Anda di halaman 1dari 21

Mengajar Matahari Di Seluruh Nusantara

Disusun oleh: Muhammad Irsyad Parinduri STT PLN 2012

ABSTRAK Karya tulis yang berjudul Mengejar Matahari Di Seluruh Nusantara ini membahas keseluruhan tentang memanfaatkan potensi energi matahari di seluruh nusantara untuk di jadikan energi terbarukan dengan menggunakan modul surya atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Bagaimana perkembangan listrik dari tahun ke tahun yang selalu mengalami kekurangan dan selalu terjadi pemadaman bergilir di kota, bahkan di pulau pulau terluar pun ada yang belum teraliri listrik karena permintaan konsumen listrik lebih besar di bandingkan suplai listrik yang ada di pembangkit. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memberitahukan kepada orang banyak bahwa pentingnya energi terbarukan sebagai solusi untuk mengatasi krisis listrik. Agar masyarakat dapat memanfaatkan potensi yang besar di Indonesia karena Indonesia di lewati garis khatulistiwa sehingga mempunyai pancaran radiasi matahari cukup tinggi, rata-rata sekitar 4,5 kWh/m2. Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka. Saya mencari bahan-bahan tentang pemanfaatan potensi matahari untuk dijadikan energi terbarukan melalui internet dan melalui buku-buku tentang energi terbarukan. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, saya pernah melakukan kunjungan ke sebuah industri pembuatan modul surya secara langsung selama dua hari. Berdasarkan hasil penelitian, saya mengetahui bahwa pembangkit listrik tenaga surya itu sangat mudah di pasangnya, mudah untuk di operasikan, minim perawatannya, awet dan tahan lama, bebas bahan bakar dan yang terpenting ramah lingkungan. Sehingga masyarakat awam pun mengerti dan mudah untuk di aplikasikan di daerahnya.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang maha Esa karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul mengejar matahari di seluruh nusantara. Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan lomba karya tulis energi baru, energi terbarukan dan konservasi energi dalam rangka EBTKE CONEX 2012. Dengan membuat karya tulis ini saya diharapkan mampu untuk lebih mengenal pemanfaatan potensi energi matahari untuk di jadikan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan yang kekurangan listrik. Dalam penyelesaian karya tulis ini, saya banyak mengalami kesulitan. Terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bpk. Isat, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada saya setiap saat. 2. Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual. 3. Narasumber terpecaya dalam penelitian ini yang sudah banyak membantu, serta semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semuanya Saya sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, Penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya tulis yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga karya tulis yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran bagi masyarakat, bahwa kita harus mengembangkan energi terbarukan untuk menggantikan energi fosil yang dapat merusak lingkungan kita. Jakarta, 19 juli 2012 Penulis ii

DAFTAR ISI Abstraksi.......................................................................................................................i Kata Pengantar..............................................................................................................ii Daftar isi........................................................................................................................iii Bab I Pendahuluan........................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1 B. Identifikasi Masalah..................................................................................................2 C. Pembatasan Masalah.................................................................................................2 D. Perumusan Masalah..................................................................................................2 E. Tujuan Penelitian.......................................................................................................3 F. Manfaat Penelitian.....................................................................................................3 Bab II Kerangka Teori...................................................................................................4 A. Definisi Module Surya..............................................................................................4 B. Gaya Gerak Listrik Pada Energi Surya.....................................................................4-5 C. Kegunaan Energi Surya............................................................................................6-8 D. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya................................................................8-10 E. Cara Pemanfaatan Energi Surya...............................................................................11 F. Prospek Penggunaan Energi Surya Di Banding Energi Lain...................................12-15 Bab III Penutup.............................................................................................................16 Saran Dan Kesimpulan..................................................................................................16 Daftar Pustaka...............................................................................................................17

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman mesolitikum dan neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada kelistrikan. Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Pada jaman ini kebutuhan listrik dari tahun ke tahun meningkat, sedangkan suplai dari pembangkit belum di tambah, sehingga sering terjadi pemadaman bergilir atau krisis listrik. Di sinilah pentingnya pengaruh energi terbarukan untuk menutupi kekurangan listrik di masyarakat. Masyarakat harus cerdas untuk memanfaatkan energi ini seperti membuat pembangkit listrik tenaga surya di rumah, membuat pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan piko hidro di pedesaan, membuat pembangkit listrik tenaga gelombang laut di lautan, membuat pembangkit listrik tenaga bayu di pesisir pantai dan lain-lain. hal ini di lakukan untuk menjaga ketahanan energi nasional dan perlunya dukungan pemerintah untuk menggalakannya di masyarakat. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak potensi energi yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Energi yang berpotensi itu seperti surya, angin, panas bumi, gelombang laut, bioenergi, nuklir dan lain-lain. Tanpa kita sadari ternyata di negri kita ini banyak sekali potensi energi terbarukan, tetapi mengapa energi fosil masih saja digunakan untuk di jadikan pembangkit listrik seperti batu bara dan bahan bakar minyak. padahal dalam dalam segi harga lebih murah energi terbarukan di banding energi fosil dan energi terbarukan tersedia gratis di alam, sedangkan energi fosil harus di cari dan du eksplorasi. Energi terbarukan lebih ramah lingkungan di bandingkan energi fosil yang menyebabkan banyak penyakit. Di prediksikan bahan bakar minyak dan batu bara akan habis puluhan tahun lagi. Buang buangan asap pada pembangkit energi fosil juga memicu terjadinya pemanasan global. 1

Energi Surya adalah salah satu energi yang banyak tersebar di nusantara. Kita harus mengejar matahari (energi surya) untuk di buat pembangkit. karena Indonesia di lewati garis khatulistiwa sehingga mempunyai pancaran radiasi matahari cukup tinggi, rata-rata sekitar 4,5 kWh/m2. Radiasi matahari paling tinggi berada di irian jaya dan radiasi matahari paling rendah berada di Bogor. B. Identifikasi Masalah Melihat semua hal yang melatarbelakangi energi surya, maka kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada : 1. Apa definisi dari modul surya (Photovoltaic)? 2. Bagaimana proses gaya gerak listrik pada energi surya? 3. Apa kegunaan dari energi surya? 4. Bagaimana sistem pembangkit listrik tenaga Surya ? 5. Bagaimana cara memanfaatan energi surya di Indonesia? 6. Bagaimana prospek penggunaan sel surya dibandingkan dengan energi lain? C. Pembatasan Masalah Karena cangkupan energi terbarukan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek ketenagalistrikan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi energi surya dan pembangkit listrik tenaga surya. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini. D. Perumusan Masalah Selama ini kebutuhan energi dunia dipenuhi dari sumber daya tak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara. Namun, tidak selamanya energi tersebut bisa mencukupi seluruh kebutuhan manusia dalam jangka waktu yang panjang mengingat cadangan energi yang semakin lama semakin menipis dan juga proses produksinya yang membutuhkan waktu jutaan tahun. Pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi solusi di masa datang untuk pemenuhan kebutuhan energi yang semakin lama semakin besar. Sumber daya energi terbarukan memiliki keunggulan yakni bisa diproduksi dalam waktu yang relatif tidak begitu lama dibanding dengan sumber energi tak terbarukan. Namun, sumber daya terbarukan selama ini belum dimanfaatkansecara optimal di Indonesia. 2

Sumber energi terbarukan seperti angin, air dan matahari merupakan penghasil energi yang belum begitu banyak dimanfaatkan.

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi untuk masyarakat dalam pemahaman tentang energi terbarukan khususnya energi surya. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk memperkenalkan pada masyarakat tentang kegunaan dari energi surya dalam kehidupan sehari - hari 2) Untuk mengetahui perbandingan sel surya dengan energi lain 3) Untuk mengajak masyarakat ikut memanfaatkan energi surya ini dalam kehidupan sehar-hari atau untuk keperluan lainnya.

F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah anak anak dan orang tua, agar lebih memahami tentang energi terbarukan khususnya energi surya dalam pengembangan dan teknologinya.

BAB II KERANGKA TEORI A. Definisi Modul Surya Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari. Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya photovoltaic. Untuk membuat modul photovoltaic secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul photovoltaic kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel photovoltaic diperlukan teknologi tinggi. Modul photovoltaic tersusun dari beberapa sel photovoltaic yang dihubungkan secara seri dan parallel.

a. Gambar Modul Surya Monokristal b. Gambar Modul Surya Polykristal

B. Gaya Gerak Listrik Pada Energi Surya Secara sederhana, proses pembentukan gaya gerak listrik (GGL) pada sebuah sel surya adalah sebagai berikut: 1. Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian diserap oleh material semikonduktor seperti silikon. 2. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga mengalir melalui material semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Muatan positif yang disebut hole (lubang) mengalir dengan arah yang berlawanan dengan elektron pada panel surya. 4

3. Gabungan/susunan beberapa panel surya mengubah energi surya menjadi sumber daya listrik DC.

Ketika sebuah foton menumbuk sebuah lempeng silikon, salah satu dari tiga proses kemungkinan terjadi, yaitu: 1. Foton dapat melewati silikon; biasanya terjadi pada foton dengan energi rendah. 2. Foton dapat terpantulkan dari permukaan. 3. Foton tersebut dapat diserap oleh silikon yang kemudian: a. Menghasilkan panas, atau b. Menghasilkan pasangan elektron-lubang, jika energi foton lebih besar daripada nilai celah pita silikon.

Ketika sebuah foton diserap, energinya diberikan ke elektron di lapisan kristal. Biasanya elektron ini berada di pita valensi, dan terikat erat secara kovalen antara atom-atom tetangganya sehingga tidak dapat bergerak jauh dengan leluasa. Energi yang diberikan kepadanya oleh foton mengeksitasinya ke pita konduksi, dimana ia akan bebas untuk bergerak dalam semikonduktor tersebut. Ikatan kovalen yang sebelumnya terjadi pada elektron tadi menjadi kekurangan satu elektron; hal ini disebut hole (lubang). Keberadaan ikatan kovalen yang hilang menjadikan elektron yang terikat pada atom tetangga bergerak ke lubang, meninggalkan lubang lainnya, dan dengan jalan ini sebuah lubang dapat bergerak melalui lapisan kristal. Jadi, dapat dikatakan bahwa foton-foton yang diserap dalam semikonduktor membuat pasangan-pasangan elektron-lubang yang dapat bergerak. Sebuah foton hanya perlu memiliki energi lebih besar dari celah pita supaya bisa mengeksitasi sebuah elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Meskipun demikian, spektrum frekuensi surya mendekati spektrum radiasi benda hitam (black body) pada ~6000 K, dan oleh karena itu banyak radiasi surya yang mencapai Bumi terdiri atas foton dengan energi lebih besar dari celah pita silikon. Foton dengan energi yang cukup besar ini akan diserap oleh sel surya, tetapi perbedaan energi antara foton-foton ini dengan celah pita silikon diubah menjadi kalor (melalui getaran lapisan kristal yang disebut fonon) bukan dalam bentuk energi listrik yang dapat digunakan selanjutnya.

c. Gambar Gaya Gerak Listrik Pada Modul Surya. C. Kegunaan Energi Surya Di Indonesia sistem photovoltaic telah dimanfaatkan antara lain untuk penerangan (rumah tangga, jalan), pompa air, catu daya bagi perangkat telekomunikasi, TV umum, pendingin (antara lain untuk obat-obatan), rambu-rambu laut, penerangan untuk menangkap ikan dan aplikasi lainnya. Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk diterapkan secara masal pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem teknologi yang diperkenalkan sebagai Sistem Energi Surya Photovoltaic (SESF) atau secara umum dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Photovoltaic (PLTS Photovoltaic). Sebutan SESF merupakan istilah yang telah dibakukan oleh pemerintah yang digunakan untuk mengidentifikasikan suatu sistem pembangkit energi yang memanfaatkan energi matahari dan menggunakan teknologi photovoltaic. Dibandingkan energi listrik konvensional pada umumnya, SESF terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. Namun dari pengalaman lebih dari 15 tahun operasional di beberapa kawasan di Indonesia, SESF merupakan suatu sistem yang mudah didalam pengoperasiannya, handal, serta memerlukan biaya pemeliharaan dan operasi yang rendah menjadikan SESF mampu bersaing dengan teknologi konvensional pada sebagian besar kondisi wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau - pulau kecil yang sulit dijangkau dan tergolong sebagai kawasan terpencil. Selain itu SESF merupakan suatu teknologi yang bersih dan tidak mencemari lingkungan. Beberapa kondisi yang sesuai untuk penggunaan SESF antara lain pada pemukiman desa terpencil, lokasi transmigrasi, perkebunan, nelayan dan lain sebagainya, baik untuk penerangan rumah maupun untuk fasilitas umum. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan jaman, pada saat ini di negara-negara maju penerapan SESF telah banyak digunakan untuk suplai energi listrik di gedung-gedung dan perumahan di kota-kota besar. 6

Mengingat peran dan fungsinya, teknologi photovoltaic mempunyai sifat yang sangat fleksibel dalam teknik rancang bangun dan pemanfaatannya. Aplikasi modul ini dapat diterapkan untuk pemasangan individual maupun kelompok sehingga dapat dilakukan dengan swadaya perorangan, masyarakat, perusahaan atau dikoordinir oleh PLN. Dalam hal pendanaan; proyek photovoltaic menjadi sangat mungkin untuk menjadi sarana

bantuan/kerjasama luar negeri, partisipasi perusahaan maupun golongan (community development) untuk mendukung program listrik pedesaan atau penyediaan jasa energi seperti: Listrik untuk penerangan rumah tangga Jasa energi untuk fasilitas umum: Pompa/penjernihan air, Rumah peribadatan, Telepon umum atau pedesaan, televisi umum, Penerangan jalan dan lainnya Pemasok energi bagi fasilitas produksi Integrasi photovoltaic pada bangunan untuk listrik pedesaan

Aplikasi SESF Untuk Listrik Pedesaan Salah satu pemanfaatan photovoltaic yang dapat langsung dipergunakan adalah untuk penyediaan listrik pedesaan terutama pada kawasan terpencil yang sulit dijangkau. Penerapan SESF dapat dilakukan dengan pemasangan sistim desentralisasi menggunakan jaringan listrik lokal. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi pemilihan sistim diatas adalah topografi kawasan, distribusi lokasi perumahan, karakteristik beban serta sistim pembiayaan yang diterapkan. Berdasarkan hasil studi Direktorat Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi (DJLPE), konsumsi listrik rata-rata per-rumahtangga pemakai listrik di pedesaan (1994) tercatat sekitar 64 kWh/tahun. Angka ini akan setara dengan konsumsi listrik sebesar 175 Wh/hari. Menggunakan angka-angka yang telah disajikan dimuka, modul photovoltaic kapasitas 50 Wp dapat memberikan keluaran listrik rata-rata sebesar 200 Wh/hari. Maka, SESF dengan kapasitas 50 Wp diperkirakan cukup untuk memenuhi konsumsi listrik pada rumah tangga di pedesaan. Tingkat ekonomis SESF sistem jaringan pada umumnya dapat diperbaiki dengan penerapan sistem hibrida (hybrid system), yaitu mengkombinasikan SESF dengan sistem pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan lain yang dapat dikembangkan dikawasan tersebut (seperti : energi angin, mikrohidro, dan biomassa) atau pembangkit listrik konvensional genset diesel untuk saling mendukung. 7

Sistem ini dinilai paling cocok untuk daerah pra-elektrifikasi (pre-electrified). Untuk keperluan ini, instalasi Photovoltaic-nya dapat dibuat permanen sehingga menjadi sistem interkoneksi atau dibuat secara mobile untuk dipindahkan ke kawasan lain yang akan dikembangkan. Beban normal, terutama pada siang hari dapat dipasok dari modul photovoltaic, sedangkan beban puncak akan ditanggulangi oleh genset diesel. Dengan demikian pemakaian sistem disel dapat benar-benar dioptimalkan sehingga keseluruhan sistem dapat bekerja efisien dan ekonomis. Pada wilayah yang mempunyai potensi tenaga angin, peranan genset diesel dapat digantikan oleh pembangkit listrik tenaga angin atau sumber energi terbarukan lainnya.

d. Gambar PLTS Terpusat D. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sistem PLTS di bagi 2, yaitu: a. Stand Alone PV Sistem (Off Grid) Stand Alone PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat (PLTS-Terpusat) merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem PLTS Sistem Terpusat disebut juga Stand-Alone PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian photovoltaic module untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan. Secara umum Konfigurasi PLTS Sistem Terpusat dapat dilihat seperti terlihat blok diagram dibawah:

e. Sistem PLTS Off Grid Prinsip Kerja Pembangkit Prinsip Kerja PLTS Sistem Terpusat dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pada PLTS Sistem Terpusat ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan oleh Modul Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses pengisian energi listrik dari PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler agar tidak terjadi over charge. Besar energi yang dihasilkan oleh PV sangat tergantung kepada intensitas penyinaran matahari yang diterima oleh PV dan efisiensi cell. Intensitas matahari maksimum mencapai 1000 Watt/m2, dengan efisiensi cell 14% maka daya yang dapat dihasilkan oleh PV adalah sebesar 140 Watt/m2. 2. Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk menyuplai beban melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah tegangan DC pada sisi baterai menjadi tegangan AC pada sisi beban. b. Grid Connected System Grid Connected PV System merupakan solusi Green Energy bagi penduduk perkotaan baik perumahan ataupun perkantoran. Sistem ini menggunakan Modul Surya (Photovoltaic Module) untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai tambah pada pemiliknya.

f. Sistem PLTS On Grid Sistem ini akan tetap berhubungan dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin. Pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan mengkonversi sinar matahari menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah komponen yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah (DC) dari PV menjadi listrik arus bolak-balik (AC) yang kemudian dapat digunakan untuk mensuplai berbagai peralatan rumah tangga seperti Lampu, TV, Kulkas, Mesin Cuci, dll. Jadi pada siang hari, kebutuhan energi listrik berbagai peralatan disuplai langsung oleh Modul Surya. Jika pada kondisi ini terdapat kelebihan energi dari PV maka kelebihan energi ini dapat dijual ke PLN (tergantung kebijakan) Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka peralatan akan disupport oleh jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap terkoneksi dengan jaringan PLN. Ilustrasi penggunaan Grid Connected dapat dilihat pada grafik berikut:

g. Grafik Penggunaan PLTS On Grid Keuntungan menggunakan Energi Surya (Grid-Connected PV): - Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi bahan bakar - Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun - Tidak memerlukan biaya operasional sepeserpun - Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah - Membantu menstabilkan tegangan PLN pada sisi beban - Membantu mengurangi biaya tagihan listrik bulanan - Meningkatkan nilai prestise pada rumah/perkantoran 10

- Kelebihan Listrik yang dihasilkan PV dapat dijual kepada PLN (tergantung kebijakan) E. Cara Pemanfaatan Energi Surya Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengubah energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah (DC) . Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari. Di Indonesia, energi listrik yang optimum akan didapat apabila modul surya diarahkan dengan sudut kemiringan sebesar lintang lokasi PLTS tersebut berada. Sebagai contoh, untuk daerah yang berada di sebelah utara katulistiwa maka modul surya harus dihadapkan ke Selatan, dan sebaliknya. Selanjutnya energi listrik tersebut disimpan dalam Baterai. Baterai disini berfungsi sebagai penyimpan energi listrik secara kimiawi pada siang hari dan berfungsi sebagai catu daya listrik pada malam hari. Untuk menjaga kesetimbangan energi di dalam baterai, diperlukan alat pengatur elektronik yang disebut Battery Charge Regulator. Alat ini berfungsi untuk mengatur tegangan maksimal dan minimal dari baterai dan memberikan pengamanan terhadap sistem, yaitu proteksi terhadap pengisian berlebih (overcharge) oleh penyinaran matahari, pemakaian berlebih (overdischarge) oleh beban, mencegah terjadinya arus balik ke modul surya, melindungi terjadinya hubung singkat pada beban listrik dan sebagai interkoneksi dari komponen-komponen lainnya.

h. Skema Proses Pemanfaatan Energi Surya

11

F. Prospek Penggunaan Energi Surya di banding Energi lain. Energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi surya. Energi itu dapat berubah menjadi arus listrik yang searah yaitu dengan menggunakan silikon yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong setebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya photovoltaic. Sel-sel silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus atau tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada asasnya sel surya photovoltaic merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek photovoltaic. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek photovoltaic baru mencapai 25% maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2 . Dari sini terlihat bahwa PLTS itu membutuhkan lahan yang luas. Hal itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS menjadi mahal. Ditambah lagi harga sel surya photovoltaic berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya yang rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit dibubungkan dengan jaringan listrik PLN. Kemudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi energi surya yang tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar 4,5 kWh/m2/hari. Berarti prospek penggunaan photovoltaic di masa mendatang cukup cerah. Untuk itulah perlu diusahakan menekan harga photovoltaic misalnya dengan cara sebagai berikut. Pertama menggunakan bahan semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat dan Galium Arsenik yang lebih kompetitif. Kedua meningkatkan efisiensi sel surya dari 10% menjadi 15%.

12

Energi listrik yang berasal dari energi surya pertama kali digunakan untuk penerangan rumah tangga dengan sistem desentralisasi yang dikenal dengan Solar Home System (SHS), kemudian untuk TV umum, komunikasi dan pompa air. Sementara itu evaluasi program SHS di Indonesia pada proyek Desa Sukatani, Bampres, dan listrik masuk desa menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan dengan keberhasilan penerapan secara komersial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sampai tahun 1994 jumlah pemakaian sistem photovoltaic di Indonesia sudah mencapai berkisar 2,5-3 MWp. Yang pemakaiannya meliputi kesehatan 16%, hibrida 7%, pompa air 5%, penerangan pedesaan 13%, Radio dan TV komunikasi 46,6% dan lainnya 12,4%. Kemudian dari kajian awal BPPT diperoleh proyeksi kebutuhan sistem PLTS diperkirakan akan mencapai 50 MWp. Sementara itu menurut perkiraan yang lain pemakaian photovoltaic di Indonesia 5-10 tahun mendatang akan mencapai 100 MW terutama untuk penerangan di pedesaan. Sedangkan permintaan fotovotaik diperkirakan sudah mencapai 52 MWp. Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya photovoltaic. Untuk membuat modul photovoltaic secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul photovoltaic kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel photovoltaic diperlukan teknologi tinggi. Modul photovoltaic tersusun dari beberapa sel photovoltaic yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang photovoltaic yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya photovoltaic adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya. 13

i. Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Dalam penerapannya photovoltaic dapat digabungkan dengan pembangkit lain seperti pembangkit tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM). Penggabungan ini dinamakan sistem hibrida yang tujuannya untuk mendapatkan daya guna yang optimal. Pada sistem ini PLTS merupakan komponen utama, sedang pembangkit listrik lainnya digunakan untuk mengkompensasi kelemahan sistem PLTS dan mengantisipasi ketidakpastian cuaca dan sinar matahari. Pada sistem PLTS-PLTD, PLTD-nya akan digunakan sebagai "bank up" untuk mengatasi beban maksimal. Pengkajian dan penerapan sistem ini sudah dilakukan di Bima (NTB) dengan kapasitas PLTS 13,5 kWp dan PLTD 40 kWp. Penggabungan antara PLTS dengan PLTM mempunyai prospek yang cerah. Hal ini karena sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit dan itu banyak terdapa di desa-desa. Untuk itulah pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang telah merealisasi penerapan sistem model hidro ini di desa Taratak (Lombok Tengah) dengan kapasitas PLTS 48 kWp dan PLTM sebesar 6,3 kW. Pada sistem hibrida antara photovoltaic dengan Fuel Cell (sel bahan bakar), selisih antara kebutuhan listrik pada beban dan listrik yang dihasilkan oleh photovoltaic akan dipenuhi oleh fuel cell. Controller berfungsi untuk mengatur fuel cell agar listrik yang keluar sesuai dengan keperluan. Arus DC yang dihasilkan fuel cell dan arus photovoltaic digabungkan pada tegangan DC yang sama kemudian diteruskan ke power conditioning subsystem (PCS) yang berfungsi untuk mengubah arus DC menjadi arus AC. Keuntungan sistem ini adalah efisiensinya tinggi sehingga dapat menghemat bahan bakar, dan kehilangan daya listrik dapat diperkecil dengan menempatkan fuel cell dekat pusat beban.

14

j. Energi Terbarukan

15

BAB III PENUTUP Kesimpulan Dan Saran Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Energi Surya (Photovoltaic) dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Energi ini juga merupakan energi alternatif. Modul Surya ini dapat digunakan sebagai cadangan yang memadai ketika energi lainnya mulai berkurang bahkan habis. Selain itu, energi ini memliki banyak keuntungan dibandingkan dengan energi lain. Energi ini sangat ramah lingkungan dan tidak memerlukan perawatan khusus secara periodik. Energi ini hanya memerlukan cahaya matahari yang jumlahnya tak tebatas, tersedia dimanamana, dan tidak memerlukan bahan bakar lain seperti bensin, gas, atau yang lainnya. Namun, energi ini memiliki satu kelemahan yaitu hanya bisa digunakan dalam jangka waktu setengah hari atau selama sinar matahari masih terpancar. Oleh karena itu, penyediaan sumber energi alternatif seperti energi surya melalui pemanfaatan sel photovoltaic merupakan sebuah prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut, mengingat pemakaian primer minyak bumi dan gas alam masih merupakan sumber energi utama. Selain ramah lingkungan, sumber energi dari matahari tidak memerlukan perawatan khusus secara periodik, yang selanjutnya akan mengurangi biaya produk. Pemanfaatan sel surya sangat cocok digunakan di desa desa terpencil, yang tidak dapat di aliri listrik PLN karena masalah insfrastrukturnya belum mendukung. Dengan di gunakannya PLTS maka akan meningkatkan kesejahteraan hidup. Cocok di gunakan juga di pulau terluar Indonesia (benteng pertama) karena bila harus memasang kabel laut, harganya pasti mahal. Maka solusinya dengan menggunakan PLTS. Selain itu dengan memasang PLTS, berarti dapat terhindar dari klaim negara tetangga. Cocok di gunakan juga di daerah perkotaan untuk menghemat listrik dari jaringan PLN, membantu menstabilkan tegangan PLN pada sisi beban dan membantu mengurangi biaya tagihan listrik bulanan.

16

Daftar Pustaka

Holladay, April. Solar Energi. Microsoft Encarta 2006 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2005.

Wikipedia.org. Solar Cell. http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_cell.

Surya Energi Indotama. http://suryaenergi.com/in/sys/stand.php

Surya Energi Indotama. http://suryaenergi.com/in/sys/grid.php

17

Anda mungkin juga menyukai