Anda di halaman 1dari 4

BAB III DOPAMINE

3.1 PERANAN DOPAMINE


Saat ini kenyataan yang diterima adalah nicotine merupakan komponen utama yang menyebabkan kecanduan dan banyak perokok yang measa kesulitan untuk melepaskan kebiasaan untuk tidak merokok karena mulai tergantung dari nicotine yang mereka hisap dari tembakau tersebut. Substansi yang mampu menyebabkan ketagihan biasanya memiliki dua mekanisme kerja yang berbeda. Mereka meiliki efek reinforcing atau rewarding, dimana para pecandu menganggapnya amat sangat kuat dan mendominasi pikiran mereka. Paparan kronik ataupun berulang terhadap substansi yang mampu menyebabkan ketagihan biasa beribas pada perubahan biologis di otak dan ditempat lain yang terdapat di tubuh, dimana ketika mereka mulai tidak mengkonsumsinya akan menyebabkan withdrawal syndrome yang akan berdampak pada individu yang berusaha untuk menghindari efek tersebut. Pada dua dekade terakhir, hipotesis mengenai dopamine yang terdapat pada mesolimbic merupakan penyebab utama sehingga seseorang bisa menjadi ketergantungan. Beberapa bukti menunjukkan hal tersebut. Studi mikrodialisis menunjukkan sebagian besar obat yang menyebabkan ketergantungan menciptakan efek peningkatan dopamine dari neuron yang terdapat di mesolimbic yang masuk ke nucleus accumbens. Studi lain juga menunjukkan di beberapa binatang experiment juga belajar untuk untuk menstimulasi elektroda yang terletak di jalur dopamine yang terdapat pada otak menggunakan stimulasi untuk mencipatakan efek penghargaan. Respon ini menurun apabila telah diberikan obat-obatan yang dapat meningkan Dopamine seperti nicotine, amphetamine dan cocaine. Tinjauan tersebut semakin memperkokoh bahwa jalur mesolimbic dopamine memang cukup berperan pada sistem penghargaan yang merespon pada stimuli yang dapat menyenangkan. Studi lain yang memperkuat bukti tersebut adalah dengan menyuntikkan nocotine secara intravena yang akan meningkatkan proyeksi dopamine ke nucleus accumbens. Kesimpulannya adalah kemampuan nicotine bergantung pada kemampuan untuk menstimulasi dopamine pada nucleus accumbens yang merupakan terminal utama pada dopamine yang terletak di mesolimbic. Nucleus accumbens adalah struktur komples yang menggabungkan dua divisi yaitu central core dan shell yang mengelilingi pusatnya pada daerah medial dan ventral. Cangkang tersebut tampak membentuk bagian dari amygdala yang merupakan bagian dari sistem limbik. Neuron dari pusatnya mirip dengan dorsal striatum dan memproyeksikan ke daerah otak yang berhubungan dengan fungsi motorik.

Selain itu, studi yang dilakukan oleh laviotte menunjukkan bahwa mikroinjeksi nicotne pada ventral tegmental area juga mampu menyebabkan respon yang komplex. Studi tersebut menunjukkan bahwa stimulasi dari dopmanie yang diproyeksikan dari VTA dapat membuat adanya respon aversif dari nicotine.

2.2 DOPAMINE DAN KETERGANTUNGAN


Perokok biasanya terpapar pada nicotine secara kronis, yang sulit direplikasi pada binatang. Oleh karena itu, semakin jelas bahwa mesoaccumbens dopamine berespon cukup berbeda apabila terjadi paparan secara kronis. Apabila paparan tersebut secara kronik terjadi, maka akan berefek pada accumbal core. Berbeda dengan cocaine yang menunjukkan perubahan secara cepat apabila terjadi penyalahgunaan. Studi juga menunjukkan bahwa efek nicotine yang berkepanjangan pada nucleus accumbens juga menunjukkan kompleks yang terjadi di VTA. Efek awal yang ditimbulkan oleh nicotine dimediasi oleh reseptor 42 subunits yang terletak di dopamine neuron. Reseptor tersebut akan memediasi depolarisasi oleh neuron. Respon ini diteruskan oleh inhibisi yang dimediasi oleh GABA yang terletak di dalam VTA atau yang terproyeksi pada VTA. Studi tersebut menunjukkan bahwa peran dari nicotine receptor yang terletak pada terminal glutamat menjad menonjol karena tetap aktif dan memerlukan desensitisasi. Stimulasi yang terus menerus dari reseptor tersebut memfasilitasi dilepaskannya glutamat dan ini tetap menstimulasi dari neuron dan berdampak pada pelepasan yang perlahan dan berlangsung terus dari dopamine pada nucleus accumbens.

Mekanisme yang memediasi sensitisasi dari dopamine akibat respon dari nikotin menjadi kian jelas. Semakin beraslasan untuk memberikan hipotesis bahwa kejadian tersebut merefleksikan respon neurobiologis terhadap respon akibat stimulus external, dalam hal ini adalah nicotine. VTA dan cangkang accumbal menerima proyeksi glutamergic dari ventral prefrontal cortex. Nucleus accumbens juga dipersarafi oleh hippocampus. Stimulasi dari reseptor NMDA di ventral hippocampus meningkatkan dopamine pada cangkang accumbal. Studi lain juga menunjukkan adanya proyeksi dari VTA pada peduculopontine tegmentum juga berperan pada sensitisai respon locomotor terhadap psikostimulan dan berespon terhadap nicotine. Pada kenyataannya, pelepasan dopamine pada cangkang accumbal berperan besar dalam memberikan insentif serta emnyebabkan sebuah kebiasaan untuk melakukan sesuatu yang memberikan penghargaan. Sebagai hasilnya, penyalahgunaan zat tertentu alkan berimbas pada jalur ini lewat aksi farmakologis dan berujung pada drug-seeking behavior.

Robbinson dan Berridge berargumentasi bahwa sensitisasi merupakan dasar neurobiologi yang menyebabkan terjadinya kecanduan. Mereka menganggap bahwa sensitisasi dari mesolimbic dopamine yang diproyeksikan ke nukleus accumbens berhubungan dengan incentive yang menjadi penyabab adanyacraving daripada sebuah substansi tertentu yang dicetuskan oleh paparan terhadap sebuah stimulus.

Selain itu, ada beberapa bukti dimana stimulus yang berhubungan dengan panca indera juga berperan sentral terhadap terjadinya kecanduan terhadap nicotine dan tobacco. Peran ini penting dalam meregulasi kebiasaan merokok dan berhubungan dengan adanya kerinduan untuk merokok. Studi yang dilakukan dengan hewan coba, menunjukkan bahwa stimulus visual meningkatan keinginan untuk merokok.

2.2 DOPAMINE EXTRASELULAR


Dopamine overflow akan meningkatkan reinforcement dari aktivitas yang sifatnya hedonik berhubungan dengan kebiasaany yang akan menciptakan kondisi tersebut. Sebuah hipotesa menyodorkan sebuah teori dimana tujuan psikofisiologis dari respon tersebut adalah untuk menciptakan sebuah keadaan yang bersifat memberikan penghargaan.Kemungkinan seorang individu yang sudah kecanduan obat akan berusaha untuk mengulangi perilaku tersebut.

Pada individu tertentu dimana psikostimulan tersebut tersedia maka overflow dopamine yang terdapat pada nucleus accumbens pada cangkang maupun sentral diprediksi merupakan powerful craving yang berujung pada ketergantungan.

2.4 DORSAL STRIATUM


Ada beberapa bukti yang menunjukkan nicotine juga menstimulasi proyeksi dopamine ke dorsal striatum. Beberapa studi menunjukkan implikasi proyeksi tersebut berujung pada respon terhadap stimuli, terutama harapan akan diberikannya penghargaan.

2.5 NICOTINE WITHDRAWAL


Nicotine Withdrawal setelah periode dari administrasi yang berkepanjangan akan menyebabkan perubahan pada perilaku yang dirasakan oleh para perokok ketika mereka pertama kali berusaha keluar dari kebiasaan tersebut. Perubahan akibat aktivitas spontan ini dapat diprovokasi oleh withdrawal dari nicotine dan pemberian nicotinic receptor antagonis. Efek ini dapat diputarbalikkan dengan pemberian ncotine secara injeksi

Sindrom ini, serupa dengan opiate withdrawal. Efek withdrawal tersebut kemungkinan adalah penurunan dari brain-reward-function.Satu studi yang dilakukan oleh Hildebrand lewat sebuah ujicoba yang dilakukan dengan menggunakan nicotinic receptor antagonist, mecamylamine, berhubungan dengan penurunan Dopamine pada cangkang medial pada nucleus accumbens. Ditambah lagi, spekulasi menunjukkan bahwapenurunan tersebut juga menyebabkan terjadinya efek anhedonia pada manusia atau yang lebih dikenal dengan efek aversif.

Anda mungkin juga menyukai