Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia di dunia ini dalam kehidupannya sehari-hari membutuhkan listrik, oleh karena itu listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama dibutuhkan dalam suatu kegiatan usaha. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, pembangunan teknologi industry berkaitan erat dengan tenaga listrik yang merupakan salah faktor penting yang sangat mendukung perkembangan pembangunan khususnya sektor industry. Generator sinkron 3 phase merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam usaha menciptakan pembangkit tenaga listrik berkapasitas besar. Penggunaan generator sinkron 3 phase ini banyak kita jumpai di kapal-kapal, generator yang biasa digunakan untuk menyupplay kebutuhan pelayanan listrik dikapal. Kebutuhan dari penggunaan generator sinkron 3 phase sebagai berikut : 1. Listrik yang di hasilkan lebih mudah diubah dari AC menjadi DC 2. Tegangan yang dihasilkan kebutuhan listrik pada beban. 3. Konstruksinya lebih sederhana dibandingkan generator DC 4. Efesiennya lebih baik dari pada generator DC. dapat dinaikkan ataupun diturunkan sesuai

LAPORAN TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi kebutuhan listrik pada kapal, menggunakan generator cadangan yang menghemat kapal. Penggunaan generator cadangan ini

maka kapal

tersebut juga

waktu dan tenaga dari awak otomatif untuk

dengan system

mengoperasikan generator cadangan tersebut.

B. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang dibahas dalam penyusun dan penulis Tugas Akhir ini agar tidak meluas ke hal-hal yang lain maka pembatasan masalah dibatasi pada hal-hal yang meliputi : A. Generator, meliputi : 1. Prinsip kerja generator 2. Konstruksi generator 3. Pengaturan putaran 4. Pengaturan tegangan 5. AVR ( Automatic Voltage Regulator ) 6. System pengaman generator 7. System pendingin generator B. Mesin penggerak generator meliputi : 1. Pengertian mesin penggerak generator 2. Prinsip kerja mesin penggerak generator 3. Sistim pereduksi putaran C. Rangkaian panel mcb pada generator, meliputi : 1. Komponen- komponen yang digunakan

LAPORAN TUGAS AKHIR

2. Prinsip kerja 3. Cara kerja dan gambar rangkaian

C. Tujuan Penulisan Tujuan penyusun dan penulisan Tugas Akhir dengan judul PANEL MCB PADA GENERATOR DI KAPAL TUG BOAT OSAM CIVET 08217726 adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Akademi. Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III pada Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang. 2. Tujuan Ilmiah. Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini diharapkan Taruna-Taruni mampu untuk menerapkan beberapa teori-teori dan praktek selama masa perkulihan tentang listrik kapal khususnya. 3. Tujuan pembangunan. Tujuan penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah menggunakan panel mcb pada generator di kapal tug boat.

D. Kengunaan Penulisan Penulisan laporan Tugas Akhir ini mempunyai beberapa kegunaan diantaranya sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis.

LAPORAN TUGAS AKHIR

Secara teoritis laporan tugas akhir ini sebagai sumber bacaan maupun bahan refrensi tentang panel mcb pada generator. 2. Kegunaan Praktis. Secara praktis diharapkan perancang biasa mencoba dan mempraktekkan teoritoeri serta penjelasan yang ada dalam laporan tugas akhir ini, sehingga dapat dibuktikan dan dirasakan manfaatnya dalam dunia perkapalan.

E. Metode Pengumpulan Data Dalam Pembuatan Tugas Akhir ini kami menggunakan beberapa metode, Adapun metode- metode tersebut adalah : 1. Metode Observasi (Pengamatan). Yaitu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data-data primer. 2. Metode Interview. Yaitu metode pengumpula data dengan cara wawancara atau kalkulasi langsung kepada dosen pembimbing dan pihak-pihak terkait yang berpengalaman dalam bidangnya. 3. Metode Pustaka. Yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang jelas, penulis menggunakan metode literatur sebagai penunjang dalam menyelesaikan Tugas Akhir. 4. Metode Eksperimen Yaitu pengumpulan data-data yang berdasarkan pada eksperimen atau percobaan pada benda kerja.

LAPORAN TUGAS AKHIR

F. Sistematika Penulisan. Dalam penyusun Tugas Akhir ini, penyusun memakai sistematika penulisan yang di bagi dalam tiga bagian, yaitu :

1. Bagian awal Terdiri dari : Halaman judul Halaman Persetujuan Halaman Pengesahan Halaman Moto dan Persembahan Abstraksi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

2. Bagian Tengah Materi Pokok Terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan judul, pembahasan masalah, tujuan, metode penyusun, metode pelaksanaan. BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Bab ini berisi tentang dasar teori dari peralatan / komponen yang digunakan pada umumnya, toeri generator, pengertian dan prinsip kerja generator, pengatur putaran, pengatur tegangan generator dan AVR (Automatic Voltage Regulator), sistem pengaman generator, system pendingin generator dengan mesin penggerak generator, prinsip kerja, system peredeksi putaran, BAB III PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang rancangan rangkaian, cara kerja dari benda jadi (rangkaian) baik secara blok atau perbagian maupun secara keseluruhan. BAB IV PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

3. Bagian Akhir Terdiri dari : Daftar Pustaka Lampiran lampiran Riwayat Hidup Penulis

LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

A. GENERATOR Generator adalah Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit tenaga listrik. Stasiun pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa generator yang digerakkan dengan tenaga gas, tenaga air, tenaga diesel dan lain sebagainya.

1. Prinsip Kerja Generator Generator serempak (sinkron) adalah suatu penghasil tenaga listrik dengan landasan hukum Faraday. Jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan magnet, maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) yang sifatnya menentang perubahan meda tersebut. Untuk dapat terjadinya gaya gerak listrik (GGL) tersebut diperlukan dua kategori masukan, yaitu: a. Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover). b. Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan medan magnet yang dapat diatur dengan mudah. Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga

LAPORAN TUGAS AKHIR

seabagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Generator arus bolak-balik 1 fasa 2. Generator arus bolak-balik 3 fasa 1) Generator 1 phase Generator yang dimana dalam system melilitannya hanya terdiri dari satu kumpulan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak di perhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau phase yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U.

Gambar. 2.1 Konstruksi generator arus bolak- balik 2) generator 3 phase Generator yang dimana dalam system melilitanyaterdiri dari tiga kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing- masing dinamakan

LAPORAN TUGAS AKHIR

lilitan phase. Jadi pada statornya ada lilitan phase yang yang ke satu unjungnya diberi tanda U- X. lilitan phase yang ke dua unjungnya diberi tanda dengan huruf V- Y dan akhirnya unjung lilitan phase yang ke tiga diberi tanda dengan huruf W Z. Apabila generator digunakan untuk melayani beban, pada kumparan jangkar generator akan mengalir arus. Untuk generator 3 fasa, setiap belitan jangkar akan memilki beda fasa sebesar 120.

