Anda di halaman 1dari 10

TwitterFaceboo Google PlusLin edInRSS FeedEmail Bac ground Dibali Keluguan u . . . .

Home Health Child Medicine News Traveling Dalam Negri Luar Negri Tips Transprtation Education Child Category 1 Sub Child Category 1 Sub Child Category 2 Sub Child Category 3 Child Category 2 Child Category 3 Child Category 4 Kuliner Sport Dlam Negri Luar Negri Motivation and Intermezo Daftar Post Entertainment (1) Health (72) History (1) Ma an-ma an (1) Motivasi (12) Pendidi an (5) picture (1) sport (5) Wisata (20) Owner Foto Saya Kusmawan Indonesia Lihat profil leng ap u Time

Beranda Kesehatan Sport Humor Foto-foto Tu ar Lin

Ma ros opis dibeda an 2 type tulang : Tulang spongiosa Tulang ompa ta Tulang spongiosa terdiri dari trabe ula yang tipis dan irreguler yang bercabang dan bergabung satu dengan yang lain untu membentu jala, rongga-rongga penghubu ng ini terisi dengan sumsum tulang. Tulang ompa ta tampa padat ecuali dengan mi ros op tampa rongga-rongga. Beda antara e 2 type jaringan ini tida jelas , dan untu membeda an e 2nya hanya tergantung dari jumlah bahan padat dan u ur an serta jumlah rongga masing-masing. Ke 2nya mengandung unsur-unsur histologis yang sama. Ke2 type tulang ini terdapat pada setiap tulang tetapi jumlahdan dis tribusinya yang berbeda Pada tulang panjang diaphise ( bagian batang ) terutama terdiri dari tulang ompa ta yang mengelilingi rongga medulla ( bone marrow/sumsum tulang). Tiap ujungnya ( epiphise ) terdiri dari tulang spongiosa yang dilapisi oleh tul ang ompa ta. Rongga-rongga dari tulang spongiosa berhubungan dengan rongga sum sum tulang dari diaphise. Pada tulang pipih, terdapat 2 lempeng tulang ompa ta dan bagian tengahnya terdiri dari tulang spongiosa ( diploe ). Kebanya an tula ng irreguler terdiri dari tulang spongiosa yang dilapisi oleh tulang ompa ta. Setiap tulang, ecuali permu aan persendian dibung us oleh jaringan i at husus yang disebut periosteum. Sedang an rongga sumsum tulang dilapisi ol eh jaringan yang sama tetapi urang ber embang yang disebut endosteum. Secara m i ros opis gambaran yang has dari tulang adalah stru tur lamella, yaitu interce lluler substance atau matri s tulang yang mengalami alsifi asi emudian tersusu n menjadi beberapa lapisan atau lamella yang jalannya bermacam-macam. Didalam i nterstitial substance terdapat rongga-rongga ecil yang disebut lacuna yang meng andung sel-sel tulang ( osteocyt ). Banya saluran-saluran ecil yang berjalan radier dari lacuna yang disebut canaliculi yang menembus lamella terde at dan be rhubungan dengan canaliculi dari lacuna yang berde atan. UNSUR STRUKTURAL TULANG Komponen- omponen anorgani tulang tida dapat dilihat pada preparat histologi rutin. Ada dua metoda yang umum diguna an untu melihat stru tur tul ang. Pertama omponen sel dan bahan organi dari tulang dapat diawet an dan om ponen anorgani nya dihilang an dengan de alsifi asi dalam larutan asam. Setelah de alsifi asi, tulang diembedding dan diiris dengan cara biasa. Sel-sel dalam tulang yang dide alsifi asi cenderung untu meng erut, dan matri snya abur oleh arena pembeng a an dari serabut osteo olagen oleh reagen yang diguna an. Kedu a pada irisan dari tulang yang digoso dengan ampelas sampai tipis terlihat diba wah mi ros op stru tur matir s dengan bai . Dengan metode ini sel-sel tulang di hilang an dan lacunanya tampa osong. SEL-SEL TULANG Ada 3 jenis sel yang has pada tulang yaitu : osteoblast, osteocyt d an osteoclast. Mere a sangat erat hubungannya dan bisa terjadi perubahan dari s atu e yang lain. Osteoblast

01:49 Health No comments Tulang Tulang atau jaringan tulang merupa an jaringan i at yang a u yang m erupa an bagian tersebar dari s elet dari vertebrata. Terdiri dari sel-sel matr i s interselluler, terutama serabut- serabut olagen dan omponen anorgani dima na omponen anorgani ini jumlahnya hampir 2/3 dari berat tulang dan berfungsi m emberi an e erasan dan e a uan pada tulang. Garam-garam anorgani terdiri dar i calcium phosphat ( + 85 % ), calcium carbonat ( 10 % ) dan sejumlah ecil dari calcium fluorida dan magnesium fluorida. Serabut-serabut olagen sangat banya memberi an e uatan dan e enyalan dari tulang.

Osteoblast berhubungan dengan pembentu an tulang dan didapat an de a t permu aan tulang dimana matri s tulang dideposit. Bentu nya bermacam-macam, a da yang uboid, ada yang piramidal dan sering tampa sebagai lapisan yang tersus un seperti epithel. Nu leusnya besar dengan 1 nu leolus yang tampa jelas. Sit oplasmanya basophil oleh arena adanya nu leoprotein ribosom, yang emung inan b erhubungan dengan sintese omponen protein dari matri s tulang. Granul-granul d alam sitoplasma osteoblast a tif dalam pembentu an matri s. Osteoblast mengandu ng ensim al ali phosphatase sehingga mere a tida hanya berperan terhadap pemben tu an matri s tetapi juga dalam proses alsifi asi. Osteocyt Osteocyt atau sel-sel tulang adalah osteoblast yang tertahan didalam matri s tulang. Sitoplasmanya sedi it basophil dan mengandung tetes-tetes lema , gli ogen dan granul-granul seperti pada osteoblast. Nu leusnya tercat gelap. Osteocyt selalu tampa meng erut pada preparat tetapi dalam eadaan normal o nfigurasinya sesuai dengan bentu lacuna yang ditempatinya. Lacunanya oval irre guler dan tepinya biconvex. Prosessus sitolasma osteocyt eluar dari lacuna den gan arah radier dan meluas e berbagai arah menuju canaliculi. Pada pertumbuhan tulang prosessus osteocyt meluas lebih jauh sehingga berde atan dengan osteocyt yang lain tetapi tida sampai berhubungan. Pada tulang yang dewasa prosessus i ni menari diri dengan sempurna tetapi canaliculi tetap tinggal untu menyedia a n jalan bagi pertu aran metabolit antara aliran darah dan osteocyt. Dengan mi r os op ele tron ditunju an bahwa osteocyt dan prosessusnya tida berhubungan sec ara langsung dengan matri s dise elilingnya tetapi dipisah an dengan dinding lac una dan canaliculi oleh sedi it bahan amorph. Daerah ini mung in sebagai media tambahan bagi pertu aran metabolit. Osteoclast Osteoclast merupa an multi nucleated giant cell dengan variasi dalam u urannya ataupun jumlah nu leusnya. Mere a didapat an de at dengan permu aan tulang, selalu dalam ce ungan yang dang al yang disebut lacuna Howship. Sitopla smanya tampa sedi it basophil dan granular, mengandung vacuola yang has, beber apa diantaranya adalah lisosom. Dengan mi ros op ele tron ditunju an bahwa per mu aan osteoclast yang menghadap matri s mempunyai banya tonjolan sitoplasma da n mi rovilli yang disebut ruffled border (batas yang meng erut). Osteoclast diper ira an berasal dari penggabungan bai nu leus dari sel osteoprogenitor atau sel mononuclear yang beremigrasi dari darah (monosit). Permu aan tulang yang terde at dengan osteoclast selalu mengalami sedi it demin eralisasi dan sel-sel ini tampa nya berperan dalam resorpsi tulang, walaupun me anismenya belum jelas. Bila proses resorpsi telah selesai, osteoclast a an meng hilang dengan mengalami degenerasi atau berubah seperti sel indu nya.

Matri tulang Walaupun bahan interselluler tulang ompa homogen tetapi ia mempuny ai stru tur tertentu yang has. Bagian organi : + 35 %, terutama terdiri dari serabut-serabut osteo olagen yang sama dengan serabut olagen dari jaringan i at longgar. Serabut ini sulit dili hat pada preparat rutin tetapi dapat dilihat dengan pengecatan husus. Mere a b ergabung satu sama lain dengan adanya bahan cement yang terutama terdiri dari gl ycoaminoglycans (protein polysaccharida). Pada ground substance yang amorph, ju mlah dari polysaccharida sulfat (chondroitin sulfat) lebih sedi it dari pada tul ang rawan. Jadi matri s tulang sifatnya acidophil tida seperti matri s tulang rawan yang sifatnya basophil dan metachromatis. Bahan anorgani terleta lam cement antara serabut-serabut dan jumlahnya + 65 % dari berat tulang. Mineral terutama terdiri dari ristal calcium phosphat denga n stru tur hidro siapatit. Mineral ini dideposit sebagai parti el yang padat se panjang serabut osteo olagen. Lacuna dan canaliculi dibatasi oleh lapisan cemen t organi spesial dimana berbeda dengan bahan interselluler yang lain dimana sed i it mengandung fibril. Matri s tulang tersusun dalam lapisan-lapisan atau lame

llae yang tebalnya 3-7 micron. Lamellae ini sebagai hasil dari deposit matri s yang rhytmis. Serabut-serabut tiap lamellae tersusun sejajar satu sama lain dan berjalan spiral. Pada potongan memanjang dalam satu lamellae tampa serabut-se rabut olagen yang tersusun memanjang, dan pada potongan melintang dari serabut tampa adanya granul-granul. ARSITEKTUR TULANG Tulang spongiosa mempunyai stru tur yang sederhana dan terdiri dari trabeculae atau lempengan yang membentu anyaman. Trabeculae terdiri dari sejum lah lamellae dimana lacunanya mengandung osteocyt dan sistem canaliculi. Pada p renatal/embryo, lamella tulang spongiosa tida tampa jelas, arena serabut oste o olagen membentu anyaman yang irreguler. Ini has pada per embangan tulang ya ng cepat dan disebut sebagai woven bone (tulang beranyam) /tulang bersabut asar /immatur bone (tulang muda). Tulang seperti ini pada dewasa tampa selama penye mbuhan fra tur. Pada tulang ompa ta lamella tersusun reguler sesuai dengan distribu si pembuluh darah yang memberi ma anan. Ini disebut sebagai tulang berserabut h alus/matur bone (tulang dewasa). Tulang dilintasi oleh saluran-saluran longitud inal yang disebut canalis Havers yang satu sama lain saling beranastomose dengan hubungan yang tranversal dari permu aan periosteum e endosteum yang disebut se bagai canalis Vol mann (atau nutrient canalis). Jadi mere a merupa an sistem ca nal yang omple s yang berisi pembuluh darah dan syaraf dari tulang. Setiap sis tem Havers di elilingi oleh sejumlah (8-15) lamellae yang onsentris. Lamella t ulang sel-sel dan canal sentral ini disebut sebagai sistem Havers atau osteon ya ng merupa an unit stru tur dari tulang. Canaliculi yang mengelilingi canal Have rs ini berhubungan dengan lacuna dan semua lacuna berhubungan dengan canal. Can aliculi dibagian tepi dari sistem Havers yang satu tida berhubungan dengan cana liculi sistem Havers yang lain, mere a membentu leng ungan dan embali e lacun anya sendiri. Antara sistem-sistem Havers ini terisi dengan lamella interstitia l. Pada perifer dan pada permu aan dalam yang berhubungan dengan rongga sumsum, lamella berjalan sejajar dengan permu aan dan berarah circumferensial dari sumb u tulang. Bagian luar/de at periosteum disebut lamella circumferential externa atau lamella generalisata externa. Bagian dalam/de at endosteum disebut lamella circumferential interna atau lamella generalisata interna. Canaliculi dari lam ella-lamella ini terbu a epermu aan periosteum/endosteum. Selain itu didapat a n bundel serabut olagen yang didapat an di lapisan luar tulang yang disebut ser abut Sharpey. Serabut-serabut ini berjalan dari periosteum e lamella circumfer ensial externa dan lamella interstitial dan tida dijumpai di sistem Havers atau di lamella circumferential interna. Mere a di elilingi oleh sedi it matri s ya ng uncalcified/sedi it alsifi asi. Serabut Sharpey berfungsi sebagai penguat h ubungan periosteum e tulang dan terutama pada insertio ligamen/tendon. PERIOSTEUM Merupa an pembung us fibrosa dari tulang ecuali pada permu aan pers endian. Hubungan eratnya dengan tulang tergantung dari adanya serabut Sharpey. Terdiri dari 2 lapisan yang tida bisa dipisah dengan jelas. Lapisan luar terd iri dari jaringan i at padat fibrosa dan mengandung anyaman pembuluh darah. Lap isan dalam terdiri dari jaringan i at yang lebih longgar dengan serabut olagen yang masu tulang sebagai serabut Sharpey. Pada dewasa lapisan dalam mengandung banya sel-sel jaringan i at yang berbentu spindle (osteoprogenitor cell) dima na sel ini a an menjadi a tif bila ada stimulasi (misal pada fra tur). ENDOSTEUM Merupa an lapisan lembut yang membatasi rongga sumsum dan meluas seb agai dinding dari sistem canal tulang ompa ta. Terdiri dari jaringan i at reti uler yang mempunyai emampuan osteogenic dan hemopoieti . PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN TULANG Tulang mempunyai ciri-ciri yang has. Pertama : tulang mempunyai sistem canaliculi, canal-canal

ecil meluas dari sat

u lacuna e lacuna yang lain dan e permu aan tulang dimana mere a bermuara e ron gga jaringan. Cairan jaringan dalam rongga ini berhubungan dengan cairan didala m sistem canaliculi sehingga memung in an pertu aran metabolit antara peredaran darah dan osteocyt. Dengan me anisme ini sel tulang a an tetap hidup walaupun d i elilingi oleh interselluler substance yang mengalami alsifi asi. Kedua : Tulang aya dengan pembuluh darah. Sistem canaliculi tida dapat be erj a secara efe tif bila jara nya lebih dari 0,5 mm dari apiler. Kapiler ini didapa t an dalam canalis Havers dan canalis Vol mann. Ketiga : Tulang dapat tumbuh hanya dengan me anisme appositional. Pertumbuhan interstitial seperti pada tulang rawan tida mung in terjadi pada tu lang sebab adanya garam apur didalam matri s mencegah expansi dibagian dalam. Stru tur tulang ini tida statis. Bila terjadi destru si lo al ma a a an segera terjadi pembentu an embali. Ini merupa an proses re onstru si yang ber elanju tan. Ada 2 pertumbuhan tulang embryonal : 1. Pertumbuhan tulang intramembranous/desmal 2. Pertumbuhan tulang endochondral (atau intracartilaginous) Pada yang pertama tulang tumbuh secara langsung pada atau didalam membran sedang an yang tera hir tumbuh dari tulang rawan yang emudian mengalami ossifi asi. Beberapa dari matri s tulang rawan a an tetap sebagai erang a jaringan dimana t ulang a an dileta an. Suatu enyataan bahwa proses deposit tulang pada e 2 pr oses penulangan ini sama. Tulang yang pertama berbentu anyaman atau tulang imm atur dimana lamella tida jelas. Kemudian a an diganti an dengan tulang yang ma tur, spongious dan berlamella yang selanjutnya a an menjadi ompa arena adanya re onstru si internal. Pertumbuhan tulang intramembranous/desmal Cara ini dapat dipelajari dengan bai pada tulang pipih dari teng or a . Pada daerah dimana tulang ini tumbuh, mesenchym yang terdiri dari jaringan i at primitif dengan sel-selnya a an membentu suatu membran yang disebut membra n mesenchymal. Membran mesenchymal ini aya dengan vascularisasi sehingga sel-s el berdefferensiasi menjadi osteogenic atau osteoprogenitor cell. Mere a membes ar, berbentu polyhedral dan sitoplasmanya menjadi lebih basophil. Mere a se ar ang di enal sebagai osteoblast. Antara sel-sel ini tampa adanya bahan intersel luler padat yang berbentu batang tipis. Jumlah bahan ini ma in banya dan a hi rnya mengelilingi sel. Pada saat ini matri s belum mengalami alsifi asi dan me ngandung omponen organi dari matri s tulang dan disebut sebagai osteoid. Beri utnya matri s a an mengalami alsifi asi dengan beberapa perubahan yang merupa an hasil a tivitas dari osteoblast. Mineral dideposit sebagai ristal- ristal ecil yang berhubungan erat dengan serabut olagen. Disini selalu terjadi eterl ambatan dalam deposisi garam mineral dalam osteoid sehingga matri s disebelah pe rifer dari tulang yang tumbuh tercat urang padat dari matri s dibagian central yang mengalami mineralisasi sempurna. Begitu matri s alsifi asi dideposit se i tar osteoblast dan prosessusnya, a an terbentu lacuna dan canaliculi. Setelah stadium permulaan dari pembentu an tulang, lapisan osteoblast-osteoblast muncul dipermu aan tulang yang sedang tumbuh. Dengan adanya a tivitas osteoblast tulan g a an menebal. Matri s ditambah an dengan apposisi dan osteoblast yang semula terleta dipermu aan tulang, masu e dalam dan menjadi osteocyt. Jumlah osteoblast pada permu a an dipertahan an dengan mitosis dan dengan pembentu an osteoblast dari osteogeni c cell didalam jaringan i at se itarnya. Pertumbuhan selanjutnya terjadi pada b eberapa focus dari pembentu an tulang, mula-mula berupa trabeculae yang spongiou s. Kemudian tulang spongious ini a an diganti dengan tulang ompa ta didaerah a ntara trabeculae diisi dengan lamellae tulang yang onsentris yang a an membentu lempeng luar dan dalam. Antara e 2 lempeng tulang ompa ta ini tetap ada tul ang spongiosa (sebagai diploe) dan rongga didalamnya sebagai rongga sumsum tulan g primer yang terisi jaringan i at dengan banya vas ularisasi yang sedi it demi sedi it a an berubah menjadi jaringan myeloid atau jaringan hemopoietic. Jarin

gan yang mengelilingi masa tulang yang sedang tumbuh a an menjadi periosteum. Pertumbuhan tulang endochondral (intracartilaginous) Jenis penulangan ini meliputi penggantian model tulang rawan dengan tulang, jelas terlihat pada tulang panjang. Bentu model tulang rawan sangat mi rip dengan bentu tulang yang a an datang hanya u urannya lebih ecil. Selama p ertumbuhan tulang rawan diganti dengan tulang ecuali pada permu aan persendian tetapi proses ini berjalan dengan pelan dimana belum selesai sampai tulang memca pai u uran penuh dan pertumbuhan telah terhenti. Bagian luar tulang rawan ditut up oleh perichondrium yang menunju an banya sel-sel yang berasal dari sel jari ngan i at embryonal. Model tulang rawan ini a an tumbuh dengan cara interstitia l dan appositional, terutama appositional sehingga tulang a an bertambah panjang dan bertambah tebal. Pertumbuhan tulang didahului dengan adanya bentu pita pa da perichondrium dise eliling bagian tengah diaphyse. Disini perichondrium memp unyai fungsi osteogenic. Sel perichondrium yang berbatasan dengan tulang rawan mengalami hipertropi dan menjadi osteoblast. Mere a membentu tulang dari jenis intramembranous. Ini adalah periostal bone collar atau ring yang terleta diba gian tengah diaphyse tulang rawan. Perichondrium dise itar daerah ini a an menj adi periosteum. Bersamaan dengan timbulnya bone collar terjadi perubahan pada t ulang rawan itu sendiri. Pada bagian central dari diaphyse, sel tulang rawan hi pertropi dan matri s antara lacuna ber urang dan mengalami alsifi asi. Melalui lubang pada bone collar, jaringan i at bersama dengan pembuluh darah masu , tum buh e dalam daerah matri s tulang rawan yang mengalami perubahan. Ini disebut periostal bud, yang mengada an penetrasi antara sel-sel tulang rawan dan membent u suatu rongga. Rongga yang terbentu ini disebut rongga sumsum primer yang me ngandung pembuluh darah dan sel-sel jaringan i at emryonal. Beberapa sel embryo nal menjadi osteoblast dan terbung us oleh matri s tulang rawan yang mengalami alsifi asi, menjadi osteoid dan emudian menjadi tulang yang mengalami alsifi a si seperti pada intramembranous ossification. Penumpu an tulang pada bagian sen tral diaphyse ini merupa an tempat centrum ossifi asi primer. Zona dari ossifi asi endochondral ini meluas dari 2 ujung dari tulang rawan. Pada wa tu yang sam a periostal bone collar menjadi tebal dan meluas earah epiphyse. Untu mempert ahan an panjang tulang terjadi pelarutan tulang rawan didalam diaphyse. Periost al bone collar ini sebagai penunjang central zone sewa tu terjadi resorbsi tulan g rawan untu emudian diganti dengan tulang. Pertumbuhan selanjutnya pada tula ng rawan epiphyse. Sehingga terjadi perluasan dari central ossifi asi primer, d an tampa zona-zona didalam tulang rawan tersebut. Setiap zona mempunyai ara t eristi sendiri-sendiri, dimulai pada ujung tulang rawan dan berjalan earah cen tral ossifi asi. Zona-zona pada pembentu an tulang endochondral : Zona reserve Terdiri dari tulang rawan hialin primitif, leta pada ujung-ujung tulang (epiphy se). Mula-mula merupa an daerah yang relatif panjang tetapi emudian pada pertum buhan selanjutnya memende . Merupa an zona yang tumbuh pelan e segala arah. Zona proliferasi Merupa an daerah a tif yang menunju an banya mitosis. Sel disini membelah dan menghasil an sel-sel ana yang terleta berderet sejajar dengan sumbu panjang m odel tulang rawan. Setiap deret terdiri dari sejumlah sel-sel yang sangat padat , pipih dan dipisah an oleh sedi it matri s. Deretan ini tumbuh dengan penambah an sel-sel, pada bagian distal de at dengan zona reserve. Dengan me anisme ini tulang rawan tumbuh memanjang. Zona maturasi dan hypertropi Sel-sel dan lacuna membesar, bentu nya menjadi uboid. Pembesaran ini a an mena mbah panjang tulang rawan pada daerah ini. Sitoplasma sel-sel menga umulasi glyc ogen.

Zona alsifi asi Pada daerah ini matri s di elilingi sel yang membesar tercat lebih basophil oleh arena deposisi mineral didalamnya. Zona retrogression ( emunduran = atropi) Sel tulang rawan mati dan emudian larut. Pada potongan melintang tampa gambar an honeycomb appearance. Pembuluh darah primer sumsum meluas e rongga yang dia ibat an oleh destru si sel. Zona ossifi asi Disini osteoblast merupa an differensiasi dari sel mesenchym jaringan sumsum dan ber umpul pada lempeng tulang rawan yang mengalami alsifi asi dimana mere a me mbentu tulang. Sisa-sisa tulang rawan yang mengalami calsifi asi ini a an menj adi erang a penunjang. Zona resorpsi Sewa tu ossifi asi meluas e ujung tulang rawan, rongga sumsum membesar, yang di sebab an oleh arena resorpsi tulang pada bagian central dari diaphyse. Rongga yang terbentu ini disebut rongga sumsum secunder. Bersamaan dengan perubahan diatas periosteum juga mengalami perubahan. Periosta l collar bone mengalami penebalan dan meluas e tiap ujung tulang. Perluasan in i untu meng ompensasi yang hilang a ibat resorpsi. Zona reserve dipertahan an oleh pembelahan sel tetapi ia a an memende bila terjadi proses ossifi asi di di aphyse. Pada wa tu elahiran, center ossifi asi secunder (epiphyseal centers ) tampa pada e 2 ujung tulang panjang. Perubahan yang terjadi disini sama den gan yang terjadi pada diaphyse. Perubahan tulang rawan pada epiphyse ini sama d engan pada diaphyse. Sel tulang rawan mengada an proloferasi dan hipertropi dan pembuluh darah osteogenic buds masu dari perifer atau melalui saluran dari dia physe. Tulang rawan a an dii uti dengan deposisi tulang. Ossifi asi meluas e perifer dalam semua arah sampai semua tulang rawan diganti dengan tulang ecuali pada 2 daerah. Tulang rawan tetap ada pada ujung bebas dari sendi tulang rawan dan sebagai lempeng antara epiphyse dan diaphyse. Ini disebut sebagai epiphyse al plate atau disc. Epiphyseal disc selanjutnya membentu tulang rawan pada per mu aan proximal yang berhadapan dengan diaphyse. Bila pertumbuhan telah terhenti tida ada lagi proliferasi tulang rawan dan epip hyseal disc diganti dengan tulang. Epiphysis dan diaphyse dihubung an oleh tulan g. Hubungan ini tampa pada dewasa yang disebut sebagai epiphyseal line (garis epiphyse). Pada eadaan ini sudah tida mung in terjadi pertambahan panjang. P enambahan diameter tulang panjang ini terjadi dengan pertumbuhan apposisi. REMODELING DAN REKONSTRUKSI TULANG Didalam proses pembesaran tulang a an disertai dengan internal reconstruction da n dengan remodeling. Remodeling terjadi sebagai a ibat dari resorpsi dan deposi si tulang baru. Resorpsi ini berhubungan dengan adanya osteoclast. Pada daerah tertentu dari tulang spongiosa diganti dengan tulang ompa ta. Disini osteobla st a an membentu lamella yang onsentris. Sistem dari lamella concentris denga n canal dan pembuluh darahnya disebut sebagai sistem Havers primitif. Sebagian besar sistem Havers ber embang dalam tulang ompa ta dengan proses yang omple s . Bahan tulang a an dilarut an oleh vascular buds dari permu aan endosteal atau periosteal. Me anisme dari internal bone resorption terjadi dibawah pengaruh m ature osteocyt. Ini di enal sebagai osteolysis. A tifitas ini disebab an oleh arena sel ini menghasil an al ali phosphatase dan protease. Mere a terdapat di matri s dimana terdapat onsentrasi yang rendah dari garam dan bahan organi . R esorpsi rongga tampa berlangsung terus sehingga terjadi sistem Havers edua, e tiga, eempat dst. Setelah pertumbuhan mende ati sempurna, periosteum dan endos

teum meleta an lamina circumferential yang menetap sebagai lamella concentris.

PENYEMBUHAN TULANG ( REPAIR OF BONE ) Setelah fra tur terdapat perdarahan dari robe nya pembuluh darah dan terjadi proses pembe uan darah. Fibroblast berproliferasi dan apiler menginva si e darah yang be u dan membentu jaringan granulasi yang disebut procallus. Jaringan granulasi menjadi jaringan fibrous padat dan emudian menjadi massa tul ang rawan dengan sel-sel chondroblastnya. Temporary callus ini bersatu dengan t ulang yang fra tur. Osteoblast ber embang dari periosteum dan endosteum dan mel eta an tulang spongiosa yang a an diganti tulang rawan dari temporary callus de ngan cara yang sama pada endochondral ossification. A hirnya terjadi persatuan tulang yang fra tur. Callus tulang, yang mula-mula spongious a an mengalami reo rganisasi menjadi tulang ompa ta dan elebihan tulang a an diresorpsi. Adanya pembentu an Callus setelah trauma tulang menggambar an adanya sel dari periosteu m dan endosteum yang multipotensial. Jadi differensiasi sel asal setelah terjad inya trauma tergantung daru supply darah. Mula-mula sewa tu supply darah ini ma sih sedi it differensiasi terjadi pada fibroblast dan chondroblast. Setelah sup ply darah cu up baru timbul a tifitas osteoblast. HISTOFISIOLOGI TULANG Vitamin dan hormon memegang peranan penting dalam ossifi asi dan mai ntenance tulang. Vitamin D deficiency menyebab an gangguan absorpsi calcium dar i ma anan dan menyebab an penurunan onsentrasi phosphat di darah. Pada ana -ana a an menyebab an penya it Ric ets. Mtri s tulang rawan dan jaringan osteoid g agal dalam proses alsifi asi leng ap dan epiphyseal disc menebal dan irregular. Pada dewasa a an menyebab an penurunan calcium dalam tulang, yang di enal seba gai osteomalacia. Vitamin C deficiency menyebab an penya it scurvy dimana ditan dai dengan etida mampuan jaringan mesenchym untu memprodu si dan mempertahan a n serabut dan ground substance. Ini menyebab an destru si serabut osteo olagen dan penurunan produ si matri s organi tulang. Vitamin A defisiency, oateoblast tida dapat mensintesa matri s tulang secara normal. Terdapat penurunan ecepa tan pertumbuhan s eleton dan berhubungan dengan proses remodelling dan balance a ntara deposisi tulang dan erosi. Hormon juga mempengaruhi pertumbuhan dan maint enance tulang. Growth hormon dari pituitary anterior sangat penting untu pertu mbuhan tulang yang normal. Ke urangan growth hormon a an menyebab an dwarfism ( erdil ), elebihan growth hormon a an menyebab an gigantisme (seperti ra sasa) . Hormon parathyroid mengatur resorpsi tulang dan meng ontrol pelepasan calcium e darah. Efe dari hormon parathyroid berlawanan dengan thyrocalcitonin diman a memperlambat resorbsi atau mobilisasi calcium. Jadi ada balance antara pelepa san dan deposisi calcium untu mempertahan an adar calcium didarah. Penutupan epiphyseal center dari ossifi asi berhubungan dengan produ si hormon se s oleh g onads.

Pos an Komentar Bagi yang mau omentar dipersilah an.. Popular Tags Blog Archives

Kirim an Ini lewat Email BlogThis! Berbagi e Twitter Berbagi e Faceboo Reactions: Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda 0 comments:

Open Cbox Popular Posts Tips Agar Tida Ngos-ngosan Saat Lari Anda termasu orang yang tida uat saat joging atau lari? Ya, ngos-ngosan s aat lari adalah a ibat dari urangnya asupan o sigen. Tubuh se... Tips Cara Menghilang an Sa it dan Cape di Ka i Pasti anda pernah merasa an sa it a i pada saat setelah berjalan a i yang cu up jauh, berdiri, atau saat mema ai ha tinggi bagi wanita. H... Tips Mengurangi Bau dan Banya nya Kentut (Flatus) Kebiasaan flatus pasti dialami semua orang, bai ana -ana , dewasa mapun usi a lanjut. Flatus adalah ebiasaan normal (fisiologis) yang merup... FAKTA UNIK MUDIK Mudi adalah satu ata yang fenomenal di negara ita tercinta ini. Ya, ebia saan pulang ampung menjelang Hari Raya Ied Al-Fithri ini sea a... Mengapa Minum Obat Sebelum dan Setelah Ma an? "Diminum sesudah ma an ya pa !" Begitula ung apan seorang do ter epada seor ang pasien pada saat memberi an obat. Sebagian dari anda ada yan... 4 Sehat 5 Sempurna Dulu, Kini PGS sebagai Penggantinya Seja di bang u Se olah Dasar, pedoman hidup sehat selalu diajar an dengan m a an 4 sehat 5 sempurna (4S 5S). Tapi ini pedoman tersebut su... Labels Entertainment (1) Health (72) History (1) Ma an-ma an (1) Motivasi (12) Pendidi an (5) picture (1) sport (5) Wisata (20) Blog Archive 2012 (34) Agustus (1) April (3) Maret (9) Februari (13) Januari (8) 2011 (23) O tober (1) Januari (22) 2010 (56) November (2) O tober (40) 7 Keajaiban Dunia 2010 Versi CNN 10 Stasiun dengan Arsite tur Terindah Stasiun Tertua di Indonesia Piala Dunia Dieng Do ter Gigi Teman Bai Karimun Jawa Buna en

Wisata Indonesia yang Ter enal di Dunia Wisata Lampung Wisata SUMUT Wisata Jambi Wisata Palembang Wisata di Sumbar Wisata Aceh Mentawai Surganya Para Surfer Mengenal Gunung Merapi Anatomi dan Fisiologi Pernapasan Seperlima Deti yang Dibutuh an Ota untu Jatuh C... 20 Sifat yang Menghancur an Diri Sendri Abraham Lincoln Penderita Depresi Berat Just Remind Setiap Hari 300 Orang Mati Karena TBC Asal-usul Sepa Bola Tulang Darah Sistem Pencernaan Hemoroid Me anisme Demam Lebih Besar dari Dosa Zina Al-Quran sebagai Penyelamat Keutamaan Mengucap an Salam Di Mana Air Matamu ? Ponsel Jauh Lebih Joro dari Gagang Pintu Toilet Awas Sprei Anda Joro Mie Instant dengan Methylparaben JERNIHKAN FIKIRAN DAN TETAP FOKUS !!!!!!! Pentingnya Pemanasan Sebelum Olahraga 10 Benda Paling Kotor yang Sering Dipegang Maret (1) Februari (9) Januari (4) 2009 (5) November (2) Agustus (2) Juni (1) I lan visitors Sholluu!!

Lin Exchange (Tu ar Lin ) <a href="http://www.cousbravo.blogspot.com/" target="_blan ">bac ground</a> Sponsor Followers Copyright 2011 Bac ground | Powered by Blogger Design by Free WP Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Co nstruction Project Management

Anda mungkin juga menyukai