Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran waktu (time study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator/pekerja yang terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja yang normal, dan dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu tersebut merupakan suatu upaya proses kuantitatif yang diarahkan untuk mendapatkan suatu criteria objektif.

Secara umum, proses pengukuran waktu dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu:

1. Pengukuran waktu secara langsung Pengukuran waktu dinyatakan langsung karena pengamat berada di tempat objek pengukuran yang sedang diamati secara langsung. Dengan demikian pengamatan langsung merupakan pengukuran atas waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator (objek pengamatan) dalam menyelesaikan pekerjaan. Pengukuran waktu secara langsung dapat dibagi atas dua jenis pengukuran, yaitu: Jam henti Sampling (uji petik) pekerjaan

Kedua pengukuran tersebut berbeda dari segi karakteristik pekerjaan yang diukur, serta lamanya pengamat dalam melakukan pengukuran.

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung Pengukuran waktu jenis ini disebut tidak langsung, karena pengamat tidak berada secara langsung di lokasi (obyek) pengukuran dari awal hingga akhir. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan melakukan analisis berdasarkan perumusan serta
Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

berdasarkan data waktu yang telah tersedia. Pengukuran waktu secara tidak langsung dapat dibagi atas lima jenis pengukuran yaitu: Data waktu baku sintesis Data waktu gerakan MOST (Waktu Standar Urutan Operasi Maynard) Faktor kerja MTM (Pengukuran Waktu Metode)

Pengukuran Langsung dengan Jam Henti Pengukuran waktu jam henti adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat yang telah disiapkan. Karakteristik sistem kerja yang sesuai : Jenis aktivitas pekerjaan bersifat homogen Aktivitas dilakukan secara berulang - ulang dan sejenis Terdapat output yang riil, berupa produk yang dapat dinyatakan secara kuantitatif

1) Tahapan Sebelum Melakukan Pengukuran Banyak factor yang harus diperhatikan agar dapat diperoleh data waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, memilih operator, cara pengukuran, jumlah pengukuran dan lain-lain. Sebelum melakukan pengukuran perlu dilakukan upaya melalui tahapan sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):

a. Penetapan Tujuan Pengukuran Dalam melakukan pengukuran waktu kerja, tujuan pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu dan untuk apa hasil pengukuran digunakan. Dalam penentuan tujuan
Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

tersebut, dibutuhkan adanya tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang digunakan dalam pengukuran jam henti. b. Melakukan Penelitian Pendahuluan Dalam penelitian pendahuluan yang harus dilakukan adalah mengamati dan mengidentifikasi kondisi kerja dan metode kerja. Dalam penelitian ini perlu dianalisis hasil pengukuran waktu kerja, apakah masih ada kondisi yang tidak optimal, jika perlu dilakukan perbaikan kondisi kerja dan cara kerja yang baik. c. Memilih Operator Operator yang akan melakukan pekerjaan harus dipilih yang memenuhi beberapa persyaratan agar pengukuran dapat berjalan baik, dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat tersebut yang dibutuhkan berkemampuan normal dan dapat bekerja sama menjalankan prosedur kerja yang baik. d. Melatih Operator Operator harus dilatih terlebih dahulu agar terbiasa dengan kondisi dan cara yang telah ditetapkan dan telah dibakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara wajar. e. Menguraikan Pekerjaan Atas Beberapa Elemen Pekerjaan Pekerjaan dibagi menjadi beberapa elemen pekerjaan yang merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Pengukuran waktu dilakukan atas elemen pekerjaan. Ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan pemisahan menjadi beberapa elemen pekerjaan yaitu: - Uraikan pekerjaan tersebut, tetapi harus dapat diamati oleh alat ukur dan dapat dicatat dengan menggunakan jam henti. - Jangan sampai ada elemen yang tertinggal karena jumlah waktu elemen kerja tersebut merupakan siklus penyelesaian suatu pekerjaan.

Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

- Antara elemen satu dengan elemen yang lain pemisahannya harus jelas. Hal ini dilakukan agar tidak timbul keraguan dalam menentukan kapan berakhirnya atau mulainya suatu pekerjaan. f. Menyiapkan Alat Pengukuran Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran waktu baku tersebut yaitu: - Jam henti (stop watch) - Lembar pengamatan - Pena atau pensil - Papan pengamatan

2) Melakukan Pengukuran Waktu Banyaknya pengukuran pendahuluan ditetapkan oleh pengamat setelah jumlah pengukuran yang diperlukan terpenuhi maka dilakukan pengujian keseragaman data dengan cara mengelompokkannya ke dalam sub-sub grup. 3) Penentuan Faktor Penyesuaian Faktor penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan ketidakwajaran dan operator yang sedang diukur waktu menyelesaikan pekerjaannya. Ketidakwajaran ini bisa terjadi karena bekerja tanpa kesungguhan, terlalu cepat atau atau terlalu lambat. Beberapa factor seperti kondisi ruang, ketrampilan buruh dalam melakukan pekerjaan, dan lainlain sangat berpengaruh terhadap hasil kerja. Bila pengukur berpendapat bahwa operator dalam melakukan pekerjaan terlalu cepat, maka harga factor penyesuaian (p) akan lebih besar dari satu (p>1), sebaliknya bila operator bekerja terlalu lambat maka factor penyesuaian (p) akan lebih kecil dari satu (p<1), dan bila operator bekerja secara normal, maka factor penyesuaian sama dengan satu (p=1). Operator dianggap bekerja normal bila dianggap berpengalaman, bekerja
Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari, menguasai cara kerja yang ditetapkan dan menunjuk kesungguhan dalam melakukan pekerjaannya.

Beberapa cara menentukan faKtor penyesuaian yaitu antara lain, (Sutalaksana; 1979): a. Cara Persentase Cara ini merupakan cara yang paling awam untuk digunakan dalam melakukan penyesuaian. Besarnya factor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukuran melalui pengamatan selama melakukan pengukuran. Setelah mengukur pengamat menentukan factor penyesuaian (harga p) yang menurutnya akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus.

Wn = Ws x P Penentuan factor penyesuaian tersebut dilakukan dengan sangat sederhana. Di lain pihak kekurangan ketelitian hasil sebagai akibat dari kasarnya cara penilaian.

b. Cara Shumard Cara ini memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas performance kerja diri sendiri. Seorang yang dipandang bekerja diberi nilai 60, nilai ini digunakan sebagai patokan untuk memberikan penyesuaian bgi performance kerja lainnya. Misalnya ada seorang tenaga kerja yang bekerja dengan performance excellent, maka nilai tenaga kerja tersebut adalah 80, sehingga factor penyesuaian adalah 80:60= 1,33. Jika waktu siklus pekerjaan terhitung 14,6 menit, maka waktu normalnya: Wn = 14,6 menit x 1,33 = 19,42 menit c. Cara Westinghouse

Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

Cara ini berbeda dengan cara Shumard, cara tersebut mengarahkan penilaian pada empat factor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu ketrampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Untuk keperluan penyesuaian ketrampilan dibagi menjadi enam kelas yaitu: 1. Super Skill 2. Excellent Skill 3. Good Skill 4. Average Skill 5. Fair Skill 6. Poor Skill Yang dimksud dengan kondisi kerja pada cara Westinghouse adalah kondisi fisik lingkungannya Seperti keadaan pencahayaan, temperature, kebisingan ruangan. Kondisi kerja dibagi 6 (enam) kelas yaitu ideal, exellent, good, average, fair, dan poor. Kondisi yang ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerjaan karena berdasarkan karateristik masing-masig pekerja membutuhkan kondisi ideal sendiri-sendiri. Suatu kondisi yang dianggap good untuk satu pekerjaan dapat saja dirasakan sebagai fair atau bahkan poor bagi pekerjaan yang lain. Pada dasarnya komdisi ideal adalah kondisi yang cocok bagi pekerjaan yang bersangkutan, yaitu yang memungkinkan performance maksimal dari pekerja. Sebaiknya kondisi poor adalah kondisi lingkungan yang tidak membantu jalannya pekerjaan bahkan sangat menghambat pencapaian performance yang baik.

