Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, keterbatasan sumber minyak bumi dan untuk menghindari dampak lingkungan yang diakibatkannya, maka pemenuhan kebutuhan listrik dengan menggunakan tenaga air adalah merupakan pilihan yang tepat. Disamping itu pembangkit listrik tenaga air yang boleh dikatakan lebih bersih lingkungan akan mendukung program pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development) yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.
Propinsi Sulawesi Tengah banyak memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air, khususnya Kabupaten Donggala, tetapi sampai saat ini pemenuhan kebutuhan listriknya sebagian besar memanfaatkan bahan bakar yang tidak terbarukan (PLTD).
Berkenaan dengan masalah tersebut di atas dan adanya potensi pembangkit listrik tenaga air di Kecamatan Parigi - Kabupaten Donggala, maka PT. PLN (Persero) - PISFP telah memberikan tugas kepada PT. Gamma Epsilon untuk melaksanakan studi dan disain rinci PLTM Tindaki. Pembangkit tersebut diharapkan dapat menggantikan atau menambah daya dari PLTD yang ada saat ini.
1.2. Maksud dan Tujuan
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Studi dan Disain Rinci PLTM ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : melakukan kajian dan analisa hasil site investigasi, melaksanakan penyelidikan lapangan yang meliputi survey topografi, penyelidikan geologi, survey hidrologi, sosial ekonomi, aspek lingkungan, kelistrikan dan data penunjang lainnya, melakukan evaluasi kelayakan proyek, PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB I - 2
menyiapkan kriteria disain, membuat disain rinci termasuk gambar-gambar pelaksanaan konstruksi, penyusunan jadwal pelaksanaan dan estimasi biaya proyek, program implementasi proyek dan penyusunan dokumen lelang.
1.3. Lokasi dan Penyampaian Daerah Proyek
Rencana lokasi PLTM Tindaki terletak + 25 km sebelah Timur kota Kecamatan Parigi, dan secara administratif termasuk dalam Kampung Tokasa, Desa Tanahlanto, Kecamatan Parigi, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Secara Geografis lokasi PLTM Tindaki terletak pada 0 0 58" LS dan 120 0 13" BT. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3.1.
Untuk mencapai lokasi proyek dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang dari Jakarta ke Palu. Selanjutnya dari Palu ke Parigi ditempuh dengan kendaraan roda empat + 200 km selama 3 jam lewat jalan trans Sulawesi. Dari Tanahlanto ke Bendung Irigasi Tindaki (di Dusun Tokasa) yang lokasinya berdekatan dengan rencana PLTM Tindaki, masih bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan desa dengan kondisi jalan beraspal baik dan sebagian berupa jalan perkerasan. Kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki menuju lokasi PLTM Tindaki. Jarak dari Bendung Irigasi Tindaki ke site sejauh + 1 km.
PLTM Tindaki direncanakan dengan memanfaatkan potensi debit dan tinggi jatuh (head) yang ada di Sungai Tindaki.
Lokasi bendung PLTM Tindaki direncanakan terletak + 3500 m, di sebelah hulu Bendung Irigasi Tindaki.
Sedang rencana gedung sentral PLTM Tindaki terletak pada sisi tebing sebelah kanan Sungai Tindaki. Luas DPS Tindaki sampai dengan rencana bendung sebesar 28,41 km 2 .
1.4. Lingkup Pekerjaan
PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB I - 3
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan mencakup semua aspek yang diperlukan untuk menyelesaikan Pekerjaan Studi dan Disain Rinci adalah sebagai berikut : Pekerjaan Topografi Penyelidikan Geologi Teknik/Geoteknik Survey dan Studi Hidrologi Studi Kelistrikan Studi Optimasi Pembuatan Rancangan Dasar ( basic design ) Analisa Ekonomi dan Finansial Aspek Lingkungan ( UKL/UPL dan Environmental Screening ) Penyusunan Kriteria Disain Pembuatan Disain Rinci ( detail design ) Perhitungan Volume Pekerjaan (bill of quantity) dan Perkiraan Biaya Proyek Pembuatan Dokumen Lelang Pekerjaan Sipil dan Elektro Mekanik.
