Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PERJALANAN

DISUSUN OLEH: YOSUA MUSTIKA

LAPORAN Menristek Suharna Surapranata bertemu dua astronot Cina, Nie Haisheng dan Zhai Zhigang di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP IPTEK) Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu (16/10) dalam acara "Bersama Angkasawan,Jelajahi Angkasa". Bersama Menristek, didampingi Deputi Bidang Jaringan Iptek, Syamsa Ardisamita dan Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek, Idwan Suhardi, tak kurang 500 pelajar se-Jabodetabekdung mengadakan dialog interaktif dengan dua astronot yang masih aktif dalam program-program angkasa luar negeri Tirai Bambu tersebut. Hadir dalam acara tersebut, Duta Besar Cina untuk Indonesia Zhang Qi Yue, para pejabat Kemenristek, Kemenlu, kedutaan Besar China beserta jajarannya, serta Direktur Utama TMII. Pertemuan dan dialog interaktif astronot Cina bersama Menristek dan para pelajar tersebut, merupakan rangkaian kegiatan kehadiran mereka ke Indonesia sejak Rabu (13/10) lalu. Kedatangan dua astronot Cina, menurut Dubes Cina untuk Indonesia, Zhang Qi Yue , menandai peringatan 60 tahun usia hubungan RI-Cina. "Tahun ini adalah tonggak penting hubungan Indonesia-Cina karena kita merayakan 60 tahun hubungan diplomatik," kata Duta Besar Cina untuk Indonesia Zhang Qi Yue dalam sambutannya. Dia menambahkan bahwa sangat penting untuk membawa anak muda terlibat dalam hubungan bilateral ini. "Jadi kami mendorong orang muda dan pelajar tak hanya untuk mengunjungi Cina tapi juga untuk belajar yang bisa dimulai dengan belajar bahasa, budaya, dan sejarah negara," ujar sang Dubes. Sementara, Menristek Suharna Surapranata menyambut baik kehadiran dua angkasawan di PP IPTEK, sebuah lembaga pendidikan dan pengenalan Iptek yang dikelola Kementerian Riset dan Teknologi. Kehadiran dan dialog interaktif yang terjadi antara kedua astronot tersebut dengan para pelajar Indonesia bakal menumbuhkan minat mereka terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dirgantara (Space mindedness). Kami berterima kasih atas kehadiran para astronot Cina. Kehadiran mereka akan menambah kecintaan generasi muda terhadap iptek kedirgantaraan sekaligus memotivasi para generasi muda untuk mempelajari bidang ini, ujar Suharna dalam sambutan singkatnya.

Menurut Suharna, selama ini, Kementerian Riset dan Teknologi, bersama LAPAN, dan Kementerian Pendidikan Nasional telah menjalankan program space mindedness di tingkat nasional antara lain melalui lomba poster, penyuluhan tentang space wheater (cuaca antariksa), pameran Indodefence, lomba roket air, dan Kompetisi Roket Uji Muatan (RUM). Bahkan, RUM akan dilombakan di forum APRSAF (Forum Lembaga Antariksa Regional Asia Pasifik). Dalam kunjungan ini para antariksawan dan kapten kapal Yuanwang-5, berdialog dengan para siswa siswi yang dipandu oleh Kepala Pusat Teknologi Terapan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rika Andiarti didampingi Deputi Menristek Bidang Jaringan Iptek dan Asdep Iptek Masyarakat, Sadiyatmo. Mereka membagi pengalamannya saat melakukan perjalanan ke luar angkasa. Para siswa pun terlihat sangat antusias mendengarkan cerita para antariksawan dan Kapten kapal ini dengan melontarkan berbagai pertanyaan seputar pengalaman perjalanan mereka serta rencana ke depan. Dikesempatan yang sama, pihak Cina melalui Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia China, memberikan replika Shenzou-7 dan model kapal Yuanwang-5 kepada PP Iptek. Replika tersebut bakal menjadi wahana baru bagi pembelajaran iptek di PP IPTEK. Bersamaan dengan kedatangan dua astronot ke Indonesia, pihak Cina juga menghadirkan Kapal Yuanwang 5 dengan kapten kapalnya Chen Jin Chao, kapal penelitian yang baru menyelesaikan misi mengontrol satelit bulan. Kapal yang kini bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok akan berada di Indonesia selama 10 hari namun hanya empat hari dibuka untuk masyarakat umum. Kapal Yuanwang-5 merupakan generasi ketiga kapal pelacak Satelit yang dimiliki pemerintah China. Beberapa sistem navigasi dan teknologi yang dimilikinya, antara lain radar cuaca Doppler, Unified S-Band, C-Band Unified Control System dan C-Band Pulse Radar Antena komunikasi satelit besar, antena Inmarsat-B, sistem GPS Upper Air Sounding, dan theodolit (instrumen optik yang terdiri dari teleskop yang dapat diputar). Teknologi tersebut dikendalikan oleh rata-rata awak teknis yang berusia tak lebih dari 30 tahun. Kapal dengan jumlah total awak hampir 300 orang itu juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga, antara lain lapangan basket, serta fitness center.

Kapal tersebut memiliki dimensi panjang 222,2 meter, lebar 25,2 meter dan tinggi 40.85 meter dan melaut sejak September 2007. Kapal yang berbobot 25.000 ton tersebut akan berlabuh di Tanjung Priok hingga tanggal 23 Oktober 2010. Selama berada di Jakarta, masyarakat diberikan kesempatan untuk menyaksikan Pameran Teknologi Antariksa bertemakan "Youth Space Mindedness" yang akan digelar tanggal 14 17 Oktober 2010. Kapal ini bernama Yuanwang-5, yang artinya melihat jauh, di dalamnya terdapat banyak perangkat penelitian ilmu pengetahuan yang sangat canggih, Kapal Yuanwang-5 akan berada di Indonesia selama sepuluh hari dan empat hari di antaranya akan dibuka untuk publik. Jadi masyarakat dapat melihat dan mempelajari bagaimana para awak mengoperasikan kapal dan tinggal di sana, Ujar Dubes China, Zhang Qi Yue.

DOKUMENTASI

Saat menghadiri Talk Showdi samping Berada bersama astronot china miniature kapal dan kapten kapal YUANWANG 5 pemberian YUANWANG 5. china.

Bersama salah satu Ruang kemudi kapal. penghuni kapal YUANWANG 5.

Saat berada di atas kapal.

LAMPIRAN

Pelabuhan tanjung priouk.

Di dekat pintu loket masuk kapal YUANWANG 5

Anda mungkin juga menyukai