Anda di halaman 1dari 12

Indepth Report

Potret Perempuan Korban Lumpur di Media Online

Oleh: Firdaus Cahyadi Knowledge Manager OneWorld-Indonesia

Pertumbuhan Pengguna internet di Indonesia

Teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika) begitu pesat di dunia ini. Perkembangan itu pun merambah ke Indonesia. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna internet di negeri ini. Internet usage and population statistics in Indonesia1 Year 2000 2007 2008 2009 2010 User 2,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 30,000,000 Population 206,264,595 224,481,720 237,512,355 240,271,522 242,968,342 Percentage 1% 8.9 % 10.5 % 12.50 % 12.30 % GDP p.c $ 570 $1,916 $ 2,238 $ 2,329 $ 2,858 Note

Source :Internet World Stats

Indonesia Internet Usage and Population Statistics, Internet World Stats quoting United Nations Department of Economic and Social Affairs, http://www.internetworldstats.com (last accessed April 6, 2012).

Meningkatnya jumlah pengguna internet itu pula mempengaruhi pola konsumsi berita masyarakat kita.

Weekly Media Use Frequency of for News2 Media Television Radio Newspaper Internet /online SMS 2006 95 % 50 % 22 % 2% 6% 2007 97 % 44 % 17 % 3% 5% 2008 97 % 35 % 16 % 4% 9%

Source:Indonesia Media Market3

Tabel di atas memperlihatkan dengan sangat jelas bagaimana frekuensi penggunaan mediad dari masyarkaat kita untuk mendapatkan berita mengalami penurunan pada media cetak, dan radio mengalami penurunan. Sementara frekuensi untuk mendapatkan berita melalui media online, sms dan televisi mengalami kenaikan. Hal yang sama juga terjadi di masyarkaat perkotaan seperti di Jakarta. Terdapat kecenderungan masyarkaat urban (perkotaan) mendapatkan berita melalui media online.

This survey respondents were asked about their most important source of news. 2010. Base:n=3000,April2009;n=3012,December2007;n=3013,November2006 3 http://www.audiencescapes.org/country-profiles/indonesia/communication-habits-demographic-groups/urbanrural/urban-rural-138

Media usage in urban areas4 Media Television Internet Newspaper Radio % 97 % 33 % 25 % 24 %

Source: @crossroads: Democratization and Corporation of Media in Indonesia5 Hasil Survei Media Index yang dilakukan oleh Nielsen Media Survei 6, menunjukan pembaca koran konvensional menurun sementara pengguna internet mengalami kenaikan. Sementara penonton televisi relatif stabil di angka 94%.

Sumber riset Nilsen yang dikutip Kompas.com

The study surveyed 4,482 respondents consisting of 2,770 offline and 1,712 online samples aged between 15 and 50 years old. The respondents lived in Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, Medan, Medan, Semarang, Palembang, Makassar, Yogyakarta and Denpasar. 5 MerlynaLim, Table 5: Media usage in urban areas, @crossroads: Democratization and Corporation, p.2,cited Yahoo! Indonesia Net Index Study, in The Jakarta Post (July 27, 2011), Internet use now second after TV: Yahoo!, http://www.thejakartapost.com/news/2011/07/27/internetFuseFnowFsecondFafterFtvF yahoo.html. 6 http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/16/16015757/survei.nielsen.pembaca.media.cetak.makin.turun

Survei Markplus Insight7, juga menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia cenderung tidak lagi menjadikan media konvensional sebagai sumber informasi utama. Menurut riset tersebut, internet sudah menjadi preferensi utama dalam mendapatkan informasi dan hiburan selain TV. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, Internet lebih unggul di banding TV. Dari sini nampak, peran penting media online (portal berita) sebagai sumber informasi bagi masyarakat, utamanya masyarakat kelas menengah di perkotaan. Bukan tidak mungkin, melalui media online, sebuah opini publik mudah dibangun. Pertanyaannya kemudian tentu saja adalah media online apa saja yang sering dibaca oleh masyarakat? Top Indonesia News Website Visited in The Previous Month8 No 1 2 3 4 5 6 7 8 News Portal (General News) Okezone.com Kompas.com Detik.com Republika.co.id Suara Merdeka Koran TEMPO Media Indonesia The Jakarta Post Source: Media Market 9 Prosentase 13% 11% 9% 4% 4% 3% 3% 2%

http://the-marketeers.com/archives/attitude-and-behavior-pengguna-internet-di-indonesia.html

8 9

base n=226 (montly internet user, April 2009) http://www.audiencescapes.org/country-profiles/indonesia/communication-habits-demographic-groups/urbanrural/urban-rural-138

Ternyata media online yang sering dibaca oleh publik Indonesia adalah media-media yang tergabung dalam konglomerasi media. Berikut tabel konglomerasi media di Indonesia.

