Model Teletraffic
Rabu 5A : 07.30-9.30 ; D310 5C : 10.45-13.25 ; D308
Estu Sinduningrum
tersedia Mengapa layanan tdk mencukupi? Tidak ekonomis Tidak ada ruang Kedatangan yang tidak dapat diprediksi
4
Masih Menunggu
Pertanyaan menarik untuk pelanggan? Berapa lama saya harus menunggu? Berapa orang dlm barisan? Kapan sebaiknya saya datang utk
Masih Menunggu
Pertanyaan menarik untuk service provider? Seberapa besar area tunggu?
pertanyaan tadi
Sistem Antrian
Kedatangan utk layanan Menunggu utk layanan Mendapat layanan
Meninggalkan sistem
10
11
Pola Kedatangan
1. Stochastic Distribusi probabilitas Kedatangan tunggal/single atau batch 2. Kelakuan pelanggan Pelanggan sabar Menunggu selamanya Pelanggan tidak sabar Menunggu utk suatu perioda waktu dan
12
memutuskan utk pergi Melihat antrian panjang dan memutuskan tdk bergabung Mengubah barisan utk menunggu
Estu Sinduningrum, ST, MT
Pola Kedatangan Apakah time dependent? 1. Pola kedatangan Stationary (time independent probability distribution) 2. Pola kedatangan Nonstationary
13
Pola Layanan
Distribusi utk waktu layanan
Layanan tunggal/single atau batch (mesin paralel) Proses layanan tergantung jumlah pelanggan
menunggu (state dependent) Layanan sangat cepat masih memerlukan antrian? Tergantung juga pada kedatangan Mengasumsikan mutually independent
14
dua katagori berdasarkan model sistem yaitu : loss systems (loss models) waiting/queueing systems (queuing models) Pada kuliah ini kita akan menggunakan model teletraffic yang sederhana yaitu suatu model yang menyatakan hanya satu buah sumber daya Model-model sederhana ini dapat digabungkan untuk membentuk suatu model jaringan telekomunikasi yang lengkap: loss networks queueing networks 15
Ada dua fase pemodelan teletraffic: Memodelkan incoming traffic traffic model Memodelkan (kelakuan) sistem system model Secara garis besar, model teletraffic dapat dibagi ke dalam
dijelaskan di bawah ini Customers datang dengan laju rata-rata sebesar (jumlah customers rata-rata yang datang per satuan waktu) Maka waktu antar kedatangan rata-rata (average inter-arrival time) adalah 1/ Customers menyatakan call atau permintaan koneksi di dalam sistem teletraffic Customers dilayani oleh n server yang bekerja secara paralel Jika sedang melayani (sedang sibuk(busy)), sebuah server akan melayani customer dengan laju rata-rata sebesar (jumlah customers yang dilayani per satuan waktu) Maka waktu pelayanan (service time) rata-rata terhadap customer
adalah 1/
Ada tempat menunggu (buffer) di dalam sistem berukuran m Diasumsikan bahwa customer yang data ketika sistem sedang fully occupied (semua
16
17
18
Mixed System
Mixed System memiliki karakteristik sbb: Jumlah tempat menunggu terbatas (0 < m < ) Jika suatu customer datang ketika seluruh server sibuk dan bila masih ada tempat untuk menunggu maka customer itu akan menempati salah satu tempat untuk menunggu Jika suatu customer datang ketika seluruh server sibuk dan seluruh tempat menunggu penuh maka customer itu akan lost (diblok) Pada sistem ini akan terdapat beberapa customer yang lost ada juga customer yang sedang menunggu untuk dilayani Sistem ini adalah lossy
19
Infinite System
Infinite system memiliki karakteristik sbb: Jumlah server tak terhingga (n = ) Tidak akan pernah ada customer yang lost maupun harus
menunggu karena setiap customer yang datang akan dilayani Ini merupakan sistem yang lossless Sistem yang hypothetical ini lebih mudah dianalisa daripada sistem real yang kapasitasnya terbatas Kadang-kadang, penganalisaan sistem seperti ini merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh pendekatan terhadap sistem yang real
20
Kapasitas Sistem
Kapasitas terbatas Ukuran sistem maksimum Kapasitas tdk terbatas
21
22
Tingkat/Stages Layanan
Single stage
23
Notasi Model Antrian (Kendall) Sebelum terlampau jauh, marilah kita pelajari Notasi Kendall yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu sistem antrian
Estu Sinduningrum, ST, MT
David G. Kendall
24
Contoh:
M/M/1 M/D/1 M/G/1 G/G/1 M/M/n M/M/n/n+m M/M/ (Poisson model) M/M/n/n (Erlang model) M/M/k/k/k (Binomial model) M/M/n/n/k (Engset model, n < k)
Estu Sinduningrum, ST, MT
25
A/B/n/p/k
M= Markovian (Waktu antar kedatangan berdistribusi eksponensial (memoryless) /Jumlah pelanggan berdistribusi poisson. D= deterministic G= Fungsi distribusi umum (general)
Contoh
Sebagai contoh, suatu jaringan antrian yang jumlah
servernya sama dengan 5, mengolah trafik yang datang dan dilayani sesuai proses poisson, jumlah buffer = 2, disiplin antrian adalah FCFS (First Come First Served) dan jumlah pengguna sama dengan 50, dituliskan menurut notasi D.G.Kendall sebagai: MIM/517 /50/FCFS.
27
Disiplin antrian
Disiplin suatu antrian ditentukan oleh cara sistem switching
menangani panggilan. Secara umum ada empat disiplin antrian yang dikenal, yaitu:
First come, first serve (FCFS). Bila hanya ada satu server-
28
disebut FIFO. Last come, first serve (LCFS). Bila hanya ada satu server disebut LIFO). Random serve Priority serve Preemptive Nonpreemptive
Estu Sinduningrum, ST, MT
Disiplin antrian
1.
First in first out Paket yang datang di jaringan antrian umumnya terdiri dari berbagai ukuran paket yang waktu layanan-nya berbeda-beda. Buat paket - paket yang waktu layanannya pendek, akan mengantri dengan waktu mengantri yang sama dengan waktu mengantri paket yang berukuran besar. Jadi disiplin antrian FCFS kurang adil bila diterapkan terhadap trafik yang datang dengan berbagai ukuran paket. FCFS hanya mempertimbangkan waktu kedatangan dari paket atau job atau layanan. Prinsip disiplin ini, hanya satu pelanggan yang dapat dilayani pada suatu waktu tertentu dan pelanggan yang sudah menunggu paling lama yang akan dilayani lebih dulu.
Estu Sinduningrum, ST, MT
29
Disiplin antrian
2. Last in first out Merupakan kebalikan dari disiplin antrian FCFS. Jarang digunakan
pada jaringan antrian. Munculnya disiplin antrian LCFS berdasarkan ide bahwa di suatu perpustakaan, dimana terdapat setumpuk buku, maka buku yang pertama diletakkan di paling bawah, dan yang datang terakhir diletakkan di paling atas. Saat mengambil, buku yang paling atas yang diambil, yaitu yang datang terakhir. Disiplin antrian LCFS pada jaringan antrian yang hanya memiliki satu server disebut juga sebagai LIFO. Seperti halnya pada FCFS, disiplin antrian LCFS hanya mempertimbangkan waktu kedatangan dari paket. Pada disiplin ini hanya satu pelanggan juga yang dapat dilayani pada suatu waktu tertentu, tapi pelanggan dengan waktu menunggu paling pendek yang akan dilayani lebih dulu.
Estu Sinduningrum, ST, MT
30
Disiplin antrian
3. SIRO : Service In Random Order. (Disebut juga sebagai
31
RANDOM atau RS = Random Setection). Disiplin antrian yang mengacu pada ilmu probabilitas, yang menyukai pengambilan sampel secara acak. Paket yang datang di jaringan antrian yang menggunakan disiplin antrian SIRO akan dilayani secara acak, jadi menurut ilmu probabilitas adalah yang paling adil, karena semua paket akan memiliki probabilitas yang sama untuk dilayani. Disiplin antrian ini disebut juga sebagai RANDOM atau RS (Random Selection). Disiplin antrian SIRO berkebalikan dengan FCFS maupun LCFS, karena sama sekali tidak mempertimbangkan waktu kedatangan.
Estu Sinduningrum, ST, MT
Disiplin antrian
4.
32
SIF (Shortest Job First.) Mulai digunakan untuk mengantrikan data atau instruksi yang mengalir di antara bagian - bagian dari suatu computer (antara CPU dengan ROM dan RAM, antara ROM dan RAM dengan input/output dan lain-lain). Pada suatu computer, biasanya sudah diketahuiterlebih dahulu jenis jenis data atau intruksi yang mengalir di antara bagian - bagian computer, dan juga sudah diketahui waktu layanan dari setiap job tersebut. Telah dibuktikan secara matematis, bahwa disiplin antrian seperti ini akan menyebabkan jumlah seluruh waktu antrian yang dialami semua job akan minimum. Konsep atau ide SIF yang hanya memperhatikan waktu layanan sangat berkebalikan dengan FCSF dan LCFS yang justru hanya memperhatikan waktu kedatangan. Estu Sinduningrum, ST, MT
Disiplin antrian
5. RR: Round Robin. Mengkompromikan ide disiplin
antrian FCFS dan LCFS di satu sisi dengan SIRO di sisi lain.
Pada RR, setiap paket akan dilayani dengan waktu layanan
yang tetap, jika suatu paket yang datang dan telah dilayani menggunakan waktu layanan tadi belum selesai terlayani, maka paket tersebut akan diantrikan berdasar disiplin antrian FCFS.
33
Disiplin antrian
6. Processor sharing (PS) Pelanggan-pelanggan akan dilayani secara sama.
Setiap paket atau job yang datang ke sistem antrian akan
34
Disiplin antrian
7. FB, Foreground Background. Jika terdapat suatu paket atau job datang, yang belum
seperti PS.
Disiplin antrian
8.
Pelanggan dengan prioritas tinggi akan dilayani lebih dulu. Merupakan disiplin antrian yang diterapkan pada jaringan antrian
komersial. Pada jaringan antrian komersial, seringkali dilakukan klasifikasi pengguna, ada kelompok pengguna tertentu yang mau membayar lebih mahal, akan diutamakan pelayanannya. PQ juga bisa diterapkan pada jaringan telekomunikasi yang melayani berbagai macam kelompok layanan, maka kelompok direct service akan dilayani terlebih dahulu dibandingkan kelompok store-andforward service. Ada beberapa macam PQ, yaitu :
36
Estu Sinduningrum, ST, MT
Disiplin antrian
Priority serve
1. Prioritas Nonpreemptive : layanan yang sedang berjalan untuk
pelanggan yang prioritasnya lebih rendah tidak diinterupsi oleh pelanggan pelanggan yang prioritasnya lebih tinggi, tetapi mereka harus menunggu sampai layanan untuk pelangganpelanggan dengan prioritas lebih rendah tersebut selesai diproses.
37
Disiplin antrian
Priority serve
2. Preemptive. Job atau paket yang berasal dari kelompok layanan yang
lebih tinggi prioritasnya, akan diutamakan dilayani terlebih dahulu, termasuk diperbolehkan untuk meng-interupsi job yang berasal dari layanan yang lebih rendah prioritasnya yang sedang dilayani.
Disiplin antrian preemptive terdiri dari beberapa macam;
38
Estu Sinduningrum, ST, MT
Prioritas Preemtive-resume (PR): layanan yang sedang berjalan akan diinterupsi oleh kedatangan pelanggan dengan prioritas lebih tinggi.
Kemudian baru layanan dari pelanggan dengan prioritas lebih rendah dilanjutkan mulai dari titik saat dimana terjadinya interupsi.
2.
Preemptive without Re-sampling. Job yang diinterupsi dilayani kembali dari awal dengan waktu layanan yang sama dengan waktu layanan sebelum diinterupsi. Jadi akan memiliki kemungkinan diinterupsi kembali.
3.
Preemptive with Re-sampling. Job yang diinterupsi dilayani kembali dengan waktu layanan baru, yang diperkirakan tidak akan diinterupsi lagi.
39
Disiplin antrian
GD (GeneraT Discipl rne). Disiplin antrian umum, yang diadaptasi oleh kelakuan atau karakteristik trafik, seperti halnya: a) Balking. Ada job atau paket yang pada saat jaringan sangat sibuk, mungkin dianggap tidak perlu dikirim , dibuang menjadi packetloss. b) Reneging. Sejak awal ada job atau paket yang begitu masuk ke system, langsung tidak dilayani, apapun konsisi jaringan telekomunikasi. c) Jockeying. Terdapat paket atau job yang bisa berubah-ubah prioritas layanannya.
9.
40
41
dapat dimodelkan dengan menggunakan persamaan kondisi. Sistem antrian biasanya menggunakan suatu bentuk persamaan kondisi tertentu yang dikenal sebagai Markov chain yang menjadi model sistem pada setiap kondisi. Trafik yang datang ke sistem di-model-kan dengan suatu distribusi Poisson dan menjadi subyek dari asumsi sistem antrian Erlang, yaitu : 1. Pure-chance traffic Kelahiran dan kematian panggilan bersifat random dan kejadian-kejadiannya bersifat independent. 2. Statistical equilibrium Probabilitas dalam sistem tidak berubah. 3. Full availability Semua trafik yang datang dapat di-routing-kan ke semua pelanggan lainnya dalam jaringan. 4. Congestion di clear kan segera setelah server-server bebas.
Estu Sinduningrum, ST, MT
42
43
Sistem Antrian - Dasar G/G/m Waktu antar kedatangan dg distribusi A(t) Waktu layanan dg distribusi B(x) m : servers Cn: pelanggan ke-n memasuki sistem
44
Estu Sinduningrum, ST, MT
n-1)
45
46
47
48
49
t
50
Estu Sinduningrum, ST, MT
51
Hasil Little
Mari kita perhatikan suatu sistem yang didatangi oleh customer
dengan laju sebesar Bila diasumsikan suatu kondisi yang stabil maka customer tidak akan terakumulasi di dalam sistem sehingga sistem akan kosong Konsekuensinya customer meninggalkan sistem dengan rate sebesar juga. Jumlah rata-rata pelanggan dlm sistem antrian sama dg laju kedatangan pelanggan ke sistem tsb, dikalikan rata-rata waktu yg dihabiskan dlm sistem
52
Estu Sinduningrum, ST, MT
Hasil Little
53
Estu Sinduningrum, ST, MT
Hasil Little
54
jaringan antrian.
Meskipun jaringan antrian baru banyak penggunaannya pada saat
formula
Erlang-C, di
kemudian
hari, sejak
D.G.Kendal
menunjukkan bahwa variabel S (jumlah pengguna) adalah sangat banyak dan formula bisa diterapkan secara umum pada semua disiplin antrian.
56
Estu Sinduningrum, ST, MT
loss adalah adanya buffer pada jaringan antrian, hal ini menyebabkan pada diagram transisi state jaringan antrian terdapat state ke n+l dan seterusnya.
57
.p(n-l) = n..p(n)
.p(n) = n.(n+1) .p(n+j) = n..p(n+ j +1)
58
adalah adanya koefisien kematian pada state p(n-1), p(n),.(pn+j) yang selalu sama dengan probabilitas state dikalikan dengan n. Karena A= / maka:
59
(A) harus lebih kecil dibanding kapasitas atau jumlah server (n), maka kondisi kesetimbangan hanya akan terjadi bila A < n. Maka :
60
Formula
Erlang-C yang digunakan untuk menghitung probabilitas suatu paket atau job akan menunggu dapat dituliskan sebagai berikut:
Kita juga dapat menghitung jumlah antrian rata-rata yang sedang berada
dalam buffer = Ln (panjang, dengan satuan - paket atau job atau request) dan jumlah rata-rata yang mengantri = Lnq (dengan satuan paket atau job atau request per detik).
untuk mengantri saja (w) dan waktu mengatri rata-rata termasuk yang tidak mengantri (W) dihitung dengan rumus di bawah ini :
Waktu mengantri rata-rata termasuk yang tidak mengantri sering disebut juga
62
sebagai response Time. Perhitungan waktu mengantri rata-rata tersebut di atas bisa digunakan untuk system antrian yang hanya menggunakan satu server, yaitu dengan menggantikan n dengan angka 1.
