Anda di halaman 1dari 7

LAYANAN PSIKOLOGI BERBASIS INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSELING DIREKTIF Oleh Aulia Andaryati BAB I PENDAHULUAN 1.

LATAR BELAKANG Pada beberapa tahun ini, internet telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Internet menyediakan akses yang mudah dan luas dalam berbagai hal kehidupan. Kebutuhan masyarakat akan informasi disediakan cepat dan akurat melalui situs-situs ataupun blog yang dapat dipercaya. Dari sekian banyak pengguna internet, sebagian besar pernah mencari informasi mengenai kesehatan terutama kesehatan mental ataupun lauanan psikologis. Dengan semakin banyaknya orang-orang yang menghabiskan waktunya di internet, kebutuhan akan layanan psikologis harus dijawab dengan cepat dan tepat melalui penyediaan berbagai macam fasilitas seperti, pembuatan web atau situs yang berisi tentang pengetahuan maupun berita psikologi serta menyediakan forum tanya jawab dan konseling online. Konsep layanan psikologi melalui internet ini memberikan banyak kemudahan terutama dalam hal jarak. Sehingga individu maupun masyarakat yang berada di pedesaan, jauh dari lembaga pelaanan psikologi yang tersedia dapat mengakses informasi maupun melakukan konseling dengan mudah dan cepat serta tidak terbatas waktu. Sekarang ini dapat ditemukan banyak situs-situs baik dari dalam maupun luar negeri yang memberikan informasi kesehatan mental maupun yang menyediakan forum tanya jawab, diskusi maupun konseling online. Keuntungan yang didapat dari layanan psikologi melalui internet ini adalah setiap orang dapat dengan mudah dan cepat mengakses informasi secara langsung, feedback yang diberikan diterima dengan cepat, akses informasi dapat dilakukan dimana saja tanpa harus bertatap muka. Kekurangan yang dapat terjadi dari pelayanan psikologi melalui internet

adalah kurangnya bentuk-bentuk komunikasi non verbal seperti gesture karena tidak adanya tatap muka langsung. komunikasi yang terjadi sebagian besar berupa tulisan dan gambar. Ini juga berakibat pada dibutuhkannya skill menulis dan memahami tulisan dan menginterpretasikannya sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Fokus dari paper ini adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk layanan psikologi melalui media internet, menjabarkan kelebihan dan kekurangan yang ada dari layanan psikologi melalui internet tersebut.

BAB II ISI Perkembangan tekhnologi berdampak pada berkembangnya metode ataupun media dalam pemberian layanan psikologi. Usaha untuk mengintegrasikan technology dalam perawatan kesehatan mental memiliki sejarah yang panjang dimana konselor dalam belajar dari usaha-usaha sebelummya seperti konseling per telepon (Hines, 1994), yang saat ini masih memiliki prospek yang kuat (Sanders & Rosenfield, 1998). Bentuk lain dari usaha mengintegrasikan tekhnologi terbaru dengan kesehatan mental adalah melalui internet. Layanan psikologi yang dapat diakses secara bebas melalui internet banyak ditemukan dalam berbagai situs-situs maupun blog. Beberapa diantara situs tersebut dikelola oleh para professional psikologi maupun lembaga tertentu. Layanan yang diberikan oleh situs-situs tersebut berupa edukasi masyarakat melalui artikel-artikel terkait dengan kesehatan mental, konseling online yang merupakan forum dimana klien atau pengguna internet menulis di kolom konsultasi yang kemudian akan dijawab oleh praktisi ataupun professional yang terkait. Edukasi masyarakat bertujuan untuk mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka, dan berpikiran maju melalui artikel-artikel yang ditampilkan. Topik dari artikel tersebut dipilih berdasarkan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat. Pengguna internet tidak hanya membaca atau mengikuti topic atau isu yang sedang ditulis tapi dapat pula memberikan komentar dan feedback, sehingga alur informasi terus berputar tidak hanya searah tapi menjadi dua arah. Dalam pemberian layanan psikologi melalui penulisan artikel yang perlu diperhatikan adalah kredibilitas dari penulis artikel itu sendiri. Karena tulisan yang sudah dipublish di internet akan menjadi konsumsi masyarakat luas. Oleh karena itu dibutuhkan tim editor yang akan menyeleksi artikel atau makalah yang akan dipublish di situs tersebut. Konseling online yang dimaksudkan adalah konseling yang tidak dilakukan dalam suatu ruangan yaitu dimana konselor dan klien berada pada satu ruangan yang sama dan memungkinkan terjadinya tatap muka. Konseling online merupakan layanan yang diberikan oleh pembuat jasa layanan psikologi untuk pengguna internet dimana pengguna internet dapat menuliskan permasalahan mereka dan akan

menerima jawaban dari praktisi atau professional psikologi. Jawaban dari praktisi atau professional psikologi tersebut diposting dalam situs dan dapat dilihat oleh seluruh pengunjung situs tersebut. Oleh karena itu username atau nama pengguna dibutuhkan untuk menjamin kerahasiaan dan privasi. Pada beberapa penelitian konseling online yang menggunakan media chating dua arah, e-mail, video conference, dan program self-directed menunjukkan evaluasi positif, klien melaporkan konseling online tersebut sangat membantu dan meningkatkan pengembangan diri serta kepuasan klien. (Barak & Bloch, 2006; Cook & Doyle, 2002; Day & Schneider, 2002; Efstathiou & Kalantzi- zizi, 2005; Knaevelsrud & Maercker, 2006; Leibert, Archer, Munson, & York, 2006; Reynolds, Stiles, & Grohol, 2006; Richards & Tangney, 2006; Robinson & Serfaty, 2001; Wolf et al., 2006). Tujuan dari konseling pada umumnya adalah untuk mengurangi ketegangan kecemasan dan memperhatikan kondisi klien pada saat itu. Selanjutnya konseling diharapkan dapat membantu klien untuk membangun kekuatan klien dan meningkatkan Konseling online sendiri merupakan proses dari mendengarkan masalah klien, memutuskan apa yang harus dilakukan oleh klien dan kemudian memotivasi dan mendorong klien untuk melakukannya. Konseling tipe ini selain memberikan saran yang harus dilakukan juga memastikan klien mendapatkan gambaran yang jelas tentang solusi yang diberikan. Konseling online pada umumnya menggunakan pendekatan konseling direktif. Tujuan dari konseling direktif adalah menolong sang individu untuk secara bertahap dan pelan-pelan semakin memahami dan semakin terampil mengatur dirinya sendiri.vTeknik-teknik penting yang digunakan meliputi: mencoba menekan agara patuh, mengubah lingkungan, memilih lingkungan, mengajarkan aneka keterampilan yang diperlukan, dan mengubah sikap. Pendekatan direktif ini biasanya cocok dipakai terhadap klien-klien normal yang butuh ditolong agar merasa siap menghadapi aneka tuntutan penyesuaian sebelum berkembang konflik-konflik di dalam dirinya. Dalam pendekatan ini konselor berperan aktif. Factor penting dalam konseling online adalah pembentukan kepercayaan dari klien kepada konselor serta kepercayaan klien terhadap penyedia layanan psikologi.

Penelitian pada klien yang menggunakan konseling online menyatakan ketakutan klien dalam konseling seringkali berupa takut ketika diketahui oleh keluarga atau pihak lain sedang mengikuti sesi konseling online. Youngs (2005). Oleh karena itu privasi, dan keamanan klien harus terjaga. Beberapa keuntungan yang didapatkan dari konseling online bagi klien adalah klien dapat memutuskan kapan mereka dapat berhenti seketika. Beberapa kekurangan dari pemberian layanan psikologi melalui media internet adalah masalah-masalah keamanan dan kemungkinan terjadinya malpraktek atau penyalahgunaan informasi oleh pihak yang tidak berwenang. Masalah keamanan terjadi karena komunikasi melalui internet dapat menimbulkan resiko-resiko secara umum dan khusus. Secara umum misalnya, jika website, email dan sarana media online lainnya dibajak atau di-hack oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dan informasi yang terdapat didalamnya disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu baik konselor atau penyedia layanan psikologi dan klien atau pengguna harus mengetahui resiko-resiko yang akan timbul dalam hubungannya dengan koneksi dan publishitas di internet. Beberapa cara untuk meminimalisir resiko keamanan di internet adalah dengan memasang beberapa tindakan keamanan seperti firewall, encryption, password protection, dan lain sebagainya Resiko pelayanan psikologi melalui internet secara khusus adalah reliabilitas dan kredibilitas dari lembaga ataupun individu yang memberikan layanan psikologi.

BAB III PENUTUP

Peranan psikolog klinis dalam memberikan pelayanan psikologi melalui media tekhnologi dapat berupa layanan psikologi berbasis internet. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain baik penyedia layanan psikologi maupun pengguna atau klien harus cerdas baik secara intelektual dan emosional dalam menggunakan dan memanfaatkan informasi yang tersedia secara luas di internet. Kekurangan konseling online yang berupa kurangnya gesture atau isyarat-isyarat fisik dapat diminimalisir dengan adanya perkembangan tekhnologi berupa video conference. Kekurangan lainnya adalah adanya masalah keamanan dan penyalahgunaan informasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab. Masalah ini dapat diatasi oleh pembatasan-pembatasan akses internet melalui perundang-undangan yang berlaku. Beberapa keuntungan dari layanan psikologi melalui internet adalah indentitas atau privasi klien dapat terjaga. Sehingga jika ada klien kurang dapat mengekspresikan diri saat bertatap muka secara langsung dapat mengikuti sesi konseling online. Keuntungan lainnya adalah individu yang bukan merupakan klien dapat mengakses informasi maupun solusi yang diberikan oleh konselor. Sehingga dapat berfungsi sebagai media edukasi maupun informasi bagi masyarakat secara luas.

Recupero, Patricia R., J.D., M.D., Rainey , Samara E., B.A., (2005). Informed Consent to E-therapy. American Journal Of Psychotherapy : Vol. 59, No. 4 Goss, S., Anthony, K., (2009). Developments In The Use Of Technology In Counselling And Psychotherapy. British Journal of Guidance & Counselling, Vol. 37, No. 3, August 2009, hal :223-230 Tomenius, Leon Joseph Fletcher & Vossler, Andreas., (2009). Trust in online therapeutic relationships: The therapists experience. Counselling Psychology Review, Vol. 24, No. 2, June 2009. Skinner, adrian e. G. & latchford, gary., (2006). Attitudes to counselling via the internet: a comparison between in-person counselling clients and internet support group users. Counselling and psychotherapy research, september 2006; 6(3): 158-163 Shaw, Holly E & Shaw, Sarah F. (2006). Critical Ethical Issues in Online Counseling: Assessing Current Practices With an Ethical Intent Checklist. Journal of Counseling & Development. Vol : 84

Anda mungkin juga menyukai