Anda di halaman 1dari 15

PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V

PT. GAMMA EPSILON BAB I - 1




BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, keterbatasan sumber minyak bumi
dan untuk menghindari dampak lingkungan yang diakibatkannya, maka
pemenuhan kebutuhan listrik dengan menggunakan tenaga air adalah
merupakan pilihan yang tepat. Disamping itu pembangkit listrik tenaga air yang
boleh dikatakan lebih bersih lingkungan akan mendukung program
pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development) yang
dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.

Propinsi Sulawesi Tengah banyak memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air,
khususnya Kabupaten Donggala, tetapi sampai saat ini pemenuhan kebutuhan
listriknya sebagian besar memanfaatkan bahan bakar yang tidak terbarukan
(PLTD).

Berkenaan dengan masalah tersebut di atas dan adanya potensi pembangkit
listrik tenaga air di Kecamatan Parigi - Kabupaten Donggala, maka PT. PLN
(Persero) - PISFP telah memberikan tugas kepada PT. Gamma Epsilon untuk
melaksanakan studi dan disain rinci PLTM Tindaki. Pembangkit tersebut
diharapkan dapat menggantikan atau menambah daya dari PLTD yang ada saat
ini.


1.2. Maksud dan Tujuan

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Studi dan Disain Rinci
PLTM ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
melakukan kajian dan analisa hasil site investigasi,
melaksanakan penyelidikan lapangan yang meliputi survey topografi,
penyelidikan geologi, survey hidrologi, sosial ekonomi, aspek lingkungan,
kelistrikan dan data penunjang lainnya,
melakukan evaluasi kelayakan proyek,
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB I - 2


menyiapkan kriteria disain, membuat disain rinci termasuk gambar-gambar
pelaksanaan konstruksi,
penyusunan jadwal pelaksanaan dan estimasi biaya proyek, program
implementasi proyek dan penyusunan dokumen lelang.


1.3. Lokasi dan Penyampaian Daerah Proyek

Rencana lokasi PLTM Tindaki terletak + 25 km sebelah Timur kota Kecamatan
Parigi, dan secara administratif termasuk dalam Kampung Tokasa, Desa
Tanahlanto, Kecamatan Parigi, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah.
Secara Geografis lokasi PLTM Tindaki terletak pada 0
0
58" LS dan 120
0
13" BT.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3.1.

Untuk mencapai lokasi proyek dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat
terbang dari Jakarta ke Palu. Selanjutnya dari Palu ke Parigi ditempuh dengan
kendaraan roda empat + 200 km selama 3 jam lewat jalan trans Sulawesi. Dari
Tanahlanto ke Bendung Irigasi Tindaki (di Dusun Tokasa) yang lokasinya
berdekatan dengan rencana PLTM Tindaki, masih bisa ditempuh dengan
menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan desa dengan kondisi jalan
beraspal baik dan sebagian berupa jalan perkerasan. Kemudian dilanjutkan
dengan jalan kaki menuju lokasi PLTM Tindaki. Jarak dari Bendung Irigasi
Tindaki ke site sejauh + 1 km.

PLTM Tindaki direncanakan dengan memanfaatkan potensi debit dan tinggi
jatuh (head) yang ada di Sungai Tindaki.

Lokasi bendung PLTM Tindaki direncanakan terletak + 3500 m, di sebelah hulu
Bendung Irigasi Tindaki.

Sedang rencana gedung sentral PLTM Tindaki terletak pada sisi tebing sebelah
kanan Sungai Tindaki. Luas DPS Tindaki sampai dengan rencana bendung
sebesar 28,41 km
2
.


1.4. Lingkup Pekerjaan

PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB I - 3


Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan mencakup semua aspek yang diperlukan
untuk menyelesaikan Pekerjaan Studi dan Disain Rinci adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Topografi
Penyelidikan Geologi Teknik/Geoteknik
Survey dan Studi Hidrologi
Studi Kelistrikan
Studi Optimasi
Pembuatan Rancangan Dasar ( basic design )
Analisa Ekonomi dan Finansial
Aspek Lingkungan ( UKL/UPL dan Environmental Screening )
Penyusunan Kriteria Disain
Pembuatan Disain Rinci ( detail design )
Perhitungan Volume Pekerjaan (bill of quantity) dan Perkiraan Biaya Proyek
Pembuatan Dokumen Lelang Pekerjaan Sipil dan Elektro Mekanik.

Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan dalam 5 (lima) tahapan, yaitu
tahap pendahuluan, tahap survey dan investigasi lapangan, tahap studi
kelayakan, tahap disain rinci dan tahap penyusunan dokumen lelang.
Secara garis besar urutan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada
Bagan Alir yang disajikan pada Gambar 1.4.1.


1.5. Rencana Pengembangan PLTM Tindaki

PLTM Tindaki direncanakan dengan memanfaatkan potensi debit dan tinggi
jatuh yang ada di Sungai Tindaki. Elevasi mercu bendung PLTM Tindaki
direncanakan terletak pada elevasi + 132,00, sekitar + 3500 m di sebelah hulu
lokasi Bendung Irigasi Tindaki. Sedangkan rencana gedung sentral PLTM
Tindaki direncanakan terletak + 62 m dan terletak pada tebing kanan Sungai
Tindaki.

Rencana pengembangan PLTM Tindaki seperti disajikan pada Gambar 1.5.1.
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 1

BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL


4.1. U m u m

Dari studi optimasi pada tahap studi kelayakan, didapat skema rencana
pengembangan untuk PLTM Tindaki (lihat Gambar 1.5.1.). Dari hasil studi
optimasi tersebut, hal-hal utama yang menjadi acuan dalam pelaksanaan disain
rinci PLTM seperti disajikan pada Tabel di bawah ini :

PARAMETER SATUAN PLTM TINDAKI
Debit rencana, Q
i

Elevasi Crest Bendung, El.1
Normal Operation Level, MOL
Tail Water Level, TWL
Diameter Dalam Pipa Pesat, |
Net head, He
Kapasitas Terpasang, P
i

m
3
/dt
meter
El. Meter
El. Meter
meter
meter
unit x MW
1,40
132,00
129,70
57,50
0,85
70,70
1 x 0,8


4.2. Desain Dasar Pekerjaan Sipil

4.2.1. Jalan Masuk

Jalan yang direncanakan pada proyek PLTM Tindaki berfungsi sebagai jalan
masuk ke Gedung Sentral PLTM Tindaki dengan mengambil hubungan dari jalan
yang sudah ada disekitar lokasi. Jalan yang direncanakan adalah jalan kelas IV
dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Lapisan permukaan berupa LATASIR merupakan lapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar
dan dipadatkan dengan tebal dan padat sekitar 2 cm.
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 2

2. Lapisan pondasi berupa pengaturan sedemikian rupa batu pecah ukuran 15 -
25 cm kemudian celahnya diisi batu pecah ukuran 5 sampai 7 cm
(dipadatkan).
3. Lapisan dasar dihampar pasir urug setebal 10 - 20 cm.

Trase jalan menuju gedung sentral harus direncanakan berdasarkan kebutuhan
akan :

- Jenis kendaraan rencana yang memakai jalan.
- Keadaan topografi daerah yang dilalui jalan.
- Kondisi daerah disekitarnya.

Standar geometrik yang direncanakan ditentukan sebagai berikut :

Lebar : 5 m daerah milik jalan, 3 m perkerasan.
Kecepatan rencana : 30 km/jam
Lebar bahu jalan : 1m
Kemiringan melintang (e) : maksimum 5% dari as jalan.
Kelandaian : 1 berbanding 6 untuk panjang jarak yang pendek
sebaliknya 1 banding 7 masih diperbolehkan untuk
keadaan yang memaksa. Diprioritaskan terhadap
kendaraan rencana maksimum.
Tikungan : Jari-jari minimum untuk menyesuaiakan kendaran
rencana maksimum tetapi tidak lebih kecil dari
10m.
Drainase melintang : Diameter gorong-gorong minimum 300mm dengan
interval tidak lebih 100 m dibuat dari beton.
Drainase tepi : Saluran yang luas untuk menyesuaiakan daerah
pengaliran dengan kelandaian minimum 1 banding
200. Dibuat dari pasangan batu atau tanah lunak.
Jalan air : Ukuran gorong-gorong disesuaian untuk aliran air
dengan hujan yang deras, tidak boleh lebih kecil
daripada diamater 600 mm untuk mengecilkan
hambatan bongkahan.

Saluran drainase dibuat di kiri dan kanan jalan. Arah aliran air sama dengan
kelandaian jalan karena elevasi dasar selokan samping dibuat di bawah elevasi
sumbu jalan.
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 3


4.2.2. Bendung

- Berdasarkan pertimbangan ekonomis, topografi dan geologi, lokasi bendung
dibangun di atas ketinggian/elevasi : + 132,0 meter.