Gambar. 2.2 Kumparan 3 fasa Besar kecepatan putaran generator dapat dihitung melalui persamaan berikut:

dimana: n = kecepatan putaran (rpm)

LAPORAN TUGAS AKHIR

10

f p

= frekuensi (Hz) = jumlah kutub Tegangan dan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh generator umumnya

mempunyai frekuensi diantara 50 Hz 60 Hz. Untuk menentukan jumlah pasang kutub (p) atau kecepatan putar rpm (n), besarnya frekuensi harus sebanding dengan jumlah kutub dan kecepatan putarannya. Di bawah ini akan dijelaskan secara sederhana cara pembangkitan listrik dari sebuah generator.

Gambar 2.1a 2.1b. Sistem Generator Sinkron 3 phase Jika kumparan kutub diberi arus searah maka permukaan kutub akan timbul medan magnet gaya-gaya fluks yang berputar, kecepatannya sama dengan kutub. gaya-gaya fluks yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar yang ada

LAPORAN TUGAS AKHIR

11

pada stator. Sehingga pada kumparan tersebut timbul (Elektro Magnetic Force) atau EMF. dan (gaya gerak listrik) atau GGL tengangan induksi. Telah diketahui bahwa dalam suatu penghantar atau kumparan dapat dibangkitkan GGL bila pemghantar tersebut berada pada medan magnet yang mempunyai kecepatan nominal terhadapnya. Dalam hal ini tidak penting apakah penghantar yang bergerak dan medan magnet kedudukanya tetap didalam ruang, dan medan magnet bergerak. Terlihatlah pada gambar 2,1a kumparan bekerja pada stator dan gambar 2,1b kumparan medan bekerja pada rotor. jika ujung-ujung penghantar dihubungkan ke beban maka timbullah arus beban didalam penghatar tersebut. dimana: If US Sumbu Putar : Arus medan : Kutub generator : Poros Generator : Fluks medan

Apabila rotor generator diputar pada kecepatan nominalnya, dimana putaran tersebut diperoleh dari putaran penggerak mulanya (prime mover), kemudian pada kumparan medan rotor diberikan arus medan sebesar If, maka garis-garis fluks yang dihasilkan melalui kutub-kutub inti akan menghasilkan tegangan induksi pada kumparan jangkar stator sebesar: Ea = C. n.

LAPORAN TUGAS AKHIR

12

dimana: Ea C n Cacatan : Dalam menentukan arah arus dan tegangan yang timbul pada penghantar setiap detik seperti pada hukum tangan kanan ( fleming ) seperti terlihat pada gambar dibawah ini : : Tegangan induksi yang dibangkitkan pada jangkar generator : Konstanta : Kecepatan putar : Fluksi yang dihasilkan oleh arus penguat (arus medan)

Gambar 2,2 Hukum tangan kanan ( fleming ) Keterangan : a. Ibu jari mengatakan arah gerak ( F ) atau perputaranpenghantar

LAPORAN TUGAS AKHIR

13

b. Jari telunjuk mengatakan arah medan magnet dari kutub utara dan selatan ( arah B kecepatan kutub ) c. Jari tengah mengatakan arah arus dan tegangan d. Ketiga arah tersebut samping tegak lurus seperti contoh diatas 2. Konstruksi Generator Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan medan magnet biasa disebut eksitasi) dan sebuah kumparan ( biasa disebut jangkar) tempat

dibangkitkannya GGL arus bolak-balik. Menurut konstruksi generator sinkron tiga fasa mempunyai bagian- bagian yang utama yaitu: 1) Bagian yang diam ( stator ) 2) Bagian yang berputar ( rotor)

LAPORAN TUGAS AKHIR

14

Gambar. 2,3 Inti Stator

1. Bagian yang diam (Stator sinkron) Stator sinkron pada generator merupakan gulungan kawat penghantar yang disusun sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pada penghantar tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang diakibatkan dari medan magnit putar dari rotor yang memotong kumpakaran penghantar stator. Kuparan yang ditempatkan pada alur-alur tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) grup, sehingga menjadi keluaran 3 phase dan biasanya disambung system bintang (Y). Bagian (stator sinkron) terdiri dari beberapa bagian, yaitu: a. Inti besi stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya terisolasi dengan vernis atau kertas isolasi (implegnated paper). Tujuan dari laminasi-laminasi tersebut adalah untuk mengurangi besarnya arus pusar (Eddy Current), karena arus pusar ini dapat menimbulkan panas pada inti stator dan akhirnya dapat merusak isolasi kumparan penghantar. b. Belitan stator. Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.

LAPORAN TUGAS AKHIR

15

c. Alur stator. Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan. d. Rumah Stator Terbuat dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator, kutub utama beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta belitannya dan bantalan-bantalan poros.

2. Bagian yang bergerak (Rotor) Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu: a. Inti kutub b. Kumparan medan Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar. Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi

LAPORAN TUGAS AKHIR

16

Gambar 2.4 Kontruksi rotor kutub silindris Untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000 rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau salient pole dengan jumlah kutub kutub yang relatif banyak.

LAPORAN TUGAS AKHIR

17

Gambar 2.5 Konstruksi generator kutub menonjol Apabila suatu sistem pembangkit terganggu, maka seluruh sistem tenaga listrik akan terhenti pengoperasiannya. Penyebab gangguan pada sistem generator terdiri atas tiga bagian yaitu: 1. Gangguan dari luar generator, yaitu gangguan dalam sistem yang dihubungkan generator. 2. Gangguan di dalam generator. 3. Gangguan pada mesin penggerak generator. Dari ketiga jenis gangguan di atas, bila salah satu generator yang bekerja secara paralel mengalami gangguan, kemungkinan besar generator yang sedang beroperasi tidak sanggup lagi untuk memikul beban keseluruhannya. Oleh sebab itu diperlukan perhitungan besarnya beban yang harus diputuskan secara tiba-tiba agar dapat diperoleh kestabilan sistem. Dalam hal ini, pemutusan beban diusahakan berlangsung secara otomatis dan dengan waktu yang relatif singkat.

