SWAN DIAGRAM
Dalam ilmu ekonomi, diagram Swan, juga dikenal sebagai model Australia (karena pada awalnya digunakan oleh para ekonom Australia untuk model ekonomi Australia pada masa Depresi Besar), menggambarkan situasi negara dengan pasak mata uang. Konsep ini dikembangkan oleh Trevor Swan pada tahun 1955. Dua garis mewakili (defisit transaksi berjalan vs surplus) masing-masing negara internal (kerja vs pengangguran) dan eksternal keseimbangan dengan sumbu mewakili biaya domestik relatif dan defisit fiskal negara. Diagram ini digunakan untuk mengevaluasi perubahan ekonomi yang dihasilkan dari kebijakan yang baik mempengaruhi pengeluaran domestik atau permintaan relatif untuk barang-barang asing dan domestik. Swan diagram memberikan ilustrasi bagaimana mencapai keseimbangan internal maupun eksternal dalam perekonomian. Pada digram swan, sumbu horizontal menunjukkan jumlah real domestic absorption yang merupakan penjumlahan konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah. Sementara sumbu vertikal menunjukkan nilai tukar riil satuan mata uang domestik per mata uang asing dimana peningkatannya menunjukkan depresiasi riil yang berdampak pada perbaikan persaingan internasional.
Kurva IB menunjukkan kombinasi antara nilai tukar dan domestic absorption dimana perekonomian mengalami keseimbangan internal, yakni perekonomian dalam keadaan fullemployment dan kestabilan harga dalam negeri. Kurva IB memiliki kemiringan yang negatif (menurun) disebabkan apresiasi nilai tukar akan menurunkan ekspor dan meningkatkan impor. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kondisi fullemployment, diperlukan peningkatan pengeluaran domestik. Sisi sebelah kanan kurva IB menunjukkan tekanan inflasi dalam perekonomian karena untuk nilai tukar tertentu, pengeluaran domestik lebih besar dari yang dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi fullemployment. Sementara sisi sebelah kiri menunjukkan kondisi deflasi karena pengeluaran lebih kecil dari yang diperlukan. Kurva EB menunjukkan kombinasi nilai tukar dan domestic absorption dimana perekonomian mengalami keseimbangan eksternal, yakni keseimbangan pada current account. Kurva EB memiliki kemiringan yang positif karena depresiasi nilai tukar akan meningkatkan ekspor dan menurunkan impor, sehingga untuk menghindari surplus pada current account diperlukan peningkatan pengeluaran domestik agar terjadi peningkatan impor. Sisi kanan kurva EB menunjukkan pengeluaran domestik lebih besar dari yang diperlukan untuk mencapai kesimbangan current account, sehingga current account akan mengalami defisit. Sementara sisi kiri kurva EB menunjukkan kondisi current account yang surplus.
Empat zona dalam swan diagram yakni : Zona 1 tekanan defisit dan inflasi Zona 2 tekanan defisit dan deflasi Zona 3 tekanan surplus dan deflasi Zona 4 tekanan surplus dan inflasi Perpotongan kurva IB dan EB menunjukkan keseimbangan perekonomian, baik dari sisi internal maupun eksternal. Swan diagram mengilustrasikan bagaimana penggunaan salah satu instrument kebijakan, baik fiskal maupun moneter (melalui devaluasi mata uang), tidak akan mampu menciptakan keseimbangan internal dan eksternal sekaligus. Kedua instrumen diperlukan secara bersamasama agar kedua tujuan tersebut mampu diwujudkan.
Dalam bentuk efisiensi kuat, harga saham mencerminkan semua informasi, publik dan swasta, dan tidak ada yang bisa mendapatkan keuntungan berlebih. Jika ada hambatan hukum untuk informasi pribadi menjadi publik, karena dengan hukum insider trading, kuat-bentuk efisiensi tidak mungkin, kecuali dalam kasus di mana hukum secara universal diabaikan. Untuk menguji kuat-bentuk efisiensi, pasar perlu ada di mana investor tidak dapat secara konsisten mendapatkan keuntungan kelebihan selama periode waktu yang panjang. Bahkan jika beberapa manajer uang secara konsisten diamati untuk mengalahkan pasar, tidak ada sanggahan bahkan kuat-bentuk efisiensi berikut: dengan ratusan ribu manajer dana di seluruh dunia, bahkan distribusi normal kembali (seperti efisiensi memprediksi) harus diharapkan untuk menghasilkan beberapa lusin "bintang" performer. Dalam effective market classification, kebijakan harus disandingkan dengan tujuan yang memiliki pengaruh terbesar. Misalnya, jika kebijakan moneter merupakan instrumen yang paling efektif dalam mengontrol kebijakan eksternal dan kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang paling memengaruhi output, maka sangat penting untuk menyesuaikan antara instrumen dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal menarik dari effective market classification yakni perekonomian mungkin mengalami siklus ketidakstabilan. Assignment problem adalah masalah bagi para pembuat kebijakan dalam menentukan instrumen mana yang sesuai dengan tujuan. Menurut Mundel, dibawah sistem nilai tukar tetap kebijakan moneter harus digunakan untuk mencapai keseimbangan eksternal dan kebijakan fiskal untuk mencapai keseimbangan internal.