Anda di halaman 1dari 79

Rekayasa Trafik Telekomunikasi

Model Teletraffic
Rabu 5A : 07.30-9.30 ; D310 5C : 10.45-13.25 ; D308

Estu Sinduningrum

Saya dan Antrian


Situasi kehidupan nyata Menunggu untuk membeli bensin
Menunggu untuk naik wahana di Dufan Menunggu utk ambil uang di ATM

Menunggu lampu hijau Menunggu Dll.

Estu Sinduningrum, ST, MT

Siapa yang Senang Menunggu?


Pelanggan/customer jelas tidak Pengusaha juga tidak Biaya lebih Membutuhkan biaya ruang lebih utk

menunggu Kehilangan pelanggan Pelanggan tidak bahagia


3
Estu Sinduningrum, ST, MT

Lalu Mengapa Menunggu?


Permintaan/demand > Layanan/service yg

tersedia Mengapa layanan tdk mencukupi? Tidak ekonomis Tidak ada ruang Kedatangan yang tidak dapat diprediksi
4

Estu Sinduningrum, ST, MT

Masih Menunggu
Pertanyaan menarik untuk pelanggan? Berapa lama saya harus menunggu? Berapa orang dlm barisan? Kapan sebaiknya saya datang utk

mendapatkan layanan lebih cepat?

Estu Sinduningrum, ST, MT

Masih Menunggu
Pertanyaan menarik untuk service provider? Seberapa besar area tunggu?

Berapa banyak pelanggan pergi? Apakah sebaiknya teler ditambah?


Apakah sebaiknya sistem membentuk 1 atau 3

barisan antrian? Apakah sebaiknya sistem menyediakan jalur cepat?


6
Estu Sinduningrum, ST, MT

Akhirnya Datang Teori Antrian


1. Menjelaskan fenomena antrian Menunggu dan melayani 2. Memodelkan sistem secara matematis 3. Mencoba menjawab pertanyaan-

pertanyaan tadi

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian
Kedatangan utk layanan Menunggu utk layanan Mendapat layanan
Meninggalkan sistem

Estu Sinduningrum, ST, MT

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian Umum

10

Estu Sinduningrum, ST, MT

Karakteristik Proses Antrian


Pola kedatangan Pola layanan Disiplin antrian

Kapasitas sistem Jumlah kanal layanan Jumlah tingkat/stages layanan

11

Estu Sinduningrum, ST, MT

Pola Kedatangan
1. Stochastic Distribusi probabilitas Kedatangan tunggal/single atau batch 2. Kelakuan pelanggan Pelanggan sabar Menunggu selamanya Pelanggan tidak sabar Menunggu utk suatu perioda waktu dan

12

memutuskan utk pergi Melihat antrian panjang dan memutuskan tdk bergabung Mengubah barisan utk menunggu
Estu Sinduningrum, ST, MT

Pola Kedatangan Apakah time dependent? 1. Pola kedatangan Stationary (time independent probability distribution) 2. Pola kedatangan Nonstationary

13

Estu Sinduningrum, ST, MT

Pola Layanan
Distribusi utk waktu layanan
Layanan tunggal/single atau batch (mesin paralel) Proses layanan tergantung jumlah pelanggan

menunggu (state dependent) Layanan sangat cepat masih memerlukan antrian? Tergantung juga pada kedatangan Mengasumsikan mutually independent

14

Estu Sinduningrum, ST, MT

dua katagori berdasarkan model sistem yaitu : loss systems (loss models) waiting/queueing systems (queuing models) Pada kuliah ini kita akan menggunakan model teletraffic yang sederhana yaitu suatu model yang menyatakan hanya satu buah sumber daya Model-model sederhana ini dapat digabungkan untuk membentuk suatu model jaringan telekomunikasi yang lengkap: loss networks queueing networks 15

Ada dua fase pemodelan teletraffic: Memodelkan incoming traffic traffic model Memodelkan (kelakuan) sistem system model Secara garis besar, model teletraffic dapat dibagi ke dalam

Estu Sinduningrum, ST, MT

Model teletraffic yang sederhana


Model teletraffic yang sederhana ini dideskripsikan menggunakan paramater yang

dijelaskan di bawah ini Customers datang dengan laju rata-rata sebesar (jumlah customers rata-rata yang datang per satuan waktu) Maka waktu antar kedatangan rata-rata (average inter-arrival time) adalah 1/ Customers menyatakan call atau permintaan koneksi di dalam sistem teletraffic Customers dilayani oleh n server yang bekerja secara paralel Jika sedang melayani (sedang sibuk(busy)), sebuah server akan melayani customer dengan laju rata-rata sebesar (jumlah customers yang dilayani per satuan waktu) Maka waktu pelayanan (service time) rata-rata terhadap customer

adalah 1/

Ada tempat menunggu (buffer) di dalam sistem berukuran m Diasumsikan bahwa customer yang data ketika sistem sedang fully occupied (semua

server sibuk) akan di-blok sehingga akan menjadi lost customer

16

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Loss Murni (Pure Loss System)


Pure loss system memiliki karakteristik sbb: Tidak memiliki tempat menunggu (m = 0) Jika ada customer datang pada saat sistem sedang fully occupied (seluruh server yang berjumlah n sibuk) maka customer tersebut tidak akan dilayani dan akan lost (diblok) Sistem seperti ini disebut lossy Dari sisi customer, ada beberapa hal yang akan menjadi perhatiannya, misalnya berapa peluang sistem berada dalam kondisi fully occupied ketika suatu customer datang? Dari sudut pandang sistem, hal yang menjadi perhatian adalah misalnya faktor utilisasi server

17

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem tunggu murni (Pure waiting system)


Pure waiting system memiliki karakteristik sbb: Ukuran tempat menunggu tak terhingga (m = ) Jika ada customer yang datang ketika seluruh n server sibuk maka customer tersebut akan menunggu di tempat tunggu Tidak ada customer yang akan lost Beberapa customer bisa jadi harus menunggu sebelum dilayani Sistem seperti ini disebut lossless Dari sudut pandang customer, ada beberapa hal yang menjadi perhatiannya misalnya berapa peluang bahwa dia harus menunggu terlalu lama? Dari sudut pandang sistem, hal yang menjadi perhatian misalnya faktor utilisasi server

18

Estu Sinduningrum, ST, MT

Mixed System
Mixed System memiliki karakteristik sbb: Jumlah tempat menunggu terbatas (0 < m < ) Jika suatu customer datang ketika seluruh server sibuk dan bila masih ada tempat untuk menunggu maka customer itu akan menempati salah satu tempat untuk menunggu Jika suatu customer datang ketika seluruh server sibuk dan seluruh tempat menunggu penuh maka customer itu akan lost (diblok) Pada sistem ini akan terdapat beberapa customer yang lost ada juga customer yang sedang menunggu untuk dilayani Sistem ini adalah lossy

19

Estu Sinduningrum, ST, MT

Infinite System
Infinite system memiliki karakteristik sbb: Jumlah server tak terhingga (n = ) Tidak akan pernah ada customer yang lost maupun harus

menunggu karena setiap customer yang datang akan dilayani Ini merupakan sistem yang lossless Sistem yang hypothetical ini lebih mudah dianalisa daripada sistem real yang kapasitasnya terbatas Kadang-kadang, penganalisaan sistem seperti ini merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh pendekatan terhadap sistem yang real

20

Estu Sinduningrum, ST, MT

Kapasitas Sistem
Kapasitas terbatas Ukuran sistem maksimum Kapasitas tdk terbatas

21

Estu Sinduningrum, ST, MT

Jumlah Kanal Layanan


Sistem antrian multiserver Single line service Multiple line service

22

Estu Sinduningrum, ST, MT

Tingkat/Stages Layanan
Single stage

Multiple stages Tanpa feedback (Entrance Exam) Dg feedback (Manufacturing)

23

Estu Sinduningrum, ST, MT

Notasi Model Antrian (Kendall) Sebelum terlampau jauh, marilah kita pelajari Notasi Kendall yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu sistem antrian
Estu Sinduningrum, ST, MT

David G. Kendall

24

Notasi Model Antrian (Kendall) (cont.)


k = populasi pelanggan Nilai-nilai default (biasanya tidak dimunculkan) :
p= ,k=

Contoh:
M/M/1 M/D/1 M/G/1 G/G/1 M/M/n M/M/n/n+m M/M/ (Poisson model) M/M/n/n (Erlang model) M/M/k/k/k (Binomial model) M/M/n/n/k (Engset model, n < k)
Estu Sinduningrum, ST, MT

25

Notasi Model Antrian (Kendall)

A/B/n/p/k

A menyatakan proses kedatangan


Interarrival time distribution:

M= Markovian (Waktu antar kedatangan berdistribusi eksponensial (memoryless) /Jumlah pelanggan berdistribusi poisson. D= deterministic G= Fungsi distribusi umum (general)

B menyatakan waktu pelayanan (service times)


Service time distribution:

M= Markovian D= deterministic G= Fungsi distribusi umum (general)


n = jumlah server
p = jumlah tempat dalam sistem = jumlah server + ukuran tempat

menunggu 26 k = Disiplin Antrian

Estu Sinduningrum, ST, MT

Contoh
Sebagai contoh, suatu jaringan antrian yang jumlah

servernya sama dengan 5, mengolah trafik yang datang dan dilayani sesuai proses poisson, jumlah buffer = 2, disiplin antrian adalah FCFS (First Come First Served) dan jumlah pengguna sama dengan 50, dituliskan menurut notasi D.G.Kendall sebagai: MIM/517 /50/FCFS.

27

Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
Disiplin suatu antrian ditentukan oleh cara sistem switching

menangani panggilan. Secara umum ada empat disiplin antrian yang dikenal, yaitu:
First come, first serve (FCFS). Bila hanya ada satu server-

28

disebut FIFO. Last come, first serve (LCFS). Bila hanya ada satu server disebut LIFO). Random serve Priority serve Preemptive Nonpreemptive
Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
1.

First in first out Paket yang datang di jaringan antrian umumnya terdiri dari berbagai ukuran paket yang waktu layanan-nya berbeda-beda. Buat paket - paket yang waktu layanannya pendek, akan mengantri dengan waktu mengantri yang sama dengan waktu mengantri paket yang berukuran besar. Jadi disiplin antrian FCFS kurang adil bila diterapkan terhadap trafik yang datang dengan berbagai ukuran paket. FCFS hanya mempertimbangkan waktu kedatangan dari paket atau job atau layanan. Prinsip disiplin ini, hanya satu pelanggan yang dapat dilayani pada suatu waktu tertentu dan pelanggan yang sudah menunggu paling lama yang akan dilayani lebih dulu.
Estu Sinduningrum, ST, MT

29

Disiplin antrian
2. Last in first out Merupakan kebalikan dari disiplin antrian FCFS. Jarang digunakan

pada jaringan antrian. Munculnya disiplin antrian LCFS berdasarkan ide bahwa di suatu perpustakaan, dimana terdapat setumpuk buku, maka buku yang pertama diletakkan di paling bawah, dan yang datang terakhir diletakkan di paling atas. Saat mengambil, buku yang paling atas yang diambil, yaitu yang datang terakhir. Disiplin antrian LCFS pada jaringan antrian yang hanya memiliki satu server disebut juga sebagai LIFO. Seperti halnya pada FCFS, disiplin antrian LCFS hanya mempertimbangkan waktu kedatangan dari paket. Pada disiplin ini hanya satu pelanggan juga yang dapat dilayani pada suatu waktu tertentu, tapi pelanggan dengan waktu menunggu paling pendek yang akan dilayani lebih dulu.
Estu Sinduningrum, ST, MT

30

Disiplin antrian
3. SIRO : Service In Random Order. (Disebut juga sebagai


31

RANDOM atau RS = Random Setection). Disiplin antrian yang mengacu pada ilmu probabilitas, yang menyukai pengambilan sampel secara acak. Paket yang datang di jaringan antrian yang menggunakan disiplin antrian SIRO akan dilayani secara acak, jadi menurut ilmu probabilitas adalah yang paling adil, karena semua paket akan memiliki probabilitas yang sama untuk dilayani. Disiplin antrian ini disebut juga sebagai RANDOM atau RS (Random Selection). Disiplin antrian SIRO berkebalikan dengan FCFS maupun LCFS, karena sama sekali tidak mempertimbangkan waktu kedatangan.
Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
4.

32

SIF (Shortest Job First.) Mulai digunakan untuk mengantrikan data atau instruksi yang mengalir di antara bagian - bagian dari suatu computer (antara CPU dengan ROM dan RAM, antara ROM dan RAM dengan input/output dan lain-lain). Pada suatu computer, biasanya sudah diketahuiterlebih dahulu jenis jenis data atau intruksi yang mengalir di antara bagian - bagian computer, dan juga sudah diketahui waktu layanan dari setiap job tersebut. Telah dibuktikan secara matematis, bahwa disiplin antrian seperti ini akan menyebabkan jumlah seluruh waktu antrian yang dialami semua job akan minimum. Konsep atau ide SIF yang hanya memperhatikan waktu layanan sangat berkebalikan dengan FCSF dan LCFS yang justru hanya memperhatikan waktu kedatangan. Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
5. RR: Round Robin. Mengkompromikan ide disiplin

antrian FCFS dan LCFS di satu sisi dengan SIRO di sisi lain.
Pada RR, setiap paket akan dilayani dengan waktu layanan

yang tetap, jika suatu paket yang datang dan telah dilayani menggunakan waktu layanan tadi belum selesai terlayani, maka paket tersebut akan diantrikan berdasar disiplin antrian FCFS.

33

Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
6. Processor sharing (PS) Pelanggan-pelanggan akan dilayani secara sama.
Setiap paket atau job yang datang ke sistem antrian akan

menggunakan prosesor atau server secara seimbang.


Kapasitas jaringan dibagi (shared) diantara para pelanggan dan

para pelanggan secara efektif akan mengalami delay yang sama.

34

Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
7. FB, Foreground Background. Jika terdapat suatu paket atau job datang, yang belum

diketahui waktu layanannya, maka prosesor atau server

mengansumsikan bahwa waktu layanan tertentu.


Pada suatu system antrian yang sudah mengetahui waktu

layanan dari seluruh paket atau layanan atau job yang

datang, maka disiplin antrian FB akan menjadi seolah-olah


35

seperti PS.

Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
8.

Priority Queueing (PQ)

Pelanggan dengan prioritas tinggi akan dilayani lebih dulu. Merupakan disiplin antrian yang diterapkan pada jaringan antrian

komersial. Pada jaringan antrian komersial, seringkali dilakukan klasifikasi pengguna, ada kelompok pengguna tertentu yang mau membayar lebih mahal, akan diutamakan pelayanannya. PQ juga bisa diterapkan pada jaringan telekomunikasi yang melayani berbagai macam kelompok layanan, maka kelompok direct service akan dilayani terlebih dahulu dibandingkan kelompok store-andforward service. Ada beberapa macam PQ, yaitu :
36
Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian

Priority serve
1. Prioritas Nonpreemptive : layanan yang sedang berjalan untuk

pelanggan yang prioritasnya lebih rendah tidak diinterupsi oleh pelanggan pelanggan yang prioritasnya lebih tinggi, tetapi mereka harus menunggu sampai layanan untuk pelangganpelanggan dengan prioritas lebih rendah tersebut selesai diproses.
37

Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian

Priority serve
2. Preemptive. Job atau paket yang berasal dari kelompok layanan yang

lebih tinggi prioritasnya, akan diutamakan dilayani terlebih dahulu, termasuk diperbolehkan untuk meng-interupsi job yang berasal dari layanan yang lebih rendah prioritasnya yang sedang dilayani.
Disiplin antrian preemptive terdiri dari beberapa macam;
38
Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian Priority Preemtive


1.

Prioritas Preemtive-resume (PR): layanan yang sedang berjalan akan diinterupsi oleh kedatangan pelanggan dengan prioritas lebih tinggi.

Kemudian baru layanan dari pelanggan dengan prioritas lebih rendah dilanjutkan mulai dari titik saat dimana terjadinya interupsi.
2.

Preemptive without Re-sampling. Job yang diinterupsi dilayani kembali dari awal dengan waktu layanan yang sama dengan waktu layanan sebelum diinterupsi. Jadi akan memiliki kemungkinan diinterupsi kembali.

3.

Preemptive with Re-sampling. Job yang diinterupsi dilayani kembali dengan waktu layanan baru, yang diperkirakan tidak akan diinterupsi lagi.

39

Estu Sinduningrum, ST, MT

Disiplin antrian
GD (GeneraT Discipl rne). Disiplin antrian umum, yang diadaptasi oleh kelakuan atau karakteristik trafik, seperti halnya: a) Balking. Ada job atau paket yang pada saat jaringan sangat sibuk, mungkin dianggap tidak perlu dikirim , dibuang menjadi packetloss. b) Reneging. Sejak awal ada job atau paket yang begitu masuk ke system, langsung tidak dilayani, apapun konsisi jaringan telekomunikasi. c) Jockeying. Terdapat paket atau job yang bisa berubah-ubah prioritas layanannya.
9.

40

Estu Sinduningrum, ST, MT

Model sistem antrian


Proses antrian ditangani oleh sistem prosesor perangkat switching dan

41

dapat dimodelkan dengan menggunakan persamaan kondisi. Sistem antrian biasanya menggunakan suatu bentuk persamaan kondisi tertentu yang dikenal sebagai Markov chain yang menjadi model sistem pada setiap kondisi. Trafik yang datang ke sistem di-model-kan dengan suatu distribusi Poisson dan menjadi subyek dari asumsi sistem antrian Erlang, yaitu : 1. Pure-chance traffic Kelahiran dan kematian panggilan bersifat random dan kejadian-kejadiannya bersifat independent. 2. Statistical equilibrium Probabilitas dalam sistem tidak berubah. 3. Full availability Semua trafik yang datang dapat di-routing-kan ke semua pelanggan lainnya dalam jaringan. 4. Congestion di clear kan segera setelah server-server bebas.
Estu Sinduningrum, ST, MT

Notasi Antrian A/B/X/Y/Z


M/M/3//FCFS Waktu antar kedatangan exponential Waktu layanan exponential
3 server paralel Ruang tunggu tdk terbatas Disiplin antrian First-Come First-Serve

42

Estu Sinduningrum, ST, MT

Notasi Antrian A/B/X/Y/Z


M/D/1 Waktu antar kedatangan exponential Waktu layanan Deterministic
1 server Ruang tunggu tdk terbatas (default) Disiplin antrian FCFS (default)

43

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian - Dasar G/G/m Waktu antar kedatangan dg distribusi A(t) Waktu layanan dg distribusi B(x) m : servers Cn: pelanggan ke-n memasuki sistem
44
Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian - Dasar


n: waktu kedatangan utk Cn tn: Waktu antar kedatangan ( xn: service time utk Cn
n

n-1)

45

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian - Dasar


wn: waktu tunggu dlm antrian utk Cn sn: waktu dlm sistem utk Cn (wn + xn)

: laju kedatangan rata-rata : laju layanan rata-rata

46

Estu Sinduningrum, ST, MT

Notasi Diagram Waktu

47

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian - Dasar


N(t): # pelanggan dlm sistem @waktu t U(t): pekerjaan belum selesai/ unfinished @waktu t
U(t) = 0 Sistem idle U(t) > 0 Sistem busy

(t): # kedatangan pada (0,t) (t): # keberangkatan pada (0,t)

48

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian - Dasar


Alfa Kedatangan
delta Keberangkatan

Gamma Waktu total pelanggan dlm sistem

49

Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian - Dasar


: laju kedatangan t = (t)/t = # kedatangan/waktu (t) : waktu total semua pelanggan dlm sistem (pelanggan-detik) Tt = (t)/ t = waktu sistem/pelanggan

t
50
Estu Sinduningrum, ST, MT

Sistem Antrian - Dasar


Rata-rata # pelanggan dlm sistem

51

Estu Sinduningrum, ST, MT

Hasil Little
Mari kita perhatikan suatu sistem yang didatangi oleh customer

dengan laju sebesar Bila diasumsikan suatu kondisi yang stabil maka customer tidak akan terakumulasi di dalam sistem sehingga sistem akan kosong Konsekuensinya customer meninggalkan sistem dengan rate sebesar juga. Jumlah rata-rata pelanggan dlm sistem antrian sama dg laju kedatangan pelanggan ke sistem tsb, dikalikan rata-rata waktu yg dihabiskan dlm sistem
52
Estu Sinduningrum, ST, MT

Hasil Little

Nq = rata-rata # pelanggan dlm antrian

= laju kedatangan W = rata-rata waktu dihabiskan dlm antrian

53
Estu Sinduningrum, ST, MT

Hasil Little

Ns = rata-rata # pelanggan dlm fasilitas layanan

= laju kedatangan x = rata-rata waktu dihabiskan dlm fasilitas layanan

54

Estu Sinduningrum, ST, MT

Formula Erlang C untuk Jaringan Antrian M/M/n


Erlang tidak hanya menganalisis jaringan loss, tetapiiuga menganalisis

jaringan antrian.
Meskipun jaringan antrian baru banyak penggunaannya pada saat

jaringan telekomunikasi berbasis Ip menjadi standar jaringan di


seluruh dunia, namun penurunan rumus - rumus terkait jaringan antrian sudah dikembangkan para ahli sejak awal, bersamaan dengan pengembangan rumus - rumus untuk jaringan loss.
55
Estu Sinduningrum, ST, MT

Formula Erlang C untuk Jaringan Antrian M/M/n


Formula yang dikembangkan oleh Erlang dan disebut sebagai

formula

Erlang-C, di

kemudian

hari, sejak

D.G.Kendal

mempromosikan notasi untuk jaringan antrian, sesuai untuk


penggunaan jaringan antrian M/M/n.
Notasi yang terdiri dari 3 variabel, berbeda dengan standar aslinya,

menunjukkan bahwa variabel S (jumlah pengguna) adalah sangat banyak dan formula bisa diterapkan secara umum pada semua disiplin antrian.
56
Estu Sinduningrum, ST, MT

Diagram transisi state dari jaringan antrian M/M/n

Perbedaan antara aringan antrian dibandingkan adalah jaringan

loss adalah adanya buffer pada jaringan antrian, hal ini menyebabkan pada diagram transisi state jaringan antrian terdapat state ke n+l dan seterusnya.

57

Estu Sinduningrum, ST, MT

Diagram transisi state dari jaringan antrian M/M/n


Dengan demikian penurunan formula untuk jaringan antrian

M/M/n sebagai berikut: Persamaan kesetimbangan mengikuti konsep global balance:


.p(0) = .p(l)
.p(t) = 2.p(2) .p(i)= (i + l)..p(i+ l)

.p(n-l) = n..p(n)
.p(n) = n.(n+1) .p(n+j) = n..p(n+ j +1)

58

Estu Sinduningrum, ST, MT

Diagram transisi state dari jaringan antrian M/M/n


Jadi ciri khas dari persamaan keseimbangan pada jaringan antrian

adalah adanya koefisien kematian pada state p(n-1), p(n),.(pn+j) yang selalu sama dengan probabilitas state dikalikan dengan n. Karena A= / maka:

59

Estu Sinduningrum, ST, MT

Jumlah probabilitas semua state =1

Berlaku untuk semua jaringan telekomunikasi, nilai rata-rata trafik

(A) harus lebih kecil dibanding kapasitas atau jumlah server (n), maka kondisi kesetimbangan hanya akan terjadi bila A < n. Maka :

60

Estu Sinduningrum, ST, MT

Formula

Erlang-C yang digunakan untuk menghitung probabilitas suatu paket atau job akan menunggu dapat dituliskan sebagai berikut:

Ada dua rumus menghitung probabilitas mengantri pada

jaringan antrian M/M/n, formula Erlang B

dengan memanfaatkan sebagai berikut:

Notasi untuk probabilitas mengantri, selain dan p(w>0) juga


61

biasa dituliskan sebagai D atau D(A).

Estu Sinduningrum, ST, MT

Kita juga dapat menghitung jumlah antrian rata-rata yang sedang berada

dalam buffer = Ln (panjang, dengan satuan - paket atau job atau request) dan jumlah rata-rata yang mengantri = Lnq (dengan satuan paket atau job atau request per detik).

Dengan menuliskan s= waktu layanan rata-rata = 1/, maka waktu rata-rata

untuk mengantri saja (w) dan waktu mengatri rata-rata termasuk yang tidak mengantri (W) dihitung dengan rumus di bawah ini :

Waktu mengantri rata-rata termasuk yang tidak mengantri sering disebut juga

62

sebagai response Time. Perhitungan waktu mengantri rata-rata tersebut di atas bisa digunakan untuk system antrian yang hanya menggunakan satu server, yaitu dengan menggantikan n dengan angka 1.
Estu Sinduningrum, ST, MT

Formula Pollaszhek-kintchine untuk Jaringan Antrian M/G/1


Pada jaringan antrian yang umum, Pollaszek dan Kinthine telah

menurunkan formula untuk menghitung waktu antrian rata -rata. Jika pada formula Erlang-C, perhitungan waktu mengantri rata rata menggunakan probabilitas mengantri = E2,n(A) , maka pollaszek dan Kinthine mempromosikan notasi V untuk menyatakan Virtual waiting time.

