Anda di halaman 1dari 12

TEORI DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

OLEH: ALI MASHURI, S.PSI; M.SC

13 OKTOBER, 2011

DEFINISI TEORI

Teori adalah serangkaian saling terkait antara konstruk (konsep), definisi dan proposisi (pernyataan) yang menampilkan pandangan sistematik tentang fenomena dengan cara merinci hubunganhubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut (Kerlinger, 1978). Seperangkat atau serangkaian konsep yang disusun untuk mengorganisasi observasi atau pengamatan dan untuk menyimpulkan, memprediksi serta menjelaskan fenomena (Graziano & Raulin, 2000). Teori adalah serangkaian proposisi (pernyataan-pernyataan, penegasan-penegasan) yang diorganisasi secara logis untuk mendefinisikan dan menjelaskan konsep-konsep serta menggambarkan hubungan antar konsep tersebut (Shaughnessy, Zechmeister & Zechmeister, 2003).

DEFINISI TEORI
Esensi teori terdiri dari tiga elemen pokok: Elemen pertama terkait dengan komponen teori yang intinya terdiri dari konsep-konsep atau konstruk konstruk yang merepresentasikan suatu fenomena. Elemen kedua adalah inter-relasi atau kesaling-terkaitan logis antar konsep-konsep atau konstruk-konstruk tersebut. Elemen ketiga adalah tujuan teori untuk mendeskripsi (pelukisan), memprediksi (peramalan), dan menjelaskan suatu fenomena atas dasar inter-relasi antar konsep atau konstruk yang disusun secara sistematis dan logis.

ISTILAH-ISTILAH YANG TERKAIT DENGAN TEORI: PRINSIP, MODEL, DAN KONSTRUK

Prinsip-prinsip (principles) yang melukiskan proses spesifik yang dintegrasikan atau disatukan ke dalam suatu teori. Model sebagai suatu kerangka yang menyatukan teori dan prinsip-prinsip. Suatu model secara khusus menggambarkan serangkaian proses yang masing masing dikaitkan melalui rangkaian kausatif (sebabakibat) Konstruk yang menunjuk pada aspek-aspek afektif (perasaan), kognitif (pikiran), dan motivasional perilaku manusia yang sifatnya dugaan atau hipotetis..

CONTOH KETERKAITAN TEORI, KONSTRUK, PRINSIP, DAN MODEL


Instrumentalism (Sense of efficacy and sense of control)

Social Class

Distress (Depression, Anxiety Cognitive Flexibility (open-minded, creative)

TINGKATAN ABSTRAKSI: TEORI, KONSEP/KONSTRUK, INDIKATOR, VARIABEL, VALUE


Lebih abstrak Theory Concepts Indicators

Variables
Values Lebih konkrit

Gambar 2 Diagram level atau tingkatan abstraksi (Sumber: Walliman, 2011)

TINGKATAN ABSTRAKSI: TEORI, KONSEP/KONSTRUK, INDIKATOR, VARIABEL, VALUE

Teori menunjuk pada pernyataan-pernyataan atau klaim tentang suatu fenomena yang diekspresikan ke dalam istilah-istilah yang abstrak dan tersusun atas dasar sejumlah konsep dan bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan. Konsep merupakan istilah yang mengacu pada fenomena khusus yang bersifat abstrak seperti alienasi, masyarakat, kecemasan, sikap, dan lain lain maupun yang bersifat konkrit seperti binatang, kota, pendapatan, dan lain sebagainya. Konsep yang bersifat abstrak cenderung sulit dideteksi, dievaluasi dan diukur. Untuk memecahkan masalah ini, indikator sebagai fenomena yang bisa dipahami/dilihat/dirasakan yang memberikan petunjuk atas kehadiran atau keberadaan suatu konsep sangat diperlukan.

Variabel merupakan indikator-indikator suatu konsep yang ditetapkan bisa diukur.


Nilai merupakan unit pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel.

JENIS JENIS TEORI

Ragam teori bisa diklasifikan ke dalam tiga kelompok: teori induktif, teori deduktif, dan teori fungsional (Ganrenya, Jr, 2003).

Teori induktif adalah teori yang bersifat bottom-up (dari bawah ke atas) yang dibangun dengan cara mengumpulkan atau mengakumulasikan banyak pengetahuan melalui penelitian dan mengorganisasikan data (yang berisi kumpulan pengetahuan) tersebut untuk membentuk generalisasi (penyimpulan) yang menggambarkan keseluruhan pola dari temuan temuan penelitian.
Teori deduktif adalah teori yang bersifat top-down (dari atas ke bawah) yang dibangun atas dasar pengembangan prinsip-prinsip dan konstruk-konstruk umum sebagai patokan untuk membuat prediksi-prediksi yang spesifik. Teori fungsional menunjuk pada pencampuran atau kombinasi antara pendekatan induktif dan deduktif.

JENIS JENIS TEORI

Model teori fungsional:


Theory

Induction

Deduction

Data

Gambar 3 Model teori fungsional yang mengkombinasikan pendekatan induktif dan deduktif (Sumber: Elmes, Kantowitz, & Roediger III, 1992)

JENIS JENIS TEORI

Teori juga bisa dikategorisasikan atas dasar level dan ruang-lingkupnya (Shaughnessy, Zechmeister & Zechmeister, 2003). Berdasarkan levelnya, teori dibagi ke dalam dua kategori, yaitu teori fisiologis dan teori simbolik. Dalam menjelaskan kasus skizoprenia misalnya, teori fisiologis lebih menenekankan faktor-faktor biologis-genetis sementara teori simbolik menekankan pada faktor-faktor psikologis seperti konflik emosional dan stress. Berdasarkan ruang-lingkupnya, teori dibagi ke dalam dua kategori, yaitu teori spesifik yang menjelaskan fenomena khusus dan teori general yang menjelaskan fenomena luas. Teori flashbulb memory adalah salah satu contoh teori spesifik yang menunjuk pada temuan bahwa kita kemungkinan besar mengingat kejadiankejadian personal yang sangat spesifik di masa lalu dimana kejadian tersebut bersifat sangat emosional dalam hidup kita, seperti misalnya tragedi September 11 bagi masyarakat Amerika Serikat. Teori general mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena yang lebih kompleks seperti cinta atau kognisi manusia

KRITERIA TEORI YANG BAIK

Prinsip parsimony mengandung arti bahwa semakin sedikit peryataan-pernyataan dalam suatu teori maka teori tersebut semakin baik. Presisi sebagai prinsip kedua adalah kemampuan teori dalam menjelaskan fenomena secara cermat dan tepat. Testability mengacu pada kemampuan suatu teori untuk bisa diuji secara logis, dan atas dasar pengujian ini teori tersebut kemudian bisa dievaluasi dan dibuktikan kebenarannya (atau kesalahannya).

ISU-ISU DALAM PENGEMBANGAN TEORI

Reifikasi yang dalam ilmu sosial diartikan sebagai kepercayaan bahwa sistem teoretis yang bersifat abstrak merupakan realitas fisik yang nyata. Kesalahan ekologis (ecological fallacy) atau kesalahan dalam menggeneralisasikan secara lintas-budaya dan secara lintas-gender kebenaran teori atau temuan temuan penelitian. Operasionalisasi dimana penelitian empiris tidak akan mungkin bisa diselenggarakan jika kita tidak mampu menampilkan dan menunjukkan secara objektif dan teramati konstruk-konstruk atau konsep-konsep dalam suatu teori.

Anda mungkin juga menyukai