d. Cara Objektif Cara ini memperlihatkan dua factor, yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan kerja. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Jika operator bekerja terlalu cepat, penyesuaian untuk kecepatan besarnya > 1, jika operator bekerja lambat penyesuaian kecepatan kerja < 1, dan jika operator bekerja normal penyesuaiannya = 1. Besarnya penyesuaian untuk tingkat kesulitan kerja ditentukan dengan memperhatikan kesulitan-kesulitan dalam bekerja.

Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

e. Cara Bedaux Cara ini merupakan pengembangan untuk lebih mengobyektifkan penyesuaian. Pada dasarnya cara ini tidak berbeda dengan cara Shumard, hanya saja nilai-nilai pada Bedaux dinyatakan dalam B seperti misalnya 60B, 70B dan sebagainya.

f. Cara Sintesa Cara ini lebih berbeda dengan cara yang lainnya, dalam waktu penyesuaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan beebrapa harga yang diperoleh dari table-table data waktu gerakan, untuk kemudian dihitung harga rata-rata. Harga rata-rata inilah yang dinilai sebagai factor penyesuaian untuk elemen-elemen pekerjaan pertama, kedua dan ketiga bagi suatu siklus pekerjaan adalah 17,10 detik dan 32 detik. Dari beberapa table data waktu gerakan didapat untuk beberapa elemen yang sama masing-masing pada beberapa elemen tersebut, perbandingannya adalah 12:10 dan 29:10, rata-ratanya yaitu 1,05. Harga rata-rata ini menjadi nilai factor penyesuaian untuk ketiga elemen pekerjaan tersebut oleh siklus yang bersangkutan. Perhitungan waktu normal sama dengan cara-cara lainnya.

4) Penentuan Kelonggaran Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran yang diberikan antara lain : Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kelonggaran untuk menghilangkan rasa 1elah ( fatique ) Kelonggaran yang tidak dapat dihindarkan Ketiganya ini merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan selama pengukuran waktu kerja tidak diamati, diukur, dicatat ataupun dihitung
Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

selayaknya dapat dirasakan adil (fair), baik dari sisi operator maupun dari sisi manajemen.

5) Perhitungan Waktu Baku Jika pengukuran telah selesai dilakukan pengujian keseragaman data ternyata seluruh data telah seragam dengan batas-batas yang telah diperoleh, disertai pula dengan jumlah pengukuran dimana telah cukup memadai pada tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan yang diinginkan, maka selesailah kegiatan pengukuran dilakukan. Datadata yang diperoleh kemudian diolah untuk mendapatkan waktu baku. Adapun langkah perhitungan untuk menentukan apakah data yang diambil dari suatu populasi telah seragam atau tidak, adalah sebagai berikut : 1. Menghitung harga rata-rata dan harga rata-rata subgroup :
X

Xi
k

Xi = harga rata-rata dari subgroup k = banyaknya subgroup yang terbentuk

2. Menghitung standar deviasi sampel ada dua rumus yang dapat digunakan

a. Untuk jumlah data > dan 30

( Xi X )
N

b. Untuk jumlah data dari 30

( Xi X )
N 1

Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

3. Menentukan jumlah sample sebenarnya n = (za/2 . s / e)2 n = jumlah sample = tingkat kepercayaan s = standar deviasi e = tingkat ketelitian

Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

4. Tentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah untuk uji keseragaman data BKA = XRata-rata + 3(RRata-rata/1,128) BKB = XRata-rata + 3(RRata-rata/1,128)

Setelah data yang diambil dapat dinyatakan seragam, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu baku. 1. Menghitung Waktu Siklus
WS

Xi
N

2. Menghitung Waktu Normal ( WN ) WN = WS x Penyesuaian

3. Menghitung Waktu Baku ( WB ) WB = WN + ( WN x Allowance )

Modul 2, Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti LAB PSKE-UAI (TI-333)

10

Anda mungkin juga menyukai