Anda di halaman 1dari 31

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dalah meningkat kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia, Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, upaya kesehatan dilaksanakan secara merata, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehubungan dengan itu puskesmas sebagai unit palayanan kesehatan terdepan dengan mutu yang lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat (Depkes RI, 2002). Pelayanan kesehatan yang bermutu masih dari harapan masyarakat serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka UU kesehatan Nomor 23 tahun 1992 meningkatkan pentingnya mutu pelayanan kesehatan, khususnya di tingkat puskesmas (Nadesul, 2008). Pusat fungsional kesehatan yang masyarakat (puskesmas) upaya adalah organisasi bersifat

menyelenggarakan

kesehatan

yang

menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat

dan menggunakan hasil pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut menyelanggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa pengambilan mutu pelayanan kepada perorangan.

Pengelolaan puskesmas biasanya berada dibawah Dinas kesehatan kabupaten dan kota (Nadesul, 2008). Pada tahun 1980-an, pusat pelayanan kesehatan terlihat sangat ramai dikunjungi pasien yang hendak berobat, yang kini feromena itu jarang terjadi. Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, mestinya puskesmas dapat menjadi tempat rujukan pertama dengan pelayanan prima yang dapat mengalami berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat, dan yang lebih fatal dimana petugas puskesmas tidak begitu tanggap dengan pelayanan medik, tetapi tubuh menekankan administrasi (Nadesul 2008). Banyak masalah yang menjadi pemicu rendahnya pencitraan

puskesmas pada saat sekarang. Sarana yang tidak lengkap seperti obatobatan yang kurang bermutu dari seri varial, petugas yang kurang tanggap dengan pasien, keramahan yang kurang dari pemberian palayanan, sehingga masyarakat kurang puas setiap berobat ke pusat pelayanan, kesehatan ini. Disampaikan itu program puskesmas yang kurang berjalan menjadi pemicu rendahnya mutu pelayanan puskesmas di mata masyarakat (Nadesul, 2008).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil tahun 2009.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Petugas Kesehatan Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Aek Habil tahun 2009 ?

C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Petugas Kesehatan Tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009. C.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan umur. 2. Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun 2009 berdasarkan pendidikan. di Puskesmas Aek Habil tahun 2009

3.

Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun 2009 berdsarkan lama bekerja.

4.

Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanaan kesehatan di puskesmas Aek Habil 2009 Berdasarkan sumber Informasi.

D. Manfaat Peneliti
D.1. Bagi Peneliti Meningkatkan pengalaman dan memperluas ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian khusunya tentang mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun 2009. D.2. Bagi Petugas Kesehatan Memberikan masukan bagi petugas kesehatan dalam pelaksanaan, pemberian mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun 2009. D.3. Bagi Institasi Pendidikan Sebagai bahan atau pedoman untuk penelitian selanjuntnya oleh Mahasiswa/Mahasiswi Akademi Keperawatan Nauli Husada Sibolga dan memberi acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi peserta didik

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.
A.1. Defenisi

Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan (Notoatmodjo, 2003). A.2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan. Contohnya : dapat menyebutkan apa yang dikatakan mutu pelayanan kesehatan. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar objek yang diketahui, yang dapat menginterpretasikan materi tersebut

dengan benar, orang yang telah memahami terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan penyebabnya. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil atau yang sebenarnya jadi dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisa (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain. Analisis dapat dilihat dari penggunaan alat kerja dan dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baik, dan sintesis itu juga untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang ada. 6. Evaluasi ( Evaluation ) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penelitianpeleitian epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Maka Semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak, semakin rendah umur seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). 2. Pendidikan Pendidikan berarti yang diberikan oleh seseorang kepada perkem-bangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya : hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan hidup, makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dan diperkenalkan. Semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak, semakin muda umur seseorang akan mempengerahui tingkat pengetahuan (Herawati, 2001).

3. Lama bekerja Berdasarkan WHO (1984) yang mengatakan bahwa seseorang menerima objek tertentu dan diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman bekerja juga mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku seseorang. Semakin lama seseorang bekerja, semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang dia dapat dari bekerja. 4. Sumber Informasi Informasi dapat diartikan sebagai keterangan, gagasan dan kenyataannya yang perlu diketahui karena itulah informasi tentang sesuatu perlu disampaikan. Dalam hal ini informasi dapat dibagi 3, yaitu : a. b. c. Media elektronik Media cetak : televisi, radio, internet : koran, majalah

Seminar dan pelatihan tentang kesehatan

B.

Mutu Pelayanan Kesehatan

B.1. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan kesehatan merupakan penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (WHO, 1998).

Mutu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk (Donnabedian, 1988). Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain, tata cara penyelenggaraan sesuai dengan etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1994). B.2. Arti Mutu Pelayanan Kesehatan dari Beberapa Sudut Pandang Menurut Nadesul (2008), arti mutu pelayanan kesehatan dari beberapa sudut pandang, yakni : 1. Pasien dan masyarakat

Mutu pelayanan berarti suatu empati respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung. 2. Petugas kesehatan

Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesinal untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik. B.3. Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Menurut Nadesul (2008), dalam proses untuk meningkatkan mutu pelayanan ada 2 cara : 9

1.

Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya,

tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan material. 2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi

yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan B.4. Pendekatan Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Menurut Nadesul (2008), Pendekatan Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan adalah : 1. Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan

organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan. 2. Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara

profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga profesi lain) dan interaksi dengan pasien. 3. Outcomes dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan

kepuasan baik positif maupun negatif. B.5. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan, yakni : 1. Unsur masukan, yang dimaksud dengan unsur

masukan adalah tenaga dan sarana (Gambone, 1991)

10

2. lingkungan

Unsur lingkungan, yang dimaksud dengan unsur adalah kebijakan organisasi dan manajemen

(Donabedian,1980) 3. Unsur proses, yang dimaksud dengan unsur proses

adalah tindakan medis dan tindakan non medis (Pena, 1984). B.6. Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Pelayanan kesehatan yang bermutu ada 2 macam, yaitu 1. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan

kode etik serta standar pelayanan profesi. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan kode serta standar pelayanan profesi dapat memuaskan pasien (Azwar, 1994). 2. Kepuasan mengacu pada penerapan semua

persyaratan pelayanan kesehatan. a. Pelayanan yang disediakan bersifat komprehensif

untuk seluruh masyarakat yang ada di suatu wilayah. b. Pelayanan dilaksanakan secara wajar, tidak

melebihi kebutuhan dan daya jangkau masyarakat. c. d. Pelayanan dilakukan secara berkesinambungan Pelayanan diupayakan agar dapat diterima oleh

masyarakat setempat. e. Dari segi biaya, pelayanan kesehatan harus

terjangkau oleh masyarakat pada umumnya. 11

f. g.

Manajemennya harus efisien Jenis pelayanan yang diberikan harus selalu terjaga

mutunya (Muningjaya, 2004). B.7. Standar Dalam Program Menjaga Mutu Menurut Azwar (1994), standar dalam program menjaga mutu yakni : 1. Standar masukan

Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur masukan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni jelas jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana dan jumlah spesifikasi sarana serta jumlah dana. 2. Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan yakni garis-garis besar kebijakan, pola organisasi serta sistem manajemen harus dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayanan kesehatan. 3. Standar proses

Dalam standar ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni tindakan medis dan tindakan non medis pelayanan kesehatan B.8. Syarat Dalam Standar Program Menjaga Mutu Menurut Azwar (1994) 1. Bersifat jelas, artinya dapat diukur dengan baik termasuk ukuran terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi. 12

2. Masuk akal suatu standar yang tidak masuk akal, bukan saja sulit dimanfaatkan, tetapi juga akan menimbulkan frustasi para pelaksana. 3. Mudah dimengerti, suatu standar yang mudah dimengerti juga memudahkan tenaga pelaksana akan mudah memenuhinya 4. Dapat dicapai syarat yang harus dipenuhi ialah harus sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi yang dimiliki. 5. Absah, artinya ada hubungan yang kuat dan dapat didemonstrasikan antara standar dengan sesuatu (misalnya mutu pelayann) yang diwakilinya. B.9. Manajemen Mutu Menurut Philip B. Crosly (2009), manajemen mutu yaitu : 1. Defenisi mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan 2. Sistem mutu adalah pengetahuan 3. Standar penampilan adalah tanpa cacat 4. Ukuran mutu adalah harga ketidaksuaian B.10. Batasan Manajemen mutu (Muninjaya, 2004) Program Manajemen mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkeseimbangan, sistematik, objektif dan terpadu untuk : 1. Menetapkan masalah mutu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan. 2. Menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia. 3. Menilai hasil yang di capai. 13

4. Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkat mutu.

B.11.

Puskesmas mempunyai enam subsistem manajemen (Munin Jaya, 2004) yaitu : 1. Subsistem pelayanan kesehatan (Promosi, Pencegahan,

Pengobatan, Rehabilitas medis dan sosial). 2. Subsistem Keuangan 3. Subsistem Logistik 4. Subwsistem persolinia (pengembangan staf) 5. Subsistem pencatatan dan pelaporan 6. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat

14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian


Berdasarkan uraian teori di dalam rumusan masalah di atas, maka penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut : Kerangka Konsep Penelitian Variabel indevenden Variabel dependen

1. 2. 3. 4.

Umur Pendidikan Lama Bekerja Sumber Informasi

Pengetahuan Petugas Kesehatan Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan

B.
B.1. Pengetahuan

Defenisi Operasional

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui oleh petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan, dengan kategori : a. Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100% bila jumlah soal dijawab benar 16-20 soal. b. Cukup : Bila skor yang diperoleh 55-75%, bila jumlah soal dijawab benar 11-15 soal.

15

c.

Kurang

: Bila skor yang diperoleh <55%, bila jumlah soal dijawab <11 soal. : Ordinal

Skala ukur B.2. Umur

Umur adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya hidup responden yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan yang dinyatakan dalam tahun, dengan kategori : a. 21-30 tahun b. 31-40 tahun c. 41-50 tahun Alat ukur Skala ukur B.3. Pendidikan Pendidikan adalah tingtkat pendidikan terakhir yang pernah : Kuesioner : Interval

diselesaikan responden, dengan kategori : a. SPK : Seseorang yang tamat SMP melanjutkan ke sekolah pendidikan kes yang sederajat dengan b. c. d. D-1 D-III Kesehatan S-1 Kesehatan SMA : Orang yang lulus SMA ke Diploma 1 bagian kesehatan : Orang yang lulus SMA ke Diploma III Bagian Kesehatan. : Orang yang lulus dari SMA atau D-III Kesehatan melanjutkan ke sarjana bagian kesehatan (doter, Skala ukur S.Kep, SKM). : Ordinal 16

B.4. Lama Bekerja Lama bekerja ialah jenjang waktu yang dilalui responden sejak bekerja sebagai petugas kesehatan sampai waktu penelitian, dengan kriteria : a. 1-5 tahun b. 6-10 tahun c. 11-15 tahun d. 16-20 tahun Skala ukur : Interval

B.5. Sumber Informasi Sumber informasi adalah sumber kesehatan yang diperoleh tenaga kesehatan dari berbagai tempat dan kategori : a. internet b. c. Skala ukur : Nominal Media cetak : koran, majalah Media elektronik : Televisi, radio,

Seminar dan pelatihan tentang kesehatan

C.

Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif,yaitu yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009. D.

Lokasi dan Waktu Penelitian

17

D.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Aek Habil dengan alasan : 1. 2. Lokasi ini dekat dan mudah dijangkau penulis lokasi ini merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan

yang mudah dijangkau masyarakat. D.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai April Agustus Tahun 2009

E. Populasi dan Sampel


E.1. Populasi Yang menjadi populai dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Aek Habil sebanyak 33 orang E.2. Sampel Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik total populasi, dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian yang berjumlah 33 orang.

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh dengan kuesioner sebagai alat ukur, dimana terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang kuesioner yang dibagikan dan diisi

18

oleh responden, kemudian dikumpul kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya.

G. Pengolahan dan Analisa Data


G.1. Pengolahan data Data yang diperoleh secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut : a.Editing Dilakukan terkumpul, pengecekan bila kelengakapn kesalahan pada dan data yang telah dalam

terdapat

kekurangan

pengumpulan data akan diperbaiki dan pemeriksaan dan dilakukan pendatan ulang terhadap responden. b.Coding Pemberian kode atau tanda pada data yang telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan data ke dalam tabel. c.Tabulating Data kemudian dimasukkan dalam bentuk distribusi frekuensi, untuk mempermudah memasukkan data ke dalam tabel. G.2. Analisa Data Analisa data dapat dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari besarnya persentase jawaban masing-masing

19

responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.

20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 33 responden mengenai Gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 di dapat hasil sebagai berikut : A.1. Pengetahuan Tabel A.1. No. 1 2 3 Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 Pengetahuan Baik Cukup Kurang JUMLAH Jumlah (a) 2 25 6 33 Persentase (%) 6,1 75,75 18,2 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil yaitu sebanyak 25 orang (75,75%) dan minoritas yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,1%).

21

Tabel A.2.

Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan umur di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 Umur (Tahun) 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % 1 7,2 10 71,4 3 21,4 8 72,7 3 27,3 4 100 1 25 3 75 Jumlah f 14 11 4 4 % 100 100 100 100

No. 1 2 3 4

Berdasarkan tabel di atas mayoritas berpengetahuan cukup adalah responden yang berumur 41-50 tahun sebanyak 4 orang (100%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (7,2%) yang berumur 2130 tahun. Tabel A.3. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan pendidikan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % 4 66,7 2 33,3 2 66,7 1 33,3 18 85,7 3 14,3 2 66,7 1 33,3 Jumlah f 6 3 21 3 % 100 100 100 100

No. 1 2 3 4

Pendidikan SPK D-I Kesehatan D-III Kesehatan S1 Kesehatan

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup adalah responden dengan pendidikan D-III kesehatan sebanyak 18 orang (85,7%) dan minoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,3%) dengan pendidikan S1 Kesehatan dan

22

berpengetahuan kurang 1 orang (33,3%) dengan pendidikan D-I Kesehatan dan berpengetahuan kurang 2 orang (33,3%) dengan pendidikan SPK. Tabel A.4. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan lama bekerja di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % 1 33,3 2 66,7 1 3,6 23 82,1 4 14,3 1 50 1 50 Jumlah f 3 28 2 % 100 100 100

No. 1 2 3

Lama Bekerja 1-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden dengan lama bekerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) dan minoritas adalah berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (3,6%) dengan lama bekerja 6-10 tahun. Tabel A.5. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan sumber informasi di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % 1 14,3 5 71,4 1 14,3 4 66,7 2 33,3 1 5 16 80 3 15 Jumlah f 7 6 20 % 100 100 100

No. 1 2 3

Sumber Informasi Media Cetak Media Elektronik Petugas Kesehatan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden yang memperoleh informasi dari petugas kesehatan sebanyak 16 orang (80%) dan minoritas berpengetahuan

23

baik adalah responden yang mendapat informasi dari petugas kesehatan sebanyak 1 orang (5%).

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

pengetahuan responden tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 dengan sampel 33 orang dan telah didapatkan karakteritisk responden menurut pengetahuan, umur, pendidikan, lama bekerja, dan sumber informasi adalah sebagai berikut : B.1. Distribusi pengetahun kesehatan responden tentang mutu pelayanan

Berdasarkan tabel A.1. menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil yaitu sebanyak 25 orang (75,75%) dan minoritas yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,1%). Menurut pendapat Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dimana

penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sehingga pengetahuan sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan pengalaman sendiri maupun dari orang lain dan lingkungan sekitarnya, sehingga perilaku yang

24

didasari oleh pengetahuan akan lebih permanen dianut oleh seseorang dibanding dengan perilaku yang tidak didasari pengetahuan. B.2. Distribusi pengetahun responden kesehatan berdasarkan umur Berdasarkan tabel A.2. di atas tentang diketahui mutu bahwa pelayanan mayoritas

berpengetahuan cukup adalah responden yang berumur 41-50 tahun sebanyak 4 orang (100%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (7,2%) yang berumur 21-30 tahun. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental tidak secepat ketika umur belasan tahun (Singgih, 1993). Bertambah umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Ahmad, 2008). B.3. Distribusi pengetahun responden kesehatan berdasarkan pendidikan tentang mutu pelayanan

Berdasarkan tabel A.3. dihasil dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup adalah responden dengan pendidikan D-III kesehatan sebanyak 18 orang (85,7%) dan minoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,3%) dengan pendidikan S1 Kesehatan dan berpengetahuan kurang 1 orang (33,3%) dengan

25

pendidikan D-I Kesehatan dan berpengetahuan kurang 2 orang (33,3%) dengan pendidikan SPK. Menurut Hurlock (2002),yang menyatakan bahwa pendidikan memiliki peranan penting dalam kedudukan kualitas manusia karena dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan yang semakin tinggi dan berkualitas, sehingga dengan pendidikan tinggi akan mendapatkan pengetahuan yang baik karena dapat membuatnya lebih mudah dalam menerima ide-ide baru dan teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin bermutu terhadap pelayanan kesehatan. Menurut asumsi penulis bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin baik pengetahuannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan baik tentang mutu pelayanan kesehatan dibanding dengan responden yang hanya berpendidikan SPK. B.4. Distribusi pengetahun responden kesehatan berdasarkan lama bekerja tentang mutu pelayanan

Berdasarkan tabel A.4. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden dengan lama bekerja 610 tahun yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) dan minoritas adalah berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (3,6%) dengan lama bekerja 6-10 tahun.

26

Berdasarkan WHO (1984) yang mengatakan bahwa seseorang menerima objek tertentu dan diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman bekerja juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan dan perilaku seseorang, semakin lama seseorang bekerja, semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang dia dapat dari bekerja. Semakin lama seseorang bekerja, semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sesuai hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang lama bekerja 6-10 tahun lebih baik tingkat pengetahuan dibanding dengan responden yang lama bekerja 1-5 tahun. B.5. Distribusi pengetahun responden tentang kesehatan berdasarkan sumber informasi mutu pelayanan

Berdasarkan tabel A.5. menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden yang memperoleh informasi dari petugas kesehatan sebanyak 16 orang (80%) dan minoritas berpengetahuan baik adalah responden yang mendapat informasi dari petugas kesehatan sebanyak 1 orang (5%). Menurut Notoatmodjo (2002), sumber informasi menyangkut asal dari mana datang/informasi maupun pengetahuan tersebut diperoleh atau segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan.

27

Semakin banyak informasi yang diperoleh maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber informasi merupakan sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi yang dapat merangsang pikiran dan kemampuan.

28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan


Setelah dilakukan penelitian dengan judul Gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009 dengan sampel 33 orang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A.1. Mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil yaitu sebanyak 25 orang (75,75%) dan minoritas yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,1%). A.2. Mayoritas berpengetahuan cukup adalah responden yang berumur 41-50 tahun sebanyak 4 orang (100%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (7,2%) yang berumur 21-30 tahun. A.3. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup adalah

responden dengan pendidikan D-III kesehatan sebanyak 18 orang (85,7%) dan minoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,3%) dengan pendidikan S1 Kesehatan dan berpengetahuan kurang 1 orang (33,3%) dengan pendidikan D-I Kesehatan dan berpengetahuan kurang 2 orang (33,3%) dengan pendidikan SPK. A.4. Mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden dengan lama bekerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) dan minoritas

29

adalah berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (3,6%) dengan lama bekerja 6-10 tahun. A.5. Mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden yang memperoleh informasi dari petugas kesehatan sebanyak 16 orang (80%) dan minoritas berpengetahuan baik adalah responden yang mendapat informasi dari petugas kesehatan sebanyak 1 orang (5%).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut : B.1. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan kepada petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Aek Habil agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik dalam bidang pengobatan maupun penyuluhan kesehatan. B.2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan kepada peneliti agar meningkatkan minat dan kemauan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dalam bidang mutu pelayanan kesehatan B.3. Bagi Responden Diharapkan kepada responden agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam bidang komunikasi dan pengobatan.

30

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin Ridwan 2007, Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelayanan Kesehatan:http:/Wordpress.com/./ Aprinanda Rini, 2009, Mutu Pelayanan http://bidan. blogspot.com/html Kesehatan di Puskesmas,

Azwar Azrul, 1994, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia : Jakarta Brown, Muntague, 1997, Manajemen Perawatan Kesehatan, EGC : Jakarta Croby B, 2009, Manajemen Mutu, http://www.google.com/html Depkes 2002, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan masyarakat,www.Depkes. Go.id./Jpkm Effendy Nasul, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC : Jakarta Herawati, 2001, Pendidikan Prilaku Kesehatan http://www.blogspot.com Munin jaya A.A.Gde, 2004, Manajemen Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta Nadesul 2008, Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan,www.google.co.id./books Notoadmodjo S, 2003, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta Singgih, 1998, Ilmu Pengetahuan Kesehatan, http://www.sinarharapan.id/ iptek/kesehatan.com/2000 Sriyanty Rita 2009, Mutu Pelayanan Kesehatan, http://bidan. Blogspo com/html

31

Anda mungkin juga menyukai