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan dalam 5 (lima) tahapan, yaitu tahap pendahuluan, tahap survey dan investigasi lapangan, tahap studi kelayakan, tahap disain rinci dan tahap penyusunan dokumen lelang. Secara garis besar urutan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Bagan Alir yang disajikan pada Gambar 1.4.1.
1.5. Rencana Pengembangan PLTM Tindaki
PLTM Tindaki direncanakan dengan memanfaatkan potensi debit dan tinggi jatuh yang ada di Sungai Tindaki. Elevasi mercu bendung PLTM Tindaki direncanakan terletak pada elevasi + 132,00, sekitar + 3500 m di sebelah hulu lokasi Bendung Irigasi Tindaki. Sedangkan rencana gedung sentral PLTM Tindaki direncanakan terletak + 62 m dan terletak pada tebing kanan Sungai Tindaki.
Rencana pengembangan PLTM Tindaki seperti disajikan pada Gambar 1.5.1. PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 1
BAB IV PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL
4.1. U m u m
Dari studi optimasi pada tahap studi kelayakan, didapat skema rencana pengembangan untuk PLTM Tindaki (lihat Gambar 1.5.1.). Dari hasil studi optimasi tersebut, hal-hal utama yang menjadi acuan dalam pelaksanaan disain rinci PLTM seperti disajikan pada Tabel di bawah ini :
PARAMETER SATUAN PLTM TINDAKI Debit rencana, Q i
Elevasi Crest Bendung, El.1 Normal Operation Level, MOL Tail Water Level, TWL Diameter Dalam Pipa Pesat, | Net head, He Kapasitas Terpasang, P i
m 3 /dt meter El. Meter El. Meter meter meter unit x MW 1,40 132,00 129,70 57,50 0,85 70,70 1 x 0,8
4.2. Desain Dasar Pekerjaan Sipil
4.2.1. Jalan Masuk
Jalan yang direncanakan pada proyek PLTM Tindaki berfungsi sebagai jalan masuk ke Gedung Sentral PLTM Tindaki dengan mengambil hubungan dari jalan yang sudah ada disekitar lokasi. Jalan yang direncanakan adalah jalan kelas IV dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Lapisan permukaan berupa LATASIR merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan dipadatkan dengan tebal dan padat sekitar 2 cm. PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 2
2. Lapisan pondasi berupa pengaturan sedemikian rupa batu pecah ukuran 15 - 25 cm kemudian celahnya diisi batu pecah ukuran 5 sampai 7 cm (dipadatkan). 3. Lapisan dasar dihampar pasir urug setebal 10 - 20 cm.
Trase jalan menuju gedung sentral harus direncanakan berdasarkan kebutuhan akan :
- Jenis kendaraan rencana yang memakai jalan. - Keadaan topografi daerah yang dilalui jalan. - Kondisi daerah disekitarnya.
Standar geometrik yang direncanakan ditentukan sebagai berikut :
Lebar : 5 m daerah milik jalan, 3 m perkerasan. Kecepatan rencana : 30 km/jam Lebar bahu jalan : 1m Kemiringan melintang (e) : maksimum 5% dari as jalan. Kelandaian : 1 berbanding 6 untuk panjang jarak yang pendek sebaliknya 1 banding 7 masih diperbolehkan untuk keadaan yang memaksa. Diprioritaskan terhadap kendaraan rencana maksimum. Tikungan : Jari-jari minimum untuk menyesuaiakan kendaran rencana maksimum tetapi tidak lebih kecil dari 10m. Drainase melintang : Diameter gorong-gorong minimum 300mm dengan interval tidak lebih 100 m dibuat dari beton. Drainase tepi : Saluran yang luas untuk menyesuaiakan daerah pengaliran dengan kelandaian minimum 1 banding 200. Dibuat dari pasangan batu atau tanah lunak. Jalan air : Ukuran gorong-gorong disesuaian untuk aliran air dengan hujan yang deras, tidak boleh lebih kecil daripada diamater 600 mm untuk mengecilkan hambatan bongkahan.
Saluran drainase dibuat di kiri dan kanan jalan. Arah aliran air sama dengan kelandaian jalan karena elevasi dasar selokan samping dibuat di bawah elevasi sumbu jalan. PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 3
4.2.2. Bendung
- Berdasarkan pertimbangan ekonomis, topografi dan geologi, lokasi bendung dibangun di atas ketinggian/elevasi : + 132,0 meter.
Desain Bendung PLTM Tindaki dapat dilihat pada Gambar 1-Lampiran III.
1. Tinggi Bendung Penetapan tinggi bendung (P), didasarkan pada kebutuhan minimum, dan perhitungannya dimulai dari kebutuhan elevasi kolam penenang. Selanjutnya dihitung kebutuhan elevasi air di Intake sampai akhirnya diperoleh kebutuhan elevasi muka air di sungai sebagai dasar untuk penetapan ketinggian tubuh bendung.
Sesuai dengan tujuan di atas, maka tinggi bendung direncanakan 5,0 meter.
- Berdasarkan kondisi topografi untuk lokasi bendung, maka didapat Lebar Bendung 16,0 meter.
Lebar efektif bendung (B e ), merupakan lebar bersih antara pangkal-pangkal bendung dan/atau pilar yang dikurangi dengan pengaruh akibat kontraksi aliran pada pilar dan pangkal bendung, yang ditentukan dengan persamaan berikut : B e = B - 2 . ( n . K p + K a ) . H 1 dimana : B = total lebar bendung, meter n = jumlah pilar K p = koef. kontraksi pilar, = 0,01
K a = koef. kontraksi pangkal bendung, = 0,1 PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 4
H 1 = tinggi energi, meter
- Lebar efektif bendung, Be : 15,40 meter
3. Perencanaan Mercu Bendung Tipe mercu direncanakan dengan bentuk "mercu bulat ", karena memiliki harga koefisien debit yang lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisien bendung ambang lebar dan pelaksanaannya relatif mudah. Hal ini akan banyak memberikan keuntungan, karena akan mengurangi tinggi air hulu selama banjir.
- Jari-jari mercu (R) direncanakan : 0,7 meter
4. Tinggi Muka Air Banjir Tinggi energi di atas mercu dihitung dengan persamaan : Q = C d . 2/3 2 3 / . g . Be . H 1 3 / 2 di mana : Q = debit, m 3 /dt C d = koefisien debit ( C 0 .
C 1 . C 2 ) g = percepatan gravitasi, m/dt ( ~ 9,8) Be = lebar efektif mercu, meter H 1 = tinggi energi di atas mercu, meter
Koefisien debit C d adalah hasil dari : - C 0 yang merupakan fungsi H 1 / r - C 1 yang merupakan fungsi p / H 1
- C 2 yang merupakan fungsi p / H 1 dan kemiringan muka hulu bendung
Sedangkan untuk menghitung tinggi muka air di atas mercu bendung dipergunakan gabungan persamaan dasar, yaitu : h = H 1 - v 2 2g = H 1 - Q B p + h) 2g m e 2 2 2 . ( .
dimana : PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 5
h = tinggi muka air di atas mercu bendung, meter H 1 = tinggi energi di atas mercu, meter Q m = debit banjir rencana di atas mercu, m 3 /dt Be = lebar efektif mercu, m p = ketinggian bendung, m g = percepatan gravitasi , m/dt ( ~ 9,8)
Dengan persamaan di atas diperoleh tinggi muka air di atas bendung 1,97 meter (El. MAB + 133,97 m)
5. Peredam Energi Pada perencanaan bendung ini tidak direncanakan peredam energi dengan pertimbangan : - Kondisi geologi pada daerah bendung berupa batu gamping yang cukup kuat untuk menahan gerusan air, - Beda elevasi antara loncatan air dengan kedalaman air normal di hilir tidak terlalu besar.
6. Bangunan Penguras Bangunan penguras direncanakan terletak pada sisi kanan bendung dengan menggunakan pintu sorong selebar 1,5 meter. Pada saat banjir pintu penguras harus dalam kondisi tertutup. Dan ketika debit banjir sudah mulai turun baru pintu penguras dibuka. Direncanakan pintu penguras tersebut dapat membilas sedimen dengan diameter < 10 cm.
7. Bangunan Pengambilan ( intake ) Untuk menentukan dimensi bangunan pengambilan digunakan persamaan sebagai berikut : Q b h g z = . . . . . 2 dimana : Q = kapasitas pengambilan pintu, m 3 /dt = koefisien debit = 0,8 b = lebar pintu pengambilan, meter h = tinggi bukaan pintu, meter PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 6
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/dt 2
z = kehilangan energi pada bukaan, meter
Kapasitas pintu pengambilan untuk PLTM direncanakan sebesar 1,2 x Qn. Besar debit ini digunakan untuk pembilasan pada kantong lumpur.
- Dimensi pintu intake 1 x 1,0 meter
8. Analisa Stabilitas Untuk analisa struktural, dilakukan kontrol stabilitas bendung terhadap bahaya guling, geser, eksentrisitas dan daya dukung tanah. Kontol stabilitas tersebut ditinjau dalam beberapa kondisi, yaitu : - Kondisi Normal faktor keamanan > 1,5 - Kondisi Banjir faktor keamanan > 1,3 - Kondisi Normal + Gempa faktor keamanan > 1,3
Hasil perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada bendung seperti terlihat pada Tabel di bawah ini :
URAIAN GAYA ( kN ) MOMEN ( kNm )
VERTIKAL HORISONTAL TAHAN GULING
1. Tubuh Bendung - kondisi normal - kondisi gempa 2. Berat Air - kondisi normal - kondisi banjir 3. Uplift - kondisi normal - kondisi banjir 4. Angker Beton
1029,82 --
103,01 53,96
- 296,75 - 53,96 75,00
-- 226,56
148,38 53,96
-- -- --
5805,94 --
952,80 2288,18
-- -- 750,00
-- 556,41
272,02 717,15
2176,19 1187,01 --
Resume hasil perhitungan stabilitas (faktor keamanan) bendung seperti terlihat pada tabel di bawah ini : PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 7
URAIAN FAKTOR KEAMANAN
NORMAL BANJIR GEMPA
1. Terhadap Guling 2. Terhadap Geser 3. Eksentrisitas 4. Daya Dukung Tanah - Tegangan Maks. - Tegangan Min.
2,76 2,80 0,34
90,44 61,60
2,17 2,30 1,09
132,60 33,20
1,77 2,70 1,72
147,4 4,6
Dari hasil perhitungan di atas, data-data untuk perencanaan bendung seperti terlihat pada Tabel di bawah ini :
PARAMETER SATUAN PLTM TINDAKI
Elevasi Dasar Sungai, El. 1 Elevasi Crest Bendung, El. 2 Tinggi Bendung, P Lebar Total Bendung, B Lebar Penguras, B2 Lebar Efektif Bendung, Be Jari-jari Mercu, R Debit Banjir 50 tahunan, Q 50 Tinggi Energi di atas Bendung, H Tinggi Air di atas Bendung, h Elevasi Muka Banjir, El. 3 Dimensi Intake, A
El. meter El. meter meter meter meter meter meter m 3 /dt meter meter El. Meter meter
127,00 132,00 5,0 16,0 1 x 1,5 15,40 0,7 108,24 2,18 1,97 133,97 1 x 1,0
4.2.3. Saluran Penghantar ( canal )
Yang termasuk dalam disain saluran penghantar antara lain, kantong pasir, saluran penghantar, bak penenang, pelimpah samping.
1. Kantong Pasir ( desand )
Dimensi kantong pasir yang diperlukan diperkirakan dengan persamaan : PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 8
L B Q w . = dimana : L = panjang kantong pasir, meter B = lebar kantong pasir, meter Q = debit saluran, m 3 /dt w = kecepatan pengendapan sedimen, m/dt
Kedalaman air pada bagian tengah kantong pasir : h = Q / ( B . v )
Waktu pengendapan yang diperlukan yaitu : t = h / w
Panjang minimal kantong pasir sebesar : L = v . t
- Berdasarkan hasil analisa sedimen diketahui bahwa volume sedimen yang masuk ke intake sebesar : 160 m 3 /bulan
Direncanakan bahwa diameter sedimen yang diendapkan lebih besar dari 0,3 mm, maka kecepatan pengendapan sedimen pada aliran tenang sebesar 0,04 m/dt. Kecepatan air pada kantong pasir tidak boleh lebih dari 0,35 m/dt.
Dimensi Kantong Pasir : - Lebar dasar = 4,0 meter - Panjang = 50,0 meter - Kedalaman air = 1,0 meter - Waktu Pengendapan = 25 detik
2. Saluran Penghantar ( canal )
Untuk menghindari pengendapan dan besarnya kehilangan tinggi (head) yang cukup besar pada saluran, maka direncanakan kecepatan aliran pada saluran berkisar antara 0,6 s/d 1,2 m/dt. PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 9
Untuk menghitung kecepatan aliran dan debit pada saluran dipergunakan persamaan : Q v A = . v n R i = 1 2 3 1 2 . . / /
dimana : Q = debit saluran, m 3 /dt A = luas penampang basah, m 2
v = kecepatan aliran, m/dt n = koefisien kekasaran manning ( = 0,025 ) R = jari-jari hidrolis, meter = A / P i = slope saluran P = keliling basah, meter
Tipikal bentuk saluran pembawa untuk PLTM dapat dilihat pada Gambar 2- Lampiran III.
Dimensi Saluran pembawa dapat dilihat pada gambar berikut :
PLTM TINDAKI 3. Bak Penenang PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 10
Kedalaman bak penenang ditentukan berdasarkan diameter dan posisi pipa pesat. Lebar bak penenang direncanakan 2,5 s/d 3 kali lebar saluran pembawa sedangkan panjangnya direncanakan 2 s/d 3 kali lebar bak penenang dengan tinggi jagaan sebesar 0,6 meter di atas Normal Operation Level. Sehingga dimensi bak penenang direncanakan :
URAIAN SATUAN PLTM TINDAKI Lebar bak penenang, B Panjang Bak penenang, L Elevasi Dasar Kolam Elevasi Muka air Minimum Elevasi Pelimpah Samping m m El. Meter El. Meter El. Meter 4,0 8,0 126,00 129,80 129,85
Gambar Denah Bak Penenang dapat dilihat pada Gambar 3 lampiran III .
4.2.4. Pipa Pesat
A. Dimensi Pipa Pesat
Diameter Dalam Pipa Diameter pipa pesat didekati dengan persamaan : d Q v = . . 4 t
dimana : d = diameter dalam pipa pesat, meter Q = debit rencana, m 3 /dt v = kecepatan aliran dalam pipa pesat, m/dt
- Untuk memperkecil kehilangan energi pipa pesat dan diameter dalam pipa pesat yang ekonomis, ditetapkan bahwa kecepatan air dalam pipa pesat sebesar + 2,5 m/dt. Dengan persamaan di atas, ditetapkan diameter dalam pipa pesat : 0,85 meter PLTM TINDAKI STUDI DAN DISAIN RINCI PLTM PAKET V
PT. GAMMA EPSILON BAB IV - 11
Tebal Pipa Pipa pesat direncanakan dengan menggunakan pipa baja, dimana ketebalan pipa diperkirakan dengan persamaan : t D mi n = + ( , ) 0 8 400 meter Ketebalan pipa hasil persamaan tersebut masih perlu ditambah dengan faktor korosi sebesar + 4 mm, sehingga tebal pipa pesat adalah 8 mm.
Panjang Pipa Pesat - Sesuai dengan recana pengembangan alternatif terpilih, panjang pipa pesat adalah 310 meter
B. Tekanan Pada Pipa
Apabila fluida yang mengalir dalam pipa tiba-tiba dihentikan dengan menutup katup, maka ada kenaikan tekanan mendadak karena momentum fluida rusak. Hal ini mengakibatkan adanya gelombang tekanan yang menjalar sepanjang pipa. Gelombang tekanan itu dan getaran tekanan yang menyertainya menimbulkan suara yang dikenal sebagai ketukan. Naiknya tekanan dengan mendadak mempunyai efek pukulan pada dinding pipa. Peristiwa ini disebut "water hammer". Besar kenaikan tekanan bergantung pada kecepatan katup ditutup, panjang pipa dan elastisitas bahan pipa dan fluida yang mengalir. Perhitungan "water hammer" dilakukan dengan metoda Allievi.
Head maksimum Maksimum head yang diijinkan untuk masing-masing tebal plat dihitung dengan rumus sbb : Ha = ( ) ( ) 20 +
o q c c a D t dimana : Ha = head maksimum yang diijinkan (m) o a = tegangan yang diijinkan ( kg/cm 2 ) q = efisiensi pengelasan