Estu Sinduningrum, ST, MT
menurunkan formula untuk menghitung waktu antrian rata -rata. Jika pada formula Erlang-C, perhitungan waktu mengantri rata rata menggunakan probabilitas mengantri = E2,n(A) , maka pollaszek dan Kinthine mempromosikan notasi V untuk menyatakan Virtual waiting time.
63
64
CONTOH SOAL
Outcome
Call attempt (included # unsuccessfull call attempt is repeated)
#
100000
A-error
Blocking & Technical error B busy B no answer
17500
20000 15000 7500
0.3 2
Estu Sinduningrum, ST, MT
100000
17500 20000 15000
B no answer B (persistence)
Mean Conversation Time (minutes) B answer = conversation No Conversation = A.Error + Blocking + B-Busy+B.no Answer
7500 0.3
2 40000 60000
47500
80000
Estu Sinduningrum, ST, MT
memiliki beberapa fundamental properties sebagai berikut: a) stationary, b) Independent at all time instants (epochs), c) Simple d) Continous Trafik tsb memiliki intensitas = = 10 paket/detik. Misal pada saat t1 paket yang pertama datang dan sukses dilayani server.
70
Pada detik keberapa setelah t1 paket dilayani server? Hitung nilai rata-rata dan yang kedua akan datang dan sukses variancenya b. Pada detik keberapa setelah t1 akan datang paket ke-lima? Hitung nilai rata-rata dan variencenya. c. Berapa banyak paket yang datang pada periode {t1; t1+0.5 detik}?? Hitung nilai rata-rata dan variencenya.
a.
71
Berapa probabilitas bahwa pada waktu (t = t1+0,1 detik ) paket yang kedua akan datang dan sukses dilayani server? b. Berapa probabilitas bahwa paket yang ke-lima akan datang pada waktu (t = t1 + 1detik)? c. Berapa probabilitas bahwa pada periode {t1; t1+1 detik} telah datang 5 paket? Kenapa jawaban nomer 1.b ekuvalen dengan jawaban nomer 1.c tetapi jawaban nomor 2.b tidak ekuvalen dengan jawaban nomer 2.c
a.
72
Estu Sinduningrum, ST, MT
73
(1.a)Pada detik keberapa setelah t1 paket yang kedua akan datang dan sukses dilayani server?
(1.b)Pada detik keberapa setelah t1 akan datang paket ke-lima? Hitung nilai rata-rata dan
(1.c)Berapa banyak paket yang datang pada periode {t1; t1+0.5 detik}?? Hitung nilai ratarata dan variencenya.
m1 = t = 10*0.5 = 5 paket; 2 = t = 10*0.5 = 5 paket;
Estu Sinduningrum, ST, MT
Perhitungan trafik mengacu pada PASTA (Poisson Arrival See Time Average) , hasil perhitungan
soal 1.b dan 1.c ekivalen, Tetapi peristiwa tetap stokastik bukan deterministic perhitungan probabilitasnya tidak ekivalen.
74
jumlah calls yang memiliki conversation time = t, ditunjukkan pada data di bawah ini.
a) b)
Hitunglah Mean Conversation time dan jumlah call per jam pada busy hour jika traffic intensity = 500 erlang. Hitunglah probability distribution function saat t =90 second
t(second) 15 30 45 60 75 90 105 120 135 f(t) 0.008607 0.007408 0.006376 0.005488 0.004724 0.004066 0,003499 0.003012 0.002592 0.002231
Estu Sinduningrum, ST, MT
75
150
Dari gambar (pakai komputer), seharusnya = 0,01 Mean Conversation time = mean value = 1/ = 100 second /call . Tanpa komputer: Misalkan mengitung dengan cara sbb Pada t = 30 second , f(t) = 0,007408 0,007408 = e-30 LN(0,007408) = LN - 30 Pada t = 90 second , f(t) = 0,0044066 0,0044066 = e-90 LN(0,004066) = LN - 90 76
Estu Sinduningrum, ST, MT
jam dikalikan jumlah calls per jam Jumlah call per jam = 500/(100/3600) = 18000 call per jam. (b) Probability distribution function = F(t) = 1- e(-0,001.t) saat t = 90 second; F(t) = 0,593
77
20300 15000
7500 0.3 2
B answer = conversation
50000
78 78
Terima kasih