Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gambar 4.1.: Pembentukan Garis Kontur dengan membuat proyeksi tegak garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat diketahui bentuk ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya dengan bantuan pengetahuan lainnya bisa diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.
peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang lainnya. Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah: i = (25 / jumlah cm dalam 1 km) meter, atau i = n log n tan a , dengan n = (0.01 S + 1)1/2 meter. Contoh: Peta dibuat pada skala 1 : 5 000, sehingga 20 cm = 1 km, maka i = 25 / 20 = 1.5 meter. Peta dibuat skala S = 1 : 5 000 dan a = 45 , maka i = 6.0 meter. Berikut contoh interval kontur yang umum digunakan sesuai bentuk permukaan tanah dan skala peta yang digunakan. Tabel 4.1: Interval kontur berdasarkan skala dan bentuk medan Skala 1 : 1 000 dan lebih besar 1 : 1 000 s/d 1 : 10 000 1 : 10 000 dan lebih kecil Bentuk muka tanah Datar Bergelombang Berbukit Datar Bergelombang Berbukit Datar Bergelombang Berbukit Bergunung Interval Kontur 0.2 - 0.5 m 0.5 - 1.0 m 1.0 - 2.0 m 0.5 - 1.5 m 1.0 - 2.0 m 2.0 - 3.0 m 1.0 - 3.0 m 2.0 - 5.0 m 5.0 - 10.0 m 0.0 - 50.0 m
c. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis. d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang
lebih rendah. Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90 dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang lebih tinggi. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutupmelingkar. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
e. f. g. h.
Gambar 4.2: Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai
gradient
adalah
Gambar 4.6: Kemiringan tanah dan kontur gradient Titik-titik yang menggambarkan kontur gradient harus dipilih dalam pengukuran titik detil sehingga dapat dibuat interpolasi linier dalam penggambaran garis kontur di daerah pengukuran.
a. b. c. d.
Menentukan potongan memanjang ( profile, longitudinal sections ) antara dua tempat. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan. Menentukan route / trace dengan kelandaian tertentu. Menentukan kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling terlihat.
Gambar 4.8: Bentuk, luas dan volume daerah genangan berdasarkan garis kontur.
4.6 Penentuan dan Pengukuran Titik Detil Untuk Pembuatan Garis Kontur
Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti informasi yang tersajikan dalam peta. Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan oleh skala peta dan ketelitian (interval) kontur yang diinginkan. Pengukuran titik-titik detil untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Gambar 4.11: Pengukuran kontur pola spot level dan pola grid.
Gambar 4.14: Interpolasi kontur cara taksiran. Cara hitungan (numeris) Cara ini pada dasarnya juga menggunakan dua titik yang diketahui posisi dan ketinggiannya, hanya saja hitungan interpolasinya dikerjakan secara numeris (eksak) menggunakan perbandingan linier.
Pada Gambar 4.14 di atas, titik R yang terletak pada garis ketinggian + 600 berada pada jarak BR =( hBR / hBC) jarakBC. Cara grafis Pada kertas transparan, buat interpolasi dengan membuat garis-garis sejajar dengan interval tertentu pada selang antara dua titik yang sudah diketahui ketinggiannya. Kemudian plot salah satu titik pada kertas transparan. Titik ini kemudian diimpitkan dengan titik yang sama pada kertas gambar dan keduanya ditahan berimpit sebagai sumbu putar. Selanjutnya putar kertas transparan hingga arah titik yang lain yang diketahui ketinggiannya terletak pada titik yang sama pada kertas gambar. Maka dengan menandai perpotongan garis-garis sejajar denga garis yang diketahui ketinggiannya diperoleh titik-titik dengan ketinggian pada interval tertentu.
4. Pada pengukuran batas genangan suatu bendung, akan ditentukan batas genangan tertinggi pada ketinggian + 775.500 m. Bagaimana cara menentukan lokasi titik-titik ini di lapangan bila pengukuran dimulai dari BM (bench mark) BS-01 di dekat lokasi sumbu bendung dengan ketinggian + 774.795 m ? Bila bacaan benang tengah sipat datar pada rambu di BM-01 = 1.937 m, maka tentukan berapa seharusnya bacaan benang tengah pada rambu yang berdiri tepat di ketinggian + 775.500 m.
Rangkuman
Garis kontur menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Pada daerah landai garis kontur jarang dan semakin rapat pada derah yang semakin terjal. Interval kontur dipengaruhi oleh bentuk medan dan skala peta yang berkaitan dengan tujuan pemakaian peta. Membesarkan peta dari peta skala kecil menjadi peta skala besar akan diperoleh peta dengan informasi yang "hilang" atau tidak tercakup, termasuk garis kontur pada peta skala besar. Berdasarkan pola kontur bisa diinterpretasikan kondisi fisik rupabumi dan dibuat keputusan-keputusan pada pekerjaan perencanaan dan perancangan bangunan rekayasa sipil.
Daftar Pustaka
1. Purworhardjo, U.U., (1986), Ilmu Ukur Tanah Seri C - Pengukuran Topografi, Jurusan Teknik
Geodesi ITB, Bandung, Bab 5.
3. Wirshing, J.R. and Wirshing, R.H., (1985), Teori dan Soal Pengantar Pemetaan
Terjemahan, Introductory Surveying, Schaum Series, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995, Bab 8.
4. Wongsotjitro, Soetomo, (1980), Ilmu Ukur Tanah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Bab 8.