berdinding dan beratap adalah 9 dengan persentase 9% dan cumulative persennya 9%. Untuk tempat mandi tertutup, berdinding dan beratap, frekuensinya adalah 91 dengan persentase 91% dan cumulative persennya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bar chart berikut ini :

tmpt.mandi

100

80

Frequency

60

40

20

0 kamar mandi berdinding dan beratap tempat mandi tertutup, berdinding dan beratap

tmpt.mandi

B. Fasilitas Tempat Mandi


TABEL 2.22 FASILITAS TEMPAT MANDI
Frequency 93 6 Percent 93.0 6.0 Valid Percent 93.0 6.0 Cumulative Percent 93.0 99.0

Valid

bak mandi drum penampungan air bak mandi dan drum penampungan air Total

1 100

1.0 100.0

1.0 100.0

100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi untuk masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang menggunakan fasiltas bak mandi adalah 93 dengan persentase 93% dan cumulative persennya 93%. Untuk masyarakat yang menggunakan

drum penampungan adalah 6 dengan persentase 6% dan cumulative persennya 99%. Sedangkan frekuensi masyarakat yang menggunakan bak mandi dan drum penampungan adalah 1 dengan persentase 1% dengan cumulative persennya 100%.

fasilitas.tmpt.mandi

100

80

Frequency

60

40

20

0 bak mandi drum penampungan air bak mandi dan drum penampungan air

fasilitas.tmpt.mandi

C. Tempat Cuci Piring 2.23 TEMPAT CUCI PIRING


Frequency 10 90 100 Percent 10.0 90.0 100.0 Valid Percent 10.0 90.0 100.0 Cumulative Percent 10.0 100.0

Valid

khusus bergabung dengan cuci pakaian dan mandi Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.23 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang menggunakan tempat cuci piring khusus adalah 10 dengan persentase 10% dan comulative persen 10% sedangkan frekwensi masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang tempat cuci piringnya bergabung dengan tempat mencuci pakaian dan mandi adalah 90 dengan persentase 90% dan comulative persennya 100%. Agar lebih jelasnya perhatikan bar chart dibawah ini :

tmpt.cuci.piring

100

80

Frequency

60

40

20

0 khusus bergabung dengan cuci pakaian dan mandi

tmpt.cuci.piring

D. Tempat Cuci Pakaian TABEL 2.24 TEMPAT CUCI PAKAIAN


Frequency 4 96 100 Percent 4.0 96.0 100.0 Valid Percent 4.0 96.0 100.0 Cumulative Percent 4.0 100.0

Valid

khusus bergabung dengan cuci piring dan mandi Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.24 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi masyarakat yang mempunyai tempat khusus untuk mencuci pakaian adalah 4 dengan persentase 4% dan comulative persennya 4%. Sedangkan frekuensi masyarakat yang tempat mencuci pakaiannya bergabung dengan tempat mencuci piring dan mandi adalah 96 dengan persentase 96% dan comulative persennya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan bar chart dibawa ini :

tmpt.cuci.pakaian

100

80

Frequency

60

40

20

0 khusus bergabung dengan cuci piring dan mandi

tmpt.cuci.pakaian

E. Saluran Pembuangan Air TABEL 2.25 SALURAN PEMBUANGAN AIR


Frequency 83 12 5 100 Percent 83.0 12.0 5.0 100.0 Valid Percent 83.0 12.0 5.0 100.0 Cumulative Percent 83.0 95.0 100.0

Valid

terbuka tertutup tidak ada Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Frekuensi masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang mempunyai saluran pembuangan air terbuka adalah 83 dengan persentase 83% dan comulative persen 83%. Untuk frekuensi masyarakat yang mempunyai saluran pembuangan air tertutup adalah 12 dengan persentase 12% dan comulative persen 95%, sedangkan frekuensi masyarakat desa yang tidak mempunyai saluran pembuangan air adalah 5 dengan persentase 5% dan comulative persennya 100%.

saluran.pembuangan.air

100

80

Frequency

60

40

20

0 terbuka tertutup tidak ada

saluran.pembuangan.air

F. Konstruksi Saluran Pembuangan Air TABEL 2.26 KONSTRUKSI SALURAN PEMBUANGAN AIR
Frequency 21 2 77 100 Percent 21.0 2.0 77.0 100.0 Valid Percent 21.0 2.0 77.0 100.0 Cumulative Percent 21.0 23.0 100.0

Valid

pipa saluran semen saluran tanah Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi konstruksi saluran pembuangan air dengan menggunakan pipa adalah 21 dengan persentase 21% dan comulative persennya 21%. Untuk frekuensi konstruksi saluran pembuanga air yang menggunakan saluarn semen adalah 2 dengan persentase 2% dan comulative persennya 23%, sedangkan frekuensi konstruksi saluran pembuangan air yang menggunakan saluran tanah adalah 77 dengan persentase 77% dan comulative persennya 100%.

konstruksi.saluran.pembuangan.air

80

60

Frequency

40

20

0 pipa saluran semen saluran tanah

konstruksi.saluran.pembuangan.air

G. Kakus/ Jamban TABEL 2.27 JAMBAN


Frequency 96 4 100 Percent 96.0 4.0 100.0 Valid Percent 96.0 4.0 100.0 Cumulative Percent 96.0 100.0

Valid

kloset tidak ada Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.27 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang menggunakan kloset adalah 96 dengan persentase 96% dan comulative persennya 96%, sedagkan untuk frekuensi masyarakat desa yang tidak memilki jamban jamban adalah 4 dengan persentase 4% dan comulative persennya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan bar chart berikut ini :

jamban

100

80

Frequency

60

40

20

0 kloset tidak ada

jamban

H. Jarak Jamban dengan Sumur TABEL 2.28 JARAK JAMBAN DENGAN SUMUR
Frequency 4 >6 meter 6 meter <6 meter Total 77 13 6 Percent 4.0 77.0 13.0 6.0 Valid Percent 4.0 77.0 13.0 6.0 100.0 Cumulative Percent 4.0 81.0 94.0 100.0

Valid

100 100.0 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.28 diatas dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Lam Asan Klieng ada 4 orang yang tidak mempunyai jamban. Untuk frekuansi masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang mempunyai jamban/ kakus dengan jaraknya > 6 meter dari sumur adalah 77 dengan persentase 77% dan comulative persennya 81%. Kemudian untuk frekuensi masyarakat desa yang mempunyai jamban/ kakus dengan jarak 6 meter dari sumur adalah 13 dengan persentase 13% da comulative persennya 94%, sedangkan frekuensi masyarakat desa yang mempunyai jamban/ kakus dengan jarak < 6 meter dari sumur adalah 6 dengan persentase 6% dan comulative persennya 100%.

jarak.jamban.dengan.sumur

80

60

Frequency

40

20

0 > 6 meter 6 meter < 6 meter

jarak.jamban.dengan.sumur

I. Penampungan Akhir Pembuangan Air Limbah: TEBEL 2.29 PENAMPUNGAN AKHIR PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Frequency 1 19 3 77 100 Percent 1.0 19.0 3.0 77.0 100.0 Valid Percent 1.0 19.0 3.0 77.0 100.0 Cumulative Percent 1.0 20.0 23.0 100.0

Valid

sungai parit/ selokan lubang besar tidak tersedia Total

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi sungai sebagai penampungan akhir pembuangan air limbah di Desa Lam Asan Klieng adalah 1 dengan persentase 1% dan comulative persennya 1%. Untuk frekwensi parit/ selokan adalah 19 dengan persentase 19% dan comulative persennya 20%. Kemudian frekuensi lubang besar 3 dengan persentase 3% dan comulative persennya 23%. Sedangkan frekuensi penampungan akhir pembuangan air limbah yang tidak tersedia mencapai 77 dengan persentase 77% dan comulative persennya 100%.

penampungan.akhir.pembuangan.air.limbah

80

60

Frequency

40

20

0 sungai parit/ selokan lubang besar tidak tersedia

penampungan.akhir.pembuangan.air.limbah

2.2.4 Drainase Semenjak peristiwa bencana alam Gempa dan Gelombang Tsunami pada akhir 2004 yang lalu, segala macam sarana dan prasarana serta semua infrastruktur Desa Lam Asan Klieng hancur. Termasuk didalamnya drainase yang sampai saat ini sedang diusahakan untuk dibangun kembali. Di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam, drainase belum tersedia dengan baik. Walaupun demikian, tahap rekonstruksi drainase sedang dilaksanakan sampai saat ini. Pembangunan demi pembangunan sampai saat ini terus dilakukan agar seluruh sarana dan prasarana yang telah hancur akibat bencana alam dapat difungsikan kembali.