No

Media Group

Newspaper

Magazine

Radio Station

Television Station Kompas TV


10

Cyber Media

Other Bussines

KompasGramedia Group

Kompas, The Jakarta Post, Warta Kota dan 11 surat kabar lokal

37 Majalah dan Tabloid, 5 book publisher

Sonora Radio dan Otomotion Radio

Kompas.com, Kompasiana.com
11

Hotel,Printing, House, Promotion, Agencies, University

MNC (Media Nusantara Citra)

Seputar Indonesia

Genie, Mom&Kiddy, Realita, Majalah Trust

Trijaya FM,Radio Dangdut TPI, Global, Women Radio ARH

RCTI, Global TV, (MNC TPI TV),

Okezone.com

IT Bussines

Indovision (Televisi Cable)

Jawa Pos

Jawa Fajar,

Pos, Riau

23

majalah

Fajar FM di Makassar

JTV Surabaya dan stasiun


12

di

Travel

Bureau,

mingguan

Power House 3 TV

Pos, Rakyat Merdeka, dan 90

lokal

surat kabar lokal berbagai daerah 4 Mugi Reka Aditama (MRA) Cosmopolitan, Harpers Bazaar,Esquire, FHM, Good Hard Rock FM , MTV Sky
14 13 15

di

OChannel

Holder of Saveral International Boutique

House Keeping dan 10 majalah

10 11

Saat tulisan ini dibuat Group Kompas sedang mempersiapkan kompasTV Kompasiana adalah sebuah Media Warga (Citizen Media) 12 Batam, Pekanbaru, Makassar 13 Bandung, Jakarta, Bali dan Surabaya 14 Jakarta dan Bandung 15 Has been taken over SCTV

lainnya (kebanyakan franchise) 5 Bali Post Bali Suluh Indonesia dan 2 koran lainnya 6 Mahaka Media Harian Republika Golf Digest, Radio FM Jak JakTV, One
16

post,

Tabloid Tokoh

Bali TV dan 8 TV lokal lainnya

Balipost, bisnis bali

TV

Entertaiment. Outdoor Advertisment

Arena, Parents Indonesia, A+

Femina Group

Femina, Gadis, Ayah Bunda,

Radio FM

Production House

Dewi dan 10 majalah lainnya 8 Bakrie Group AnTV, One TV Vivanews.com Property, minning, palm oil dan telekomunikasi 9 Lippo Group
17

Jakarta Globe, Investor Daily, Suara Pembaruan

Majalah Investor, Globe Asia, Asia Campus

Beritasatu.com

Property,hospital, Education, insurance, internet provider service

10

Trans Corp

TransTV, Trans7

Detik.com

18

11

Media Group
19

Media Indonesia, Lampung Post, Borneo News

MetroTv

mediaindonesia.com

Sumber: diolah dari tabel konglomerasi media Ignatius Haryanto20

16 17

Bekerjasama dengan Group Bakrie Berita Satu Media Holdings 18 Saat tulisan ini dibuat, masih dalam proses akusisi 19 http://id.wikipedia.org/wiki/Media_Group 20 10 tahun Yayasan Tifa,Semangat Masyarakat Terbuka

Media Online dan Pemberitaan Kasus Lapindo Seperti ditulis di atas, peran media online menjadi sangat penting bagi penyebaran informasi dan penggalangan opini publik terkait sebuah peristiwa atau kasus tertentu. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana media online memberitakan kasus Lapindo? Setelah menelusuri pemberitaan di google dan juga pemberitaan di tiga media online yang sering dibaca masyarakat (Okezone.com, Kompas.com, detik.com dan republika.co.id), menunjukan bahwa hampir semua media online seringkali memberitakan kasus lumpur Lapindo dari sisi ganti rugi. Celakanya, yang dimaksud ganti rugi di sini juga bukan ganti rugi dalam arti sebenarnya. Namun, sudah direduksi menjadi jual beli aset rumah dan tanah korban lumpur.

Media online Kompas.com

Jumlah pemberitaan 44.000 dokumen21 3.493 dokumen22 4.753 artikel23


24

Tema berita Ganti rugi/jual beli aset

(mayoritas) Detik.com Ganti rugi/jual beli aset

(mayoritas) Okezone.com Ganti rugi/jual beli aset

(mayoritas) Republika.co.id 1.420 artikel

Untuk penelusuran berita di google25 terkait dengan kasus Lapindo menemukan sebanyak 1.480 pemberitaan26. Mengenai tema pemberitaan, sama seperti pada pemberitaan di empat media online terkemuka (kompas.com, detik.com, okezone.com dan republika.co.id), mayoritas memberitakan persoalan ganti rugi (yang sebenarnya sudah dibelokan menjadi sekedar jual beli aset).

21

Diakses pada tanggal 23 Agustus 2012 di http://search.kompas.com/?cx=partner-pub9012468469771973%3A8420067735&cof=FORID%3A9&ie=ISO-8859-1&q=lapindo&sa= 22 Diakses pada tanggal 23 Agustus 2012 di http://search.detik.com/search?query=lumpur+lapindo 23 Diakses pada tanggak 23 Agustus 2012 di http://search.okezone.com/search/?q=lumpur+lapindo&highlight=1&start=0 24 Diakses pada tanggal 23 Agustus 2012 di http://www.republika.co.id/search/lumpuR%20Lapindo 25 Diakses tanggal 23 Agustus 2012 26 http://www.google.co.id/search?q=lumpur+lapindo&hl=id&gl=id&tbm=nws#q=lumpur+lapindo&hl=id&gl=id&t bm=nws&ei=PKk1UNPhGcyqrAej8YDoCw&start=0&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=e383b4dec09b4168 &biw=1366&bih=624

Pengarusutamaan Pemberitaan Jual Beli Aset dan Posisi Perempuan Korban Lumpur Di atas sudah terlihat bahwa media online seringkali memberitakan persoalan kasus Lapindo lebih pada persoalan jual beli aset tanah dan rumah korban lumpur. Akhirnya penyelesaian persoalan jual beli aset korban lumpur pun dianggap sesuatu yang paling penting dalam penyelesaian kasus Lapindo. Sehingga timbul sebuah prespektif bahwa kasus Lapindo akan selesai seiring dengan selesainya jual beli aset korban lumpur. Padahal persoalan jual beli aset korban lumpur mereduksi dampak buruk semburan lumpur Lapindo di luar persoalan hilangnya rumah dan tanah. Padahal seringkali dampak buruk lumpur Lapindo di luar persoalan tanah dan rumah, seringkali justru merugikan perempuan dan anak-anak. Salah satu dampak buruk yang direduksi dalam penyelesaian kasus Lapindo yang didasarkan pada mekanisme pasar (jual beli aset) adalah krisis air. Semburan lumpur Lapindo yang terjadi pada 2006 menyebabkan pencemaran air di kawasan itu. Selama 6 bulan sejak Oktober 2006 hingga Maret 2007, kandungan Phenol pada aliran air sungai Porong setelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihi ketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 82/200127. Padahal perempuan adalah pihak yang paling utama dirugikan dengan adanya pencemaran air tersebut. Ketiadaan air bersih akan menyebabkan gangguan pada kesehatan reproduksi perempuan. Menurut catatan sementara LSM Solidaritas Perempuan28, akibat terbatasnya fasilitas air bersih, sebagian perempuan di pengungsian mengatakan mereka juga mengalami gangguan kesehatan reproduksi seperti mengalami keputihan dan gangguan menstruasi. Perempuan di pengungsian juga harus mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan air bersih, karena dipengungsian tidak tersedia air bersih, mereka harus menyisihkan uang Rp.2.000/hari untuk membeli air bersih yang hanya digunakan untuk air minum dan memasak. Kasus Lapindo juga menyebabkan beberapa perempuan korban lumpur Lapindo menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Hasil informasi yang disampaikan oleh Meneg Pemberdayaan
27

Niniek Herawati, ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN ALIRAN AIR LUMPUR LAPINDO KE BADAN AIR, STUDI KASUS SUNGAI PORONG dan SUNGAI ALOO - KABUPATEN SIDOARJO, Niniek Herawat, PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN, PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG, 2007, http://eprints.undip.ac.id/18410/1/Niniek_Herawati.pdf 28 http://www.solidaritasperempuan.org/index.php?option=com_content&view=article&id=142%3Amemperingati4-tahun-lapindo&catid=50%3Asda&Itemid=99&lang=en

Perempuan dan Perlindungan Anak, seperti dikutip dalam website Solidaritas Perempuan29 menyebutkan bahwa ditemukan 4 perempuan korban Lapindo bekerja sebagai PSK di lokalisasi Dolly, Surabaya, Tretes dan Pasuruan, dengan usia berkisar 16-35 tahun. Alasan mereka menjadi PSK tidak lain karena tuntutan ekonomi keluarga. Karena alasan tersebut juga banyak perempuan yang akhirnya menjadi korban trafficking dan penipuan, seperti laporan Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak Sidoarjo yang mengatakan terdapat 4 perempuan yang ditipu dan dijadikan PSK di Tretes. Nasib pilu perempuan korban lumpur di pengunsian yang paling tragis menimpa Mbok Jumik. Dan kisah pilu Mbok Jumik ini jarang, atau bahkan tidak pernah sama sekali diberitakan oleh media online. Mbok Jumik adalah pengungsi korban lumpur di Sidoarjo. Perempuan itu berusia 52 tahun. Pada Minggu, 30 November 2008 silam, Mbok Jumi menghembuskan nafas terakhirnya. Ia meninggal dunia dengan tetap menyandang status sebagai korban lumpur. Bulan Juni 2008, Mbok Jumik mulai merasakan sakit luar biasa di perutnya. Sakit di perutnya itu yang kemudian menghantarnya menghadap Sang Pencipta. Pada saat itu keluarga Mbok Jumik membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo. Sekitar dua minggu Mbok Jumik dirawat di rumah sakit. Namun, karena tak mampu membiayai ongkos rumah sakit, keluarga Mbok Jumik membawanya pulang ke pengungsian korban lumpur di Pasar Baru Porong. Keluarganya pun pasrah. Selanjutnya, Mbok Jumik dirawat dengan menggunakan pengobatan alternatif seadanya. Celakanya, dalam keadaan sakit kronis seperti itu Mbok Jumik masih terpaksa melewati hari-harinya di pengungsian korban lumpur. Luapan lumpur di Sidoarjo telah menghancurkan rumah Mbok Jumik di Desa Renokenongo. Menurut penuturan Sugiyat, anak tunggal Mbok Jumi, seperti yang ditulis di web korban Lapindo30, rumah keluarganya terendam lumpur setelah muncul ledakan pipa gas Pertamina. Informasi mengenai persoalan perempuan korban Lapindo atau persoalan lainnya yang berdampak buruk bagi perempuan dalam kasus Lapindo, seperti persoalan hancurnya lingkungan

29

http://www.solidaritasperempuan.org/index.php?option=com_content&view=article&id=142%3Amemperingati4-tahun-lapindo&catid=50%3Asda&Itemid=99&lang=en 30 Web korban lumpur adalah sebuah media di internet yang dibangun oleh masyarakat untuk mengimbangi pemberitaan tentang kasus Lapindo oleh media massa arus utama, termasuk media online.

hidup, banyak ditulis oleh para aktivis di blog atau websitenya. Namun, persoalan itu belum menarik perhatian para wartawan di media massa, dalam hal ini media online. Pertanyaan berikutnya tentu saja adalah mengapa persoalan-persoalan yang menyangkut perempuan korban lumpur ini tidak menarik media massa, terutama media online dalam memberitakan kasus Lapindo? Mengapa media online lebih tertarik mengangkat persoalan jual beli aset korban lumpur dalam memberitakan kasus Lapindo? Banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya. Bisa saja hal itu disebabkan karena beban pekerjaan wartawan yang terlalu berat31 dalam kesehariannya sehingga mereka enggan mempelajari kasus Lapindo ini secara lebih dalam, termasuk terkait hak-hak perempuan korban lumpur. Hal lain yang menjadi penyebabnya adalah karakter dari media online yang lebih mengutamakan kecepatan berita bukan kedalamannya. Akibatnya, media online terjebak hanya memberitakan kasus Lapindo ini hanya pada permukaannya saja, sementara persoalan yang lebih dalam dari kasus ini tidak digali.

Pembelajaran Dari uraian di atas sudah terlihat bahwa pemberitaan kasus Lapindo di media online selama ini lebih fokus menyorot persoalan jual beli aset korban lumpur. Dampak pemberitaan seperti itu akan berdampak buruk pada perempuan. Pemberitaan seperti itu, cepat atau lambat, akan menyingkirkan kepentingan perempuan dalam penyelesaian korban lumpur. Pemberitaan kasus Lapindo yang terfokus pada persoalan jual beli aset membentuk sebuah opini publik bahwa kasus Lapindo akan selesai seiring dengan selesainya persoalan jual beli aset. Padahal persoalan jual beli aset mengesampingkan dampak buruk semburan lumpur terhadap ekologi dan sosial. Dan dampak buruk itu seringkali merugikan perempuan. Seperti persoalan pencemaran air di kawasan itu akibat semburan lumpur Lapindo. Terkait dengan itulah, agenda mendesak yang perlu dilakukan adalah upaya advokasi media oleh organisasi masyarakat sipil yang masih concern pada kasus Lapindo ini. Arah pemberitaan media massa, dalam hal ini media online, harus digeser atau paling tidak diperluas dalam memberitakan kasus Lapindo. Bukan hanya fokus pada persoalan jual beli aset, namun

31

Di era konvergensi media, seorang wartawan seringkali memiliki beban kerja yang bertambah berat. Mereka harus membuat berita untuk media cetak, online, radio dan televisi dalam waktu yang bersamaan.

juga memberitakan dampak buruk semburan lumpur di luar hilangnya rumah dan tanah yang menempatkan perempuan (dan anak-anak) sebagai korban utamanya.

Anda mungkin juga menyukai