3. Sistem Eksitas Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub magnet pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang parallel dengan system jaringan besar (infinite bus)

LAPORAN TUGAS AKHIR

18

Ada beberapa jenis sistem yaitu : a. Sistem Eksitasi Statis b. Sistem Eksitasi Dinamik a) System Eksitasi Statistik adalah system eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari system penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator. Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut. Suplai daya listrik untuk eksitasi mengambil dari output generator melalui excitation transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang. Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC regulator dan AC regulator sehingga besaranya arus eksitasidapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari baterai. b) Sistem Eksitasi dinamik adalah system eksiatasi yang sumber supalai arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang satu poros dengan generator. Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus seearah, maka sebagai eksitasinya adalah mesin arus searah generator DC atau dapat

LAPORAN TUGAS AKHIR

19

juga dengan mesin arus bolak balik generator AC kemudian disearahkan dengan rectifier. Sistem eksitasi dengan menggunakan eksitasi generator D untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat arang dan slip ring serta output arus searah dari generator eksiter melalui sikat arang. 4. Cara memperalel Generator Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitanya. Maka dapat mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan. Untuk mengatasinya kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, Biasa diatasi dengan menjalakan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang telah bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama. keuntungan dari menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah bila salah satu generator tiba- tiba mengalami gangguan.maka generator tersebut dapat dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutus listrik secara total biasa dihindari. 1. Syarat- syarat yang harus dipenuhi untuk memperalel dua buah generator atau lebih ialah: a. Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu sama lain. b. Nilai efektif tegangan harus sama. c. Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama.

LAPORAN TUGAS AKHIR

20

d. Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala sama. e. Urutan phase dari kedua generator harus sama.

harus

5. Slip ring atau cincin geser Dimana slip ring tersebut Terbuat dari kuningan atau tembaga, dipasang pada as dengan memakai bahan isolasi, Slip ring berputar bersama-sama dengan poros dan rotor. Jumlah Slip ring ada 2 buah yang masing- masing adalah sikat positif dan negatif, digunakan untuk mengalirkan penguat lilitan magnet pada rotor.

Gambar. 2,5 Slip ring atau cincin geser

6. System penguat

LAPORAN TUGAS AKHIR

21

Generator sinkron tiga phasa dengan penguat sendiri yaitu mengambil tegangan AC dari sebagian lilitan stator yang diserahkan dengan rangkaian penyearah elektronik. Pada umumnya kutub magnet generator sinkron dibedakan atas : 1. Salient pole. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol.kontruksi ini dipakai untuk putaran rendah dengan jumlah kutub yang banyak. 2. Non salient pole. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol. Kontruksi ini dipakai untuk putaran tinggi dengan jumlah kutub sedikit 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur alur tempat lilitan penguat, dan 1/3 bagian merupakan bagian yang berfungsi sebagai inti kutub.

Gambar 2,6 Mesin sinkron kecil dengan salient pole

LAPORAN TUGAS AKHIR

22

a. stator b. rotor

c. tutup tempat bantalan d. slip ring (cincin geser)

3. Pengaturan Putaran Putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar terhadap tegangan yang timbul oleh arus bolak-balik (alternating current). Frekuensi listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron harus sebanding dengan kecepatan putar generator tersebut. Dalam hal ini, rotor sebagai bagian yang bergerak terdiri atas rangkaian rangkaian elektromagnet dengan arus searah (DC) sebagai sumber arusnya. Medan magnet rotor akan bergerak sesuai dengan arah putaran rotor. Untuk menjaga putaran tetap konstan, maka pada penggerak mula (prime mover) dilengkapi governor. Governor itu sendiri adalah suatu alat yang berfungsi mengatur putaran tetap konstan pada keadaan yang bervariasi.

4. Pengaturan Tegangan Tegangan generator sinkron dalam keadaan berbeban akan lebih rendah nilainya daripada tegangan generator sinkron dalam keadaan tanpa beban. Nilai relatif, yaitu nilai selisih antara tegangan dalam keadaan berbeban penuh dengan keadaan tanpa beban biasanya disebut dengan regulasi tegangan atau voltage regulation (VR). dimana:

LAPORAN TUGAS AKHIR

23

VR VNL VFL

= regulasi tegangan (voltage regulation) = tegangan tanpa beban (no load voltage) = tegangan beban penuh (full load voltage)

Generator-generator sekarang dirancang dan dibuat untuk tegangan yang bervariasi akibat dari adanya variasi arus jangkar atau variasi beban yang menimbulkan turunnya tegangan (voltage drop) pada kumparan jangkar yang bervariasi pula. Jatuhnya tegangan impedansi tersebut tergantung kepada besar arus dan faktor daya beban. Dengan pengaturan arus eksitasi, tegangan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk menaikkan tegangan, arus eksitasi dapat ditambah dan berlaku juga sebaliknya. Yang dimaksud dengan eksitasi atau biasa disebut sistem penguatan adalah suatu perangkat yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan generator arus bolak-balik (alternating current) yang dijalankan dengan cara membangkitkan medan magnetnya dengan bantuan arus searah. Sistem penguatan dapat digolongkan berdasarakan cara penyediaan tenaganya, yaitu: 1. Sistem penguatan sendiri. 2. Sistem penguatan terpisah. Untuk generator berkapasitas besar umumnya digunakan sistem penguatan sendiri. Sistem penguatan ini digunakan pada generator tanpa sikat (brushless

LAPORAN TUGAS AKHIR

24

alternator). Generator tanpa sikat ini mempunyai exiter yang kumparan jangkarnya pada rotor dan kumparan medannya pada stator. Arus penguatan didapat dari induksi magnet sisa (remanensi) pada stator generator utama yang diberikan oleh stator generator penguat. Arus tersebut diatur terlebih dahulu oleh AVR (automatic voltage regulator) yang merupakan alat pengatur tegangan yang bekerja secara otomatis.

5. AVR (Automatic Voltage Regulator) AVR ini adalah alat yang digunakan untuk mengatur tegangan keluar pada generator dan menjaga tegangan agar tetap stabil. Jatuh tegangan pada sumber tegangan akibat satu phase terhubung ke tanah besarnya 40 % jika tegangan ini sangat besar keluarannya maka AVR akan bekerja secara efektif. AVR dalam hal ini melakukan pengaturan tegangan. Arus yang dihasilkan oleh rotor generator penguat akan disearahkan dengan menggunakan dioda putar (rotating diode) yang ikut berputar dengan kedua rotor generator yang berputar. Sistem penguatan sendiri dipasang pada ujung poros generator utamanya. Sebagai salah satu contoh sistem eksitasi penguatan sendiri yang dipakai adalah sistem eksitasi penguatan sendiri dengan menggunakan magnet permanen (permanent magnet generator excited-AVR controlled generators). Dalam hal ini, generator magnet permanen (PMG) berperan memberikan suplai untuk sistem eksitasi melalui AVR dimana AVR berperan sebagai alat untuk mengontrol tingkat eksitasi yang disediakan untuk medan exiternya. AVR akan memberikan respon terhadap sinyal tegangan yang dirasakannya melalui transformator berisolasi (isolating

