Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH RUANGLINGKUP, PERANAN TUJUAN EPIDEMOLOGI BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan masyarakat (publich healt service) perlu diselenggarakan

dengan sebaik-baiknya agar dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan , mencegah memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut memperhatikan kebutuhan masyarakat, tetapi tidak mudah merumuskan kebutuhan masyarakat karena kehidupan masyrakat yang beraneka ragam. Untuk itu perlu menemukan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Upaya untuk menemukan masalah kesehatan yang terkait frekuensi, penyebaran serta faktorfaktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan di masyarakat trcakup dalam suatu cabang ilmu epidemologi. Di Indonesia tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan hidup masyarakat. Untuk itu perlu diselenggarakan antara lain pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Agar dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang baik, banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya ialah yang menyangkut fekuensi, penyebaran serta faktorfaktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan dan menangani masalah kesehatan di atas, maka ilmu Epidemologi sangat berperan penting dalam penanganan masalah tersebut. Pada makalah ini akan dibahas mengenai definisi epidemologi, ruang lingkup, tujaun dan peran serta manfaat epidemologi dalam kehidupan masyarakat.

BAB II BAB III PEMBAHASAN I. Pengertian Epidemologi

Berasal dari bahasa Yunani, yaitu : Epi = diantara Demos = Orang Logos = Ilmu sehinga secara harafiah epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kejadian diantara orang . Lilienfeld (1976) Ilmu yang mempelajari tentang distribusi dari suatu penyakit atau kondisi dalam suatu kelompok masyarakat (populasi) dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya distribusi tersebut. WHO (Regional Committee Meeting ke-42 1989 Bandung) Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yg meninpa sekelompok masy, dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan. Frost (1927) Ilmu ttg fenomena masy. dari suatu penyakit infeksi, atau perjalanan penyakit dari penyakit infeksi tidak hanya mempelajari ttg distribusi penyakit tetapi juga bahkan lebih cenderung kepada suatu filosofi konsisten. Maxcy,(1951) bagian dari ilmu kedokteran yg mempelajari ttg hubungan antara berbagai faktor dan kondisi yg menentukan frekwensi dan distribusi suatu proses infeksi, suatu penyakit atau keadaan psikologis pada sekelompok orang.

II.

Sejarah Epidemologi

Epidemologi pada mulanya diartikan sebagai ilmu tentang epidemic, yang berarti bahwa epidemologi hanya membahas mengenai penyakit-penyakit menular saja. Namun pada perkembangannya Epidemologi juga membahas tentang penyakit yang tidak menular, sehingga pada saat ini epidemologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Menyangkup jugailmu mengenai pola pola penyakit serta pencarian determinan determinan penyakit tersebut. (Soekidjo, 2003)

Epidemologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua ilmu ini saling berkaitan satu sama lain. Epidemologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyakit butuh ilmu kedokteran seperti ilmu faal, anatomi, biokimia, patologi, mikrobiologi, dan genetika. Perbedaan antara Ilmu Epidemologi dan Ilmu Kedokteran terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus, sedangkan Epidemologi menekankan pada kelompok individu. Olehkarena itu selain membutuhkan Ilmu kedokteran Epidemologi juga membutuhkan disiplin ilmu ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungna fisik, ekonomi, budaya dan statatistika. Dalam perkembangannya epidemologi serat dengan berbagai hambatan karena tidak semua ahli kedokteran setuju dengan metode yang digunakan Epidemologi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan. Dalam perkembangan selanjutnya epidemologi dapat berkembang dengan pesat berkat perjuangan yang gigih para ilmuan saat itu, seperti sekitar 1000 SM yang lalu Ilmuan cina dan India telah mengenalkan Variolasi, abad ke 5 SM muncul Hipocraates yang memperkenalkan bukunya tentang water dan places. Selanjutnya Galen melengkapi dengan faktoratmotfir, faktor internal dan faktor deprosisi. Pada abad 14 dan 15 terjadi karantina penyakit yang dipelopori oleh N. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan Ilm Biostat. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematika dan epidemologi dengan mengembangkan sistem data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang orang yang menikah dan tidak, dan pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di Inggris. Karena kinerjanya inilah William Farr diangkat sebagai the Funther of the modern epimiology. Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.

Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit Penggunaan data kuantitatif dan statistik Penularan penyakit Eksprimen pada manusia sekurang-

Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup kurangnya 3 elemen, yakni : 1. Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan. 2. Populasi Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakitpenyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok. 3. Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

III.

Ruang Lingkup Epidemologi Dewasa ini, epidemiologi sudah terbukti efektif dalam mengembangkan hubungan

sebab-akibat pada kondisi-kondisi noninfeksius seperti penyalahgunaan obat, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas, keracunan zat kimia, kanker, dan penyakit jantung. Area epidemiologi penyakit kronis dan penyakit perilaku merupakan ilmu epidemiologi yang paling cepat berkembang.

Epidemiologi merupakan landasan bidang kesehatan masyarakat dan pengobatan pencegahan. Digunakan untuk menentukan kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit, untuk mengembangkan program pencegahan dan kegiatan perencanaan pelayanan kesehatan, serta untuk menetapkan pola penyakit endemic, epidemic, pandemic. Endemik (awalan en- berarti dalam atau didalam) adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan sama atau suatu penyakit yang terus menerus dalam populasi atau wilayah tertentu. Hiperendemi (awalan hyper- berarti diatas) adalah yang menyatakan aktivitas yang terus menerus melebihi prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan populasi tertentu, populasi yang kecil, atau populasi yang jarang seperti dirumah sakit, klinik bidan, dan institusi lain. Holoendemi (awalan holo- berarti keseluruhan atau semua) adalah yang kejadiannya dalam populasi sangat banyak dan umumnya didapat di awal kehidupan pada sebagian besar anak dalam populasi. Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia kelompok sehingga penyakit lebih sedikit muncul pada orang dewasa dibanding pada anak-anak. Titik penyakit ini contohnya adalah chickenpox dan pada iklim Negara tropis seperti malaria. Epidemi adalah wabah penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber tunggal, satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah yang melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu penyakit. Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikit kasus (seperti pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi. Pandemi (awalan pan- berarti semua atau melintasi) adalah yang menyebar luas melintasi Negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia. Contohnya AIDS yang merupakan penyakit pandemi. IV. Tujuan Epidemiologi Menurut Lilienfeld dan Lilienfeld, ada tiga tujuan umum studi epidemiologi. Berikut tiga tujuan epidemiologi yang sudah diperbaharui: 1. Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau

kematian melalui analisis terhadap data medis

dan epidemiologi dengan

menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku; 2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru; 3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan; yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkahlangkah, kegiatan, dan program intervensi. V. Peran Epidemiologi Dalam Kesehatan Bidang kesehatan telah membuktikan bahwa epidemiologi memang sangat membantu dari segi pelaksanaan misi, tujuan dan kegiatannya dalam melindungi kesehatan populasi maupun kelompok masyarakat. Tujuh manfaat epidemiologi 1. Untuk mempelajari riwayat penyakit. Epidemiologi mempelajari trend penyakit untuk memprediksi trend penyakit yang mungkin terjadi. Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat.

2. Diagnosis masyarakat Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian didalam suatu komunitas atau wilayah ?

3. Mengkaji resiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi Faktor resiko, masalah, dan perilaku apasajakah yang dapat mempengaruhi kelompok atau populasi ?

Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor resiko dan menggunakan teknik pemeiksaan kesehatan misalnya, resiko kesehatan, pemeriksaan, skrining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian penyakit, dan sebagainya.

4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalm mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan ppulas atau kelompok. Untuk mengkaji keefektifan eefisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersedian layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cedera, ketidakmampuan atau kematian.

5. Melengkapi gambaran klinis Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu. Menentukan hubungan sebab akibat, misalnya radang tenggorokan dapat menyebabkan demam rematik

6. Identifikasi sindrom Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom, misalnya sinddrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi, dst.

7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengeendalian,

pencegahan, dan pemusnah penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidak mampuan, atau kematian.

BAB IV KESIMPULAN 1. Epidemologi membahas tentang masalah kesehatan yang terkait frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan di masyarakat.

2.

Epidemologi muncul hampir bersamaan dengan ilmu kedokteran pada sekita abad ke 5 SM, karena kedua ilmu ini saling berkaitan.

3.

Epidemologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyakit membutuhkan ilmu kedokteran seperti ilmu faal, anatomi, biokimia, patologi, mikrobiologi, dan genetika.

4.

Perbedaan antara Ilmu Epidemologi dan Ilmu Kedokteran terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus, sedangkan Epidemologi menekankan pada kelompok individu. Olehkarena itu selain membutuhkan Ilmu kedokteran Epidemologi juga

membutuhkan disiplin ilmu ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungna fisik, ekonomi, budaya dan statatistika.

DAFTAR PUSTAKA Timmreck, Thomas C. 2004 .Epidemiologi Ed. 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai