Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FENOMENOLOGI AGAMA

FENOMENA AJARAN SESAT DI INDONESIA

Dosen Pengajar : Damianus Jelami Hali, S.Ag., M.Si Kelas : H

Disusun Oleh: Silvia Silvy Puspita .O. Anri Noor AR Sarita S. Nicholas Milasi Nurcita Utami Putri Jason Marwan Bengky 2010110037 2010110079 2010410134 2010120172 2010410017 2010410185 2010420122 2010xxxxxx 2011410066

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN PUSAT KAJIAN HUMANIORA SEMESTER PADAT 2012/2013

ii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... II BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1 1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 2 1.3 Landasan Teori ............................................................................................................ 2 1.3.1 Definisi Ajaran Sesat ........................................................................................... 2 1.3.2 Sebab Munculnya Ajaran Sesat ........................................................................... 2 1.4 Metode Penelitian ....................................................................................................... 7 BAB II ANALISIA DAN KASUS AJARAN SESAT DI INDONESIA.................................................. 8 2.1 Artikel Kasus Ajaran Sesat ........................................................................................... 8 2.1.1 Kasus Ajaran Sesat "Pencari Kekayaan" .......................................................... 8 2.1.2 Kasus Ajaran Sesat "Satrio Piningit Weteng Buwono" ..................................... 8 2.1.3 Kasus Ajaran Sesat "Lia Eden" ...................................................................... 10 2.2 Analisa Kasus-kasus Ajaran Sesat ............................................................................. 11 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14 3.2 Saran ......................................................................................................................... 14 3.3 Refleksi ..................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dewasa ini aliran-aliran yang menyimpang dari ajaran agama yang ortodoks kerap bermunculan. Di Indonesia aliran sesat yang berkembang sudah ada dari zaman Orde Baru, tetapi kemunculan aliran sesat secara terbuka mulai ada semenjak era Reformasi berlangsung. Keterbukaan dari era reformasi menjadi sebuah pijakan yang dipegang oleh orang atau kelompok yang merasa bebas untuk menyampaikan pikiran dan pendapatnya. Lalu di serahkan pada pasar yang akan merespon ide tersebut, apakah akan diterima untuk mendapatkan dukungan. Atau sebaliknya ditolak hingga ide tersebut dibuang begitu saja dan tidak meninggalkan pengaruh. Bila keterbukaan ini masih terdapat dalam dataran politik, maka hal ini dapat diterima lantaran munculnya reformasi berangkat dari politik dan kekuasaan. Tetapi jika sudah memasuki bagian keagamaan bisa berpengaruh buruk. Hal ini akan berdampak buruk juga bagi masyarakat yang masih awam mengenai agama. Selain itu, kondisi masyarakat juga berpengaruh pada perkembangan aliran sesat di Indonesia. Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan semakin berkembangnya aliran-aliran kepercayaan baru di luar agamaagama yang diakui sekarang, faktor-faktor tersebut, antara lain ekonomi dan kondisi hidup, tekanan sosial dan budaya trendy, mistifikasi pengetahuan, tidak maksimalnya metodelogi pencerahan, dekandensi moral. Permasalahan aliran sesat bukanlah masalah baru, selain menggambarkan penyimpangan atas agama juga memungkinkan adanya penyimpangan sosial yaitu adanya komunitas abnormal baik dari sisi demografis, sosial, maupun psikologis. Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur hanya dengan satu kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal dalam pengertian kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan moral. Fenomena ajaran sesat tersebut saat ini sudah semakin meresahkan banyak pihak. ajaran sesat merupakan suatu permasalahan di negeri ini yang cukup marak berada di masyarakat. Meskipun banyak kekhawatiran dari masyarakat mengenai hal ini, memang sulit untuk menjaring pelakunya, salah satunya karena memang ajaran sesat tidak bisa dikatakan dengan tegas telah melanggar hukum. Malahan beberapa ajarannya sendiri mampu mengajarkan beberapa hal baik bagi penganutnya.

1.2

Tujuan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah : Untuk membahas dan membuka pandangan baru mahasiswa tentang ajaran sesat di Indonesia saat ini. Untuk mengetahui alasan munculnya ajaran sesat di Indonesia. Untuk mengetahui alasan reaksi berlebihan atas ajaran sesat di Indonesia.

1.3

Landasan Teori 1.3.1 Definisi Ajaran Sesat Jika ditinjau dari etimologis kata Oxford English Dictionary, ajaran sesat berarti pandangan atau doktrin teologi atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan doktrin Gereja Katolik atau Ortodoks, atau, dalam pengertian yang lebih luas, dengan doktrin gereja, keyakinan, atau sistem keagamaan manapun, yang dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll., yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa. Sedangkan definisi ajaran sesat dari arti katanya ajaran yang berarti segala sesuatu yg diajarkan; nasihat; petuah; petunjuk, dan sesat yang artinya tidak melalui jalan yg benar; salah jalan Jika diambil dari arti katanya berarti ajaran sesat adalah nasihat yang salah jalan. Lebih jauh lagi kita artikan sebagai nasihat yang membawa orang lain menuju jalan yang salah.

1.3.2 Sebab munculnya aliran sesat Ada beberapa variable yang mengakibatkan semakin berkembangnya aliran-aliran kepercayaan baru di luar keyakinan yang ada pada umumnya, yakni : 1. Faktor Ekonomi dan Kondisi Hidup Situasi Negara kita telah menciptakan pusaran kemiskinan serta keterbelakangan dimanamana. Masyarakat dipaksa untuk hidup seadanya, meski dengan kondisi yang penuh keterbatasan. Sementara disisi lain, terdapat sebahagian orang yang tetap berdiri tegar di atas kemewahannya. Ini tentunya akan memberikan stigma negative dalam masyarakat kita. Masyarakat yang berada pada titik kejenuhan dan kebosanan terhadap kondisi kehidupannya, terkesan akan mencari tempat pelarian untuk merenungi nasib dan masa depannya. Kalau boleh disebut sebagai Penghibur Jiwa Yang Resah dalam konteks spiritual. Fenomena merebaknya aliran kepercayaan baru, seperti Al Qiyadah Al Islamiah, juga dilatar belakangi oleh kondisi ekonomi masyarakat. Siapa yang tidak tergiur dengan

kemewahan yang ditawarkan oleh keyakinan baru ini? Coba saja kita perhatikan, setiap pertemuan-pertemuan yang mereka lakukan, pasti selalu diadakan di tempat-tempat mewah dan berkelas. Maka tidak mengherankan ketika orang-orang berbondongbondong berdatangan hanya demi mengecap kemewahan yang tersedia lengkap dengan setelan jas dan dasi yang menyerupai pejabat. 2. Tekanan Sosial dan Budaya Trendy Rasa terkucilkan dalam lingkungan social, juga menjadi salah satu hal yang menyebabkan trend aliran kepercayaan baru ini muncul dan berkembang. Ungkapan sederhana yang mengatakan, Mencari sesuatu yang bebeda dan lain daripada yang lain, adalah bentuk keberhasilan pencaran jati diri seseorang. Ungkapan ini mengingatkan kita dengan kecenderungan anak-anak muda negeri ini yang selalu berhasrat untuk mencoba dan melakukan hal-hal yang dinilai baru. Hal yang tak lazim-pun (tak peduli benar-salah atau baik-buruknya), dianggap sebagai sesuatu yang trendy, menarik, unik serta menggairahkan jiwa muda mereka tentunya. Hal ini sesuai dengan fakta yang terjadi dalam fenomena aliran baru yang mucul hari ini. Seperti yang dikatakan oleh pimpinan Al Qiyadah Al Islamiah, Ahmad Mosaddeq dalam satu petikan wawancaranya, yang mengklaim bahwa, 60 persen dari pengikutnya adalah pemuda dari kalangan mahasiswa. Ini membuktikan bahwa tekanan social serta tren, Meraba Dan Mencari-Cari Sesuatu Yang Unik, masih begitu melekat dalam pemikiran serta pemahaman sebahagian besar kalangan muda di Indonesia.

3. Mistifikasi Pengetahuan. Dominan masyarakat Indonesia memang masih meletakkan kesadarannyanya dalam landasan pengetahuan tradisional. Hal ini menyebabkan pola pikir masyarakat kita lebih bergantung kepada kebiasaan leluhurnya, bukan dari tradisi pengetahuan ilmiah. Walhasil, masyarakatpun begitu labil untuk terjerat tipu daya oleh ucapan seseorang, terlebih dari seorang petapa spiritual yang telah melewati 40 hari, 40 malam di kaki Gunung Salak Endah, pamijahan Kabupaten Bogor, seperti Ahmad Mosaddeq. Bahkan Nampak mereka melakukan pem-Baiat-an dengan hati bangga dan senang tanpa ragu sedikitpun. Jika ada cemooh dari masyarakat yang mengatakan bahwa ajaran Ahmad Moaddeq adalah ajaran yang sesat, mengada-ada dan sama sekali tidak mampu diterima akal sehat, lantas mengapa juga begitu banyak (hingga puluhan ribu orang) pengikut Mosaddeq yang bahkan telah tersebar dibeberapa wilayah di Indonesia? Inilah yang menjadi buah dari mistifikasi pengetahuan masyarakat. Sehingga pedoman bertindak dalam kerangka ilmiah menjadi