Desain Bendung PLTM Tindaki dapat dilihat pada Gambar 1-Lampiran III.

1. Tinggi Bendung
Penetapan tinggi bendung (P), didasarkan pada kebutuhan minimum, dan
perhitungannya dimulai dari kebutuhan elevasi kolam penenang.
Selanjutnya dihitung kebutuhan elevasi air di Intake sampai akhirnya
diperoleh kebutuhan elevasi muka air di sungai sebagai dasar untuk
penetapan ketinggian tubuh bendung.

Sesuai dengan tujuan di atas, maka tinggi bendung direncanakan 5,0 meter.

2. Lebar Bendung
Perencanaan lebar bendung (B), dipengaruhi oleh :
- lebar sungai
- debit banjir rencana ( Q
50
)

- Berdasarkan kondisi topografi untuk lokasi bendung, maka didapat
Lebar Bendung 16,0 meter.

Lebar efektif bendung (B
e
), merupakan lebar bersih antara pangkal-pangkal
bendung dan/atau pilar yang dikurangi dengan pengaruh akibat kontraksi
aliran pada pilar dan pangkal bendung, yang ditentukan dengan persamaan
berikut :
B
e
= B - 2 . ( n . K
p
+ K
a
) . H
1
dimana :
B = total lebar bendung, meter
n = jumlah pilar
K
p
= koef. kontraksi pilar, = 0,01

K
a
= koef. kontraksi pangkal bendung, = 0,1
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 4

H
1
= tinggi energi, meter

- Lebar efektif bendung, Be : 15,40 meter

3. Perencanaan Mercu Bendung
Tipe mercu direncanakan dengan bentuk "mercu bulat ", karena memiliki
harga koefisien debit yang lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisien
bendung ambang lebar dan pelaksanaannya relatif mudah. Hal ini akan
banyak memberikan keuntungan, karena akan mengurangi tinggi air hulu
selama banjir.

- Jari-jari mercu (R) direncanakan : 0,7 meter

4. Tinggi Muka Air Banjir
Tinggi energi di atas mercu dihitung dengan persamaan :
Q = C
d
. 2/3 2 3 / . g . Be . H
1
3 / 2
di mana :
Q = debit, m
3
/dt
C
d
= koefisien debit ( C
0
.

C
1
. C
2
)
g = percepatan gravitasi, m/dt ( ~ 9,8)
Be = lebar efektif mercu, meter
H
1
= tinggi energi di atas mercu, meter

Koefisien debit C
d
adalah hasil dari :
- C
0
yang merupakan fungsi H
1
/ r
- C
1
yang merupakan fungsi p / H
1

- C
2
yang merupakan fungsi p / H
1
dan kemiringan muka hulu bendung

Sedangkan untuk menghitung tinggi muka air di atas mercu bendung
dipergunakan gabungan persamaan dasar, yaitu :
h = H
1
-
v
2
2g
= H
1
-
Q
B p + h) 2g
m
e
2 2
2
. ( .


dimana :
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 5

h = tinggi muka air di atas mercu bendung, meter
H
1
= tinggi energi di atas mercu, meter
Q
m
= debit banjir rencana di atas mercu, m
3
/dt
Be = lebar efektif mercu, m
p = ketinggian bendung, m
g = percepatan gravitasi , m/dt ( ~ 9,8)

Dengan persamaan di atas diperoleh tinggi muka air di atas bendung 1,97
meter (El. MAB + 133,97 m)

5. Peredam Energi
Pada perencanaan bendung ini tidak direncanakan peredam energi dengan
pertimbangan :
- Kondisi geologi pada daerah bendung berupa batu gamping yang cukup
kuat untuk menahan gerusan air,
- Beda elevasi antara loncatan air dengan kedalaman air normal di hilir
tidak terlalu besar.

6. Bangunan Penguras
Bangunan penguras direncanakan terletak pada sisi kanan bendung dengan
menggunakan pintu sorong selebar 1,5 meter. Pada saat banjir pintu
penguras harus dalam kondisi tertutup. Dan ketika debit banjir sudah mulai
turun baru pintu penguras dibuka.
Direncanakan pintu penguras tersebut dapat membilas sedimen dengan
diameter < 10 cm.

