Anda di halaman 1dari 3

Judul : Isolasi -Oryzanol Dari Minyak Dedak (Rice Bran Oil), Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metoda DPPH

dan Formulasinya Sebagai Krim Tabir Surya

Pokok permasalahan : 1. Apakah dengan metoda ekstraksi dengan pelarut non polar dapat dipisahkan minyak dedak dari limbah penggilingan padi tradisional (kincir)? Alasan : karena pada umumnya ekstraksi untuk mendapatkan minyak yang bersifat non polar dilakukan menggunakan pelarut yang non polar juga yang salah satunya adalah heksana. Pelarut ini juga mudah menguap sehingga mudah untuk menghilangkan pelarut dari ekstrak yang diperoleh.

2.

Apakah dengan metoda Spektrofotometri Sinar Tampak dengan menggunakan reagent radikal DPPH dapat diukur aktivitas antioksidan -oryzanol? Alasan : karena DPPH mengandung radikal yang bila oryzanol memang memiliki aktifitas antioksidan, maka radikal bebas pada DPPH akan diikat sehingga akan muncul warna tertentu. Apakah -oryzanol dapat diformula menjadi sediaan tabir surya dengan basis krim? Alasan : karena oryzanol dapat menyerap UV-A dan UV-B sehingga dapat dijadikan produk tabir surya. Untuk jenis sediaan yg dicobakan adalah krim karena digunakan untuk pemakaian pada kulit dimana pada penelitian ini dicobakan 1 formula krim dengan basis tertentu untuk menguji kecocokannya.

3.

LATAR BELAKANG Padi (Oryza sativa L) merupakan salah satu tanaman yang terus mendominasi hasil produksi komoditi utama pertanian Sumatra Barat. Produksinya memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dengan persentase kenaikan 3,03% tiap tahun. (2010a.) Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik adalah rata-rata 200 mm per bulan atau lebih dan suhu 23 C. Sumbar memenuhi persyaratan tumbuh untuk tanaman padi sehingga produksi padi di daerah ini sangat berkembang. Peningkatan produksi padi di Sumbar sangat dipengaruhi oleh kecocokan iklimnya yang beriklim tropis sehingga padi mendapatkan sinar matahari yang cukup dan dapat tumbuh subur di daerah ini (2011a). Penggilingan padi menjadi beras menghasilkan produk samping diantaranya dedak dan bekatul. Bahan Pangan Dunia (FAO) telah membedakan pengertian dedak dan bekatul. dedak (bran) adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Namun, karena alat penggilingan padi tidak memisahkan antara dedak dan bekatul maka umumnya dedak dan bekatul bercampur menjadi satu dan disebut dengan dedak atau bekatul saja. (HADIPERNATA, M. 2007) Pada bekatul terdapat lemak yang disebut Rice Bran Oil sebanyak 15-25%. Rice bran oil ini mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, serta antioksidan alami seperti tokotrienol, gamma oryzanol, dan polifenol. Fraksi yang tidak tersabunkan dari minyak dedak mengandung 1,5- 2,0% -oryzanol yang merupakan ester ferulat dari triterpen alkohol dan fitosterol. (HADIPERNATA, M. 2007) Sinar matahari sangat penting bagi kelangsungan hidup tapi juga memiliki sisi negatif. Pada siang hari, sinar matahari mengandung sinar UV yang bila terpapar terlalu lama dapat merusak kulit yaitu UV-A, UV-B, dan UV-C. Semakin panjang gelombang sinar UV semakin besar dampak kerusakan yang ditimbulkannya pada kulit. UV-A dengan panjang gelombang 100-290 nm dapat merusak serat-serat yang berada di dalamnya sehingga kulit menjadi kehilangan elastisitas dan berkerut. Sinar UV-B dengan panjang gelombang 290-320 nm dapat menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga memicu pertumbuhan kanker kulit. Sedangkan UV-C dengan panjang gelombangnya 320-400 nm mayoritas terserap di lapisan ozon atmosfer. Dengan meluasnya kerusakan lapisan ozon karena pelepasan bahan kimia tertentu

ke lingkungan seperti freon AC dan lainnya, dikhawatirkan akan banyak UV-C yang lolos ke bumi dan menimbulkan berbagai dampak merugikan pada manusia. (2011b) Gamma oryzanol dapat melindungi sel-sel kulit akibat radikal bebas, melindungi kerusakan DNA sel-sel kulit sehingga mencegah terjadinya kanker kulit, meningkatkan regenerasi sel-sel kulit, dan mencegah kerusakan serabut kolagen dan elastin yang memicu terjadinya kulit keriput dan kendur sehingga dapat digunakan sebagai anti aging. Gamma oryzanol juga bisa dimanfaatkan sebagai penghalus kulit dan tabir surya karena mampu menyerap sinar UV. Melihat fakta tersebut oryzanol dapat diolah menjadi produk kosmetik dengan beragam khasiat. (LIEM, D. 2011) Kosmetik oryzanol belum berkembang dan diproduksi di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengolah oryzanol menjadi produk kosmetik dalam berbagai bentuk sediaan. Pada penelitian ini, oryzanol diolah menjadi krim tabir surya sekaligus sebagai penghalus kulit dan anti aging. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan awal dalam pengembangan produk kosmetika oryzanol sebagai tabir surya dalam bentuk krim.

Anda mungkin juga menyukai