terlupakan, tertelan dan termakan oleh budaya mistik yang sengaja dipertahankan oleh mereka yang berkepentingan. 4. Tidak maksimalnya Metodelogi Pencerahan Bentuk pencerahan dapat dilakukan melalui cara dan media apa saja. Dalam dunia Islam kita mengenal istilah Dakwah, yakni metode pencerahan ummat yang bertujuan untuk mengajarkan pemahaman ke-Islaman berdasarkan Syariat (hukum-hukum Islam) bagi mereka yang berkeyakinan. Namun dalam realitas social, terkadang media pencerahan yang digunakan cenderung membuat masyarakat semakin teguh dengan keyakinannya. Malah semakin menjadikan masyarakat takut dengan aturan. Media visual melalui televise misalnya, tayangan sinetron-sinetron yang berbasis religious relative cenderung memberikan stigma negative terhadap agama. Agama terkesan dijadikan stereotip dari monster ganas, besar dan menakutkan yang setiap saat siap merajam mereka yang tidak menjalankan aturan dengan baik. Hal tersebut juga merupakan salah satu alasan bagi mereka yang meninggalkan kepercayaan dan keyakinan mereka sendiri. 5. Dekadensi Moral Semakin rendahnya moralitas manusia, membawa mereka kepada kecenderungan untuk mencari suatu kewajiban hidup yang dianggap lebih mudah, tidak memaksa dan relative tidak memberatkan. Jika kita menyimak dengan seksama, maka kita akan menemukan fakta bahwa hampir semua aliran-aliran kepercayaan baru yang muncul, menerapkan pola kewajiban ibadahnya dengan syarat yang lebih mudah. Hal ini sama dengan fenomena aliran Al Qiyadah Al Islamiah, dimana kelompok ini tidak mengaharuskan pengikutnya untuk sholat, puasa dan haji. Bukankah hal tersebut sangat mudah dan sederhana?. Sungguh suatu keadaan yang menggoda iman dan keyakinan bagi mereka yang memiliki akhlak yang keropos dan lemah. Untuk menghadapi fenomena berkembangnya aliran-aliran kepercayaan baru dalam masyarakat, kita tidak harus menanggapinya secara emosional dan reaktif dengan prasangka-prasangka yang tak berdasar (tanpa melihat akar permasalahan) yang ada. Kita seharusnya lebih arif dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah. Kekerasan, terror, acaman serta pengucilan, bukanlah jalan keluar yang baik. Menghancurkan, bahkan membunuh mereka yang dianggap sesat, tanpa memperbaiki kondisi kesemrawutan bangsa kita dari segala aspek, hanya akan melahirkan kesesatan baru yang mungkin jauh lebih berbahaya.

Menurut Menteri Agama Suryadharma Ali, Rusaknya akhlak dan moral generasi muda dan maraknya aliran sesat itu menunjukkan kekosongan dakwah yang dimanfaatkan oleh sekelompok orang.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Agama (Litbang Depag) Prof Dr Atho` Mudzhar menyimpulkan bahwa kemunculan aliran-aliran sesat dipicu oleh rasa frustrasi umat akibat kondisi keterpurukan ekonomi, hiruk-pikuk politik, perubahan cepat sosial-budaya serta agama dan tokoh religi yang lamban bahkan tak mampu menyuguhkan solusi.

Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendradatta berpendapat, aliran sesat yang kerap muncul terkait erat dengan beragam faktor sosiologis masyarakat. "Munculnya aliran sesat sangat berhubungan dengan berbagai faktor sosiologis yang memengaruhi masyarakat kita, seperti tingginya angka kemiskinan dan tingkat stres, sehingga banyak orang yang kerap mencari jalan pintas untuk mencapai sesuatu," katanya.

Mengenai kriteria ajaran sesat dari Islam sendiri, pada tanggal 9 November 2007 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang 10 kriteria aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriteria itu, bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat. Berikut adalah beberapa kriteria ajaran sesat menurut Islam tersebut: 1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji) 2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah), 3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran 5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir 6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam 7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul 8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir 9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah 10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syari

Juga terdapat beberapa kriteria dari Kristen yang dipaparkan oleh Hans Kung : 1. Kriteria etis umum : suatu agama menjadi benar dan baik apabila bersifat manusiawi, tidak menekan atau melenyapkan kemanusiaan, melainkan melindungi dan menyuburkannya. 2. Kriteria religious umum : suatu agama menjadi benar dan baik apabila tetap setia pada asal usul atau kanonnya sendiri, yaitu kepada hakikat otentiknya, kepada kitab suci atau tokoh tokoh otoritatif yang menjadi landasannya. 3. Kriteria khas Kristen : suatu agama menjadi benar dan baik apabila di dalam teori dan praksisnya memungkinkan semangan Yesus Kristus dirasakan. Hans Kung menerapkan kriteria ini langsung hanya kepada ke-Kristenan yang dengan kritis bertanya :

Apakah dan sampai sejauh manakah agama Kristen secara otentik Kristen?. Secara tidak langsung, kriteria ini juga dapat diterapkan kepada agama lain, untuk menguji : Apakah dan sejauh manakah semangat Kristen juga ada di dalam agama lain, khususnya di dalam Yudaisme dan Islam. Terdapat juga beberapa faktor yang membuat aliran sesat mulai marak (menurut Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta) :

1. Mereka pada umumnya menawarkan surga yang bersifat instan. 2. Aliran sesat juga mengiming imingi pembersihan dosa dengan syarat pembayaran sejumlah uang kepada pengikutnya. 3. Aliran sesat juga terkadang menawarkan aturan yang meringankan pengikutnya berupa pengurangan pengurangan kewajiban yang selama ini berlaku di agama konvensional Ringannya sanksi pidana yang berlaku sehingga tidak memberikan efek jera terhadap penyebar ajaran sesat. Di Indonesia, , UU No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama yang selama ini dijadikan dasar hukum, selain KUHP, upaya penindakan aliran-aliran sesat hanya memuat rumusan sanksi pidana penjara selama-lamanya lima tahun. Mahendratta memandang rumusan tersebut sudah saatnya direvisi dengan rumusan sanksi pidana yang lebih berat sehingga dapat menimbulkan efek jera dan meredam maraknya aliran-aliran sesat.

1.4

Metode Penelitian Metode yang kami gunakan untuk mencapai tujuan dari makalah ini adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan informasi yang berkaitan dengan topik terkait melalui berbagai literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.

BAB II ANALISA DAN KASUS AJARAN SESAT DI INDONESIA


2.1 Artikel-artikel Kasus Ajaran Sesat Berikut ini adalah beberapa contoh artikel mengenai kasus ajaran sesat yang terjadi di Indonesia. Dari banyak kasus yang terjadi di Indonesia, kami mengambil dan mengkaji tiga kasus. 2.1.1 Artikel Kasus Aliran Sesat Pencari Kekayaan

Indosiar.com, Tegal - Iskandar, pemimpin aliran pencari kekayaan di Tegal, Jawa Tengah memberikan pengakuan yang mengejutkan. Ternyata ia telah membunuh 6 orang pengikutnya selama tahun 2000 hingga tahun 2001. Kejahatannya sendiri baru terungkap setelah ia meracuni 7 orang pengikutnya awal November ini. Setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif terhadap tersangka Iskandar, polisi berhasil mendapatkan fakta baru. Menurut Kasatreskrim Polres Tegal, Iptu Saiful Wahyudi, selain membunuh 7 pengikutnya Jumat pekan lalu. Warga Desa Dukuh Benda, Kecamatan Bumijaya, Kabupaten Tegal yang memimpin aliran sesat pencari kekayaan ini juga mengaku melakukan serangkaian pembunuhan terhadap 6 pengikutnya. Ke 6 korban tersebut adalah Seno, warga Karang Turi, Purwokerto. Warsono, warga Desa Kali Salak, Margasari, Witno, warga Desa Dukuh Malang Talang. Musa, warga Desa Sutra Pana, Kaligayam, Wasrun, warga Desa Lepeteng, Adi Werna dan Subnan warga Adi Werna, Tegal. Seluruh korban dibunuh antara tahun 2000 hingga tahun 2001 silam dengan modus dan motif sama yaitu diracun dengan minuman yang telah dicampur apotas dan racun tikus. Korban dihabisi nyawanya karena terus mendesak dan mengancam tersangka agar segera membuktikan ucapannya dapat mendatangkan kekayaan. Jajaran Reskrim Polres Tegal akan terus mengembangkan penyelidikan kasus ini, karena sejak kasus ini mencuat dan polisi berhasil menangkap tersangkanya, sejumlah warga di Tegal melapor ke polisi telah kehilangan anggota keluarganya.

2.1.2

Artikel Kasus Aliran Sesat Satrio Piningit Weteng Buwono

Ini adalah salah satu aliran sesat di Indonesia berhasil dibongkar aparat kepolisian. Kali ini yang berhasil dibongkar yakni aliran Satrio Piningit Weteng Buwono, di daerah Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Meski tokohnya sempat menghilang, tapi pihak kepolisian menyita barang bukti dan dokumen bahwa telah terjadi penodaan terhadap agama, dalam 8

hal ini agama Islam. Kasus aliran sesat di Indonesia berulangkali diungkap oleh aparat pemerintahan. Aliran sesat itu ada yang memiliki pengikut banyak ada pula yang sedikit. Selain menista agama Islam, aliran-aliran tersebut pada umumnya menampilkan tokoh yang mengaku sebagai nabi, bahkan ada yang mengaku sebagai tuhan. Dalam ajaran Islam, Nabi kita adalah Nabi Muhammad SAW dan Tuhan kita adalah Allah SWT. Tidak ada yang lain. Karena itu, munculnya aliran-aliran sesat tersebut tentu memancing keresahan umat Islam. Bahkan bisa menimbulkan kemarahan. Sebab, selama ini aliran-aliran tersebut hampir bisa dipastikan menyimpangkan ajaran agama Islam yang sebenarnya. Tokoh aliran sesat itu mengajak pengikutnya untuk tidak melakukan sholat, tidak wajib berpuasa, dan melakukan seks bebas seperti yang diajarkan pada aliran Satrio Piningit Weteng Buwono. Umat Islam mana yang tidak terpancing emosinya mendengar ajaran yang sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam? Para pimpinan aliran sesat itu seolah sengaja memancing agar umat Islam Indonesia marah dan melakukan tindakan kekerasan terhadap para pengikut aliran itu. Yang menjadi pertanyaan, siapa sebenarnya yang berdiri dan membuat "skenario" di belakang tokoh-tokoh yang mendirikan aliran sesat tersebut? Apakah hanya pribadi semata-mata? Apakah ini bukan suatu kesengajaan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu agar masyarakat Indonesia --khususnya umat Islam yang jumlahnya terbesar-hidup dalam keterusikan? Sebab, meski para tokoh dan pengikut ajaran-ajaran sesat itu telah ditindak secara hukum; mereka masih terus berupaya mengembangkan kembali ajarannya. Contoh yang paling konkret adalah Lia Eden. Hukuman yang diharapkan membuat jera, dianggap tidak ada apaapanya oleh mereka. Jika aliran-aliran sesat di Indonesia tidak diusut tuntas dan tokohnya tidak ditindak tegas, dikhawatirkan ajaran-ajaran sesat lainnya akan tumbuh silih berganti di Tanah-Air. Keresahan itu tentu akan menambah daftar panjang masalah yang terjadi di Indonesia kian meluas. Lihatlah bagaimana masyarakat Indonesia di berbagai daerah silih berganti bertikai, karena beberapa sebab yang terkadang sepele. Masyarakat beberapa tahun belakangan ini makin mudah tersulut emosinya, sehingga terjadi benturan-benturan sesama mereka. Munculnya aliran-aliran sesat haruslah menjadi kewaspadaan bagi kita, agar kita sebagai umat Islam lebih merapatkan barisan, memperkuat tali silaturrahmi, membentengi diri dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, sehingga tidak akan terseret oleh tarikan-tarikan yang menyesatkan.

2.1.3

Artikel Kasus Aliran Sesat Lia Eden

Kasus Lia Eden yang akhir-akhir ini muncul memberikan sebuah kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat terhadap keeksistensian agama resmi di Indonesia. Dengan memberikan fatwa penghapusan semua agama dan ajakan kepada presiden. Sungguh sebuah perbuatan yang terlalu berani untuk membela sebuah kesalahan. Namun, sepertinya aliran-aliran itu muncul dari kebosanan masyarakat akan sosok ideal yang ada dan mampu membawa perubahan yang lebih baik. Menurut Lia, peristiwa ajaibnya yang pertama adalah sewaktu dia melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar di udara dan lenyap sewaktu baru saja ada di atas kepalanya. Hal ini terjadi sewaktu dia sedang bersama dengan kakak mertuanya di serambi rumahnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat pada 1974. Menurutnya lagi, peristiwa ajaib kedua yang telah megubah prinsip hidupnya berlaku pada malam 27 Oktober 1995 kala dia sedang bersantai. Pada masa itu, dia telah merasakan kehadiran pemimpin rohaninya, Habib al-Huda yang kemudian mengaku dirinya sebagai Jibril pada waktu itu. Setelah itu Lia Eden mengaku dia menerima bimbingan Malaikat Jibril secara terus menerus sejak 1997 hingga kini. Selama dalam proses pembimbingan itu, ia mengatakan bahwa Malaikat Jibril menyucikan dan mendidik Lia Eden melalui ujian-ujian sehari-hari yang sangat berat, termasuk pengakuanpengakuan kontroversial yang harus dinyatakannya kepada masyarakat atas perintah Jibril. Proses penyucian itu menurut ia sangat berat dan tak pernah berhenti hingga kemudian Tuhan memberinya nama Lia Eden sebagai pengganti namanya yang lama. Di dalam penyuciannya, ia mengatakan bahwa Tuhan menyatakan Lia Eden sebagai pasangan Jibril sebagaimana ditulis di dalam kitab-kitab suci. Dan ia mengatakan bahwa dialah yang dinyatakan Tuhan sebagai sosok surgawi-Nya di dunia. Selain menganggap dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan dengan perantaraan Jibril, dia juga menganggap dirinya memiliki kemampuan untuk meramalkan kiamat. Dia juga telah mengarang lagu, drama dan juga buku sebanyak 232 halaman berjudul, "Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir" yang ditulis dalam waktu 29 jam. Pada 1998, Lia menyebut dirinya Mesias yang muncul di dunia sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia. Selain itu, dia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti, adalah reinkarnasi Isa. Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih 100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar. Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah. Pada bulan Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melarang

10

perkumpulan Salamullah ini karena ajarannya dianggap telah menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran Islam. Kelompok ini lalu membalas balik dengan mengeluarkan "Undangundang Jibril" (Gabriel's edict) yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang. Kelompok Salamullah ini juga terkenal karena serangannya terhadap kepercayaan masyarakat Jawa, mengenai mitos Nyi Roro Kidul yang didewakan sebagai Ratu Laut Selatan. Pada tahun 2000, Salamullah ini diresmikan oleh pengikut-pengikutnya sebagai nama kelompok. Kelompok Salamullah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir tetapi juga mempercayai bahwa pembawa kepercayaan yang lain seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus, dan Kwan Im, dewi pembawa rahmat yang disembah orang Tionghoa, akan muncul kembali di dunia. Sejak 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa setiap agama adalah benar. Kelompok yang diketuai Lia Eden ini yang kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum Eden. 2.2 Analisa kasus kasus di atas Jika kita lihat dari 3 kasus di atas, kita akan mencoba benang merah dengan menggunakan acuan acuan yang tadi telah kita telaah di bagian landasan teori yakni : Faktor yang membuat aliran sesat mulai marak (Keunggulan aliran sesat): 1. Mereka pada umumnya menawarkan surga yang bersifat instan. 2. Aliran sesat juga mengiming imingi pembersihan dosa dengan syarat pembayaran sejumlah uang kepada pengikutnya. 3. Aliran sesat juga terkadang menawarkan aturan yang meringankan pengikutnya berupa pengurangan pengurangan kewajiban yang selama ini berlaku di agama konvensional

Ada beberapa variable yang mengakibatkan semakin berkembangnya aliran-aliran kepercayaan baru di luar keyakinan yang ada pada umumnya, yakni (Sikap bangsa Indonesia sendiri) : 1. 2. 3. 4. 5. Faktor Ekonomi dan Kondisi Hidup Tekanan Sosial dan Budaya Trendy Mistifikasi Pengetahuan. Dekadensi Moral Tidak maksimalnya Metodelogi Pencerahan

11

Kasus 1 : Pembahasan mengenai kasus pertama dapat kita lihat bahwa . Kita dapat lihat pada kasus pertama yakni kekayaan merupakan surga bagi orang orang di Indonesia dengan taraf ekonomi yang bisa kita bilang minim (berkaitan dengan sikap bangsa Indonesia mengenai faktor ekonomi dan kondisi hidup). Dengan janji kekayaan, bahkan masyarakat Indonesia dapat menyimpang dari kepercayaan yang mereka anut awalnya. Ditambah dengan Dekadensi Moral di Indonesia yang semakin lama semakin berkurang, tentunya mudah untuk mengalihkan kebutuhan agama seseorang dari sesuatu yang bersifat imateriil (substansi) kepada sesuatu yang bersifat materiil.

Kasus 2 : Di kasus kedua, yang lebih disoroti adalah bagaimana ajaran sesat memberikan kenyamanan bagi pengikutnya dan dengan mudahnya membonceng nama agama yang sudah ada untuk memberikan kepercayaan semu bagi pengikutnya (dalam kasus ini, agama Islam). Dengan demikian kita lihat beberapa poin yang membuat ajaran sesat ini berjalan adalah memberikan aturan yang meringankan dan memberikan keuntungan langsung bagi pengikutnya (seks bebas, tidak perlu sholat dan berpuasa) serta adanya Mistifikasi Pengetahuan, di mana pemimpin ajarannya dengan mudah mengaku sebagai Nabi tanpa asal usul dan alasan yang jelas. Kembali lagi ke pribadi masyarakat Indonesia, yang imannya berarti masih rapuh dan mudah dibelokkan dengan menggunakan hal hal yang sifatnya duniawi.

Kasus 3 : Pada kasus ketiga kita lihat yang menjadi masalah utama adalah kembali ke Mistifikasi Pengetahuan dan Dekadensi Moral. Di sini kita lihat ada seseorang yang dengan mudahnya mengaku bahwa ia adalah nabi dan patut diikuti (meskipun ia memberikan bukti bukti jelas). Yang menjadi masalah adalah ketika kasus ini membuat keresahan di masyarakat dengan mengganggu hakekat agama lain yang adalah bebas dan benar menurut kebenarannya masing masing. Tidak masalah selama ajaran ini mengurus kebenarannya sendiri dan tidak mengusik keberadaan agama lain yang sudah mempunyai kebenarannya sendiri. Namun ketika ajaran ini sudah mencoba menjadi kebenaran bagi agama lain, maka ini meresahkan masyarakat dan sudah keluar dari hakekat ajaran itu sendiri. Ditambah dengan sifat masyarakat Indonesia yang mudah digoyahkan dari sisi kepercayaan, maka ajaran ini semakin berbahaya bagi keagamaan masyarakat Indonesia sendiri.

12

Jika dilihat benang merahnya dari 3 kasus ajaran sesat ini sendiri, maka kita dapat mengasumsikan bahwa sebab sebab ada dan berkembangnya ajaran sesat sebenarnya kembali ke diri kita sendiri, lebih jauh kita lihat kembali ke kebiasaan masyarakat Indonesia sendiri. Semua ajaran sesat berasal dari ketidak-percayaan kita sepenuhnya akan kebenaran agama kita yang paling mendasar dan hakiki sendiri, sehingga mudah dibelokkan dengan ilusi ilusi duniawi yang tidak selalu benar seluruhnya. Yang kemudian dimanfaatkan saat kita sudah tidak bisa membedakan antara kebenaran hakiki dengan kebenaran materiil adalah pemberian iming iming kenikmatan duniawi yang, sayangnya, sangat mudah menjerat masyarakat Indonesia (relatif kekurangan dalam hal tersebut). Dengan faktor lemahnya masyarakat Indonesia dalam hal kepercayaan kepada agama yang hakiki dan kekurangan dalam aspek materiil serta lemahnya supremasi hukum di Indonesia, inilah faktor faktor utama yang menyebabkan ajaran sesat cukup populer di Indonesia.

13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan Ajaran sesat di Indonesia muncul dalam berbagai macam bentuk dan cara; terutama kita dapat melihat karena Indonesia merupakan negara yang beragam budaya dan kultur di dalamnya. Oleh karena itu merupakan hal yang cukup sulit bagi pemerintah Indonesia terutama dalam hal merumuskan hukum yang mengikat dan spesifik menimbang banyaknya bentuk ajaran sesat yang dapat muncul. Oleh karena itu yang dapat kita lakukan sebagai warga negara adalah konsisten dan memegang keyakinan agama kita secara hakiki dan baik, serta tidak mengganggu kenyamanan beragama masyarakat Indonesia lainnya. Sebab dengan adanya perpecahan serta ketidak yakinan kita (masyarakat) sebagai umat beragama yang benar, maka ajaran ajaran sesat yang muncul akan semakin banyak dan meracuni masyarakat. Jika kita memulai dari diri sendiri serta keluarga di sekitar kita untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran hakiki agama, maka kita menciptakan ketentraman hati kita sendiri, yang nantinya dalam skala besar akan sangat berpengaruh dalam menekan perkembangan ajaran sesat di Indonesia ini. Ajaran yang tidak memiliki pengikut tidak akan berkembang dan akhirnya akan mati; oleh karena itu yang harus membasmi ajaran itu dimulai dari masyarakat sendiri, tentunya dengan cara yang tidak menyimpang dari kebenaran agama mereka sendiri.

3.2. Saran Saran dari kelompok kami adalah bagi masyarakat Indonesia, kita terutama, mulailah untuk menghayati dan menekankan kebenaran hakiki dari agama bagi diri kita sendiri, sebab ajaran sesat memiliki kekuatan hanya ketika memiliki pengikut yakni masyarakat sendiri. Bagi organisasi masyarakat dan pemerintahan yang ada sekarang, meskipun tidak memiliki kekuatan yang signifikan dalam merubah ajaran sesat yang bertumbuh secara liar hendaknya mengkaji ulang hukum serta tindakan tindakan yang dilakukan dalam melawan pertumbuhan ajaran sesat ini. Jangan sampai akibat hukum dan tindakan yang biasa dilakukan dari masyarakat berupa reaksi berlebihan dan anarkis untuk melawan pertumbuhan ajaran ajaran sesat ini sendiri, yang malahan bertentangan dengan ajaran agama kita tentang kebaikan sendiri.

Berdasarkan isi dari makalah ini maka saran yang dapat diberikan kepada pemerintah adalah sebagai berikut : 14

1. Bertindak cepat dan tegas dalam mencegah aliran sesat yang baru muncul, jangan bersikap seolah membiarkan 2. Sanksi terhadap pemimpin aliran sesat harus dipertegas agar menimbulkan efek jera. 3. Berani melindungi hak hak asasi penganut aliran sesat dari tindak anarkis masyarakat. 4. Meningkatkan kinerja Menteri Agama. 5. Memberikan pengarahan kembali kepada masyarakat dan penganut ajaran sesat.

3.3 Refleksi Bagi kami, ajaran sesat adalah kebenaran yang ditafsirkan secara salah oleh orang lain, sehingga mereka melakukan segala kesalahan namun dalam nama kebenaran. Merupakan suatu kekhawatiran bagi kita semua ketika orang lain memaksakan kebenarannya kepada kita namun dengan cara yang salah. Hal ini sebenarnya akan kembali kepada reaksi kita terhadap orang orang tersebut; apakah kita akan membalasnya dengan cara yang salah pula, ataukah tetap melakukan kebenaran yang memang kita pegang sekarang. Pengetahuan mengenai ajaran sesat di dunia luar ini akan berharga ketika kita kembali mengkaji ulang kepercayaan kita sendiri sekarang, bukannya malah bereaksi berlebihan kepada ajaran sesat itu sendiri.

Untuk mengantisipasi aliran sesat, pemerintah harus responsif menyelesaikannya. Namun, tindakan terhadap aliran tersebut jangan sampai anarkis, seperti yang terjadi terhadap aliran Ahmadiyah di Parung, Bogor, Jawa Barat. Pemerintah dan ormas agama, harus memberikan pencerahan mengenai religiositas terhadap masyarakat.Pencerahan agama bukan saja oleh Departemen Agama dan MUI, tapi juga oleh ormas agama.

15

Daftar Pustaka

Forum

Yahoo.

Faktor-faktor

Penyebab

Munculnya

Aliran-aliran

Sesat

di

Indonesia?. dikunjungi

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080409034442AADGjRZ tanggal 18 Juli 2012 pukul 21.24 WIB.

Hamzah,

Herdiansyah.

Latar

Belakang

dibalik

Merebaknya

Aliran

Sesat.

http://herdiansyah.wordpress.com/2008/05/12/latar-belakang-dibalik-merebaknya-aliransesat/ dikunjungi 20 Juli 2012 pukul 20.15 WIB.

IndoSpiritual. Fenomena Aliran Sesat di Indonesia. http://www.indospiritual.com/artikel_fenomenaaliran-sesat-di-indonesia.html dikunjungi 19 Juli 2012 pukul 19.50 WIB.

LPPI

Makassar. 10

Kriteria

Aliran

Sesat

Versi

MUI,

Syiah Masuk

diantaranya!!!.

http://lppimakassar.blogspot.com/2012/02/10-kriteria-aliran-sesat-versi-mui.html dikunjungi 18 Juli 2012 pukul 21.49 WIB.

Maqdir, Eep S. Aliran Sesat dan Agama yang Membosankan?. http://eepinside.com/?p=610 dikunjungi 19 Juli 2012 pukul 19.56 WIB.

Scribd. Makalah Agama Islam Aliran Sesat. http://www.scribd.com/doc/31865367/MakalahAgama-Islam-Aliran-Sesat hari Jumat tanggal 20 Juli 2012 pukul 18.16

Ziyad, Abi. Aliran Sesat Sebuah Ancaman. http://www.usratuna.web.id/index.php/adminusratuna/2-uncategorised 1-selamat-datang dikunjungi tanggal 20 Juli 2012 pukul 20.15 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai