Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bacaan khusus anak baru berkembang sekitar abad ke-18 Sebelumnya anak-anak hanya mengenal kesustraan lisan lewat cerita rakyat, balada, mite dan dongeng yang juga ditujukan bagi orang dewasa
Buku horn merupakan buku sederhana yang pertama kali digunakan di Inggris tahun 1550
Sumber: http://www.wikipedia.com
BUKU HORN
Sehelai kertas perkamen, tulisantulisan dicetak dan dilekatkan di sepotong kayu. Sekeliling teks ditutup tanduk tembus pandang, dibingkai selapis kuningan, diberi tangkai. Kadang-kadang tangkai dilubangi dan diberi tali agar dapat digantungkan pada leher anak.
Sumber: http://www.thebookofdays.com
Buku horn berkembang menjadi Buku abc dengan sebutan berbeda Jerman: Fibel Prancis: ABC-Daire Belanda: ABC-Boek atau Haneboek
Pada abad ke-16 itu, buku hanya dikaitkan dengan belajar dan pendidikan moral gereja
Charles Perrault (1628 1703) menulis bukan sebagai bahan pelajaran, melainkan hiburan untuk anak. Hieronymus van Alphen (1746-1803) dianggap sebagai pelopor bacaan anak di Belanda dengan buku
Sumber:http://www.kb.nl/index.html
Buku cerita bergambar dan kumpulan dongeng termasuk bagian tetap dari program buku anak-anak. Setelah Perang Dunia keharusan memoralkan anak serta mengisi buku anakanak hanya dengan pendidikan dan pengajaran banyak berkurang Mulai tumbuh kesadaran akan sejarah nasional yang tercermin pada buku anak.
cikal bakal buku-buku anak Indonesia (yang paling tua dapat ditelusuri terbit tahun 1896). Terbagi dua jenis
Indische Kinderboeken
Untuk keperluan anak-anak Belanda dan Indo yang tinggal di Hindia Belanda
Yang pertama terbit berupa syair oleh Johannes van Soest berjudul
Oost-Indische Bloempjes; gedichtjes voor de Nederlandsch-Indische Jeugd (Bunga-bunga Kecil Hindia Timur: Syair-syair untuk Remaja Hindia Belanda)
Djahidin), karya J.A Uilkens, terbit tahun 1873, kemudian diterbitkan dalam berbagai bahasa daerah. Indisch Kinderleven (Kehidupan anak-anak Hindia), karya Nittel de Wolf van Westerrode Pemandangan dalam Doenia Kanak-kanak, karya M.Kasim (Pemenang lomba bacaan anak-anak tahun oleh Balai Poestaka tahun 1920)
Buku-buku lain dalam bahasa daerah dari berbagai penerbit, sebelum Volkslectuur, antara lain
Genootschap berisi berbagai kewajiban murid Kitab akan Dibatja Anak-anak (1872), dalam bahasa Jawa, berisi dongeng dan cerita
Buku anak-anak terbitan masa Sastra Indonesia-Tionghoa atau Sastra Cina Peranakan
karya Lie Kim Hok, tahun 1899 diterbitkan oleh toko Tjoe Toei Jang di Batavia
VOLKSLECTUUR
Didirikan oleh pemerintah kolonial tahun 1908 bernama Commisie voor de Inlandsche School-en Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Sekolah Pribumi dan Bacaan Rakyat) menjadi cikal bakal Balai Pustaka
Jejak Volkslectuur
Tahun 1916: tercatat bacaan anak yang sudah diterbitkan, dalam bahasa Jawa: 36 judul, bahasa Sunda 25 judul Tahun 1921: mulai menerbitkan buku anak berbahasa Melayu dimulai dengan buku terjemahan Tahun 1835: sudah terbit karya penulis Indonesia seperti aman Datuk Mojoindo, Bagindo Saleh dan Tinggi Lubis Masa pendudukan Jepang: sangat sedikit buku anak yang terbit, di antaranya Si Giat oleh M.S Edrisy (berisi cerita pengetahuan), tahun 1943; Sriegoenting oleh Aman tahun 1945
PENULIS INDONESIA
Setelah merdeka, makin banyak pengarang bacaan anak Indonesia: Soekanto S.A, Harjana HP, K.Usman, Soeroto, Djokolelono, Dwianto Setyawan, Sri Waluyati, Arswendo Atmowiloto, Suyadi, dan Kurnaen Suhardiman. Tahun 1980-an: banyak muncul karya terjemahan, terutama dari Eropa dan Amerika Tahun 1990-an: serbuan komik Jepang
SUMBER
BUKU Bunanta, Murti. 1998 Problematika Penulisan Cerita Rakyat untuk Anak di Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka.
INTERNET (Sumber gambar) http://www.wikipedia.com http://www.thebookofdays.com http://www.kb.nl/index.html http://www.dbnl.org/index.php
SELANJUTNYA. (1990-2011)
Bacaan anak bernuansa agama Bacaan dwibahasa, tiga bahasa, dll Munculnya pengarang muda berikutnya Berbagai terjemahan (Harry Potter, dll) Beragam bacaan sesuai kebutuhan masa kini Dll