7. Bangunan Pengambilan ( intake )
Untuk menentukan dimensi bangunan pengambilan digunakan persamaan
sebagai berikut :
Q b h g z = . . . . . 2
dimana :
Q = kapasitas pengambilan pintu, m
3
/dt
= koefisien debit = 0,8
b = lebar pintu pengambilan, meter
h = tinggi bukaan pintu, meter
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 6

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/dt
2

z = kehilangan energi pada bukaan, meter

Kapasitas pintu pengambilan untuk PLTM direncanakan sebesar 1,2 x Qn.
Besar debit ini digunakan untuk pembilasan pada kantong lumpur.

- Dimensi pintu intake 1 x 1,0 meter

8. Analisa Stabilitas
Untuk analisa struktural, dilakukan kontrol stabilitas bendung terhadap
bahaya guling, geser, eksentrisitas dan daya dukung tanah. Kontol stabilitas
tersebut ditinjau dalam beberapa kondisi, yaitu :
- Kondisi Normal faktor keamanan > 1,5
- Kondisi Banjir faktor keamanan > 1,3
- Kondisi Normal + Gempa faktor keamanan > 1,3

Hasil perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada bendung seperti terlihat
pada Tabel di bawah ini :

URAIAN
GAYA ( kN ) MOMEN ( kNm )

VERTIKAL HORISONTAL
TAHAN GULING

1. Tubuh Bendung
- kondisi normal
- kondisi gempa
2. Berat Air
- kondisi normal
- kondisi banjir
3. Uplift
- kondisi normal
- kondisi banjir
4. Angker Beton



1029,82
--

103,01
53,96

- 296,75
- 53,96
75,00


--
226,56

148,38
53,96

--
--
--


5805,94
--

952,80
2288,18

--
--
750,00


--
556,41

272,02
717,15

2176,19
1187,01
--

Resume hasil perhitungan stabilitas (faktor keamanan) bendung seperti
terlihat pada tabel di bawah ini :
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 7

URAIAN
FAKTOR KEAMANAN

NORMAL BANJIR GEMPA

1. Terhadap Guling
2. Terhadap Geser
3. Eksentrisitas
4. Daya Dukung Tanah
- Tegangan Maks.
- Tegangan Min.

2,76
2,80
0,34

90,44
61,60


2,17
2,30
1,09

132,60
33,20

1,77
2,70
1,72

147,4
4,6

Dari hasil perhitungan di atas, data-data untuk perencanaan bendung
seperti terlihat pada Tabel di bawah ini :

PARAMETER SATUAN PLTM TINDAKI

Elevasi Dasar Sungai, El. 1
Elevasi Crest Bendung, El. 2
Tinggi Bendung, P
Lebar Total Bendung, B
Lebar Penguras, B2
Lebar Efektif Bendung, Be
Jari-jari Mercu, R
Debit Banjir 50 tahunan, Q
50
Tinggi Energi di atas Bendung, H
Tinggi Air di atas Bendung, h
Elevasi Muka Banjir, El. 3
Dimensi Intake, A


El. meter
El. meter
meter
meter
meter
meter
meter
m
3
/dt
meter
meter
El. Meter
meter


127,00
132,00
5,0
16,0
1 x 1,5
15,40
0,7
108,24
2,18
1,97
133,97
1 x 1,0

4.2.3. Saluran Penghantar ( canal )

Yang termasuk dalam disain saluran penghantar antara lain, kantong pasir,
saluran penghantar, bak penenang, pelimpah samping.

1. Kantong Pasir ( desand )

Dimensi kantong pasir yang diperlukan diperkirakan dengan persamaan :
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 8

L B
Q
w
. =
dimana :
L = panjang kantong pasir, meter
B = lebar kantong pasir, meter
Q = debit saluran, m
3
/dt
w = kecepatan pengendapan sedimen, m/dt

Kedalaman air pada bagian tengah kantong pasir :
h = Q / ( B . v )

Waktu pengendapan yang diperlukan yaitu :
t = h / w

Panjang minimal kantong pasir sebesar :
L = v . t

- Berdasarkan hasil analisa sedimen diketahui bahwa volume sedimen
yang masuk ke intake sebesar : 160 m
3
/bulan

Direncanakan bahwa diameter sedimen yang diendapkan lebih besar dari
0,3 mm, maka kecepatan pengendapan sedimen pada aliran tenang
sebesar 0,04 m/dt.
Kecepatan air pada kantong pasir tidak boleh lebih dari 0,35 m/dt.

Dimensi Kantong Pasir :
- Lebar dasar = 4,0 meter
- Panjang = 50,0 meter
- Kedalaman air = 1,0 meter
- Waktu Pengendapan = 25 detik

2. Saluran Penghantar ( canal )

Untuk menghindari pengendapan dan besarnya kehilangan tinggi (head)
yang cukup besar pada saluran, maka direncanakan kecepatan aliran pada
saluran berkisar antara 0,6 s/d 1,2 m/dt.
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 9


Untuk menghitung kecepatan aliran dan debit pada saluran dipergunakan
persamaan :
Q v A = .
v
n
R i =
1
2 3 1 2
. .
/ /

dimana :
Q = debit saluran, m
3
/dt
A = luas penampang basah, m
2

v = kecepatan aliran, m/dt
n = koefisien kekasaran manning ( = 0,025 )
R = jari-jari hidrolis, meter = A / P
i = slope saluran
P = keliling basah, meter

Tipikal bentuk saluran pembawa untuk PLTM dapat dilihat pada Gambar 2-
Lampiran III.

Dimensi Saluran pembawa dapat dilihat pada gambar berikut :








PLTM TINDAKI
3. Bak Penenang
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 10


Kedalaman bak penenang ditentukan berdasarkan diameter dan posisi pipa
pesat. Lebar bak penenang direncanakan 2,5 s/d 3 kali lebar saluran
pembawa sedangkan panjangnya direncanakan 2 s/d 3 kali lebar bak
penenang dengan tinggi jagaan sebesar 0,6 meter di atas Normal Operation
Level.
Sehingga dimensi bak penenang direncanakan :

URAIAN SATUAN PLTM TINDAKI
Lebar bak penenang, B
Panjang Bak penenang, L
Elevasi Dasar Kolam
Elevasi Muka air Minimum
Elevasi Pelimpah Samping
m
m
El. Meter
El. Meter
El. Meter
4,0
8,0
126,00
129,80
129,85

Gambar Denah Bak Penenang dapat dilihat pada Gambar 3 lampiran III .


4.2.4. Pipa Pesat

A. Dimensi Pipa Pesat

Diameter Dalam Pipa
Diameter pipa pesat didekati dengan persamaan :
d
Q
v
=
.
.
4
t

dimana :
d = diameter dalam pipa pesat, meter
Q = debit rencana, m
3
/dt
v = kecepatan aliran dalam pipa pesat, m/dt

- Untuk memperkecil kehilangan energi pipa pesat dan diameter dalam
pipa pesat yang ekonomis, ditetapkan bahwa kecepatan air dalam pipa
pesat sebesar + 2,5 m/dt. Dengan persamaan di atas, ditetapkan
diameter dalam pipa pesat : 0,85 meter
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V


PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 11


Tebal Pipa
Pipa pesat direncanakan dengan menggunakan pipa baja, dimana
ketebalan pipa diperkirakan dengan persamaan :
t
D
mi n
=
+ ( , ) 0 8
400
meter
Ketebalan pipa hasil persamaan tersebut masih perlu ditambah dengan
faktor korosi sebesar + 4 mm, sehingga tebal pipa pesat adalah 8 mm.

Panjang Pipa Pesat
- Sesuai dengan recana pengembangan alternatif terpilih, panjang pipa
pesat adalah 310 meter

B. Tekanan Pada Pipa

Apabila fluida yang mengalir dalam pipa tiba-tiba dihentikan dengan
menutup katup, maka ada kenaikan tekanan mendadak karena momentum
fluida rusak. Hal ini mengakibatkan adanya gelombang tekanan yang
menjalar sepanjang pipa. Gelombang tekanan itu dan getaran tekanan yang
menyertainya menimbulkan suara yang dikenal sebagai ketukan. Naiknya
tekanan dengan mendadak mempunyai efek pukulan pada dinding pipa.
Peristiwa ini disebut "water hammer". Besar kenaikan tekanan bergantung
pada kecepatan katup ditutup, panjang pipa dan elastisitas bahan pipa dan
fluida yang mengalir. Perhitungan "water hammer" dilakukan dengan
metoda Allievi.

Head maksimum
Maksimum head yang diijinkan untuk masing-masing tebal plat dihitung
dengan rumus sbb :
Ha =
( )
( )
20
+

o q
c
c
a
D
t
dimana :
Ha = head maksimum yang diijinkan (m)
o
a
= tegangan yang diijinkan ( kg/cm
2
)
q = efisiensi pengelasan

Anda mungkin juga menyukai