LAPORAN TUGAS AKHIR

25

transformer) dari kumparan stator utama. Dengan mengendalikan suplai yang rendah dari medan eksitasinya, control untuk suplai yang tinggi yang diperlukan pada medan exiter dapat terpenuhi melalui keluaran penyearah dari stator eksitasi. Sistem ini menghasilkan sumber eksitasi yang konstan dan mampu menyediakan start motor yang tinggi dan juga memiliki kekebalan terhadap gangguan berbentuk gelombang (waveform distortion) pada keluaran stator utama yang dapat terjadi karena adannya beban yang non linear. AVR akan merasakan tegangan dua fasa rata-rata mendekati regulasi tegangan yang diinginkan. AVR ini juga mampu mendeteksi perubahan kecepatan mesin dan dapat mengatasi tegangan turun sebagai akibat turunnya kecepatan putaran mesin dibawah frekuensi yang telah ditentukan sehingga dapat menghindari eksitasi berlebih pada saat kecepatan mesin rendah dan memperhalus dampak dari perubahan beban (load switching) untuk menghindari kerusakan mesin. Sistem ini juga menyediakan proteksi untuk eksitasi berlebih yang bekerja dengan waktu tunda tertentu ketika terjadi lonjakan tegangan medan eksitasi Bila ada respon dari tegangan lebih besar 1,5 maka daya batas stabilitas peralihan tidak dapat dinaikkan karena ada gejala kejenuhan waktu bervariasi tegangan lama. AVR hampir tiak dapat mempengaruhi stabilitas dengan keadaan namun stabilitas tetap naik bila respon tagangan naik Jenis AVR menurut cara kerjanya : a. Jenis kontiyu ( Continous Duty )

LAPORAN TUGAS AKHIR

26

Digunakan untuk mengatur tegangan dalam batas variasi yang kecil tetapi tidak untuk harga tertentu, jenis ini banyak diterapkan pada generator buatan tahun- tahun akhir. b. Jenis terputus ( Intermitten Duty ) Digunakan untuk mengatur tegangan pada harga tertentu dalam bats toleransi tertentu pula. Jenis AVR yang lain : a. Jenis tanpa kontak Dapat bekerja kontiyu tanpa menggunakan kontak mekanis atau dilakukan dengan mengatur magnetic amplifier. b. Jenis vabriasi. Menggunakan kontaktor untuk mengatur tegangan yang konstan dengan menghubngkan atau memutuskan ON OFF seluruh atau sebagian yang berhubungan dengan rangkaian medan dan tahanan. c. Jenis Menggunakan tahanan langsung Pada jenis kontak tahanan yang dipasang pada rangkaian medan magnet dari tegangan atau bias disebut eksiter dengan diatur sinyal control. d. Jenis Tidak menggunakan tahanan langsung Pada tahanan yang sejenis ini dipasang pada rangkaian medan diatur dengan motor tegangan.

LAPORAN TUGAS AKHIR

27

6. Sistem Pengaman Generator Fungsi pengaman dari generator adalah untuk menjaga kelangsungan operasional dari generator tersebut. Ada beberapa macam pengaman pada generator yaitu : a) Pengaman terhadap arus lebih (Over Current) b) Pengaman terhadap tegangan jatuh (Under Voltage) c) Pengaman terhadap tegangan balik. d) Pengaman terhadap kumparan a. Pengaman terhadap arus lebih (Over Current) Arus lebih dari belitan stator dapat menyebabkan kenaikan temperature dan dapat berakibat menerun kekuatan isolasi belitan stator. Pengaman terhadap arus lebih terutama dimasukan untuk melindungi belitan stator terhadap temperature lebih yang disebabkan oleh gangguan yang berlangsung lama pada system. Pengaman ini juga berfungsi sebagai pengaman cadangan, jika relay diferensial gagal melakukan tugasnya. Biasanya pengaman arus lebih diatur untuk bekerja antara 120 sampai 130% dari arus nominal dengan penundaan waktu 5 sampai 10 detik. Relay harus bekerja melepas CB dan kadang kadang sekaligus melepas penguatan medan Pengaman arus lebih dengan dilengkapi relay tegangan bekerja bila terjadi hubung singkat pada system jala-jala yang dekat dengan generator, dimana hubung singkat yang terjadi dapat menyebabkan kenaikan arus dan sekaligus penurunan tegangan.

LAPORAN TUGAS AKHIR

28

Arus kerja dipilih 1,3 sampai 1,4 kali arus nominalnya sedangkan tegangan kerja dipilih antara 0,6 sampai 0,75 tegangan nominal. Penundaan waktu dimaksudkan bila hubung singkat terjadi segera hilang, pelepasan CB ( circuit breaker ) yang tidak perlu terjadi. Kadang dipasang pula pengaman terhadap beban lebih, dimana arus dapat mencapai 20% sampai 25% diatas arus minimal. b. Pengaman terhadap tengangan jatuh (Under Voltage) Tengangan rendah (Under Voltage) dapat terjadi karena penggerak mulai turun,atau dapat juga disebabkan kegagalan pada rangkaian

eksistansinya, yang kita ketahui bahwa suatu mesin diesel akan turun efesiensinya bila putarannya terlalu rendah, mengenai putaran motor diesel yang telah dikontrol oleh governor, oleh karena itu perlu diperhatikan adanya tengangan turun yang disebabkan oleh kegagalan eksistasi. Kegagalan eksistansi disebabkan oleh : a) Hubungan sikat pada belitan medan b) Kegagalan supplay dari system untuk medan eksistansi c) Kontak-kontak yang ada pada sikat kurang baik d) AVR (Automatic Voltage Regulator) tidak berfunsi c. Pengaman terhadap tegangan balik Fungsinya dari pengaman ini adalah untuk menghindari terjadinya tegangan balik Hal ini dapat disebabkan kurang sempurnanya sistem AVR, biasa juga disebabkan karena daya yang dibangkitkan oleh penggerak mulai berkurang karena adanya gannguan pada motor diesel, sehingga menyebabkan daya yang

LAPORAN TUGAS AKHIR

29

dihasilkan berkurang dan putaranya mulai turun perlahan-lahan, maka ada aliran daya aktif yang masuk dari system jala-jala ke generator, sehingga generator menjadi motor sinkron. Hal ini dapat menimbulkan ledakan dari bahan bakar yang belum terbakar sempurna didalam motor diesel. Tenaga balik terjadi bila generator bekerja sebagai motor maka aka nada daya aktif yang masuk ke jala-jala sedangkan daya induktif tetap dihasilkan oleh generator karena kekuatan tetap. Perlu diingat bahwa daya aktif ( KW ) yang keluar dari generator besarnya diatur oleh penggerak mula, sedangkan daya reaktif ( KVA ) besarnya dikontrol oleh medan eksitasinya. Untuk menghindari terjadinya tenaga balik maka dipakai sebuah pengaman yang disebut revers power relay yang merupakan relay daya. Ada penyearah yang menggunakan peralatan semi konduktor yang bekerja memakai seperti dioda, tahanan, kondensor. d. Pengaman kumparan stator Kemungkinan gangguan yang timbul dalam belitan stator disebabkan bocor atau ada kerusakan isolasi penghantar dalam belitan belitan stator sehingga dapat menimbulkan gangguan antara penghantar dengan Inti besi, gangguan antara penghantar dapat terjadi antara belitan dalam yang berlainan. Gangguan antara penghantar dengan Inti besi dapat menyebabkan gengguan ke tanah. Kerusakan yang terjadi pada isolasi dapat disebabkan tegangan lebih atau temperature lebih. Pengaman kumparan stator dibagi menjadi : a) Pengaman difrensial

LAPORAN TUGAS AKHIR

30

b) Pengaman terhadap gangguan ketanah dalam stator c) Pengaman terhadap temperature lebih pada stator

7. Sistem pendingin generator Pada saat generator berputar atau bekerja maka akan timbul proses yang dihasilkan oleh komponen yang digesekan dan kumparan dialiri arus listrik. Hal ini dibiarkan tanpa berusaha mencengah, maka panas yang ditimbulkan akan membahayakan dari kondisi kerja pada generator itu sendiri. Bahwa generator memerlukan system pendingin untuk menjaga kestabilan system kerja generator tersebut. Adapun system pendingin pada generator yang ada dikapal yaitu system pendingin menggunakan aliran udara terbuka tanpa kompresi sehingga udara luar akan masuk ke generator melalui lubang yang terdapat pada tutup pengaman generator. Setelah menyerap panas dari generator udara akan keluar melalui lubang generator tersebut. Agar sirkulasi udara keluar dengan luas maka pintu dari generator harus selalu tebuka.

B. MESIN PENGGERAK GENRATOR 1. Pengertian mesin penggerak generator

LAPORAN TUGAS AKHIR

31

Mesin penggerak generator adalah termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar (internal combustion engine), ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan energi listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros atau poros dari mesin diesel dikopel dengan poros generator dimana mesin diesel bertindak sebagai prime mover atau penggerak mula untuk memutar rotor generator. Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula: a. Desain dan instalasi relatif sederhana b. Peralatan bantu (Auxilary equipment) relatif sederhana c. Waktu pembebanan relatif singkat Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula: a. Mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi b. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 300 bar (30 Mpa, 4.400 psi) c. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar d. Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak fosil yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

LAPORAN TUGAS AKHIR

32

2. Prinsip kerja mesin penggerak generator generator harus dihubungkan dengan mesin penggerak yang dapat berupa motor bakar, turbin air, turbin uap, kincir angin, dsb. Agar pembangkit listrik memiliki kinerja dan efisiensi maksimal, perlu didesain sedemikian rupa sehingga mesin penggerak maupun generator bekerja pada kecepatan putar ideal ( peak speed ) masing-masing. Untuk mencapai keadaan ideal tersebut, diperlukan jenis penghubung yang sesuai dengan perbandingan kecepatan antara shaft mesin penggerak dan shaft generator, adapun perbandingan kecepatan putar tersebut ada 3 alasan yaitu : a) Kecepatan putar mesin penggerak sama dengan generator b) Kecepatan putar mesin penggerak lebih rendah dari pada generator c) Kecepatan putar mesin penggerak lebih tinggi dari pada generator a. Kecepatan putar mesin penggerak sama dengan kecepatan putar generator. agar dapat digunakan sambungan langsung dimana poros mesin penggerak tersambung langsung ( coaxis ) dengan poros generator yang lazim digunakan pada genset motor bensin portable. b. Kecepatan putar mesin penggerak lebih rendah dari pada kecepatan putar generator. Untuk ini, diperlukan sistim multiplikasi putaran sebagai penghubung. Jika perbedaan kecepatan putar tersebut tidak terlalu jauh ( lebih dari 1 : 3 ), dapat digunakan sistim multiplikasi tunggal yang cukup sederhana. Adapun sistim multiplikasi tersebut dapat berupa sistim pulleybelt yang terdiri dari sebuah pulley besar pada shaft mesin penggerak dan sebuah pulley kecil pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah belt.

LAPORAN TUGAS AKHIR

33

Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah gear ( sproket ) besar pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket ) kecil pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah rantai. c. Kecepatan putar mesin penggerak lebih tinggi dari pada kecepatan putar generator. Untuk keadaan ini, diperlukan sistim pereduksi putaran sebagai penghubung. Jika perbedaan kecepatan putar tersebut tidak terlalu jauh ( kurang dari 3 : 1 ), dapat digunakan sistim pereduksi tunggal yang cukup sederhana. Adapun sistim pereduksi tersebut dapat berupa sistim pulley-belt yang terdiri dari sebuah pulley kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah pulley besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah belt. Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah gear ( sproket ) kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket ) besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah rantai. Alternatif ketiga, dapat berupa sistim gear to gear yang terdiri dari sebuah gear kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear besar pada shaft generator yang saling bersinggungan. a. b.

LAPORAN TUGAS AKHIR

34

Gambar .2,a5 2,b5 Gear box type helical dan type worm

Jika perbedaan kecepatan putar tersebut cukup jauh ( lebih dari 3 : 1 ), perlu digunakan sistim pereduksi bertingkat yang cukup rumit. Untuk keperluan itu, dapat digunakan gear box baik yang type HELICAL maupun type WORM sebagai salah satu alternatif yang banyak dipakai. Alternatif lain, dapat juga digunakan sistim pulley-belt bertingkat atau sistim gear-rantai bertingkat. Adapun banyaknya tingkat, tergantung dari Total Reduction Ratio ( TRR ) yang diperlukan. Pada sebagian besar pembangkit listrik, kecepatan putar mesin penggerak tidak sama dengan kecepatan putar generator. Oleh karena itu, salah satu hal yang harus dilakukan dalam perencanaan sistim pembangkit listrik adalah menjembatani perbedaan kecepatan putar ( rpm ) ideal antara shaft generator dengan shaft turbin. perlu dibuat desain suatu sistim pereduksi atau sistim multiplikasi yang berfungsi mentranformasi kecepatan putar ideal shaft turbin menjadi kecepatan ideal shaft generator tanpa banyak kehilangan daya. Secara prinsip, sistim pereduksi atau sistim multiplikasi adalah semua sistim mekanik mulai dari pulley atau gear yang terpasang pada shaft turbin, kemudian gear box ( jika ada ), sampai dengan pulley atau gear yang terpasang pada generator.

LAPORAN TUGAS AKHIR

35

Jadi bukan hanya gear box saja yang merupakan bagian dari sistim pereduksi atau sistim multiplikasi putaran. Demikian juga sebaliknya, sistim pereduksi atau sistim multiplikasi putaran tidak selalu berupa gearbox.

Adapun perbedaan antara sistim pereduksi dan sistim multiplikasi adalah pada transformasi kecepatan yang dihasilkannya.

3. Sistem preduksi putaran Yaitu dapat diterapkan pada jenis pembangkit listrik dikapal yang memerlukan system pereduksi secara umum. Untuk dapat menentukan jenis pereduksi diketahui teknis dari mesin penggerak generator antar lain: a) Kecepatan putar mesin penggerak b) Kecepatan putar generator c) Daya yang dihasilkan mesin penggerak d) Daya yang dihasilkan generator a. Kecepatan putar mesin penggerak ( rpm ) yang memberikan efisiensi konversi tertingi ( peak speed ) untuk memperoleh daya output yang lebih besar namun sedikit efesiensi. b. Kecepatan putar generator ( rpm ) yang direkomendasikan oleh pabrik. Kecepatan putar generator musti mengikuti standar dengan toleransi sekitar 2-5 % Jika terlalu tinggi atau terlalu rendah melewati batas toleransinya, maka kualitas listrik yang dihasilkan akan berkualitas rendah ( tegangan dan frekuensinya tidak sesuai ). perlu

LAPORAN TUGAS AKHIR

36

c. Daya yang dihasilkan mesin penggerak adalah Watt atau HP pada kecepatan kerja yang ditetapkan pada bagian diatas d. Daya yang dihasilkan generator adalah Watt atau HP pada kecepatan kerja yang direkomendasikan.

a.

b.

Gambar. 2, a6 2, b6 Sistim pereduksi sederhana dan 2 tingkat Jika tidak bisa diperoleh yang betul-betul sama, maka bisa digunakan TRR aktual sedikit di atas TRR ideal dengan toleransi maksimal 5 %. Adapun pemilihan jenis sistim pereduksi yang akan digunakan, perlu mempertimbangan besar kecilnya TRR dengan pedoman sebagai berikut :

LAPORAN TUGAS AKHIR

37

1. bila TRR kurang dari 3, dapat digunakan sistim pereduksi sederhana ( lihat gambar ). Adapun sistim pereduksi tersebut dapat berupa sistim pulley-belt yang terdiri dari sebuah pulley kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah pulley besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh belt. Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah gear ( sproket ) kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket ) besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh rantai. 2. Bila TRR lebih dari dari 3, perlu digunakan sistim pereduksi bertingkat yang lebih rumit. Untuk keperluan itu, dapat digunakan sistim pereduksi bertingkat baik sistim pulley-belt maupun sistim gear-rantai. Adapun banyaknya tingkat, tergantung dari TRR yang diperlukan.

C. MCB ( Main Circuit Breaker ) MCB pada generator ini bekerja apabila generator utama mengalami trouble atau ada kerusakan maupun sedang dalam perbaikan sehingga akan dapat mengoperasikan generator cadangan sehingga dapat beroperasi menggantikan generator utama dan memenuhi kebutuhan listrik Tujuanya agar generator tersebut beroperasi dengan baik, generator dapat dikontrol setiap saat keluaran (out put) pengeluaranya. Sedangkan panel mcb adalah sebagai tempat distribusi keluaran (out put) generator yang kemudian disalurkan ke beban. Keluaran (out put) generator yang harus selalu dikontrol adalah : a. Arus yang dihasilkan oleh generator tersebut (Amper m) b. Besarnya tegangan listrik maksimum yang dihasilkan (Volt m)

LAPORAN TUGAS AKHIR

38

c. Daya keluaran (out put) yang dihasilkan generator (Watt m) d. Besarnya factor kerjanya yang dihasilkan (Cos m) Panel utama berisi tentang rangkaian- rangkaian yang berfungsi sebagai pembagi sumber listrik dikapal dan mempunyai kegunaan untuk tempat mengontrol semua rangkaian listrik yang ada dikapal. Rangkaian- rangkaian pada MCB harus diberi pelindung untuk keamanan dan kenyamanan pekerja. Bahan dari pelindung MCB terbuat dari plat besi yang dilapisi cat untuk menghindari terjadinya korosi dan hubung sikat. Dalam pemasangan rangkaian instalasi harus rapi dan jelas untuk memper mudah perbaikan apabila pada peralatan tersebut terjadi kerusakan. Pemasangan body MCB secara umum mengutamakan efesiensi tempat dan juga ketentuan- ketentuan lain dengan memperhatikan factor keamanan dan kenyamanan pekerja. Antara lain: a. MCB dipasang sedemikian rupa sehingga telihat rapi, teratur serta mudah dan aman sewaktu MCB operasional. b. Setiap komponen MCB memerlukan tempat yang dapat melayani dengan mudah tanpa alat bantu. c. MCB ditempatkan pada tempat yang jelas terlihat, mudah dicapai dan juga dilengkapi dengan alat penerangan yang cukup. 1. MCB ( Maen Circuit Breaker ) MCB yang adalah mengamankan rangkaian dari arus lebih atau hubung singkat. MCB dilengkapi dengan pengaman thermis yang berupa logam bimetal

LAPORAN TUGAS AKHIR

39

sebagai pengaman gangguan arus beban lebih dan pengaman elektro magnetic sebagai pengaman hubung singkat. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah MCB yaitu : a. Harus mampu menutup dan mampu melakukan arus beban penuh untuk waktu lama b. Dibawah kondisi tertentu yaitu jika terjadi gangguan. Kontak membuka secara otomatis untuk memutuskan beban dengan rangkaian listrik. c. Tepat dan baik memutuskan arus yang mengalir bila terjadi hubung singkat disistem.

Gambar 3.1 Main Circuit Breaker Fungsi MCB: a. Mengamankan penghantar (kabel) dari arus beban lebih dan arus hubung singkat. b. Melewatkan arus tanpa pemanasan lebih. c. Membuka dan menutup sebuah sirkit di bawah arus pengenal

LAPORAN TUGAS AKHIR

40

d. Pengaman terhadap kerusakan (gagal) isolator.

D. Kontaktor Magnet Kontaktor Magnetis adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi sebagai saklar atau penghubung rangkaian yang bekerja berdasarkan daya electromagnetic yang dihasilkan oleh belitan magnet. Dalam pemilihan kontaktor yang perlu diperhatikan adalah: a. Tegangan nominal koil. Dalam pengoperasian kotaktor, koil harus dicatu dengan suatu sumber tegangan, jika tegangan yang diberikan lebih besar, akan mengurangi usia kontaktor bahkan biasa membakar koil tersebut. Tetapi jika tegangan terlalu kecil, tekanan kontak akan melemah atau bahkan tidak bekerja. memberi toleransi catu daya untuk kontaktor adalah 85-100% dari tegangan nominal komponen tersebut. Dan untuk menggerakkan koil magnetnya kita harus terlebih dahulu mengetahui beberapa voltage (tegangan) yang dibutuhkan koil kontaktor. Koil, koil kontaktor biasanya diberi tanda yaitu A1 dan A2. b. Jumlah kontak sesuai yang dibutuhkan baik NO atau NC. c. Kemampuan arus yang biasa dilewati. Kontaktor dipilih berdasarkan arus nominal yang akan dilewati kebeban. Agar didapatkan kerja yang baik dipilih sama dengan atau satu tingkat diatas arus nominal yang akan dilewatkan.

LAPORAN TUGAS AKHIR

41

Gambar 3.2 simbol kontaktor

Gambar 3.3 Kontaktor magnet Kontak-kontak pada kontaktor meliputi dua macam kontak, yaitu: a. Kontak utama (main contact)

LAPORAN TUGAS AKHIR

42

Kontak utama merupakan kontak terbuka (NO) yang banyaknya tiga buah. Fungsi dari ketiga kontak tersebut adalah untuk menghubungkan jaringan sumber dengan beban. b. Kontak bantu (auxiliary contact) Kontak bantu ini digunakan untuk merangkai rangkaian control, kontak bantu ini mempunyai dua jenis, yaitu: 1. Kontak normal terbuka (normally open) Pada saat kumparan magnet tidak dialiri arus listrik, maka kontak NO ini dalam keadaan terbuka dan bila kumparan mendapat arus listrik maka kumparan magnet akan menghasilkan medan elektromagnetik yang menyebabkan kontak-kontak kontaktor tertarik sehingga kontak NO ini akan menutup.

Gambar 3.4 Kontak normally open 2. Kontak normally tetutup (normally close)

LAPORAN TUGAS AKHIR

43

Pada saat kumparan magnet belum dialiri arus listrik maka kontak NC dalam keadaaan tertutup, bila kumparan magnet dialiri arus listrik maka akan timbul medan magnet yang akan menarik kontak-kontak kontaktor sehingga kontak NC akan terbuka.

Gambar 3.5 Kontak normally close

E. Voltmeter Voltmeter adalah suatu alat ukur yang diukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan listrik yang keluar dari generator ataupun dari suplai listrik darat.

LAPORAN TUGAS AKHIR

44

Voltmeter mempunyai kumparan yang lilitannya lebih banyak sehungga mempunyai impendensi yang besar serta pemasangannya paralel dengan rangkaian.

Gambar 3. 6 Bentuk volt meter model 350 dengan measured limit 500 V Cara kerja alat ukur voltmeter adalah jika kumparan tegangan dialiri arus maka akan terjadi induksi magnet,sehingga akan menarik besi putar diantara kedua ujung kumparan tersebut sehingga besi putar akan bergerak menyimpang. Pada sumbu besi putar dipasang jarum penunjuk, maka lintasan arus yang memasuki kumparan akan menyebabkan jarum penunjuk bergerak menyimpangan, tergantung dari arus yang mengalir pada kumparan tersebut.

F. Over load Over load berfungsi sebagai pemutus rangkaian saat terjadi beban lebih yang disebabkan oleh arus yang mengalir dalam mengalir menjadi besar sehingga melebihi arus nominal yang telah ditentukan.

LAPORAN TUGAS AKHIR

45

Cara kerja Over load dipasang (dijemper) pada kontaktor dan titik hubungnya (lidah) dijemper dengan titik hubung pada kontaktor. Untuk mengamankanya rangkaian (beban) kita dapat menyetting arus (setting ampere) dan menentukan beberapa ampere yang diperlukan oleh beban, apabila arus yang mengalir lebih dari arus yang kita tentukan maka rangkaian akan terputus secara otomatis

Gambar 3.8 over load G. Ampermeter Ampermeter adalah suatu alat ukur untuk mengetahui besarnya kuat arus listrik yang di gunakan pada semua peralatan listrik kapal pada saat bekerja.

LAPORAN TUGAS AKHIR

46

Gambar 3.9 Bentuk ampermeter model 350 dengan measured limit 500 A Cara kerja dari ampermeter adalah jika kumparan arus pada ampermeter dialiriarus listrik maka akan terjadi induksi magnet, sehingga akan mematuk besi putar yang ada diporos (sumbu) kedua ujung kumparan tersebut sehingga sehingga besi putar akan berputar. Karena pada sumbu putar dipasang jarum penunjuk maka lintasan arus yang memasuki kumparan akan menyebabkan jarum penunjuk akan menyimpang dan besarnya penyimpangan yang dihasilkan akan menjadi lebih besar jika arus yang dihasilkan medan magnet bertambah. Ampermeter dipasang seri dengan rangkaian. H. Frequensimeter Frequensimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya frequensi yang dikeluarkan oleh generator ataupun dari suplay listrik darat. Frequensimeter dipasang parallel dengan rangkaian.

LAPORAN TUGAS AKHIR

47

Gambar 4. 0 Bentuk frequensimeter model 352 dengan measured limit 55 I. Saklar Saklar adalah suatu alat untuk menghubungkan dan memutuskan suatu rangkaian listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban. Saklar dan pemisah harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak tidak bertegangan dalam keadaan saklar terbuka dan tidak menutup sendiri oleh gaya berat bagian bergerak tersebut. Saklar dalam keadaan terbuka harus mempunyai resistansi sangat tinggi sehingga tidak ada arus yang mengalir ke beban. Pada posisi tertutup saklar mempunyai resistansi tang sangat kecil sehingga dapat mengalirkan arus ke beban. Dengan demikian maka pemilihan saklar sangat diperlukan untuk menciptakan keadaan suatu system rangkaian. Beberapa factor pertimbangan untuk memilih sakral handal, yaitu: a. Keuatan mekanis b. Jenis saklar c. Tegangan maksimum d. Arus maksimum e. Resistansi pada saat terbuka f. Resistansi pada saat tertutup Macam- macam saklar, antara lain: 1. Saklar pilih

LAPORAN TUGAS AKHIR

48

Saklar pilih (selector Switch) terdiri dari sebuah poros yang berputar dan satu atau lebih dari piringan. Posisi saklar dibuat dengan membuat knop. Saklar ini umumnya dilengkapi alat penahan pada saat kedudukannya. 2. Saklar tekan (push buttom) push buttom atau tombol tekan adalah alat untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban dengan menekan tombolnya. Tombol tekan terdiri dari dua jenis keadaan mula, yaitu normally open (NO) pada posisi normal kontak dalam keadaan terbuka dan kontak normally close (NC) pada posisi normal kontak dalam keadaan tertutup. Konstruksi Push buttom dapat dilihat pada gambar.

a Gambar 4.1a 4.1b a. Push buttom b. Lambangnya

Tombol tekan beroperasi sewaktu ditekan dan akan kembali kedalam keadaan semula bila penekanan dilepas. Adapun kode warna dari tombol tekan dapat dilihat dalam tabel berikut

LAPORAN TUGAS AKHIR

49

Tabel 2.1 kode warna tombol tekan Warna Merah Arti Stop/off Hijau Star/on menstart bagian kontrol Penggunaan -Mematikan bagian mesin - Mengenergikan rangkaian kontrol untuk

J. Penghantar Penghantar berfungsi sebagai untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik yang lain dalam suatu rangkaian listrik. Penghantar digunakan dalam resistansi listrik berupa kawat berisolasi. K. Penentuan Setelan Kuat Hantar Arus (KHA) Penentuan penghantar pada rangkaian daya dapat dihitung dengan rumus setelan KHA = 1,25 x In Keterangan : KHA 1,25 In : Kuat Hantar Arus (A) : konstanta : Arus nominal (A)

Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penghantar, adalah: a. Kemampuan hantar arus (KHA)

LAPORAN TUGAS AKHIR

50

b. Kemapuan mekanis c. Kualitas bahan penghantar d. Tegangan nominal. Agar tidak berakibat fatal, penggunaan warna harus sesuai dengan ketentuan dibawah ini: Table. 2.2 warna penghantar dan fungsinya dalam pemakaian Warna penghantar Merah Kuning Hitam Biru Hijau - kuning Pemakaian Penghantar L1/ fasa R Penghantar L2/ fasa S Penghantar L3/ fasa T Penghantar Netral Penghantar pentanahan

BAB III PEMBAHASAN

A. Perancangan Alat Panel MCB Pada Generator dikapal Tug Boat Osam Civet 08217726 dilengkapi peralatan pengontrol generator dan pengontrol arus dari darat (shore conection) dimana peralatan ini akan bekerja secara otomatis sewaktu generator operasional atau sewaktu sumber listrik dari darat dihubungkan. Kedua jenis ini tidak bekerja secara bersamaan akan tetapi shore conection ini digunakan apabila kapal sedang sandar dipelabuhan,

LAPORAN TUGAS AKHIR

51

Apabila generator utama mengalami trouble atau kerusakaan maupun sedang dalam perbaikan, sehingga akan dapat mengoperasikan generator cadangan sehingga generator utama dan dapat memenuhi kebutuhan listrik dikapal, hal ini digunakan untuk menghemat bahan bakar. Berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan diatas, maka secara umum dapat dibuat diagram blok sebagai berikut:

SHORE

BEBAN

DISTRIBUSI

CONNECTION

P. KONTROL

P. KONTROL

P. KONTROL

MCB

MCB

MCB

Gambar 3.1

LAPORAN TUGAS AKHIR

52

Diagram panel MCB pada generator dikapal tug boat B.Panel generator Suatu alat untuk memutus dan menyambungkan arus dari generator ke distribusi atau beban. Dengan menggunakan alat main circuit breaker dan sistem control. Di dalam Panel generator berisi: 1. kontaktor Prinsip kerja dari kontaktor magnet adalah berdasarkan elektromagnetik,yaitu apabila ada arus yang mengalir dalam koil,maka akan timbul kemagnetan. Didalam kontaktor magnet,ada dua macam kontak yaitu: a. kontak NC (Normaly Close) kontak NC yaitu apabila dalam keadaan normal,kontak tersebut akan membuka bila di dalam koil kontaktor dialiri listrik. b. kontak NO (Normaly Open) kontak NO yaitu apabila dalam keadaan normal,kontak tersebut akan menutup bila di dalam koil kontaktor dialiri listrik. 2.over load Dalam suatu rangkain control selain kontaktor,over load sangat diperlukan. Over load berfungsi sebagai pengaman dan juga pemutus arus apabila terjadi suatu beban lebih. Untuk over load kontak kontaknya ada dua yaitu kontak normali open (NO) dan kontak normali close (NC),tetapi dalam kontak over load simbul dari kontak normali open (NO) biasa

LAPORAN TUGAS AKHIR

53

ditunjukan dalam angka (95 ke 97dan 98) tetapi jika kontak normali close (NC) biasa ditunjukan dalam angka (95 ke 96). 3.push bottom Tombol push bottom atau tombol tekan merupakan saklar manual yang digunakan untuk menjalankan dan memastikan rangkaian pada saat digunakan. Tombol ini setelah ditekan, kemudian dilepas, maka kedudukannya seperti semula. Pemasangan tombol ini biasanya diparalel dengan kontak kontak NC pada kontaktor magnet. 4.lampu indicator Lampu indicator ini bertujuan untuk memberi tanda atau petunjuk dimana ada tidaknya aliran arus listrik. Sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang bekerja atau beroperasi seperti halnya motor listrik sedang bekerja. 5.ampermeter Ampermeter adalah suatu alat ukur untuk mengetahui besarnya kuat arus listrik yang di gunakan pada semua peralatan listrik kapal pada saat bekerja. 6.volt meter Voltmeter adalah suatu alat ukur yang diukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan listrik yang keluar dari generator ataupun dari suplai listrik darat. 7.frekuensi meter

LAPORAN TUGAS AKHIR

54

Frequensimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya frequensi yang dikeluarkan oleh generator ataupun dari suplay listrik darat. Frequensimeter dipasang parallel dengan rangkaian.

C.MCB (main circuit breaker) MCB adalah pengaman rangkaian dari arus lebih atau hubung singkat. MCB dilengkapi dengan pengaman thermis yang berupa logam bimetal sebagai pengaman gangguan arus beban lebih dan pengaman elektro magnetic sebagai pengaman hubung singkat. D.rangkain control Sebagian besar rangkain control yang ada menggunakan sumber listrik satu fasa. Fungsi dari rangkain control adalah untuk mengontrol atau mengatur sumber tegangan tiga fasa dari generator ke distribusi atau beban, pada rangkain control ini hanya terdapat kontak kontak kontaktor magnet dan tombol tekan atau push bottom, baik tombol stop maupun tombol start. Adanya hubungan ke coil kontaktor yang mana coil tersebut pada kontak yang satu dihubungkan dengan fasa yang berbeda dan kontak lain dari coil kontaktor magnet atau yang satu dapat dihubungkan dengan netral (ground), apabila menggunakan empat kawat.

.cara kerja 1.menjalankan generator

LAPORAN TUGAS AKHIR

55

Pertama mnghidupkan generator 1 dan generator 2, setelah generator hidup sumber tegangan tiga fasa akan di setabilkan oleh AVR .AVR adalah alat penstabil tegangan dari generator,apabila putaran rpm generator tidak stabil sumber tegangan keluaran tetep sama setelah di stabilkan AVR, kemudian masuk ke MCB (main circuit breaker). 2.menghidupkan MCB Apabila sumber tiga fasa dari generator akan masuk ke rangkain control ,sedangkan MCB masih dalam keadaan stop,maka rangkain yang ada di belakangnya tidak dialiri sumber tegangan, setelah MCB di on- kan, maka sumber tegangan masuk ke rangkain control sehingga lampu fasa R, lampu fasa S dan lampu fasa T menyala. 3.

LAPORAN TUGAS AKHIR

Anda mungkin juga menyukai