2.2.5 Sampah

A. Penampungan Sampah dalam Rumah

TABEL 2.30 PENAMPUNGAN SAMPAH DALAM RUMAH


Frequency Valid kotak sampah keranjang sampah terbuka kantong plastik Total 8 53 39 Percent 8.0 53.0 39.0 100.0 Valid Percent 8.0 53.0 39.0 100.0 Cumulative Percent 8.0 61.0 100.0

100 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa frekwensi masyarakat yang menggunakan kotak sampah sebagai alat penampungan sampah didalam rumah adalah 8 dengan persentase 8% dan comulative persennya 8%. Untuk frekwensi keranjang sampah adalah 53 dengan persentase 53% dan comulative pesennya 61%, sedangkan frekwensi yang menggunakan kantong plastic adalah 39 dengan persentase 39% dan comulative persennya 100%.

penampungan.sampah.dalam.rumah

60

50

40

Frequency

30

20

10

0 kotak sampah keranjang sampah terbuka kantong plastik

penampungan.sampah.dalam.rumah

B. Penampungan Sampah di Luar Rumah

TABEL 2.31 PENAMPUNGAN SAMPAH DILUAR RUMAH


Frequency Valid pembuangan sampah umum bak sampah diluar rumah lubang sampah dibelakang rumah kantong sampah digantung dipagar/ dipohon disawah Total Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 ) 3 58 30 Percent 3.0 58.0 30.0 Valid Percent 3.0 58.0 30.0 Cumulativ e Percent 3.0 61.0 91.0

1 8 100

1.0 8.0 100.0

1.0 8.0 100.0

92.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi pembuangan sampah diluar rumah yang menggunakan pembuangan sampah umum adalah 3 dengan persentase 3% dan comulative persennya 3%. Untuk frekuensi bak sampah yang ada diluar rumah adalah 58 dengan persentase 58% dan comulative persen 61%. Kemudian frekuensi yang menggunakan lubang sampah dibelakang rumah adalah 30 dengan persentase 30% dan comulative persennya 91%. Untuk frekwensi penampungan sampah menggunakan kantong sampah yang digantung dipagar/ pohon adalah 1 dengan persentase 1% dan comulative pesennya 92%, sedangkan frekwensi yang menggunakan sawah sebagai tempat penampungan sampah diluar rumah adalah 8 dengan persentase 8% dan comulative persennya 100%.

penampungan.sampah.diluar.rumah

60

50

Frequency

40

30

20

10

0 pembuangan sampah umum bak sampah diluar rumah lubang sampah dibelakang rumah kantong sampah digantung dipagar/ dipohon disawah

penampungan.sampah.diluar.rumah

C. Sampah Diluar Rumah Yang Telah Terkumpul TABEL 2.32 SAMPAH DILUAR RUMAH YANG TELAH TERKUMPUL

Valid

dibakar ditimbun Total

Frequency 85 15 100

Percent 85.0 15.0 100.0

Valid Percent 85.0 15.0 100.0

Cumulative Percent 85.0 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 3.32 diatas dapat diketahui bahwa frekwensi yang membakar sampah diluar rumah dan telah terkumpul adalah 85 dengan persentase 85% dan comulative persennya 85, sedangkan frekwensi yang menimbun sampah tersebut adalah 15 dengan persentase 15% dan comulative persennya 100%.

sampah.diluar.rumah.yang.telah.terkumpul

100

80

Frequency

60

40

20

0 dibakar ditimbun

sampah.diluar.rumah.yang.telah.terkumpul

D. Kondisi Tempat Penampungan TABEL 2.33 KODISI TEMPAT PENAMPUNGAN


Frequency Valid kering/ bersih berbau, basah dan lembab Total 81 19 Percent 81.0 19.0 100.0 Valid Percent 81.0 19.0 100.0 Cumulative Percent 81.0 100.0

100 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.33 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi kondisi tempat sampah yang kering dan bersih adalah 81 dengan persentase 81% dan comulative persennya 81%, sedangkan frekuensi kondisi tempat penampungan yang berbau dan lembab adalah 19 dengan persentase 19 dan comulative persentase 100%.

kodisi.tempat.penampungan

100

80

Frequency

60

40

20

0 kering/ bersih berbau, basah dan lembab

kodisi.tempat.penampungan

2.2.6 Air A. Sumber Air Barsih TABEL 2.34 SUMBER AIR BERSIH
Frequency Percent sumur bor 100 100.0 dan sumur gali Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 ) Valid Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua masyarakat Desa Lam Asan Klieng menggunakan sumur bor yang ada di Meunasah sebagai sumber air bersih dan menggunakan sumur gali untuk berbagai macam kegiatan seperti mencuci dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan bar chart dibawah ini :

sumber.air.bersih

100

80

Frequency

60

40

20

0 sumur bor dan sumur gali

sumber.air.bersih

B. Kondisi Air 2.35 KONDISI AIR


Frequency tdk berwarna,tdk 100 berasa,tdk berbau Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 ) Valid Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Dari tabel 2.35 diatas dapat diketahui bahwa kondisi air sumur bor di Desa Lam Asan Klieng tidak berwarna, tidak berasa maupun tidak berbau dengan frekuensinya mencapai 100 dan persentasenya 100% serta comulative persennya 100%.

kondisi.air

100

80

Frequency

60

40

20

0 tdk berwarna,tdk berasa,tdk berbau

kondisi.air

C. Kecukupan Air TABEL 2.36 KECUKUPAN AIR


Frequency 89 11 Percent 89.0 11.0 Valid Percent 89.0 11.0 100.0 Cumulative Percent 89.0 100.0

Valid

cukup kurang Total

100 100.0 Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.36 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi kecukupan air yang merasa cukup mencapai 89 dengan persentase 89% dan comulative persennya 89%, sedangkan frekuensikecukupan air yang merasa kurang cukup adalah 11 dengan persentase 11% dan comulatif persennya 100%.

kecukupan.air

100

80

Frequency

60

40

20

0 cukup kurang

kecukupan.air

D. Penggunaan Air TABEL 2.37 PENGGUNAAN AIR


Frequency Valid makan,masak,m inum dan MCK 100 Percent 100.0 Valid Percent 100.0 Cumulative Percent 100.0

Sumber : Data Primer ( Diolah Tahun 2007 )

Berdasarkan tabel 2.37 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi penggunaan air oleh warga Desa Lam Asan Klieng adalah 100 dengan persentase 100% dan comulative persennya 100%.

penggunaan.air

100

80

Frequency

60

40

20

0 makan,masak,minum dan MCK

penggunaan.air

2.4 Prioritas Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan temuan- temuan, maka pengurutan dari masalah terbesar sampai masalah terkecil dan prioritas masalah yang ada yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar matematis sebagai berikut : NO 1 2 3 Magnitude (M) Kondisi Jalan SPAL Penampungan Akhir Pembuangan Air Limbah Important Time 7 8 8 Value Ability 6 6 8 Cost 7 7 7 Total 294 336 448 Rangking V IV III dengan mengunakan metode

4 5

Air Drainase

7 9

9 9

8 8

504 648

II I

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat ditetapkan urutan prioritas masalah kesehatan di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar adalah sebagai berikut : I II III IV V 1. Drainase. Dari hasil obsevasi di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam, maka dapat diketahui bahwa Drainase belum tersedia atau belum terealisasikan. Tetapi saat ini sudah dalam tahap rekonstruksi dan pembangunan dimana drainase belum selesai dilaksanakan. 2. Air Pasca bencana alam Gempa dan Gelombang Tsunami pada tahun 2004 yang lalu, sumur galian di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam menjadi asin sehingga masyarakat agak sulit untuk mendapatkan air bersih yang dapat dikonsumsi untuk keperluan sehari- hari seperti minum, masak dan lain sebagainya. Namun sekarang sudah didirikan sebuah sumur bor yang diparakarsai oleh salah satu NGO dan terdapat di Meunasah Desa tersebut, sehingga akan dapat mengatasi kesulitan warga setempat yang kekurangan air bersih untuk dikonsumsi. : Drainase : Air : Penampungan Akhir Pembuangan Air Limbah : SPAL : Kondisi Jalan

3. Penampungan Akhir Pembuangan Air Limbah Penampungan akhir pembuangan air limbah di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam belum tersedia dengan baik. Sebagian masyarakat desa tersebut selama ini menjadikan kali, parit/ selokan serta lubang besar untuk menampung pembuangan limbah. 4. SPAL ( Sarana Pembuangan Air Limbah) Di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam belum tersedianya SPAL pasca gempa dan Gelombang Tsunami yang telah menghancurkan segala macam infrastruktur yang telah ada. Namun oleh karena itu, tahap rekonstruksi masih terus dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada walaupun tidak 100% kembali seperti semula. 5. Kondisi Jalan Terdapat beberapa prasarana umum di Desa Lam Asan Klieng, diantaranya parsarana jalan umum dimana konstruksi jalannya berkerikil sehingga jika tiba musim hujan maka jalan tersebut akan becek demikian juga sebaliknya jika musim kemarau tiba maka jalan tersebut akan berdebu dan akan sangat membahayakan warga yang memiliki rumah disekitar jalan tersebut karena akan terhirup debu sehingga dapat menyebabkan radang bahkan infeksi pada saluran pernafasan.

2.5 Penyebab Masalah Konsep teori H. L Blum tentang hubungan antara faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dapat digambarkan sebagai berikut : K e t u r n a n

Lingkungan

Derajat Kesehatan

Pelayanan Kes

P e r i l a k u

Berdasarkan teori H. L Blum diatas penyebab masalah yang timbul di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan, kemungkinan kurangnya pengetahuan repsponden akan pentingnya kesehatan lingkungan. 2. Perilaku, dimana masih banyaknya masyarakat Desa Lam Asan Klieng yang masih melakukan hal- hal yang dapat merusak lingkungan sekitar seperti pembuangan limbah sembarangan

3. Pelayanan Kesehatan, kurangnya tenaga kesehatan di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam. Secara keseluruhan penyebab masalah yang timbul di Desa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Provinsi Namggroe Aceh Darussalam adalah karena terjadinya peristiwa bencana alam yang terjadi pada akhir tahun 2004 yang lalu yang telah memporak porandakan seluruh sarana dan prasarana yang ada sehingga berdampak kepada masyarakat Desa Lam Asan itu sendiri. Sebagai contoh, sumber air bersih di Desa Lam Asan Klieng menjadi asin setelah terjadinya peristiwa bencana alam tersebut. Selain penyebab masalah yang ditimbulkan karena bencana alam, kesadaran masyarakat Desa Lam Asan Klieng pun juga menjadi penyebab masalah, sebagai contoh : masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan disekitarnya. 2.6 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan yang ada di Desa Lam Asan Kecamatan Baitussalam, ada beberapa hal yang dapat dilakuakan antara lain sebagai berikut : a) Membangun drainase secara merata b) Membuat atau mendirikan tempat penampungan akhir limbah. c) Membuat tempat penampungan air bersih untuk warga desa dan menggunakannya seoptimal mungkin, agar dapat mencukupi kebutuhan air warga Desa Lam Asan Klieng. d) Membangun Saluran Pembuangan Air Limbah secara merata e) Mengoptimalkan seluruh fasilitas yang telah dibangun sebelumnya oleh NGO asing.

BAB III PEMBAHASAN A. PRASARANA UMUM Disetiap wilayah, khususnya daerah terkena tsunami sekarang ini sedang giatgiatnya diadakan rekontruksi dan rehabilitasi dalam segala bidang termasuk rekontruksi prasarana umum seperti jalan raya dan tempat-tempat ibadah, Drainase, Kantor Desa, Gedung Posyandu dan Prasarana air bersih. Dengan demikian jalan yang dulu tidak bagus dan berlubang disana sini sekarang sudah menjadi jalan yang mulus dan membuat pengguna jalan aman dan nyaman melewatinya.Begitu juga halnya denga tempat ibadah yang dibangun sedemikian rupa dengan rekontruksi beton dan ventilasi yang baik juga lantai yang bersih. dan semua kriteria tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan sehingga membuat nyaman masyarakat yang melaksanakan ibadah ditempat tersebut. Ditempat peribadatan harus tersedia sarana air bersih yang mencukupi dan SPAL yang memenuhi syarat kesehatan, Rumah sebagai tempat tinggal haruslah sehat dan memberikan rasa aman dan nyaman penghuninya. Rumah sehat yang dianjurkan oleh WISLOW adalah : 1. Memenuhi kebutuhan fisiologis a. Suhu ruangan Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya tetap berkisar antara 18-20 0 C.

b. Harus cukup mendapat penerangan Harus cukup mendapat penerangan baik siang maupun malam hari.Yang ideal adalah penerangan listrik. c. Harus cukup mendapat kan pertukaran hawa (Ventilasi) Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap segar (cukup mengandung oksigen). Untuk itu rumah harus cukup mempunyai jendela. d. Harus cukup mempunyai isolasi suara Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara yang berasal dari luar maupun dari dalam. 2. Memenuhi kebutuhan Psikologis a. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan ( Estetis) sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat. b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup, bagi setiap anggota keluarga yang tinggal dirumah tersebut. c. Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus mempunyai ruangan sendiri sehingga rahasia pribadinya tidak terganggu. d. Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga dimana semua anggota keluarga dapat berkumpul e. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruang untuk menerima tamu

3. Menghindari terjadinya kecelakaan a. Kontruksi rumah dan bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah ambruk b. Sarana pencegahan terjadinya kecelakan disumur, kolam dan tempat lain terutama untuk anak-anak c. Diusahakan agar tidak mudah terbakar d. Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas 4. Menghindari terjadinya penyakit a. Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya b. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik c. Harus dapat mencegah perkembang biakan vektor penyakit seperti nyamuk,lalat,tikus,dan sebagainya d. Harus cukup luas.Luas kamar tidur kira-kira 5 M2 perkapita perluas lantai 5. Sampah Sampah rumah tangga harus dikumpulkan dalam satu tempat. Sampah sampah seperti kaleng bekas dan plastik harus dibuang dengan cara menggali tanah dan memasukkan sampah-sampah tadi dan menimbunnya dengan setebal 25 cm.

Dengan demikian tidak menjadi sarang nyamuk dan sarang lainnya yang dapat mengundang bibit penyakit. Atau dapat pula diperlakukan dengan daur ulang dipabrik sampah dari sisa makan sebaiknya dibuat kompos yang berguna sebagai pupuk tanaman. Membakar sampah kurang baik,selain menimbulkan pencemaran udara dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Berdasarkan sumbernya, sampah dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu sebagai berikut : a. Sampah domestik,yaitu sampah yang sehari-hari dihasilkan oleh kegiatan dan kepentingan manusia secara langsung : dari rumah tangga,sekolah,pemukiman,dan rumahsakit. b. Sampah non domestik, yaitu sampah yang sehari-hari dihasilkan oleh kegiatan dan kepentingan manusia secara tidak langsung : dari pabrik industri,peternakan dan pertanian Berdasarkan jenisnya,dikenal ada 2 kelompok sampah yaitu: a. Sampah organik, terdiri atas berbagai jenis sampah yang sebagian besar senyawa organik (sisa tanaman,hewan atau kotoran).

b. Sampah an organik,terdiri atas berbagai jernis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik seperti botol dan logam.

1. Penyimpanan sampah Untuk tempat sampah ditiap rumahtangga isinya cukup 1 m kubik.Tempat sampah janganlah ditempatkan didalam rumah atau dipojok dapur,karena merupakan gudang makanan bagi tikus sehingga rumah banyak tikusnya. Tempat sampah sebaiknya: a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak. b. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau hewan lainnya seperti: tikus,kucing, ayam dan sebagainya. c. Ditempatkan diluar rumah.Jika pengumpulannya dilakukan oleh pemerintah,tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehigga karyawan pengumpul sampah mudah

mengambilnya. 2. Pengumpulan sampah Pengumpulan sampah dapat dilakukan : a. Perorangan.Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing untuk dibuang pada tempat tertentu. b. Pemerintah. Pengumpulan sampah dikota-kota dilakukan oleh pemerintah dengan menggunakan truk sampah atau gerobak sampah. c. Swata. Hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai

bahan baku pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas,karton dan plastik. 3. Pembuangan sampah Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara : a. Land fill Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Cara ini sangat baik untuk sampah an organik. Sedangkan bila sampah organik tercanpur dengan ini sampah akan anorganik,tempat menjadi tempat

pembuangan

sampah

perkembangbiakan serangga dan tikus,juga menimbulkan bau yang tidak sedap. b. Sanitary land fill Sampah dibuang pada tanah yang rendah lalu ditutup lagi dengan tanah paling tipis 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing,tikus dan hewan lainnya.Cara ini memenuhi syarat kesehatan. c. Individual incinration Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri. Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tidak asapnya mengotori udara dan bila tudak terbakar sempurna sisanya berceceran kemana-mana.

d.

Hogfeeding Yang dipergunakan yaitu jenis sampah makanan misalnya sisa sayuran,ampas pembuatan tapioka,ampas pembuatan tahu dsbnya diberikan kepada ternak sebagai makanan ternak.

6. Air Manusia tidak dapat hidup tanpa air.Air bagi manusia adalah kebutuhan yang sangat mutlak karena air adalah zat pembentuk tubuh manusia yang terbesar yaitu mencapai sebesar 75% dari bagian tubuh manusia tanpa jaringan lemak. Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kwalitas maupun kwantitasnya. Air untuk keperluan rumah tangga harus memenuhi 2 syarat utama yaitu: 1. Syarat kwantitas Persediaan air untuk keperluan rumah tangga diperkirakan 100 liter perkapita perhari dengan perincian sbb : a. 5 liter untuk masak b. 5 liter untuk minum c. 15 liter untuk mencuci d. 30 liter untuk mandi e. 45 liter untuk menyirami kakus atau untuk keperluan lainnya

2. Syarat kwalitas Air rumah tangga harus memenuhi 3 syarat yaitu : a. Syarat fisik yaitu air harus jernih, tidak berbau,tidak berasa dan tidak berwarna b. Syarat kimiawi yaitu air tidak mengandung zat racun (toxin). c. Syarat bakteriologis yaitu air tidak boleh mengandung kuman penyakit. Air rumah tangga dikatakan memenuhi syarat bakteriologis bila: a. Tidak mengandung bibit penyakit b. Tidak mengandung bakteri Escherichia coli c. Bakteri saprofit (tidak pathogen) tidak lebih dari 100 per mili air. 7. Penyakit Yang dimaksud dengan penyakit disini yaitu yang berhubungan dengan rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Rumah merupakan tempat kita berlindung. Sebagian besar waktu kita dihabiskan dirumah. Itu sebabnya rumah harus memenuhi kebutuhan fisiologis, misalnya adanya sirkulasi udara ( vebtilasi ). Udara pernafasan penghuni dapat segera dialirkan keluar dan udara luar yang bersih dapat masuk kedalam rumah. Udara bersih adalah udara yang banyak mengandung oksigen. Oksigen ( O2 ) adlah gas yang sangat penting bagi kehidupan dan dihirup oleh paruparu dan diedarkan keseluruh jaringan tubuh melalui darah. Fungsinya adalah " membakar" makanan untuk menghasilkan energi. Suhu yang sejak antara 18 -24 derajat Celcius.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan A. Masyarakat Desa Lam Asan Klieng, merupakan masyarakat yang sangat harmonis terbukti dengan adanya hubungan sosial antar warga yang sangat erat. B. Pembangunan sarana dan prasarana maupun infrastruktur sedang gencar dilaksanakan untuk mengembalikan keadaan desa yang telah hancur akibat bencana alam yang terjadi pada akhir tahun 2004. C. Desa Lam Asan Klieng terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Lampoh Raya, Dusun Cot Cawan dan Dusun Meunasah Tuha dengan 105 KK D. Didesa Lam Asan Klieng Kecamatan Baitussalam belum adanya drainase, tetapi masih dalam tahap rekonstruksi. E. Di Desa Lam Asan Klieng belum adanya tempat pembuangan limbah akhir. F. Sumur gali yang selama ini menjadi sumber air bersih warga masyarakat Desa Lam Asan Klieng menjadi asin pasca bencana alam Gempa dan Gelombang Tsunami. G. Penyakit yang paling dominan yang diderita oleh masyarakat Desa Lam Asan Klieng adalah batuk yang menyerang anak- anak yang tinggal dirumah bantuan.

4.2 Saran A. Hendaknya tahap rekonstruksi untuk pembangunan drainase pada Desa Lam Asan Klieng dipercepat agar sarana tersebut dapat langsung dipergunakan oleh masyarakat desa setempat B. Hendaknya harus ada perhatian dari segenap masyarakat desa setempat untuk saling menjaga kebersihan desanya. C Sumur bor yang sudah ada, hendaknya digunakan seoptimal mungkin agar dapat mencukupi kebutuhan air bersih untuk warga Desa Lam Asan Klieng. D. Hendaknya sampah yang bersifat non organik jangan ditimbun didalam tanah karena akan dapat merusak kesuburan tanah, melainkan sampah yang non organik tersebut dibakar. E. Halaman rumah yang kosong, hendaknya ditanami berbagai macam tanaman yang bermanfaat seperti : sayur- sayuran, buah- buahan, bunga bahkan tanaman obat- obatan.

Anda mungkin juga menyukai