Anda di halaman 1dari 35

Pengertian

1. Pajak Daerah
Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah

2. Retribusi Daerah
Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Fungsi PDRD
1. Penerimaan (Budgetair)

Sebagai alat untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk berbagai kepentingan pembiayaan pembangunan daerah. 2. Pengaturan (Regulerend) Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dengan mempengaruhi tingkat konsumsi barang dan jasa tertentu melalui kebijakan tarif
3

Ciri-Ciri PDRD
Pajak Daerah
Dipungut oleh Pemda, berdasarkan kekuatan peraturan perundang-undangan Dipungut apabila ada suatu keadaan, peristiwa dan perbuatan yang menurut peraturan perundang-undangan dapat dikenakan pajak daerah Dapat dipaksakan, yakni apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban pembayaran pajak daerah, yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi (pidana dan denda) Tidak terdapat hubungan langsung antara pembayaran pajak daerah dengan imbalan/balas jasa secara perseorangan Hasil penerimaan pajak daerah disetor ke kas daerah

Retribusi Daerah
Dipungut oleh pemerintah daerah, berdasarkan kekuatan peraturan perundangundangan Dapat dipungut apabila ada jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dan dinikmati oleh orang atau badan Pihak yang membayar retribusi daerah mendapatkan imbalan/balas jasa secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya. Wajib retribusi yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran retribusi daerah dapat dikenakan sanksi ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi daerah tidak memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Hasil penerimaan retribusi daerah disetor ke kas daerah.

Kriteria Pajak Daerah


Pajak Kabupaten/Kota
Bersifat pajak, dan bukan retribusi Tidak bertentangan dengan kepentingan umum Obyek pajak terletak atau terdapat di Kabupaten/Kota yang bersangkutan Mempunyai mobilitas yang cukup rendah Hanya melayani masyarakat di Kabupaten/Kota yang bersangkutan Potensi pajak memadai Obyek Pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan/atau obyek pajak pusat Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat Menjaga kelestarian lingkungan
5

Kriteria Retribusi Daerah


Jasa Umum
Bersifat bukan pajak, bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu Merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi Memberi manfaat khusus bagi pembayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum Layak untuk dikenakan retribusi daerah Dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu pendapatan daerah yang potensial Pemungutannya memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik

Jasa Usaha
Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu Jasa bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh

Perizinan Tertentu
Perizinan termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada daerah dalam rangka azas desentralisasi Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan 6

Prinsip PDRD
Umum
Keadilan (Equity) Kepastian (Certainty) Kemudahan (Convenience) Efisiensi (Efficiency)

Pemungutan
Didasarkan pada peraturan daerah Daerah memiliki potensi penerimaan pajak dan/atau retribusi yang memadai Penetapan tarif memperhatikan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan Administrasi pemungutan diatur secara efisien dan efektif Terdapat kepastian hukum dan pengaturan yang jelas mengenai hak dan kewajiban pembayar dan pemungut pajak daerah dan retribusi daerah Pemungutan tidak dapat diborongkan Pemungutan tidak berlaku surut

Dasar Hukum PDRD


No.
1. 2.

Jenis Peraturan
UU Nomor 18 Tahun 1997 UU Nomor 34 Tahun 2000

Tentang
Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pemerintahan Daerah Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah Pajak Daerah

3. 4.

UU Nomor 32 Tahun 2004 UU Nomor 33 Tahun 2004

5.

PP Nomor 65 Tahun 2001

6.

PP Nomor 66 Tahun 2001

Retribusi Daerah
8

Jenis Pajak Daerah


No Jenis Pajak Tarif Max (%)
1-10 20

No

Jenis Pajak

Tarif Max (%)


10 10 35 25 10

Daerah Propinsi
1. 2. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Permukaan Pajak Rokok 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Daerah Kabupaten/Kota
Pajak hotel Pajak restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Parkir Pajak Air Tanah Pajak Sarang Walet PBB Perdesaan dan Perkotaan BPHTB

3. 4. 5.

10 10 10

25 30 20 10 0,3 5

Jenis Retribusi Daerah


No
1. 2. 3. 4. 5.

Jenis Retribusi

Retribusi Jasa Umum


Retribusi pelayanan kesehatan Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Retribusi penggantian biaya cetak KTP dan Akte Catatan Sipil Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum 6. 7. 8. 9. 10. 11. Retribusi pelayanan pasar Retribusi pengujian kendaraan bermotor Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran Retribusi penggantian biaya cetak peta Retribusi penyediaan penyedotan kakus Retribusi Pengolahan Limbah Cair; dll

Retribusi Jasa Usaha


1. 2. 3. 4. 5. 6. Retribusi pemakaian kekayaan daerah Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan Retribusi tempat pelelangan Retribusi terminal Retribusi tempat khusus parkir Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/ villa 7. 8. 9. 10. 11. Retribusi rumah potong hewan Retribusi pelayanan pelabuhan kapal Retribusi tempat rekreasi dan olah raga Retribusi penyebrangan di atas air Retribusi penjualan produksi usaha daerah

Retribusi Perizinan Tertentu


1. 2. Retribusi Izin mendirikan bangunan Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol 3 4. 5. Retribusi izin gangguan Retribusi izin trayek Retribusi izin usaha perikanan
10

Tarif Retribusi Daerah


No 1. Jenis Retribusi Retribusi Jasa Umum Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif
Didasarkan pada kebijaksanaan daerah dengan memperhatikan : Biaya penyediaan jasa yang bersangkutan Kemampuan masyarakat Aspek keadilan Didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak

2.

Retribusi Jasa Usaha

3.

Retribusi Perizinan Tertentu

Didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan izin

11

Bagi Hasil PDRD


No
A.

Jenis PDRD
Pajak Propinsi 1. PKB dan KAA 2. PBB-PB 3. PPP-ABT dan AP Pajak Kabupaten / Kota Retribusi Kabupaten/Kota Tertentu

Bagian Bagian Kabupaten/ Provinsi Kota


70% 30% 30% 30% 70% 70% 90% 90%

Bagian Desa

B. C.

10% 10%

12

Persyaratan Perda PDRD


No
A.

Pengaturan
Pokok

No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3

Materi
Nama, obyek dan subyek pajak Dasar pengenaan tarif dan cara penghitungan pajak Wilayah pemungutan Masa Pajak Penetapan Tatacara pembayaran dan penagihan Kadaluwarsa Sanksi administrasi Tanggal mulai berlakunya (tidak boleh berlaku surut)
Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak Tatacara penghapusan piutang pajak yang kadaluwarsa Asas timbal balik

B.

Tambahan

13

Sistim Pemungutan PDRD


No
A.

Sistim Pemungutan
Official Assesment

Tata Cara
Pajak daerah dibayar oleh wajib pajak daerah setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh kepala daerah Kepada wajib pajak diberikan kepercayaan untuk melakukan sendiri penghitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak daerah

B.

Self Assesment

14

7. Pajak Hotel
No
1.

Materi
Obyek Pajak

Rumusan
Pelayanan yang disediakan hotel dengan pembayaran , termasuk Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka waktu pendek Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan untuk umum Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan/atau fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan dihotel dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipergunakan oleh umum di hotel Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum

2.

Pengecualian Obyek Pajak

3.
4. 5. 6. 7.

Subyek Pajak
Wajib Pajak Tarif Maksimum Dasar pengenaan Besarnya Pokok Pajak

Orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada hotel


Pengusaha hotel 10% Jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel Tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak hotel

15

8. Pajak Restoran
No
1.

Materi
Obyek Pajak

Rumusan
Pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran , termasuk: Rumah makan, meliputi penjualan makanan dan/atau minuman di restoran/rumah makan dan penyediaan penjualan makanan/minuman yang diantar/dibawa pulang. Caf, Bar, Dan sejenisnya Palayanan usaha jasa boga/katering Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang peredarannya tidak melebihi batas tertentu

2.

Pengecualian Obyek Pajak

3. 4.

Subyek Pajak Wajib Pajak

Orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran Pengusaha restoran

5.
6. 7.

Tarif Maksimum
Dasar pengenaan Besarnya Pokok Pajak

10%
Jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran Tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak restoran

16

9. Pajak Hiburan
No
1. 2. 3. 4. 5.

Materi
Obyek Pajak Pengecualian Obyek Pajak Subyek Pajak Wajib Pajak Tarif Maksimum

Rumusan
Penyelenggaran hiburan dengan dipungut bayaran Pengecualian ditentukan melalui peraturan daerah Orang pribadi atau badan yang menonton dan/atau menikmati hiburan Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan 35% Khusus untuk Hiburan berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75% Jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan/atau menikmati hiburan Tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak hiburan

6. 7.

Dasar pengenaan Besarnya Pokok Pajak

17

10. Pajak Reklame


No
1.

Materi
Obyek Pajak

Rumusan
Semua penyelenggaraan reklame, antara lain berupa : Reklame papan/billboard/videotron/megatron Reklame kain Reklame melekat (stiker) Reklame selebaran Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan Reklame udara Reklame suara Reklame film/slide Reklame peragaan Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya, serta penyelenggaraan reklame lainnya Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan reklame Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame. Dalam hal reklame diselenggarakan langsung oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, maka wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Apabila penyelenggaraan reklame dilaksanakan melalui pihak ketiga, misalnya perusahaan jasa periklanan, maka pihak ketiga tersebut menjadi wajib pajak reklame 25% Nilai Sewa Reklame, dengan memperhatikan lokasi penempatan, jenis, jangka waktu penyelenggaraan dan ukuran media reklame Tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak reklame

2. 3. 4.

Pengecualian Obyek Pajak Subyek Pajak Wajib Pajak

5. 6. 7.

Tarif Maksimum Dasar pengenaan Besarnya Pokok Pajak

18

11. Pajak Penerangan Jalan


No
1. 2.

Materi
Obyek Pajak Pengecualian Obyek Pajak

Rumusan
Penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain Penggunaan tenaga listrik : Oleh instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pada tempat-tempat tertentu yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, perwakilan asing, dan lembaga-lembaga internasional dengan asas timbal balik Penggunaan tenaga listrik sendiri dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait Penggunaan lainnya yang diatur dengan Perda Orang pribadi atau badan yang dapat menggunakan tenaga listrik Orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik 10%

3. 4. 5.

Subyek Pajak Wajib Pajak Tarif Maksimum

6.

Dasar pengenaan

Nilai jual tenaga listrik (NJTL) dengan ketentuan sebagai berikut : Berasal dari PLN : jumlah tagihan yang ditetapkan dalam rekening listrik Berasal dari bukan PLN : kapasitas tersedia, penggunaan listrik atau taksiran penggunaan listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan Untuk kegiatan industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, NJTditetapkan sebesar 30%
Tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak penerangan jalan

7.

Besarnya Pokok Pajak

19

12. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan


No
1.

Materi
Obyek Pajak

Rumusan
Kegiatan pengambilan mineral bukan Logam dan Batuan yang meliputi asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentoit , dolomit, feldspar, garam batu(halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, phospat, talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif, zeolit, basal, trakkit Kegiatan pengambilan mineral bukan Logam dan Batuan yang nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk kegiatan komersial dan yang merupakan ikutan dari pengambilan pertambangan lainnya yang senyatanya tidak dimaksudkan untuk kegiatan komersial Orang pribadi atau badan yang mengambil mineral bukan Logam dan Batuan

2.

Pengecualian Obyek Pajak

3.

Subyek Pajak

4.
5. 6. 7.

Wajib Pajak
Tarif Maksimum Dasar pengenaan Besarnya Pokok Pajak

Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan pengambilan mineral bukan Logam dan Batuan
25% Nilai jual hasil pengambilan mineral bukan Logam dan Batuan Tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak

20

13. Pajak Parkir


No 1. Materi Obyek Pajak Rumusan Penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan penitipan kendaraan bermotor yang memungut bayaran Penyelenggaraan tempat parkir oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, kedutaan, konsulat, perwakilan asing dan perwakilan lembagalembaga internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak negara, serta tempat parkir lainnya. Orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas tempat parkir Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir 30% Jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir

2.

Pengecualian Obyek Pajak

3. 4. 5. 6.

Subyek Pajak Wajib Pajak Tarif Maksimum Dasar pengenaan

7.

Besarnya Pokok Pajak

Tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak parkir

21

Golongan Retribusi Daerah


No 1. Golongan Retribusi Jasa Umum Definisi Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan

2.

Jasa Usaha

Retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya jasa tersebut dapat pula disediakan oleh sektor swasta
Retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana dan fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan

3.

Perizinan Tertentu

22

Kriteria Retribusi Daerah


No 1. Golongan Retribusi Jasa Umum Kriteria
Pungutan bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien serta merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik

2.

Jasa Usaha

Pungutan bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial dan seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh pemerintah daerah. Perizinan tersebut kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum dan Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaran izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.

3.

Perizinan Tertentu

23

Tarif Retribusi Daerah


No 1. Golongan Retribusi Jasa Umum Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Didasarkan pada kebijaksanaan daerah dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan Didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar

2.

Jasa Usaha

3.

Perizinan Tertentu

Didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Termasuk dalam biaya penyelenggaraan izin adalah penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan , dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut

24

1. Retribusi Jasa Umum


No 1. Materi Obyek Retribusi Rumusan Pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan Disesuaikan dengan keuntungan sektoral yang mengatur jenis pelayanan yang bersangkutan Orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan Orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan a. Ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan memperhatikan : Biaya penyediaan jasa yang bersangkutan Kemampuan masyarakat Aspek keadilan b. Ditinjau kembali paling lama 5 tahun sekali daerah dengan

2. 3. 4. 5.

Pengecualian Obyek Retribusi Subyek Retribusi Wajib Retribusi Tarif

25

Jenis Retribusi Jasa Umum


No Golongan Retribusi Definisi

1.

Retribusi Pelayanan Kesehatan

Retribusi yang dikenakan atas pelayanan kesehatan di Puskemas, balai pengobatan, dan rumah sakit umum daerah. Dalam retribusi pelayanan kesehatan tidak termasuk pelayanan pendaftaran Retribusi yang dikenakan atas pelayanan persampahan/kebersihan yang meliputi pengambilan, pengangkutan, dan pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, industri dan perdagangan, tidak termasuk pelayanan kebersihan jalan umum dan taman. Retribusi yang dikenakan atas penerbitan Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil yang meliputi akte kelahiran, akte perkawinan, akte perceraian, akte pengesahan dan pengakuan anak, akte ganti nama bagi warga negara asing, dan akte kematian Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang meliputi pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan pengurugan, pembakaran/pengabuan mayat, dan sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola pemerintah Retribusi yang dikenakan atas penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum

2.

Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

3.

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat

4.

5.

Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

26

Jenis Retribusi Jasa Umum.................................(2)


No
6.

Golongan Retribusi
Retribusi Pelayanan Pasar

Definisi
Retribusi yang dikenakan atas penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana yang berupa pelataran, los yang dikelola pemerintah daerah dan khusus yang disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola BUMN, BUMD dan pihak swasta. Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pengujian kendaraan, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian oleh pemerintah daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pembuatan peta oleh pemerintah daerah, seperti peta dasar (garis), peta foto, peta digital, peta tematik, peta teknis (struktur)

7.

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

8.

9.

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta dll

10.

27

2. Retribusi Jasa Usaha


No 1. Materi Obyek Retribusi Rumusan Pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi : Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum memadai disediakan oleh pihak swasta Disesuaikan dengan ketentuan sektoral yang mengatur jenis pelayanan yang bersangkutan Orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan Orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan Ditetapkan berdasarkan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar

2. 3. 4. 5.

Pengecualian Obyek Retribusi Subyek Retribusi Wajib Retribusi Tarif

28

Jenis Retribusi Jasa Usaha


No
1.

Golongan Retribusi
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan

Definisi
Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pemakaian kekayaan daerah, antara lain berupa pemakaian tanah dan bangunan, pemakaian ruangan untuk pesta, pemakaian kendaraan/alat-alat berat/alat-alat besar milik daerah Retribusi yang dikenakan atas penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang disediakan/diselenggarakan oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang disediakan oleh BUMD dan pihak swasta Retribusi atas penggunaan tempat yang secara khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk melakukan pelelangan ikan dan ternak, hasil bumi dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan, serta fasilitas Retribusi yang dikenakan atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah Retribusi yang dikenakan atas pelayanan penyediaan tempat parkir yang khusus disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMD dan pihak swasta. Retribusi yang dikenakan atas pelayanan penyediaan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dimiliki dan/atau dikelola BUMD dan pihak swasta

2.

3.

Retribusi Tempat Pelelangan

4.

Retribusi Terminal

5.

Retribusi Tempat Khusus Parkir Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa

6.

29

Jenis Retribusi Jasa Usaha.................................(2)


No
7.

Golongan Retribusi
Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal

Definisi
Retribusi yang dikenakan atas pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah dipotong, yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pada pelabuhan kapal perikanan dan/atau bukan kapal perikanan, termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan kapal yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMD dan pihak swasta Retribusi yang dikenakan atas pelayanan tempat rekreasi, pariwisata , dan olah raga yang dimiiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah Retribusi yang dikenakan atas pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di atas air yang dimiliki dan/atau dikelola pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMN, BUMND dan pihak swasta Retribusi yang dikenakan atas penjualan hasil produksi usaha pemerintah daerah, antara lain bibit/benih tanaman, bibit ternak dan bibit/benih ikan, tidak termasuk penjualan produksi BUMN, BUMD dan pihak swasta

8.

9. 10.

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Retribusi Penyeberangan di atas air

11.

Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

30

3. Retribusi Perizinan Tertentu


No 1. Materi Obyek Retribusi Rumusan Kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang-orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan Disesuaikan dengan ketentuan sektoral yang mengatur jenis pelayanan yang bersangkutan Orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah Orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah Ditetapkan berdasarkan tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaran pemberian izin yang bersangkutan

2. 3. 4. 5.

Pengecualian Obyek Retribusi Subyek Retribusi Wajib Retribusi Tarif

31

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu


No 1. 2. Golongan Retribusi Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol Retribusi Izin Gangguan (HO) Definisi Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu

3.

Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya kerugian dan gangguan tidak termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah Retribusi yang dikenakan atas pelayanan pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu

4.

Retribusi Izin Trayek

32

PENGAWASAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

33

Kelemahan Umum Dalam Pemungutan Retribusi Daerah


PDRD yang bermasalah adalah yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan, dalam bentuk : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pungutan yang tumpang tindih Retribusi bersifat pajak Pungutan tidak sesuai dengan kewenangan daerah Merintangi arus orang, barang dan jasa Menciptakan ekonomi biaya tinggi Bertentangan dengan kebijakan nasional

34

35

Anda mungkin juga menyukai