Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN Palu adalah sebuah Kota sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, secara geografis terletak

di 0o54 LS dan 119o50 Bt. Daearah ini berbatasan dengan Kecamatan Tawaeli, Kabupaten Donggala di utara, Kecamatan Marawoladan Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala di selatan, Kecamatan Banawa dan Kecamatan Marawola di barat, Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala dan Kecamatan Parigi, Kabupaten Marigi-Moutong di timur. Luas wilayah daerah ini adalah 395,06 Km2. Secara adminsitratif, daerah ini terbagi menjadi 4 Kecamatan dan 43 Kelurahan, Daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antar lain di sektor perkebunan dengan komoditi yang dihasilkan berupa kelapa dalam, jambu mete dan kakao. Kegiatan perekonomian utama di Kota Palu ini yang utama di sektor tersier yang merupakan jasa usaha, pembinaan terhadap sektor tersier yang meliputi perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa menjadi perhatian utama Pemda Kota Palu. Di sektor industri, potensi industri yang berbasis ekonomi kerakyatan, misalnya industri kerajinan kayu hitam (ebony), industri tenun ikat, dan industri pengolahan hasil pertanian. Pengembangan industri kecil menadi prioritas utama , hal ini disebabakan industri kecil secara riil telah memberikan konstribusi terhadap pemasukan daerah ini. Kelancaran akses transportasi dan komunikasi ke luar daerah secara tidak langsung juga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan potensi daerah ini , infrastruktur yang memadai mempermudah arus barang dan jasa sehingga mempercepat perwujudan Kota Palu sebagai kawasan industri. Di sektor pariwisata, di Kota Palu ini terdapat Gunung Gawalise, Taman Nasioanal Lore Lindu dan hutan wisata Danau Lindu yang berpotensi sebagai obyek wisata alam dan budaya yang menarik. Daerah ini juga telah memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya telah terdapat Bandara Mutiara yang terletak di Palu ddan Pelabuhan Pantolan, serta terdapat dukungan sarana pembangkit tenaga listrik, air bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.

BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH KOTA PALU Pertumbuhan Kota Palu setelah bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda dan Jepang pada Tahun 1945 terus mengalami peningkatan hasrat, masyarakat begitu bersemangat untuk lebih maju dari masa penjajahan sangat besar disertai tekad untuk memperbaharui daerahnya. Berkat usaha yang gigih serta tersusunnya roda Pemerintahan dari pusat hingga ke daerah-daerah, maka terbentuklah Daerah Swatantra Tingkat II Donggala sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1952. Secara berangsur-angsur susunanan Ketatanegaraan Republik Indonesia diperbaiki oleh Pemerintah Pusat, seiring dengan keinginan rakyat di daerah-daerah melalui pemecahan dan penggabungan untuk pengembangan daerah. Selanjutnya, dihapuslah Pemerintah Swapraja dengan keluarnya Undang-Undang Nomor I tahun 1957 dan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 serta UndangUndang Nomor 13 Tahun 1964 tentang terbentuknya daerah provinsi Sulawesi Tengah dengan ibu kota Palu. Pembentukan Pemerintahan wilayah Kota Administratif Palu tidak terlepas dari hasrat dan keinginan rakyat di daerah ini untuk mewujudkan Pemerintahan wilayah Kota Palu, sesuai dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah di Poso pada Tahun 1964. atas dasar keputusan itu maka diambil langkah-langkah positif oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Donggala guna mempersiapkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kemungkinan Kota Palu sebagai Kota Adminstratif. Usaha tersebut semakin diperkuat dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Nomor : 22/Ditpem/1974 dengan membentuk panitia peneliti kemungkinan Kota Palu dijadikan Kota Administratif. Selanjutnya bertolak dari hasrat dan keinginan rakyat sebagaimana tertuang dalam keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingakt I Sulawesi Tengah, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978 pada tanggal 27 September 1978 Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia meresmikan Kota Adminstratif Palu,
2

dan sekaligus melantik Drs. Kiesman Abdullah sebagai Walikota Administratif Palu yang pertama. Sejalan dengan dasar pembentukan diatas, Kota Palu ditetapkan pula sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah sekaligus Ibukota Daerah Tingkat II Donggala dan juga Ibukota Adminstratif Palu. Sebagai Kota Adminstratif , Kota Palu merupakan Kota ke 10 yang ditetapkan Pemerintah menjadi Kota Adminstratif. Berdasarkan landasan hukum tersebut, maka Pemerintah Kota Palu melalui kegiatan Penyelenggaraan dan politik, Pemerintahan dan sesuai dengan fungsinya dan yaitu dengan meningkatkan perkembangan menyesuaikan sosial penyelenggaraan budaya, pemerintahan

membina

mengarahkan

pembangunan sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi dan visi perkotaan, mendukung dan merangsang titik secara timbal balik membangun wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah pada umumnya dan Kabupaten DaerahTingkat II Donggala. Pengembangan Kota Adminstratif Palu secara makro berpiajk pada kebijakan pembangunan berdasarkan prioritas tahapan repelita, yang dimulai dari Pelita I sampai dengan Pelita V. Selain bertolak dari dari prioritas tersebut ada beberapa merupakan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Donggala dan juga Ibukota Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah. Pesatnya pertumbuhan ekonomi memungkinkan perbaikan kualitas kehidupan dan tersedianya sumberdaya sehingga dapat menarik investor yang selanjutnya dapat membuka lapangan kerja baru. Pertumbuhan penduduk kota adminstratif palu menjadi begitu cepat, lonjakan penduduk ini disebabkan karena peranan dan kedudukan Kota Palu sebagai kota perdagangan, industri dan pendidikan. sebagai konsekwensinya Kota Palu menjadi pusat konsentrasi pemukiman penduduk. Perkembangan sektor perdagangan dan industri sera pendidikan di kota ini memancing derasnya arus urbanisasi terutama daerah propinsi di daerah otonom (Kota Madya), berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1994. Melihat indikator pertumbuhan kota tersebut dituntut adanya pengolahan dan pengendalian urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarkatan yang lebih cepat serta terarah agar pelayanan kepada masyarakat lebih baik. atas pertimbangan tersebut, maka status Kota Adminstrasi Palu ditingkatkan.
3

Sebagai tindak lanjut dari UU Nomor 4 Tahun 1994, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Palu tersebut, maka Menteri Dalam Negeri II Palu tersebut, maka Menteri Dalam Negeri Moh. Yogie SM pada tanggal 12 Oktober 1994 bertempat di Lapangan Upacara Vatulemo Palu, meresmikan Kotamadya Daerah Tingkat II Palu sebagai Daerah Otonom melantik Pj. Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Palu, maka Pemerintah Daerah yang baru membenahi segala aspek yang diharapkan masyarkat terutama yang berkenaan dengan pendapatan asli daerah yaitu menintaskan proses penyerahan aset pemerintah daerah tingkat II Donggala kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Palu. Selain itu dilaksanakan pula pembenahan kelembagaan, ketatalaksanaan personil serta sarana dan fasilitas lainnya sebagaimana yang diamanatkan oleh UndangUndang Nomor 4 Tahun 1994 pada pasal 8, untuk melengkapi unsur pemerintah daerah maka pada tanggal 11 Juli 1995, gubernur kepala daerah tingkat daerah kotamadya daerah tingkat II Palu, berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sulawesi Tengah Nomor. 171.2/2953/rotapem tanggal 7 Juli Tahun 1995 tentang peresmian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadaya Daerah tingkat II Palu periode Tahun 1995-1997. Akhirnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah tingkat II Palu Nomor 01 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Palu, telah ditetapkan bahwa tanggal, bulan, dan tahun pembentukan Kota Adminstratif Palu dijadikan sebagai hari jadi Kota Palu yaitu tanggal 27 September 1978. B. MAKNA LAMBANG

a. Arti Bentuk Lambang Gambar berbentuk Buah Kelapa dan Belanga (kura tanah) yang bersudut lima dengan warna dasar biru, merah, hijau dan kuning melambangkan :
1. Kekayaan yang terkandung dalam bumi Daerah Kota Palu

dapat 2.

diolah/dimanfaatkan

demi

kemakmuran

dan

kesejahteraan rakyat; Masyarakat Kota Palu bersifat terbuka dalam menerima semua masukan untuk diolah dan senantiasa dimusyawarahkan sehingga lahir suatu keputusan yang pada akhirnya untuk kesejahteraan rakyat; 3. Mempersatukan semua unsur yang ada di Daerah Kota Palu, untuk bersama sama merasa bertanggung jawab demi kemakmuran Daerah Sulawesi Tengah pada umumnya dan Daerah Kota Palu pada Khususnya; Gambar buah kelapa dan belanga tanah bersudut lima melambangkan falsafah Pancasila; Garis lurus vertikal pemisah warna hijau dan kuning melambangkan bahwa Daerah Kota Palu selalu membina rasa persatuan dan kesatuan demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945; Bagian pinggir gambar berwarna hitam melambangkan suatu usaha melestarikan dan memelihara kebudayaan daerah dari pengaruh kebudayaan asing yang akan merusak kepribadian bangsa.
b. Arti Gambar/Lukisan Dalam Lambang

Bintang bersudut lima berwarna kuning keemasan melambangkan Rakyat Kota Palu menjungjung tinggi dan mengamalkan nilai nilai yang terkandung pada Pancasila dalam bertindak dan berbuat sesuatu demi kesejahteraan bersama;

Untaian padi sebanyak 27 (dua puluh tujuh) butir dan rangkaian bunga kapas sebanyak 9 (sembilan) buah melambangkan tanggal dan bulan lahirnya Kota Palu;

Rumah Adat Sou Raja : 1. Mempunyai 12 (dua belas) tiang dan 10 (sepuluh) anak tangga yang menggambarkan tanggal dan bulan peresmian Kotamadya Daerah Tingkat II Palu; 2. Sebagai tempat tinggal Raja dan tempat bermusyawarah wakil rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan;

Alur 2 (dua) garis lengkung (pemisah warna) : 1. 2. Menggambarkan di Kota Palu terdapat beberapa sungai; Menggambarkan lembah, dimana leyak geografis Kota Palu diapit oleh 2 (dua) buah pegunungan;

Garis lurus vertikal menggambarkan bahwa masyarakat Kota Palu mempunyai tekad yang kuat, kokoh dan tegar dalam melaksanakan pembangunan;

Garis ombak yang terdiri dari 7 (tujuh) gelombang dan 8 (delapan) gelombang menggambarkan tahun kelahiran Kota Palu yaitu tahun 1978 dan juga menggambarkan geografis Kota Palu mempunyai teluk yang potensial dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Kota Palu;

Garis vertikal 5 (lima) buah dibawah pita berwarna putih, bertuliskan MALIU NTINUVU mengartikan Daerah Kota Palu merupakan Daerah Tingkat II Palu yang kelima di Propinsi Sulawesi Tengah;

Pita berwarna putih terletak pada tangkai padi dan kapas yang bertuliskan MALIU TINUVU bermakna mempersatukan semua unsur /potensi yang ada pada Daerah Kota Palu untuk secara bersama sama mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat.

c. Arti Warna Warna biru menggambarkan sifat setia dan patuh dalam menjalankan tugas dan kewajiban serta menjunjung tinggi nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945; Warna kuning menggambarkan keagungan dan keluhuran budi dalam arti kebanggaan untuk ikut serta bertanggung jawab atas wilayah sebagai bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia; Warna hijau menggambarkan kesuburan dan kemakmuran; Warna merah menggambarkan keteguhan dan keberanian dalam pendirian untuk mempertahankan kebenaran; Warna coklat menggambarkan rasa aman; Warna putih menggambarkan keiklasan dalam menerima dan berbuat sesuatu demi kepentingan umum; Warna hitam melambangkan ketabahan dan kemampuan dalam menghadapi setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan; Tulisan MALIU NTINUVU berwarna hitam.
d. Arti Motto MALIU NTINUVU yang tertulis pada pita berwarna putih,

sebagai berikut : Pengabdian yang tulus dilandasi dengan semangat persatuan dan kesatuan yang kokoh dengan senantiasa mendapat lindungan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan pembangunan demi kehidupan yang makmur, sejahtera dan lestari. C. GEORAFI 1. Letak Geografis Secara Administratif, Kota Palu adalah ibukota Propinsi Sulawesi Tengah, yang dibagi dalam 4 (empat) kecamatan dan 43 kelurahan. Kota Palu dengan wilayah seluas 395,06 kilometer persegi, berada pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu yang secara astronomis terletak antara 0o,36" - 0o,56" Lintang Selatan dan 119o,45 " - 121o,1" Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Katulistiwa dengan ketinggian 0 - 700 meter dari permukaan laut.
7

2.

Keadaan Geologi Keadan geologi Kota Palu secara umum sama untuk semua kecamatan yaitu jenis tanah Alluvial yang terdapat di lembah Palu. Secara umum formasi geologi tanah di Kota Palu ini yang dilaporkan SPRS menunjukkan bahwa formasi geologinya terdiri dari batuan gunung berapi dan batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous Intrusiverocks). Disamping pula batuanbatuan metamorfosis dan sedimen. Dataran lembah Palu diperkirakan cocok untuk pertanian intensif. Geologi tanah dataran lembah Palu ini terdiri dari bahan-bahan alluvial dan colluvial yang berasal dari metaforsis yang telah membeku. Disamping itu tanahnya kemungkinan bertekstur sedang. topografi daerah ini adalah datar sampai berombak-ombak dengan beberapa daerah yang berlembah.

D. IKLIM
1. Suhu dan Kelembaban Udara.

Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April - September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan Maret. hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 2008 bahwa rata-rata suhu udara adalah 26,60oC, sedangkan bulan-bulan lainnya suhu udara berkisar antara25,90 - 27,10oC. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Agustus yang mencapai 83,00 persen, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 75,00 persen. 2. Curah Hujan dan Keadaan Angin Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu tahun 2008 terjadi pada bulan Agustus yaitu 199,00 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Oktober yaitu 12,80 mm. Sementara itu kecepatan angin pada tahun 2008 rata-rata berkisar antara 3 - 5 knots. Arah angin pada tahun 2008 masih berada pada posisi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu datang dari posisi utara.
8

E. PENDUDUK 1. Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi SUPAS tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Palu mencapai309.032 jiwa. Dari jumlah tersebut terdapat 6 jiwa penduduk warga negara asing (WNA). 2. Kepadatan Penduduk Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk Kota Palu keadaan akhir tahun 2008 tercatat782 jiwa/km2, dengan luas wilayah Kota Palu 395,06 km2. Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, ternyata Kecamatan Palu Selatan merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi jiwa/km2 F. ASPEK SOSIAL BUDAYA 1. Pendidikan Taraf hidup suatu masyarakat umumnya tercermin dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat, dimana secara umum pendidikan merupakan faktor penentu tinggi rendahnya tingkat sosial dalam masyarakat. Mengingat bahwa penduduk Kota Palu tergolong penduduk usia muda, yang berarti bahwa umumnya berada pada usia sekolah. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Pada Tahun 2007 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 127 unit sekolah dengan murid sebanyak 5.912 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang tercantum 5.842 orang,
9

yaitu 1.7972 jiwa/km,

sedangkan

Kecamatan

Palu

Timur

merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu sebanyak 373

sedangkan rasio antara murid dan Guru TK tahun 2007 di Kota Palu sebesar 21. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 179 unit sekolah pada tahun 2007, terdiri dari 63 unit sekolah negeri non inpres, 71 unit sekolah Inpres dan 27 unit sekolah swasta dan 18 Min/Mis. Jumlah sekolah terbanyak terdapat di Kecamatan Palu Barat sebanyak 60 unit. Suatu hal yang menarik dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dalam hal ini adalah untuk wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun adalah peran serta pihak swasta, hampir 15% dari sekolah yang ada adalah sekolah swasta. Jumlah murid SD yang tercatat pada tahun 2007 adalah 37.193 orang, atau mengalami penurunan sebesar 17,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 58 unit sekolah dengan 17.414 orang murid dan 957 orang guru, dengan rasio antara murid terhadap guru sebesar 11. Partisipasi pihak swasta dalam dunia pendidikan SLTP sampai saat ini nampaknya masih mempunyai andil yang cukup besar, sekitar 55 persen dari jumlah unit sekolah SLTP yang ada merupakan sekolah SLTP swasta, dengan jumlah murid sebanyak 3.536 orang. Sebagaimana halnya dengan SLTP, pada tahun 2007 pada jenjang pendidikan SMU juga nampak peranan swasta sangat besar yang ditunjukkan oleh jumlah sekolah swasta yang ada lebih dari 2 kalinya sekolah SMU negeri, namun daya tampung murid dan keberadaan tenaga guru jauh di bawah sekolah-sekolah SMU negeri. Hal yang sama juga terjadi pada SMK, hampir 73 persen dari total SMK yang ada adalah SMK swasta. Pada Tahun 2007 jumlah murid SMUsebanyak 10.353 orang, dengan jumlah guru 514 orang, sedangkan jumlah murid untuk SMK sebanyak 6.060 orang, dengan jumlah guru sebanyak 645 orang. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel pada berikut.

Banyaknya Sekolah, Murid, dan Guru serta Rasio Murid terhadap Guru Tahun 2007 Jenjang Sekolah Murid Guru Rasio Murid thdp
10

Pendidikan 1 2 3 4 5 TK SD SLTP SMA SMK 127 179 58 23 23 5.912 37.193 17.414 10.353 6 060 280 1.555 957 514 645

Guru 21 24 18 20 11

Sumber : KPA 2007 BPS.Kota Palu. 2. Agama Agama merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pembentukan watak dan moral bagi setiap individu maupun kelompok masyarakat secara keseluruhan. Karenanya secara berkesinambungan dalam pembinaannya memerlukan perhatian khusus dari unsur pemerintah, sehingga dapat menciptakan kerukunan hidup. Kota Palu merupakan daerah yang didiami oleh berbagai suku bangsa dengan memeluk agama yang berbeda-beda. Berdasarkan agama yang dipeluknya jumlah penduduk Kota Palu pada tahun 2007, adalah 81,19 persen memeluk agama Islam, 12,71 persen memeluk Agama Kristen, 2,67 persen memeluk agama Katolik, 1,03 persen memeluk agama Hindu dan 2,39 persen pemeluk agama Budha, sebagamana terlihat pada tabel berikut.

Persentase Penduduk berdasarkan agama Tahun 2003 2007 Tahun (% Penduduk) No 1 Agama 2003 Islam 89,15 2004 85,18 2005 91,45 2006 81,19 2007 81,19

11

2 3 4 5

Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Budha

5,59 2,98 1,51 0,78

9,74 2,56 0,99 1,54

5,62 1,77 0,65 0,51

12,71 2,67 1,03 2,39

12,71 2,67 1,03 2,39

Sumber : KPA 2007 BPS.Kota Palu. Walaupun penduduk sangat heterogen, namun kerukunan hidup beragama nampaknya sangat terjaga dengan baik sehingga hubungan antar umat beragama terjalin dengan mesra. Hal ini terlihat dari tumbuhnya pemeluk agama yang ada. 3. Kesehatan Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Upayaupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu dan penyediaan sarana lainnya. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih luas, maka Puskesmas semakin dirasakan manfaatnya. Pada tahun 2007 di Kota Palu telah terdapat 12 Puskesmas dan 29 Puskesmas Pembantu. Bila dilihat penyebarannya per kecamatan terlihat bahwa pada semua kecamatan telah terdapat minimal dua buah puskesmas, dan puskesmas pembantu paling sedikit terdapat 5 unit yaitu di Kecamatan Palu Timur dan Palu Timur Sedangkan di kecamatan-kecamatan lain jumlah puskesmas pembantu jauh lebih banyak bahkan ada yang mencapai 13 unit, sebagaimana terlihat padfa tabel berikut : Jenis Fasilitas Kesehatan di Kota Palu Tahun 2007 Pemerintah No Jenis Fasilitas Ksehatan Daerah 1 Rumah Sakit
12

Swasta TNI/Polri

Jumlah

a. Rumah Sakit Umum b. Rumah Sakit Khusus 2 3 Rumah Sakit Bersalin Puskemas a. Puskemas b. Puskemas dg RRI c.Puskesmas Pembantu Sumber : KPA 2007 BPS.Kota Palu.

2 1 -

2 -

4 1 5

8 2 5

12 1 29

12 1 29

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN


1. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978 pada tanggal 27 September

1978 Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia meresmikan Kota Adminstratif Palu, dan sekaligus melantik Drs. Kiesman Abdullah sebagai Walikota Administratif Palu yang pertama.
2. Makna Lambang Kota Palu dapat dilihat melalui Arti Bentuk Lambang,

Arti Gambar/Lukisan Dalam Lambang, Arti Warna, Arti Motto MALIU NTINUVU yang tertulis pada pita berwarna putih, 3. Geografi Kota Palu, di lihat dari Letak Georafis dan keadaan geologi

13

4. klim Kota Palu dapat di lihat dari Suhu dan Kelembaban Udara, Curah

Hujan dan Keadaan Angin


5. Pada Tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Palu

mencapai309.032 jiwa.
6. Kepadatan penduduk Kota Palu keadaan akhir tahun 2008 tercatat782

jiwa/km2, dengan luas wilayah Kota Palu 395,06 km2. 7. Aspek Sosial dan Budaya Kota Palu meliputi Pendidikan, Agama dan Kesehatan. B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA http://iannnews.com/ensiklopedia.php?prov=10&kota=165 www.palukota.go.id/ http://kapetpalapas-palu.webs.com/sosialbudayakotapalu.htm http://regionalinvestment.com/newsipid/displayprofil.php?ia=7271

14

Anda mungkin juga menyukai