Anda di halaman 1dari 13

Empat Solusi Indonesia untuk Ketahanan Ekonomi

JAKARTA - Selain mengelola ketahanan ekonomi yang ada saat ini, Indonesia juga harus dapat memberdayakan potensi ketahanan ekonomi belum dimaksimalkan. Kedua hal ini penting dalam menghadapi tantangan perekonomian global yang semakin kompleks. Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purwanto menyatakan, upaya memperkuat ketahanan ekonomi bukanlah hal yang mudah karena kompleksitas permasalahan dalam perekonomian yang bersifat dinamis. "Dengan demikian, penguatan ketahanan ekonomi tidak terbatas pada pencapaian stabilitas indikator makroekonomi, tetapi juga meliputi aspek-aspek yang membentuk perekonomian nasional yang tangguh," papar Purwanto dalam seminar Refleksi Akhir Tahun, 'Mempersiapkan Indonesia Menyongsong Era Baru 2015', di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta, Selasa (20/12/2011). Ketahanan ekonomi, kata Purwanto, menunjukkan kemampuan perekonomian nasional untuk tumbuh secara mandiri dan berkualitas di tengah ketidakpastian perekonomian global. Melalui penelitian bertajuk Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional dalam Menghadapi Tantangan Krisis Global, Purwanto dan timnya pun mengajukan empat solusi ketahanan ekonomi. Solusi tersebut terbagi ke dalam lingkup kelembagaan ekonomi domestik, investasi dan perdagangan, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan ketenagakerjaan, serta kewirausahaan. "Penguatan kelembagaan ekonomi domestik dapat dilakukan dengan mempertegas pelaksanaan aturan formal dan pelaksanaan aturan non-formal yang berlaku secara spesifik di masing-masing daerah," ujar Purwanto. Kemudian, peningkatan daya saing ekonomi dan iklim investasi yang kondusif harus dilakukan melalui implementasi pembangunan soft dan hard infrastructures yang disesuaikan dengan kebutuhan investasi di setiap wilayah. "Di sisi lain, integrasi pembangunan sektor industri dengan sektor pertanian dalam agricultural based industries akan dapat menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja. Integrasi ini diselaraskan dengan konsep koridor pembangunan dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional," imbuhnya. Dalam kebijakan ketenagakerjaan dan sumber daya manusia (SDM), diperlukan adanya koordinasi intensif antarlembaga pemerintah, pengusaha, dan swasta untuk mnewujudkan grand design yang lebih komprehensif untuk menanggulangi persoalan ketenagakerjaan. "Selain itu, perlu ada sentuhan kebijakan pemerintah yang bisa menjembatani pembentukan para wirausahawan yang handal bagi penciptaan lapangan kerja baru di sektor riil," pungkasnya.

1. *PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL DALAM BIDANG SOSIAL EKONOMI INDONESIA* Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghdapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung, yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat,yang meliputi produksi,distribusi,serta konsumsi barang dan jasa dan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sistem perekonomian Indonesia dikenal sebagai sistem perekonomian kerakyatan. Dewasa ini, penyebab krisis ekonomi disebabkan oleh pengaruh global dan pengaruh nasional yaitu: 1. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi informasi dan transportasi, menyebabkan dunia menjadi tanpa batas dan transparan. Proses globalisasi tercermin dalam globalisasi informasi dan ekonomi yang membawa sistem nilai yang positif dan negatif sehingga dapat mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa. 2. Meningkatnya masalah perdagangan yang mempunyai dimensi politik merupakan hambatan bagi bangsa Indonesia untuk memperluas kegiatan perdagangan global sehingga menyebabkan krisis ekonomi bangsa. 3. Bangsa Indonesia sebagai bangsa majemuk yang terdiri atas berbagai suku bangsa, etnis, bahasa, dan agama yang berbeda-beda hingga menjadi titik rawan yang dapat menimbulkan perpecahan bangsa sehingga pada akhirnya krisis ekonomi melanda kehidupan bangsa. 4. Kepemimpinan nasional yang belum lepas dari KKN dan dapat menimbulkan krisis ekonomi. 5. Tingginya tingkat penganggguran yang dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin sehingga dapat menimbulkan krisis ekonomi yang berlanjut. 6. Terbatasnya sarana dan prasarana ekonomi yang mempengaruhi arus masuknya barang dan jasa sehingga perkembangan ekonomi menjadi semakin sulit. 7. Pengaruh keamanan dalam negeri yang belum stabil mempengaruhi kelancaran pembangunan ekonomi sehingga krisis ekonomi menjadi berlanjut. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi perekonomian bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat. Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi nasional, maka diperlukan penanganan dalam berbagai aspek, yaitu: 1. Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata. 2. Ekonomi kerakyatan Indonesia harus bisa menjauhkan dan menghindari

karakter monopoli dan juga asas liberalisme, dimana hanya ada satu pihak yang merasa di untungkan didalamnya. 3. Penegakan hukum internal negara dimana berfungsi untuk mencegah adanya kesalahan alur atau salah masuknya uang rakyat ketangan yang tidak seharusnya. 4. Menghindari asas etatisme, dimana suatu negara (negara Indonesia) boleh menerima bantuan dari negara lain, boleh menerima potensi ekonomi sektoral dari negara lain, asalkan tidak ketergantungan dan tidak di salah gunakan. 5. Sektor ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan jasa. 6. Pemerataan pembangunan 7. Kemampuan bersaing Peranan ketahanan nasional dalam pemulihan krisis ekonomi: 1. Peranan konsepsi ketahanan Sebagai pedoman atau sarana untuk meningkatkan dan ketangguhan bangsa dengan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteran dan keamanan sehingga terwujudnya ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya dan ketahanan keamanan. *2. Kondisi Kesejahteraan Rakyat dan Peran Pemerintah Dalam Pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia di Bidang Sosial* Awalnya pembangunan kesejahteraan sosial merupakan wujud komitmen Pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagian atau seluruh masyarakat yang menyandang permasalahan sosial. Upaya mengangkat tingkat kesejahteraan sosial tersebut, dapat dipandang sebagai bagian dari salah satu peran Pemerintah untuk membangun kesejahteraan sosial dan mencegah adanya disintegrasi sosial yang menurunkan harkat dan martabat bangsa. Berbanding terbalik dengan cita-cita itu, faktanya hingga saat ini jumlah pengangguran semakin meningkat dan disintegrasi sosial semakin menjadi-jadi. Di samping itu, perlu disadari bahwa Indonesia saat ini telah mengalami pergeseran sistem pemerintahan secara mendasar, dari sistem yang sentral menjadi desentralisasi. Hal ini guna menekan pada pemberian otonomi yang seluas-luasnya namun bertangggung jawab kepada daerah kabupaten dan kota sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Namun kembali lagi bahwa proses dari berjalannya sistem tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilaksanakan. Masih banyaknya pertentangan kepentingan (*conflict of interest*) berasal dari pihak berkuasa yang terjadi dikala pelaksanaan ini dilakukan. Akibatnya Kemiskinan, Kecacatan, Keterlantaran, Ketunaan Sosial, Keterpencilan dan Ketertinggalan, Akibat Bencana Alam dan Akibat Bencana Sosial kerap terjadi, bahkan menjamur di tanah kita tercinta. Intinya bahwa kesejahteraan masyarakat dan peran Pemerintah dalam pembinaan (ATHG) Ketahanan Nasional Indonesia khususnya di bidang sosial masih jauh dari harapan atau dengan kata lain Pemerintah beserta organ-organnya belum mampu menjalankan kewajibannya dengan baik/ good government.

*Kondisi Kesejahteraan Rakyat dan Peran Pemerintah Dalam Pembinaan Ketahanan Nasional Bidang Ekonomi* Dalam ketahanan nasional pada bidang ekonomi Indonesia menyangangkut tentang kesejahteraan rakyatnya. dimana kondisi kesejahteraan ekonomi belum merata. sehingga berdampak pada gangguan atau masalah yang lebih banyak. contohnya karena kemiskinan membuat banyaknya kasus kejahatan, kematian, pendidikan dan kesehatan menurut sehingga upaya pemerintahdalam menangani hal ini amatlah penting agar ekonomi bangsa inidonesia dapat pulih dan kesejahteraan dapat terjamin. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi 1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan. 2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon. 3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam bidang ekonomi dalam suatu negara. dapat berupa intervensi secara langsung maupun tidak langsung contohnya dalam penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau produsen melalui kebijakan penetapan harga minimum (*floor price*) dan kebijakan penetapan harga maksimum (*ceiling price*). pemberian subsidi dan penetapan pajak. 1. *Pengaruh Persaingan Negara Regional Dalam Pembinaan Ketahanan Nasional Bidang Sosial Ekonomi* Regional asia tenggara adalah salah satu daerah yang memiliki intensitas interaksi yang tinggi. Regional asia tenggara sendiri terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam dan Filipina. Terdapat banyak macam dari interaksi yang terjadi, dari sengketa wilayah sampai proses pembangunan. Persaingan adalah hal yang tidak aneh dalam regional asia tenggara. Banyak kasus persaingan dalam hal meng-klaim suatu kebudayaan terjadi di wilayah ini. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya kemiripan diantara kebudayaan social masyarakat yang terdapat di wilayah regional tersebut. Dalam konteks hal ini, social ekonomi bisa digolongkan kedalam suatu bidang dalam ketahanan nasional. Konteks social ekonomi bisa termasuk kedalam konteks kebudayaan local yang bisa menjadi nilai pariwisata yang tinggi. Contoh yang kejadian yang sekarang sedang terjadi persaingan ketat adalah perjuangan agar Pulau Komodo bisa masuk kedalam tujuh keajaiban dunia, Indonesia sedang berjuang melawan negara-negara regional lainnya untuk mendapatkan suatu gelar tujuh keajaiban dunia yaitu Pulau Komodo tersebut. Secara social bangsa Indonesia akan mendapatkan suatu gelar yang sangat berharga dan secara ekonomi, Pulau Komodo bisa menjadi suatu objek wisata yang dapat mendatangkan banyak pendapatan untuk Indonesia *Pengaruh Persaingan Global Terhadap Ketahanan Sosial dan Ekonomi Indonesia*

Globalisasi sebagai bentuk perubahan kehidupan ke arah yang lebih modern menjadikan teknologi baik itu informasi, komunikasi, dan lain-lain menjadi pilihan yang baik untuk penciptaan kesejahteraan. Sebagaimana kehidupan manusia yang kini sudah bergantung terhadap efek globalisasi menjadikan peran teknologi tersebut mencakup seluruh kehidupan manusia sejalan dengan perubahan global tersebut. Negara-negara maju dalam pemanfaatan globalisasi tersebut terbilang cukup efektif, dimana penggunaan teknologi yang ada memudahkan negara-negara maju dalam memajukan usaha bisnis (untuk mendorong perekonomian) dan pendidikan. Negara-negara maju yang seiring perubahan global menjadi lebih maju dan kuat dari segi ketahan sosial (oleh karena pendidikan yang diterapkan) dan ketahanan ekonomi (kegiatan yang dicapai suatu Negara melalui ekspor dan impor maupun dengan adanya *multinational corporation*) menciptakan persaingan global terhadap Negara maju itu sendiri, Negara berkembang ataupun Negara miskin. Negara-negara global dewasa ini saling bersaing untuk meningkatkan kesejahteraan warga negaranya dalam bidang sosial maupun ekonomi. Persaingan itu juga berpengaruh pada Indonesia. Indonesia sebagai Negara berkembang memiliki cukup sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk mengikuti persaingan tersebut. Namun, pembinaan ketahanan sosial yang kurang ditandai dengan kurangnya pendidikan warga Negara Indonesia sendiri. Kurangnya pendidikan dan pembinaan secara psikis menyebabkan mudahnya warga Negara terpengaruh ke hal-hal yang negatif yang justru menimbulkan keburukan dalam persaingan itu sendiri. Kurangnya pendidikan itu juga dipengaruhi oleh lemahnya ketahanan ekonomi di Indonesia. Bidang ekonomi dan sosial saling mempengaruhi dalam penciptaan persaingan ke arah yang lebih maju. Di Indonesia sendiri, lemahnya ketahanan ekonomi disebabkan karena kurangnya pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kurangnya pengolahan itu karena sumber daya manusia (kurang mendapat pendidikan dan pengasahan skill) dalam mengolah sumber daya yang ada. Oleh karena itu, Indonesia lebih banyak mengimpor kebutuhan dalam negeri dari luar negeri. Karena produk luar negeri lebih murah dan kualitasnya lebih baik dari produk dalam negeri, rakyat yang sebagai pengguna lebih tertarik mengkonsumsi produk luar negeri. Hal ini menyebabkan Indonesia jauh dari persaingan di bidang ekonomi dan justru mematikan usahanya untuk bersaing dengan Negara-negara global. Bidang sosial yang dilihat dari pendidikan dan pembinaanya mempengaruhi ketahanan rakyat Indonesia di bidang sosial. Karena sulitnya rakyat dari segi ekonomi, dana untuk mencapai pendidikan susah dipenuhi, akhirnya banyak rakyat yang hingga kini tidak mendapat pendidikan secara formal. Seperti misalnya dari lingkungan internal, rakyat mudah sekali terprovokasi pada suatu hal padahal belum tentu tahu apa sebenarnya yang ada dalam hal tersebut. Pemisalan dari lingkungan eksternal seiring dari globalisasi yang sudah dijelaskan tadi, teknologi komunikasi dan informasi yang efeknya meluas secara global termasuk berefek ke seluruh Indonesia, menjadikan

rakyat Indonesia rentan terpengaruh terhadap perubahan yang ada di luar negeri. Misalnya penggunaan media massa seperti Facebook yang awalnya menjadi *trendsetter* di Amerika, Inggris dan Negara-negara di luar Indonesia, rakyat Indonesia yang ketahanan sosialnya lemah menjadi terpengaruh dalam penggunaan media massa itu. Dari situlah Indonesia menjadi Negara yang lemah dari segi ketahanan sosial, karena mudahnya terpengaruh yang disebabkan oleh factor pendidikan dan pembinaan psikis. Hal-hal di atas yang sudah dijelaskan menjadikan Indonesia lemah dalam pengaruh persaingan negara-negara global dalam pembinaan ketahanan nasional di bidang sosial dan ekonomi. Seharusnya hal-hal tersebut lebih diperhatikan dalam memajukan Indonesia di dalam persaingan global. Indonesia sebagai Negara berkembang diharapkan mampu bersaing dengan Negara-negara global dari segi ketahanan di bidang sosial maupun ekonomi. Kesimpulannya suatu ketahanan nasional, bisa digolongkan menjadi suatu ketahanan terhadap identitas nasional yang tidak dapat tergantikan. Dengan mempertahankan identitas nasional yang ada, seperti memperkuat ekspor sumber daya alam dan mencanangkan untuk penggunaan produk dalam negeri untuk masyarakat Indonesia, membatasi masuknya impor dari pasar internasional dan menguatkan pasar domestik tentu menjadi suatu aksi ketahanan nasional di bidang ekonomi. Identitas nasional itu sendiri muncul dari nilai social yang dipertahankan, bila nilai social tersebut dapat bertahan dengan baik maka dengan sendirinya dapat mendatangkan keuntungan konkrit secara ekonomi yang dapat lebih menjaga kelangsungan pertahanan terhadap identitas nasional itu sendiri.

Menkeu: Indonesia Miliki Ketahanan Ekonomi Baik


Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan Indonesia masih memiliki ketahanan ekonomi yang cukup baik dalam menghadapi perkembangan ekonomi di Eropa yang masih terlanda krisis. "Sehubungan dengan perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini, Menteri Keuangan berpendapat bahwa Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang cukup baik untuk menghadapinya," ujar Menkeu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin. Menkeu menjelaskan untuk menjaga ketahanan ekonomi dari sisi ketahanan fiskal, pemerintah akan menjaga defisit anggaran pada kisaran di bawah tiga persen sesuai yang tercantum dalam UU Keuangan Negara. Sedangkan, Menkeu menambahkan, upaya lain yang dapat dilakukan adalah pemerintah akan memperbaiki iklim investasi dan mendorong peningkatan pembangunan sarana infrastruktur. "Dari sisi ketahanan fiskal, Pemerintah optimistis akan tetap dapat menjaga defisit APBN di bawah 3 persen. Sedangkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan terus memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan kondisi infrastruktur," ujarnya. Selain itu, Menkeu mengatakan pemerintah tidak akan mengubah sistem devisa yang berlaku saat ini dengan tetap melaksanakan UU tentang lalu lintas devisa dan sistem nilai tukar dimana setiap penduduk dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa. Sementara, pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini karena adanya sentimen negatif pasar. "Semua orang ingin memegang dolar AS untuk `safe heaven` dan permintaan dalam negeri juga sedang tinggi. (Sedangkan) untuk kebutuhan impor membayar deviden keluar, ini kebetulan bulan Mei sedang kebutuhan membayar deviden, maka `pressure`-nya jatuh bersamaan," ujarnya. Untuk itu, pemerintah menyikapi adanya pelemahan rupiah ini dengan tidak mengubah sistem devisa yang berlaku agar dolar AS tetap tersedia dan likuiditas pasar tidak terganggu. "Iya harus kita sikapi agar pasar tidak berlaku negatif, oleh karena itu kita tetapkan tidak ada kontrol devisa," tukas Bambang. Sementara, terkait perkembangan ekonomi terkini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi, dibuka melemah seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tertekan. IHSG BEI dibuka turun 26,95 poin atau 0,78 persen ke posisi 3.870,57. Sedangkan nilai tukar rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta bergerak melemah 20 poin menjadi Rp9.500 dibanding sebelumnya Rp9.480 per dolar AS. "Rupiah kembali melemah terhadap dolar AS. Tekanan spekulasi ini membuat BI terus menjaga pasar," kata analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta. Meski demikian, kata dia, sentimen pasar Asia kemungkinan membaik setelah akhir perdagangan pekan lalu mengalami koreksi, khususnya untuk pasar Indonesia. "Untuk rupiah kami perkirakan masih dalam penjagaan BI, sehingga berpotensi menguat menuju kisaran Rp9.300 sampai dengan Rp9.380 per dolar AS," ucapnya.(rr)

MAKALAH Korupsi, Ancam Ketahanan Ekonomi Indonesia Menghadapi Krisis Ekonomi Dunia OLEH ISROIYATUL MUBAROKAH F0311063 AKUNTANSI B UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011/2012 1. 1. PENDAHULUAN

Ditengah suasana krisis ekonomi dunia yang saat ini meliputi Amerika dan sebagian besar eropa, Indonesia menjadi negara yang dianggap cukup beruntung karena tidak terkena imbas langsung dari krisis ekonomi yang terjadi. Keberuntungan ini hadir bagi Indonesia sebab jumlah perdagangan luar negeri negara kita sebagian besar tidak bergantung kepada amerika serikat dan eropa dengan prosentasenya yang hanya 5 % dari total perdagangan luar negeri Indonesia. Selain itu faktor pendukung lainnya yang menyebabkan perekonomian Indonesia tidak terkena imbas besar krisis itu ialah kuatnya permintaan pasar domestik Indonesia yang menjadi fundamental yang cukup kokoh menahan dampak krisis global dan stabilitas sistem keuangan Indonesia yang saat ini cukup likuid dengan rate yang cukup rendah. Ketahanan ekonomi Indonesia saat ini bagi sebagian pengamat ekonomi dan juga lembaga international dianggap sudah cukup kompeten dalam menghadapi hantaman badai krisis global yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga 5-7 tahun ke depan. Tetapi bekal yang dirasa cukup ini masih mungkin terancam untuk tergerus dan hilang karena tindak korupsi yang masih tetap marak terjadi di Indonesia. Korupsi ini memberikan dampak yang sangat berbahaya karena efek negatifnya akan menimbulkan sebuah multiplier efek bagi perekonomian secara luas. Untuk menjelaskan beberapa dampak itu maka implikasi-implikasi ini idealnya akan lebih mudah dicerna jika dijabarkan dalam beberapa bagian. 1. ISI DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK KORUPSI

Berapa banyak dana rakyat yang amblas dikunyah para koruptor Ternyata nyaris tak terhingga. Catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 ada 23 korupsi yang ditangani oleh KPK dengan kerugian yang ditimbulkannya mencapai Rp.619,13 miliar. Kasus di tahun 2009 juga 23 kasus, kerugian baru mencapai Rp.470, miliar saja. Itu baru angka-angka yang diambil dari kasus yang ditangani oleh KPK. Apalagi kasus yang ditangani oleh KPK adalah kasus diatas kerugian Negara 1 miliar rupiah. Tentu angka ini akan menjadi jauh lebih ?meraksasa? mana kala dihitung pula korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, menteri, gubernur, walikota, bupati, anggota-anggota DPR dan DPRD, korupsi di lingkungan BUMN, BUMD dan lain-lain. Diduga, sebagaimana disebutkan sebagai hasil perhitungan Bank Dunia, potensi kerugian yang timbul dari korupsi sekitar Rp.150 triliun. Toh prakiraan ini tak bisa dibilang tepat benar. Apalagi karakteristik dari pada perbuatan korupsi dapat menjadi sumber kejahatan lain, dan secara potensial dapat merugikan berbagai dimensi.

Korupsi secara internasional misalnya, dalam jumlah yang sangat besar akan dapat menimbulkan ancaman terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat. Bahkan dapat merusak lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilainilai etika dan keadilan. Bukankah biaya pemenangan pemilu pada tingkatannya masing-masing yang dihitung bermiliar-miliar rupiah sesungguhnya sudah dapat dinilai bertentangan demokrasi, etika dan keadilan. Organisasi Peserta Pemilu (OPP) yang memperoleh banyak dana, potensial akan menang. Meskipun ternyata hasilnya tidak selalu demikian. Bagaimanapun, dengan demikian pemenangan dan kemenangan yang diperoleh, sesungguhnya tidak demokratis sama sekali. Dalam salah satu kesempatan, Busyro Muqoddas, Ketua KPK sekarang, menyatakan bahwa banyak kerugian akibat tindakan suap. Apalagi oleh suap yang dilakukan pihak asing dalam transaksi bisnis internasional. Tindakan ini dapat merusak good corporate governance, menimbulkan biaya pembangunan yang tinggi, hasil pembangunan fasilitas public menjadi dibawah standar sehingga membahayakan masyarakat dan merugikan keuangan negara. Kasus dimana banyak bangunan yang ambruk segera setelah diresmikan, pintu gapura PTIK di Semarang yang tumbang dan contoh-contoh kasus lainnya. Juga membahayakan ketahanan politik, ekonomi dan sosial budaya, karena adanya intervensi asing melalui korporasi asing terhadap eksistensi dan kedaulatan negara. Bahkan bahaya suap secara makro dan berkelanjutan adalah kemiskinan yang semakin merajalela, kepercayaan terhadap pemerintah yang semakin menurun, yang bisa memunculkan gerakan separatis.

1. AKIBAT KORUPSI BAGI KETAHANAN EKONOMI DI INDONESIA Tingkat Investasi Mencoba untuk menganalisa dampak korupsi mulai dari permukaan, maka hal dasar yang bisa terlihat ialah turunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Turunnya kepercayaan publik akan berimplikasi pada turunnya kepercayaan pelaku ekonomi terhadap kebijakan ekonomi yang dikeluarkan untuk memberikan regulasi pada pasar. Kemudian turunnya tingkat kepercayaan ini memunculkan stigma negatif dan kekhawatiran bahwa Indonesia tidak lagi memiliki iklim ekonomi yang cukup kondusif bagi pelaku ekonomi untuk bisa menginvestasikan dan mengaktivitaskan modalnya di Indonesia. Berkurang atau bahkan hilangnya kepercayaan pelaku ekonomi terhadap perekonomian Indonesia sangat rawan menyebabkan terjadinya capital flight, yakni larinya modal-modal baik luar negeri dan dalam negeri yang selama ini menyokong aktivitas pembangunan ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan Ekonomi Efek berikutnya yang muncul sebagai akibat korupsi ialah menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang sedang berada dalam trend yang cukup positif. Penurunan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada dasarnya akan alami terjadi sebab adanya siklus dalam perekonomian, akan tetapi korupsi pada dasarnya mempercepat siklus itu dari waktu yang seharusnya. Hal ini terjadi sebab aktivitas korupsi menyebabkan danadana yang selama ini berada di Indonesia yang selama ini digunakan dalam pembangunan ekonomi menjadi miss-allocation sebab dana-dana ini yang pada awalnya alih-alih ditujukan untuk memutar roda kegiatan ekonomi dengan kemampuannya dalam menciptakan produktifitas negara justru masuk ke kantong-kantong para koruptor sehingga kebijakan-kebijakan ekonomi yang sudah diputuskan menjadi tidak berjalan dengan baik dan efektif atau bahkan tidak berjalan sama sekali akibat korupsi yang terjadi.

Kesejahteraan Masyarakat Dengan terhambatnya pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari korupsi yang terjadi maka imbas yang sangat terlihat di permukaan ialah menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Maka benar saja jika selama ini kita

sering mendengar bahwa korupsi memiskinkan bangsa, korupsi memfakirkan masyarakat, sebab terhambatnya pertumbuhan ekonomi akibat korupsi membuat sistem ekonomi Indonesia tidak lagi beraktifitas dalam kondisi normal. Ketidak normalan kondisi ini terjadi akibat resources yang dibutuhkan oleh perekonomian Indonesia menjadi tidak terpenuhi lagi karena korupsi telah mengambil resources yang seharusnya digunakan untuk kepentingan produksi tersebut menjadi untuk penggunaan bagi kepentingan pribadi-pribadi yang tamak dan egois dengan korupsi bagi uang rakyat. Berkurangnya resources dalam sistem produksi perekonomian Indonesia pada akhirnya akan membuat jumlah kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi menurun, dan apabila supply barang lebih rendah dari demand maka yang terjadi ialah kelangkaan dan pemerintah pada akhirnya akan melakukan impor sebagai jalan keluar. Tetapi langkah yang dilakukan ini pada dasarnya tetap mengakibatkan harga dari barang-barang mengalami kenaikan. Sehingga wajar saja jika rakyat Indonesia saat ini sudah tak lagi bisa hidup dengan layak bahkan bisa sepenuhnya hidup dengan pendapatan yang tak lebih dari Rp 500.000 perbulan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh World Bank.

Utang Negara Maraknya korupsi yang terjadi yang membuat situasi hidup masyarakat Indonesia mengalami kesulitan hidup, mau tidak mau membuat negara dalam hal ini yang memang bertugas untuk menjadi pengayom dan pelindung bagi seluruh warganya untuk bisa hidup layak dan berkecukupan memiliki tanggung jawab yang amat besar. tanggung jawab yang amat besar ini mengharuskan negara melakukan hampir segala cara untuk bisa tetap menjalan seluruh kehidupan bernegara baik dari hal besar hingga hal kecil, semuanya perlu dilakukan. Korupsi sesungguhnya telah membuat negara harus berpikir keras untuk menemukan cara agar masyarakatnya bisa tetap sejahtera dan mampu bertahan hidup, hingga banyak cara dilakukan yang antara lain salah satunya dengan berhutang. Negara Indonesia berhutang selama ini sesungguhnya hampir mayoritas keseluruhan hutang itu digunakan untuk bisa menjalankan kehidupan bernegara ini agar bisa terus eksis. Hutang ini dialokasikan untuk menutupi deficit anggaran dari anggaran belanja negara, sebab negara tidak memiliki banyak pilihan untuk bisa tetap menjalankan pembangunannya walaupun modal yang dimiliki negara ini jauh dari batas yang dianggap cukup. Kurang berdayanya kemampuan financial ini pada akhirnya membuat negara terus menambah hutang sehingga hutang Indonesia tidak lagi dalam batas kemampuan membayar negara ini, ditambah lagi tindak korupsi bukannya semakin berkurang justru makin bertambah saja. Mungkin sudah saatnya agar bangsa ini untuk kembali bercermin tentang apa saja pencapaian yang selama ini telah dicapai terutama dalam hal pemberantasan korupsi yang sudah sangat akut dan berbahaya. 1. EMPAT SOLUSI INDONESIA UNTUK KETAHANAN EKONOMI Selain mengelola ketahanan ekonomi yang ada saat ini, Indonesia juga harus dapat memberdayakan potensi ketahanan ekonomi belum dimaksimalkan. Kedua hal ini penting dalam menghadapi tantangan perekonomian global yang semakin kompleks. Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purwanto menyatakan, upaya memperkuat ketahanan ekonomi bukanlah hal yang mudah karena kompleksitas permasalahan dalam perekonomian yang bersifat dinamis. Penguatan ketahanan ekonomi tidak terbatas pada pencapaian stabilitas indikator makroekonomi, tetapi juga meliputi aspek-aspek yang membentuk perekonomian nasional yang tangguh. Ketahanan ekonomi, menunjukkan kemampuan perekonomian nasional untuk tumbuh secara mandiri dan berkualitas di tengah ketidakpastian perekonomian global. Melalui penelitian bertajuk Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional dalam Menghadapi Tantangan Krisis Global, Purwanto dan timnya pun mengajukan empat solusi ketahanan ekonomi. Solusi tersebut terbagi ke

dalam lingkup kelembagaan ekonomi domestik, investasi dan perdagangan, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan ketenagakerjaan, serta kewirausahaan. Penguatan kelembagaan ekonomi domestik dapat dilakukan dengan mempertegas pelaksanaan aturan formal dan pelaksanaan aturan non-formal yang berlaku secara spesifik di masing-masing daerah. Kemudian, peningkatan daya saing ekonomi dan iklim investasi yang kondusif harus dilakukan melalui implementasi pembangunan soft dan hard infrastructures yang disesuaikan dengan kebutuhan investasi di setiap wilayah. Di sisi lain, integrasi pembangunan sektor industri dengan sektor pertanian dalam agricultural based industries akan dapat menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja. Integrasi ini diselaraskan dengan konsep koridor pembangunan dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Dalam kebijakan ketenagakerjaan dan sumber daya manusia (SDM), diperlukan adanya koordinasi intensif antarlembaga pemerintah, pengusaha, dan swasta untuk mnewujudkan grand design yang lebih komprehensif untuk menanggulangi persoalan ketenagakerjaan. Selain itu, perlu ada sentuhan kebijakan pemerintah yang bisa menjembatani pembentukan para wirausahawan yang handal bagi penciptaan lapangan kerja baru di sektor riil. 1. KESIMPULAN DAN SARAN

Makalah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan ekonomi di Indonesia kurang baik karena banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Kasus tersebut dapat diselesaikan oleh banyak pihak yang bersangkutan. Pemerintah seharusnya menangani kasus korupsi dengan sungguh-sungguh, agar ketahanan ekonomi di Indonesia membaik. KPK juga harus lebih tegas dalam menangani kasus korupsi di Indonesia agar cita-cita Indonesia di tahun 2014 tercapai. Untuk mengantisipasi semakin banyaknya kasus korupsi, marilah kita memulai belajar agar tidak melakukan korupsi dalam hal sekecil apapun itu.

Korupsi, Ancam Ketahanan Ekonomi Indonesia Menghadapi Krisis Ekonomi Dunia


Ditengah suasana krisis ekonomi dunia yang saat ini meliputi Amerika dan sebagian besar eropa, Indonesia menjadi negara yang dianggap cukup beruntung karena tidak terkena imbas langsung dari krisis ekonomi yang terjadi. Keberuntungan ini hadir bagi Indonesia sebab jumlah perdagangan luar negeri negara kita sebagian besar tidak bergantung kepada amerika serikat dan eropa dengan prosentasenya yang hanya 5 % dari total perdagangan luar negeri Indonesia. Selain itu faktor pendukung lainnya yang menyebabkan perekonomian Indonesia tidak terkena imbas besar krisis itu ialah kuatnya permintaan pasar domestik Indonesia yang menjadi fundamental yang cukup kokoh menahan dampak krisis global dan stabilitas sistem keuangan Indonesia yang saat ini cukup likuid dengan rate yang cukup rendah. Ketahanan ekonomi Indonesia saat ini bagi sebagian pengamat ekonomi dan juga lembaga international dianggap sudah cukup kompeten dalam menghadapi hantaman badai krisis global yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga 5-7 tahun ke depan. Tetapi bekal yang dirasa cukup ini masih mungkin terancam untuk tergerus dan hilang karena tindak korupsi yang masih tetap marak terjadi di Indonesia. Korupsi ini memberikan dampak yang sangat berbahaya karena efek negatifnya akan menimbulkan sebuah multiplier efek bagi perekonomian secara luas. Untuk menjelaskan beberapa dampak itu maka implikasi-implikasi ini idealnya akan lebih mudah dicerna jika dijabarkan dalam beberapa bagian. Tingkat Investasi Mencoba untuk menganalisa dampak korupsi mulai dari permukaan, maka hal dasar yang bisa terlihat ialah turunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Turunnya kepercayaan publik akan berimplikasi pada turunnya kepercayaan pelaku ekonomi terhadap kebijakan ekonomi yang dikeluarkan untuk memberikan regulasi pada pasar. Kemudian turunnya tingkat kepercayaan ini memunculkan stigma negatif dan kekhawatiran bahwa Indonesia tidak lagi memiliki iklim ekonomi yang cukup kondusif bagi pelaku ekonomi untuk bisa menginvestasikan dan mengaktivitaskan modalnya di Indonesia. Berkurang atau bahkan hilangnya kepercayaan pelaku ekonomi terhadap perekonomian Indonesia sangat rawan menyebabkan terjadinya capital flight, yakni larinya modal-modal baik luar negeri dan dalam negeri yang selama ini menyokong aktivitas pembangunan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan Ekonomi Efek berikutnya yang muncul sebagai akibat korupsi ialah menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang sedang berada dalam trend yang cukup positif. Penurunan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada dasarnya akan alami terjadi sebab adanya siklus dalam perekonomian, akan tetapi korupsi pada dasarnya mempercepat siklus itu dari waktu yang seharusnya. Hal ini terjadi sebab aktivitas korupsi menyebabkan danadana yang selama ini berada di Indonesia yang selama ini digunakan dalam pembangunan ekonomi menjadi miss-allocation sebab dana-dana ini yang pada awalnya alih-alih ditujukan untuk memutar roda kegiatan ekonomi dengan kemampuannya dalam menciptakan produktifitas negara justru masuk ke kantong-kantong para koruptor sehingga kebijakan-kebijakan ekonomi yang sudah diputuskan menjadi tidak berjalan dengan baik dan efektif atau bahkan tidak berjalan sama sekali akibat korupsi yang terjadi. Kesejahteraan Masyarakat Dengan terhambatnya pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari korupsi yang terjadi maka imbas yang sangat terlihat di permukaan ialah menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Maka benar saja jika selama ini kita sering mendengar bahwa korupsi memiskinkan bangsa, korupsi memfakirkan masyarakat, sebab terhambatnya pertumbuhan ekonomi akibat korupsi membuat sistem ekonomi Indonesia tidak lagi beraktifitas dalam kondisi normal. Ketidak normalan kondisi ini terjadi akibat resources yang dibutuhkan oleh perekonomian Indonesia menjadi tidak terpenuhi lagi karena korupsi telah mengambil resources yang seharusnya digunakan untuk kepentingan produksi tersebut menjadi untuk penggunaan bagi kepentingan pribadi-pribadi yang tamak dan egois dengan korupsi bagi uang rakyat. Berkurangnya resources dalam sistem produksi perekonomian Indonesia pada akhirnya akan membuat jumlah kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi menurun, dan apabila supply barang lebih rendah dari demand maka yang terjadi ialah kelangkaan dan pemerintah pada akhirnya akan melakukan impor sebagai jalan keluar. Tetapi langkah yang dilakukan ini pada dasarnya tetap mengakibatkan harga dari barang-barang mengalami kenaikan. Sehingga wajar saja jika rakyat Indonesia saat ini sudah tak lagi bisa hidup dengan layak bahkan bisa sepenuhnya hidup dengan pendapatan yang tak lebih dari Rp 500.000 perbulan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh World Bank. Utang Negara Maraknya korupsi yang terjadi yang membuat situasi hidup masyarakat Indonesia mengalami kesulitan hidup, mau tidak mau membuat negara dalam hal ini yang memang bertugas untuk menjadi pengayom dan pelindung

bagi seluruh warganya untuk bisa hidup layak dan berkecukupan memiliki tanggung jawab yang amat besar. tanggung jawab yang amat besar ini mengharuskan negara melakukan hampir segala cara untuk bisa tetap menjalan seluruh kehidupan bernegara baik dari hal besar hingga hal kecil, semuanya perlu dilakukan. Korupsi sesungguhnya telah membuat negara harus berpikir keras untuk menemukan cara agar masyarakatnya bisa tetap sejahtera dan mampu bertahan hidup, hingga banyak cara dilakukan yang antara lain salah satunya dengan berhutang. Negara Indonesia berhutang selama ini sesungguhnya hampir mayoritas keseluruhan hutang itu digunakan untuk bisa menjalankan kehidupan bernegara ini agar bisa terus eksis. Hutang ini dialokasikan untuk menutupi deficit anggaran dari anggaran belanja negara, sebab negara tidak memiliki banyak pilihan untuk bisa tetap menjalankan pembangunannya walaupun modal yang dimiliki negara ini jauh dari batas yang dianggap cukup. Kurang berdayanya kemampuan financial ini pada akhirnya membuat negara terus menambah hutang sehingga hutang Indonesia tidak lagi dalam batas kemampuan membayar negara ini, ditambah lagi tindak korupsi bukannya semakin berkurang justru makin bertambah saja. Mungkin sudah saatnya agar bangsa ini untuk kembali bercermin tentang apa saja pencapaian yang selama ini telah dicapai terutama dalam hal pemberantasan korupsi yang sudah sangat akut dan berbahaya. Kementerian Kajian Ekonomi BEM Kema FE Unpad

Anda mungkin juga menyukai