63

Estu Sinduningrum, ST, MT

Formula untuk menghitung waktu antrian rata-rata

pada jaringan antrian M/G/1 sebagai berikut :

Faktor bentuk = dihitung menggunakan persamaan berikut ini:

64

Estu Sinduningrum, ST, MT

CONTOH SOAL

Contoh Soal (1) Perhitungan Kinerja Jaringan


a. Hasil pengukuran pada suatu MSC selama suatu jam
sibuk sebagai berikut:

Outcome
Call attempt (included # unsuccessfull call attempt is repeated)

#
100000

A-error
Blocking & Technical error B busy B no answer

17500
20000 15000 7500

B (persistence) Mean Conversation Time (minutes)


66 66

0.3 2
Estu Sinduningrum, ST, MT

Contoh Soal Perhitungan Kinerja Jaringan


a. Dengan memperhatikan seluruh data di atas (=beban MSC secara

keseluruhan); hitunglah: (i)SCR (successful call ratio) = p (network connection success)


= connection success to call attempt ratio dan (ii) CCR (call completion ratio) = B answer to call attempt ratio

= Conversation ratio. b. Dengan hanya memperhatikan efektifitas jaringan saja (tanpa


memperhatikan A-error, B-Busy dan B no answer); hitunglah: NER (Network Effectiveness Ratio) dan trafik (Carried traffic, offered traffic and loss traffic).
67 67
Estu Sinduningrum, ST, MT

Jawaban Perhitungan Kinerja Jaringan


Outcome
Call attempt (included # unsuccessfull call attempt is repeated)
A-error Blocking & Technical error B busy #

100000
17500 20000 15000

B no answer B (persistence)
Mean Conversation Time (minutes) B answer = conversation No Conversation = A.Error + Blocking + B-Busy+B.no Answer

7500 0.3
2 40000 60000

Connection success = B-answer + B-np.Answer


No blocking & Technical Error = call attemp-blocking
68 68

47500
80000
Estu Sinduningrum, ST, MT

Jawaban Perhitungan Kinerja Jaringan


a) SCR = ( connection success : call attempt) x100% = 47500/100000 = 47 ,5 % dan CCR = (B.Answer : call attempt) x 100% = 40.000/1.000.000 = 40 % b) NER = (no blocking : call attempt) x100% = 80000/100000 = 80 %;
B = 1-NER = 0,2; Acarried = Y = (40.000*2 menit)/60 menit = 1.333.33 erlang; Offered traffic Ao = A = Y. (1-B.b) / 1-B)

Ao = 1.333,33 * (1-0.2*0,3)/(1-0.2) = 1.556,67 erlang


Aloss = Ao-Ac = 233,33 erlang.
69 69
Estu Sinduningrum, ST, MT

Contoh Soal (2) Distribusi Kontinyu


Misalkan trafik yang datang dan dilayani suatu server

memiliki beberapa fundamental properties sebagai berikut: a) stationary, b) Independent at all time instants (epochs), c) Simple d) Continous Trafik tsb memiliki intensitas = = 10 paket/detik. Misal pada saat t1 paket yang pertama datang dan sukses dilayani server.

70

Estu Sinduningrum, ST, MT

Contoh Soal (2) Distribusi Kontinyu


Soal nomor 1:

Pada detik keberapa setelah t1 paket dilayani server? Hitung nilai rata-rata dan yang kedua akan datang dan sukses variancenya b. Pada detik keberapa setelah t1 akan datang paket ke-lima? Hitung nilai rata-rata dan variencenya. c. Berapa banyak paket yang datang pada periode {t1; t1+0.5 detik}?? Hitung nilai rata-rata dan variencenya.
a.

71

Estu Sinduningrum, ST, MT

Contoh Soal (2) Distribusi Kontinyu


Soal nomor 2:

Berapa probabilitas bahwa pada waktu (t = t1+0,1 detik ) paket yang kedua akan datang dan sukses dilayani server? b. Berapa probabilitas bahwa paket yang ke-lima akan datang pada waktu (t = t1 + 1detik)? c. Berapa probabilitas bahwa pada periode {t1; t1+1 detik} telah datang 5 paket? Kenapa jawaban nomer 1.b ekuvalen dengan jawaban nomer 1.c tetapi jawaban nomor 2.b tidak ekuvalen dengan jawaban nomer 2.c
a.
72
Estu Sinduningrum, ST, MT

73

Jawaban Soal (2) Distribusi Kontinyu


Hitung nilai rata-rata dan variancenya eksponensial distribution:

(1.a)Pada detik keberapa setelah t1 paket yang kedua akan datang dan sukses dilayani server?

m1 = 1/ = 1/10 = 0.1 detik; 2 = 1/2 = 1/102 = 0,01 detik2

(1.b)Pada detik keberapa setelah t1 akan datang paket ke-lima? Hitung nilai rata-rata dan

variencenya Erlang k Distribution


m1 = k/ = 5/10 = 0.5 detik; 2 = k/2 = 5/102 = 0,05 detik2

(1.c)Berapa banyak paket yang datang pada periode {t1; t1+0.5 detik}?? Hitung nilai ratarata dan variencenya.
m1 = t = 10*0.5 = 5 paket; 2 = t = 10*0.5 = 5 paket;
Estu Sinduningrum, ST, MT

Jawaban Soal (2) Distribusi Kontinyu


(2.a)Berapa probabilitas bahwa pada waktu (t = t1+0,1 detik ) paket yang kedua akan datang dan sukses dilayani server? (Eksponensial Distribution) f(t) = e (-)t = 10 e(-10)0.1 = 3,67 = 1 (Hasil perhitungan probabilitas yang menghasilkan nilai lebih dari 1 berarti kemungkinan = 1). (2.b)Beberapa probabilitas bahwa paket yang ke-lima akan datang apda waktu (t=t1+1 detik)? (Erlang k-distribution).

Perhitungan trafik mengacu pada PASTA (Poisson Arrival See Time Average) , hasil perhitungan

soal 1.b dan 1.c ekivalen, Tetapi peristiwa tetap stokastik bukan deterministic perhitungan probabilitasnya tidak ekivalen.

74

Estu Sinduningrum, ST, MT

Contoh Soal (3) Eksponensial Negatif


Pada suatu jaringan telekomunikasi, hasil pengukuran probobitity density function dari

jumlah calls yang memiliki conversation time = t, ditunjukkan pada data di bawah ini.
a) b)

Hitunglah Mean Conversation time dan jumlah call per jam pada busy hour jika traffic intensity = 500 erlang. Hitunglah probability distribution function saat t =90 second
t(second) 15 30 45 60 75 90 105 120 135 f(t) 0.008607 0.007408 0.006376 0.005488 0.004724 0.004066 0,003499 0.003012 0.002592 0.002231
Estu Sinduningrum, ST, MT

75

150

Jawaban Soal (3) Eksponensial Negatif


(a) Negative exponential distribution.:

Dari gambar (pakai komputer), seharusnya = 0,01 Mean Conversation time = mean value = 1/ = 100 second /call . Tanpa komputer: Misalkan mengitung dengan cara sbb Pada t = 30 second , f(t) = 0,007408 0,007408 = e-30 LN(0,007408) = LN - 30 Pada t = 90 second , f(t) = 0,0044066 0,0044066 = e-90 LN(0,004066) = LN - 90 76
Estu Sinduningrum, ST, MT

Jawaban Soal (3) Eksponensial Negatif


LN(0,007408)-LN(0,004066) = (90-30)
Maka =0,01 Mean conversation time = 100 second Traffic intensity = Mean conversation time dengan satuan

jam dikalikan jumlah calls per jam Jumlah call per jam = 500/(100/3600) = 18000 call per jam. (b) Probability distribution function = F(t) = 1- e(-0,001.t) saat t = 90 second; F(t) = 0,593

77

Estu Sinduningrum, ST, MT

Latihan Soal (1) Perhitungan Kinerja Jaringan


Outcome
Call attempt (included # unsuccessfull call attempt is repeated) A-error # 100000 17520

Blocking & Technical error B busy


B no answer B (persistence) Mean Conversation Time (minutes)

20300 15000
7500 0.3 2

B answer = conversation

50000

78 78

Estu Sinduningrum, ST, MT

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai