Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

APLIKASI KRITERIA INVESTASI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

APLIKASI KRITERIA INVESTASI

Urgensi dari kriteria investasi, ialah :


1. Keputusan go atau no go suatu proyek
Pada dasarnya, melalui evaluasi proyek kita dapat mengetahui apakah benefit
bersih suatu proyek lebih besar atau lebih kecil dari benefit bersih bersih
kesempatan investasi marginal.
Yang dimaksud dengan kesempatan investasi marginal di sini ialah kesempatan
investasi atau proyek yang ditunda atau dikorbankan oleh proyek-proyek yang
terpilih untuk dijalankan terlebih dahulu. Misal, suatu daerah A memiliki dana
sejumlah X rupiah, dan proyek-proyek yang diajukan sebanyak 10 proyek.
Sedangkan X rupiah tersebut tidak mampu untuk membiayai keseluruhan proyek
yang diajukan, sehingga daerah A harus membuat urutan proyek-proyek mana
yang sebaiknya dilaksanakan terlebih dahulu, dan proyek mana yang
seharusnya ditunda. Pembuatan urutan proyek tersebut didasarkan atas
perhitungan ekspektasi benefit yang akan diterima oleh daerah A. Sehingga
(misal) apabila daerah A hanya mampu membiayai 6 proyek saja, maka 4 proyek
yang ditinggalkan atau ditunda itulah yang disebut dengan proyek marginal.
Apabila benefit bersih proyek lebih besar daripada benefit bersih kesempatan
investasi marginal, maka proyek tersebut dapat disetujui atau layak untuk
dijalankan.
Berdasarkan kriterianya, proyek dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Proyek Mutually Exclusive Alternative
Dana yang tersedia tidak mencukupi untuk membiayai lebih dari satu
kesempatan investasi
Biasanya meruoakan proyek yang memiliki sasaran atau tujuan yang
sama.
b. Proyek Non-Mutually Exclusive Alternative
Proyek yang memiliki alternative investasi lebih dari satu proyek
Biasanya memiliki kecenderungan saling melengkapi
2. Macam-macam kriteria investasi
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan net benefit (benefit dikurangi cost) yang
telah didiskon menggunakan social opportunity cost of capital sebagai discount
factor.
Rumus NPV :
n

i 1

i 1

NPV NBi (1 i ) n atau NPV

n
n
NBi
NPV

N Bi
atau

i
i
(1 i ) n
i 1
i 1

Dimana :
NB = Net Benefit = Benefit Cost
C = Total Biaya = Biaya Investasi + Biaya Operasi
= Benefit yang telah didiskon

= Biaya yang telah didiskon


= Discount factor
= Tahun (umur ekonomis)
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu proyek, maka terdapat kriteria dari
hasil perhitungan NPV tersebut, yaitu sebagai berikut :
NPV > 0 usaha/proyek layak untuk dilaksanakan
NPV < 0 usaha/proyek tidak layak untuk dilaksanakan
NPV = 0 usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC
Contoh Soal 1:
Berdasarkan hasil penelitian untuk membangun industri pengolahan hasil
pertanian, diketahui : Dana investasi sebesar Rp 35.000.000,00 yang
dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan sebesar Rp 20.000.000,00
dan tahun pertama sebesar Rp 15.000.000,00. Kegiatan pabrik dimulai setelah
tahun ke-2 dari pengembangan konstruksi. Untuk jumlah biaya operasi dan
benefit tahunan terdapat pada tabel di bawah ini :

Thn

Investasi

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

20.000
15.000
-

Biaya
Operasi
5.000
6.000
6.000
7.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000

(000)
Benefit
10.000
12.000
14.000
17.000
21.000
25.000
30.000
36.000
43.000

Layak atau tidakkah proyek tersebut?


Jawab :
1) Cost Investasi + Biaya Operasi
= 20.000+ 0 = 20.000,
= 15.000+ 0 = 15.000,
= 0 + 5.000 = 5.000, (dst)
= 0 + 11.000 = 11.000

2) Net Benefit Benefit - Cost


= 0 20.000 = -20.000,
= 0 15.000 = -15.000,
= 10.000 5.000 = 5.000, (dst)

= 43.000 11.000 = 32.000


3) DF (discount factor)
=
= 1,0000,
=
= 0,8475,
=
= 0,7182, (dst)
=
= 0,1911
4) NPV NPV
a) NPV

i 1

i 1

NBi (1 i) n atau dengan cara NPV Bi Ci

NB (1 i)

i 1

Present Value
+
= -20.000 x 1,0000 = -20.000,
= -15.000 x 0,8475 = -12.713,
= 5.000 x 0,7182 = 3.591,. (dst)
= 32.000 x 0,1911 = 6.115

(000)
Thn
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Investasi
20.000
15.000
-

Biaya
Operasi
5.000
6.000
6.000
7.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000

Benefit

Cost

10.000
12.000
14.000
17.000
21.000
25.000
30.000
36.000
43.000

20.000
15.000
5.000
6.000
6.000
7.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000

A
n

NPV NBi (1 i ) n
i 1

= 11.113
b) NPV

B C
i 1

B Benefit x DF
= 0 x 1,0000 = 0,

Net
Benefit
-20.000
-15.000
5.000
6.000
8.000
10.000
14.000
17.000
21.000
26.000
32.000

DF
(18%)
1,0000
0,8475
0,7182
0,6086
0,5158
0,4371
0,3704
0,3139
0,2660
0,2255
0,1911

Present
Value
-20.000
-12.713
3.591
3.652
4.126
4.371
5.186
5.336
5.586
5.863
6.115
11.113

= 0 x 0,8475 = 0,
= 10.000 x 0,7182 = 7.182, (dst)
= 43.000 x 0,1911 = 8.217
C Cost x DF
= 20.000 x 1,000 = 20.000,
= 15.000 x 0,8475 = 12.713,
= 5.000 x 0,7182 = 3.591, .. (dst)
= 11.000 x 0,1911 = 2.102

Th.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Investasi
20.000
15.000
-

Biaya
Operasi
5.000
6.000
6.000
7.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000

Benefit

Cost

10.000
12.000
14.000
17.000
21.000
25.000
30.000
36.000
43.000

20.000
15.000
5.000
6.000
6.000
7.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000

Net
Benefit
-20.000
-15.000
5.000
6.000
8.000
10.000
14.000
17.000
21.000
26.000
32.000

DF
(18%)
1,0000
0,8475
0,7182
0,6086
0,5158
0,4371
0,3704
0,3139
0,2660
0,2255
0,1911

B
7.182
7.304
7.221
7.431
7.778
7.848
7.980
8.118
8.217
69.080

(000)
C
20.000
12.713
3.591
3.652
3.095
3.060
2.593
2.511
2.394
2.255
2.102
57.966

NPV Bi Ci
i 1

= 69.080 57.966
= 11.114
Contoh Soal 2 :
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena
mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk
mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,-.
Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value
berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,-.
Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan
sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah
penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
Jawab :
PV =
=

= 16.949.153 + 14.363.689 + 12.172.617 + 10.315.778 + 8.742.184 +6.556.638


= 69.100.059

Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, pembelian mesin baru


dengan harga Rp 75.000.000,- ternyata tidak feasible karena PV lebih kecil dari
original outlaysatau original cost (harga beli).
NPV = PV OO = 69.100.059 75.000.000 = - 5.899.941. Berdasarkan
perhitungan NPV diperoleh nilai negatif, maka pembelian mesin pun tidak
feasible.

Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah rate of return atas investasi netto atau suatu
tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0.
Untuk mencari besarnya nilai IRR harus dihitung terlebih dahulu besarnya
dan
dengan cara coba-coba. Jika
bernilai positif maka discount rate
faktor ke-2 harus lebih besar dari social opportunity cost of capital, dan
sebaliknya.
Rumus :

IRR i1

NPV1
i2 i1
( NPV1 NPV2 )

Dengan kriteria :
IRR > SOCC proyek layak untuk dilaksanakan
IRR < SOCC proyek tidak layak untuk dilaksanakan
IRR = SOCC proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC
Perhitungan :
Th.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Net
Benefit
-20.000
-15.000
5.000
6.000
8.000
10.000
14.000
17.000
21.000
26.000
32.000

IRR i1
= 0,18 +

DF
(18%)
1,0000
0,8475
0,7182
0,6086
0,5158
0,4371
0,3704
0,3139
0,2660
0,2255
0,1911

PV
-20.000
-12.713
3.591
3.652
4.126
4.371
5.186
5.336
5.586
5.863
6.115
11.113

NPV1
i2 i1
( NPV1 NPV2 )
(0,25 0,18)

(000)
DF
PV
(25%)
1,0000 -20.000
0,8000 -12.000
0,6400
3.200
0,5120
3.072
0,4096
3.277
0,3277
3.277
0,2621
3.669
0,2097
3.565
0,1678
3.524
0,1342
3.489
0,1074
3.437
-1.490

= 0,18 + 0,0608
= 0,2408 24,08%
24,08 % > 18% berarti IRR > SOCC, sehingga proyek ini layak dijalankan.

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)


Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif (+)
dengan net benefit yang telah didiskon negative. Rumusnya adalah :
n

NetB / C

N B ()
i 1
n

N B ( )
i 1

NBi (+)

: Net benefit yang telah didiskon positif (+)

Nbi (-)

: Net benefit yang telah didiskon negatif (-)

Jika:

Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan


Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Net B/C = 1 (satu) berarti BEP atau TR=TC

Perhitungan Net B/C :


Perhitungan Net Benefit yang telah didiskon positif (+)
B0
B1

= Benefit yang belum didiskon


= Benefit yang telah didiskon

1.

Tahun ke-1
B1

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tahun ke-2
B1
Tahun ke-3
B1
Tahun ke-4
B1
Tahun ke-5
B1
Tahun ke-6
B1
Tahun ke-7
B1

= (1+i)n x B0
= (1+0,18)0 x 0 = 1 x 0 = 0
= (1+i)n x B0
= (1+0,18)1 x 0 = 0,8475 x 0 = 0
= (1+i)n x Bo
= (1+0,18)2 x 10.000 = 0,7182 x 10.000 = 7.182
= (1+i)n x Bo
= (1+0,18)3 x 12.000 = 0,6086 x 12.000 = 7.304
= (1+i)n x Bo
= (1+0,18)4 x 14.000 = 0,5158 x 14.000 = 7.221
= (1+i)n x Bo
= (1+0,18)5 x 17.000 = 0,4371 x 17.000 = 7.431
= (1+i)n x Bo

= (1+0,18)6 x 21.000 = 0,3704 x 21.000 = 7.778


8.

9.

10.

11.

Tahun ke-8
B1
Tahun ke-9
B1

= (1+i)n x B0
= (1+0,18)7 x 25.000 = 0,3139 x 25.000 = 7.848
= (1+i)n x Bo
= (1+0,18)8 x 30.000 = 0,2660 x 30.000 = 7.980

Tahun ke-10
B1
= (1+i)n x B0
= (1+0,18)9 x 36.000 = 0,2255 x 36.000 = 8118
Tahun ke-11
B1
= (1+i)n x B0
= (1+0,18)10 x 43.000 = 0,1911 x 43.000 = 8.217

Perhitungan Net Benefit yang telah didiskon negatif


B0
= Benefit yang belum didiskon
B1
= Benefit yang telah didiskon
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Tahun ke-1
B1
Tahun ke-2
B1
Tahun ke-3
B1
Tahun ke-4
B1
Tahun ke-5
B1
Tahun ke-6
B1
Tahun ke-7
B1
Tahun ke-8
B1
Tahun ke-9
B1

= (1+i)n x TC
= (1+0,18)0 x 20.000 = 1 x 20.000 = 20.000
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)1 x 15.000 = 0,8475 x 15.000 = 15.000
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)2 x 5.000 = 0,7182 x 5.000 = 3.591
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)3 x 6.000 = 0,6086 x 6.000 = 3.652
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)4 x 6.000 = 0,5158 x 6.000 = 3.095
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)5 x 7.000 = 0,4371 x 7.000 = 3.060
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)6 x 7.000 = 0,3704 x 7.000 = 2.593
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)7 x 8.000 = 0,3139 x 8.000 = 2.511
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)8 x 9.000 = 0,2660 x 9.000 = 2.394

Tahun ke-10
B1
= (1+i)n x TC
= (1+0,18)9 x 10.000 = 0,2255 x 10.000 = 2.255
Tahun ke-11
B1
= (1+i)n x TC

= (1+0,18)10 x 11.000 = 0,1911 x 11.000 = 2.102


(000)
Th

Investasi

Biaya
Operasi

Total
Cost

Benefit

D.F.

B-C (Y)
B

18%

20.000

20.000

1,0000

20.000

15.000

15.000

0,8475

12.713

5.000

5.000

10.000

0,7182

7.182

3.591

6.000

6.000

12.000

0,6086

7.304

3.652

6.000

6.000

14.000

0,5158

7.221

3.095

7.000

7.000

17.000

0,4371

7.431

3.060

7.000

7.000

21.000

0,3704

7.778

2.593

8.000

8.000

25.000

0,3139

7.848

2.511

9.000

9.000

30.000

0,2660

7.980

2.394

10.000

10.000

36.000

0,2255

8.118

2.255

10

11.000

11.000

C-B (x)

43.000

0,1911
NPV

8.217

2.102

69.080

57.966

20.000

12.713

3.591

3.652

4.126

4.371

5.185

5.337

5.586

5.863

6.115

32.713

43.826

Dari tabel, didapat :


n

NetB / C

N B ()
i

i 1
n

N B ( )
i

i 1

= 1,3397

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa Net B/C > 1 untuk discount rate 18%,
jadi proyek ini layak dilaksanakan.

Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)


Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon dengan
cost secara keseluruhan yang telah didiskon. Rumus :
n

GrossB / C

B(1 r )
i 1
n

C (1 r )
i 1

Jika :
Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP

Dari contoh 1 (tabel 1), Gross B/C dapat dihitung sbb:


(000)
Thn Investasi

Biaya
Operasi

Total
Cost

Benefit D.F.
B

18%
0

20.000 -

20.000

20.000

15.000 -

15.000

0,8475

12.713

5.000

5.000

10.000

0,7182

7.182

3.591

6.000

6.000

12.000

0,6086

7.304

3.652

6.000

6.000

14.000

0,5158

7.221

3.095

7.000

7.000

17.000

0,4371

7.431

3.060

7.000

7.000

21.000

0,3704

7.778

2.593

8.000

8.000

25.000

0,3139

7.848

2.511

9.000

9.000

30.000

0,266

7.980

2.394

10.000

10.000

36.000

0,2255

8.118

2.255

10

11.000

11.000

43.000

0,1911

8.217

2.102

69.080

57.966

NPV
Gross B/C

= 1,1917

Gross B/C> 1, Berarti proyek ini layak dikerjakan.

Profitability Ratio (PV/K)


Serupa dengan Net B/C dan Gross B/C, kriteria ini dipergunakan untuk
mengukur rentabilitas suatu proyek di atas titik netral sebesar 1,0 dimana NPV
sama dengan 0 (nol).

Tetapi profitability ratio berlainan dengan benefit cost ratio, dalam arti
membedakan biaya modal dari biaya rutin. Jadi profitability ratio dipahami
sebagai indeks rentabilitas sehubungan dengan biaya modal saja,
membandingkan present value arus sisa benefit dikurangi biaya rutin dengan
present value biaya modal.
Rumus :
n

PR

B OM i
i 1

i 1

I
i 1

Dengan kriteria :
PR > 1 proyek layak dijalankan
PR < 1 proyek tidak layak dijalankan
PR = 1 proyek dalam keadaan BEP, yaitu TR = TC
Perhitungan :
1) = Investasi x DF
= 20.000 x 1,0000 = 20.000, dan
= 15.000 x 0,8475 = 12.713
2) = Biaya Operasi x DF
= 0 x 1,000 = 0,
= 0 x 0,8475 = 0,
= 5.000 x 0,7182 = 3.591
= 11.000 x 0,1911 = 2.102
3)

= Benefit x DF
= 0 x 1,0000 = 0,
= 0 x 0,8475 = 0,
= 10.000 x 0,7182 = 7.182, (dst)
= 43.000 x 0,1911 = 8.217

(000)
Th.
0

Investasi

Biaya
Benefit
Operasi
20.000
-

DF
(18%)
1,0000

20.000

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

15.000
-

PR

5.000
6.000
6.000
7.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000

10.000
12.000
14.000
17.000
21.000
25.000
30.000
36.000
43.000

0,8475
0,7182
0,6086
0,5158
0,4371
0,3704
0,3139
0,2660
0,2255
0,1911

12.713
32.713

3.591
3.651
3.095
3.060
2.593
2.511
2.394
2.255
2.102
25.253

7.182
7.304
7.221
7.431
7.778
7.848
7.980
8.118
8.217
69.080

B OM i
i 1

i 1

I
i 1

=
=1,3397
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PR > 1 yang berarti proyek tersebut layak
untuk dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai