Anda di halaman 1dari 11

Wawasan Nusantara

WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP BANGSA Salah satu syarat berdirinya suatu negara adalah adanya suatu wilayah. Setiap bangsa memerlukan ruang hidup, yang disebut dengan lingkungan hidup. Berkaitan dengan wilayah, hal yang seringkali menjadi masalah adalah perkembangan jumlah populasi masyarakat yang melebihi luas geografi (yang merupakan ekologi manusia). Hal tersebut sering menyebabkan benturan antara pertumbuhan manusia dengan daya dukung lingkungan. Wilayah juga yang memungkinkan negara berkembang, diakui oleh negara-negara lain dalam kancah internasional. Suatu negara dapat menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, pengaruh yang timbul dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, aspirasi, ideologi, cita-cita dan kondisi masyarakat, tradisi, budaya, serta pengalaman sejarah. Untuk itu pemerintah dan rakyat memerlukan konsep yang dinamakan wawasan nasional sebagai visi nasional untuk menjamin keutuhan wilayah dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Istilah wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang mengandung makna memandang/melihat., dengan tambahan akhiran an istilah wawasan secara harafiah dapat diartikan sebagai cara pandang. Dalam hal ini yang dipandang adalah sesuatu yang paling dekat dengan keberadaan diri, yaitu kondisi lingkungan tempat kita hidup dan mengembangkan diri. Wawasan nasional harus mampu memberikan inspirasi dalam menghadapi berbagai masalah, ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang ditimbulkan oleh suatu lingkungan sehingga suatu bangsa dan negara dapat terus eksis berjuang dalam mewujudkan kejayaannya. Adapun beberapa faktor yang dapat membentuk wawasan nasional suatu bangsa antara lain : 1. bumi atau ruang sebagai tempat hidup; 2. jiwa, tekad, dan semangat manusianya; 3. lingkungan hidup sekitar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terkait dengan bangsa dan negara lain dan dalam perkembangannya di lingkungan daerah, nasional, regional, dan global. Wilayah suatu negara berkaitan erat dengan kondisi geografi. Geografi merupakan unsur penting bagi keberadaan suatu negara, maka geografi dijadikan alat kekuasaan dalam mencapai tujuan suatu negara. Hal ini dirumuskan dalam wawasan nasional suatu bangsa yang dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianut oleh suatu negara.

A. KONSEP WAWASAN NUSANTARA


Hakikat, Asas, dan Arah Wawasan Nusantara Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan suatu bangsa dan nusantara dalam cara pandang yang utuh menyeluruh demi kepentingan nasional. Maksudnya, warga negara dan aparatur negara harus berpikir dan bertindak untuk kepentingan bangsa, termasuk dalam hal produk hukum yang dihasilkan oleh lembaga negara dan lembaga masyarakat. Adapun asas

Wawasan Nusantara yaitu merupakan suatu ketentuan yang harus diciptakan, dipatuhi, dipelihara, serta dilaksanakan agar semua komponen dalam suatu negara setia pada kesepakatan bersama. Asas Wawasan Nusantara terdiri atas kepentingan dan tujuan yang sama, keadilan, kerja sama, kejujuran, solidaritas, kesetiaan terhadap ikrar bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa. Berikut merupakan rincian asas Wawasan Nusantara :

Page

61

a. Kepentingan yang sama, yaitu menghadapi penjajahan baru, tekanan dan paksaan dengan cara adu domba dan pecah belah bangsa dengan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup; baik eksternal maupun internal. b. Tujuan yang sama, yaitu tercapainya kesejahteraan dan keamanan yang lebih baik dari sebelumnya. c. Keadilan yang berarti kesesuaian pembagian hasil, dengan andil jerih payah usaha dan kegiatan baik perorangan maupun golongan. d. Kejujuran, keberanian berpikir, berkata, bertindak sesuai dengan ketentuan dan yang meski sangat pahit. e. Solidaritas, diperlukan rasa setia kawan serta sikap rela berkorban untuk terwujudnya kepentingan bersama. f. Kerja sama; adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan kesetaraan sehingga kerja sama antar kelompok dapat tercapai secara sinergi. g. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa Indonesia dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah dicetuskan oleh tokoh-tokoh perjuangan terdahulu. Arah Wawasan Nusantara, dengan latar belakang budaya, kondisi konstelasi geografi dan perkembangan lingkungan, arah pandangan wawasan nusantara meliputi internal (ke dalam) dan eksternal (ke luar), yaitu : - Arah pandang ke dalam (internal) bertujuan untuk menjamin terwujudnya persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Artinya kita harus peka dan bertindak preventif agar tidak terjadi disintegrasi bangsa. - Arah pandang ke luar (eksternal) bertujuan untuk menjamin terwujudnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dalam melaksanakan kettertiban dunia. Untuk itu dalam kehidupan internasional kita harus berusaha mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan demi tercapainya tujuan nasional. Unsur Dasar Wawasan Nusantara Ada tiga unsur dasar Wawasan Nusantara, yaitu wadah, isi, dan tata laku a. Wadah Wadah ialah organisasi kenegaraan berwujud suprastruktur, sementara organisasi dari masyarakat dalam wujud infrastruktur.Wadah bagi kehidupan, meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan pluralisme kebudayaan. b. Isi Berupa aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat, cita-cita dan tujuan nasional. Untuk mencapai hal tersebut, bangsa Indonesia harus berada dalam persatuan dan kesatuan dalam lingkup kebhinekaan yang kuat. c. Tata Laku Merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari : - Tata laku batiniah, yang mencerminkan semangat dan mentalitas bangsa Indonesia.

- Tata laku lahiriah, yang mencerminkan tindakan, perbuatan, dan perilaku bangsa Indonesia. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara Kedudukan wawasan nusantara ialah ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional. Jadi kedudukannya dalam paradigma nasional ialah sebagai landasan visional. Adapun kedudukannya dalam paradigma nasional adalah sebagai berikut : - Pancasila : Landasan Idiil - Undang-Undang Dasar 1945 : Landasan Konstitusional - Wawasan Nusantara : Landasan Visional - Ketahanan Nasional : Landasan Konsepsional - GBHN/Propenas : Landasan Operasional Paradigma secara struktural dan fungsional mewujudkan keterkaitan hirarkis piramida dan secara instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan. Fungsi wawasan nusantara adalah menjadi pedoman, motivasi, serta rambu-rambu dalam menentukan segala tindakan, keputusan, dan peraturan, baik dalam lingkup pusat maupun daerah. Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional. Implementasi Wawasan Nusantara Sebagai visi nasional; wawasan nusantara harus dijadikan arah, pedoman, dan acuan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun serta memelihara tuntutan bangsa. Implementasi wawasan nusantara harus tercermin dalam pola pikir, sikap, dan perilaku dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Implementasi wawasan nusantara meliputi isi yang terkandung dalam GBHN, yakni mengenai perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan politik. Selain itu, implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh, yaitu meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional, implementasi wawasan nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah Indonesia dan dalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat sehingga wawasan nusantara diharapkan dapat mendinamiskan kehidupan sosial yang akrab, peduli, toleran, dan taan hukum. Untuk menggapai keberhasilan wawasan nusantara sebagai geopolitik sekaligus sebagai landasan visional bangsa Indonesia, maka setiap warga negara Indonesia harus sadar dalam hidup, diperlukan pendekatan dengan program yang teratur serta terarah dalam ketahanan nasional (geostrategi). Tantangan Wawasan Nusantara Saat ini, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan nilai-nilai kehidupan yang dibawa negara maju dengan kekuatan penetrasi global. Perubahan nilai-nilai tersebut menjadi tantangan bagi wawasan nusantara untuk dapat mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam wawasan nusantara. Adapun caracara yang dapat digunakan untuk mempertahankan nilai wawasan nusantara yaitu :

a. Pemberdayaan masyarakat; b. Dunia tanpa batas; c. Era baru kapitalisme; d. Kesadaran warga negara.

B. GEOPOLITIK
Geopolitik merupakan suatu kekuatan untuk menentukan kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional dengan didasarkan pada pertimbangan geografi suatu negara. Secara umum, bisa diartikan bahwa mempelajari ilmu geopolitik sama saja dengan mempelajari potensi suatu negara dalam menjaga ketahanan nasionalnya. Dalam kurun dua abad terakhir, ilmu geopolitik semakin berkembang di dunia. Semakin banyak tokoh-tokoh yang berusaha untuk merumuskan ilmu tersebut. 1) Frederich Ratzel Menurut sejarah Eropa, Ratzel merupakan orang pertama yang merumuskan ilmu geopolitik dalam penelitian yang ilmiah. Ratzel berpendapat bahwa dasar-dasar suprastruktur geopolitik merupakan kekuatan total suatu negara yang mampu mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya. Sehingga menurutnya, politik merupakan penggunaan kekuatan fisik untuk mewujudkan tujuan nasional. Hal ini menjurus ke arah politik dan kekuatan serta adu kekuasaan dengan tujuan dominan. 2) Rudolf Kjellen Pemikiran Kjellen bisa dikatakan mengadopsi prinsip-prinsip dasar Ratzel. Dia mengatakan bahwa negara sebagai suatu organisme hidup memerlukan ruang yang cukup luas agar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas. Selain itu, negara juga harus mampu berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasionalnya. 3) Karl Haushofer Pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut pada teori Kjellen. Antara lain bahwa geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup. Kekuatan imperium dataran yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan imperium maritim untuk menguasai pengawasan laut. 4) Sir Halfrod Machinder Machinder menganut konsep kekuatan dan mencetuskan wawasan benua, yaitu konsep darat. Ia mengatakan bahwa barang siapa yang dapat menguasai daerah jantung, yaitu Eurasia ( Eropa dan Asia), ia akan dapat menguasai pulau dunia, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Selanjutnya, barang siapa dapat menguasai pulau dunia akan dapat menguasai dunia. 5) Sir Walter Releigh dan Alfert Thyer Mahan Kedua ahli ini mempunyai gagasan wawasan bahari, yaitu barang siapa yang menguasai lautan akan menguasai perdagangan. Menguasai perdagangan akan menguasai kekayaan dunia sehingga pada akhirnya akan menguasai dunia. 6) W. Mitchel, A. Sarversky, Giulio Douhet, John Frederick Charles Fuller Keempat ahli geopolitik ini berpendapat bahwa kekuatan di udara justru paling menentukan. Mereka melahirkan teori kekuatan dirgantara, yaitu kekuatan udara dapat diandalkan untuk menangkis segala ancaman dan melumpuhkan kekuatan lawan dengan menghancurkan di kandang sendiri agar musuh tidak mampu lagi menyerang. 7) Nicolas J. Spykman Ajaran ini menghasilkan teori daerah batas, yaitu teori wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara. Dalam pelaksanaannya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara. Geopolitik Indonesia. Wawasan nasional Indonesia dikembangkan dari teori wawasan nasional secara universal,

yang dijiwai dan dibentuk oleh paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia. Pada hakikatnya, geopolitik mengajarkan bangsa Indonesia dapat selalu dapat menciptakan persatuan bangsa dan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan semangat Bhineka Tunggal Ika, yaitu untuk kesetaraan, keadlian, kebersamaan, dan kepentingan nasional. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berbeda dengan paham archipelago Barat. Barat menyatakan bahwa laut sebagai pemisah pulau, sedangkan paham bangsa Indonesia, laut sebagai penghubung pulau sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai tanah air dan disebut negara kepulauan. Konstelasi geografi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan politik negara. Kondisi geografi berpengaruh pada sikap dan tata laku negara, sebaliknya sikap dan tata laku negara akan berpengaruh pada geografi sebagai tata hubungan manusia dan ruang hidup. Letak dan posisi geografii Indonesia yang terletak pada posisi silang yang sangat strategi itu menyebabkan Indonesia disebut dengan nusantara, yaitu nusa yang berada di antara (posisi silang), antara dua benua, Asia dan Australia, serta dua samuder, Pasifik dan Hindia. Konsep negara kepualuan dikembangkan oleh Indonesia untuk menghindarkan keberadaan laut pedalaman/laut antarpulau berstatus laut bebas. Menurut konsep negara kepualuan, kedaulatan wilayah Indonesi berlaku di daratn, perairan kepulauan, perarian teritorial, dan ruang di atasnya.

C. ASPEK KEWILAYAHAN
Hukum Laut Dalam hukum laut internasional dikenal dua konsep yang bertentangan, yaitu : - Res nullius yang menyebabkan bahwa laut tidak ada yang mempunyai dan dapat diambil dan dimiliki masing-masing Negara. - Res Communis, menyatakan bahwa laut itu adalah masyarakat dunia dan tidak dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing Negara. - Hugo de Groot (Belanda) dalam bukunya mare liberum menyatakan bahwa laut bebas untuk semua bangsa. - Grotius dalam bukunya de jure belli ac pasis (1625) mengakui laut sepanjang pantai suatu negara dapat dmiliki sejauh yang dapat dikuasai dari darat. - Cornelis van Bynkershoek menyatakan bahwa penguasaan dari darat itu berada sejauh yang dapat dikuasai oleh meriam dari darat,yang diprkirakan sejauh 3 mil. Dalam perkembangannya, konsep tersebut tidak mencukupi, misalnya lebar laut wilayah 3mil tidak mencukupi,terutama untuk keperluan perikanan dan kebutuhan ekonomi lainnya. Konferensi Jenewa 1958 mengusulkan lebar laut wilayah 12 mil belum diterima oleh Negara besar yang merasa diuntungkan. Sejak Indonesia merdeka 1945, wilayah Indonesia mengikuti Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordinantie (TZMKO) 1939 (wawasan perundangundangan colonial) yaitu lebar laut wilayah Indonesia selebar 3mil diukur dari garis air rendah dari setiap pulau. Deklarasi Juanda Territorial Zee En Marieteme Kringen Ordinantie (TZMKO) 1939 membuat kondisi yang tidak menjamin kesatuan Indonesia, maka pada tanggal 13 desember 1957 dikeluarkan Deklarasi Juanda yang berbunyiberdasarkan pertimbangan-pertimbangan maka pemerintah

menyatakan bahwa segala perairan di sekitar,di antara, dan yang menghubungkan pulaupulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalalam atau nasional berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas dalam di perairan pedalaman bagi kapal-kapal asing dijamin selama tidak bertentangan dengan /mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas lautan territorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara Indonesia Untuk mengukuhkan asas Negara kepulauan ini, ditetapkan dalam undang undang nomor 4/Prp. Tahun 60 tentang perairan Indonesia. Dengan demikian luas wilayah Indonesia bertambah dari > 2 juta km2 menjadi > 5 juta km2 yang terdiri atas 65% perairan dan 35% daratan yang terdiri dari atas 17.508 pulau yang diantaranya 5 pulau besar yaitu, Sumatera, Kalimantan, jawa, sulawesi, papua dan >11.808 pulau yang belum bernama. Luas daratan tersebut adalah > 2.028.087km2 dengan panjang pantai > 81.000 km2. Batas astronomi wilayah Indonesia ialah : Utara : 06 08 LU Selatan : 11 15 LS Barat : 9445 BT Timur : 141 05 BT Jarak utara-selatan : >1.888 km Jarak barat- timur : >5.110 km. Melalui konferesi PBB tentang hukum laut internasional tahun 1982, pokok-pokok asas Negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam konversi PBB tentang hukum laut yaitu United National Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Berlakunya UNCLOS berpengaruh pada upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan Negara, seperti bertambahnya Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen Indonesia. Menurut UNCLOS Hak Negara Kepulauan adalah - laut territorial : wilayah laut selebar 12 mil dari garis pangkal,dihitung waktu air surut. - Laut Dalam/Nusantara : semua jenis perairan yang ada di darat. - Zona tambahan : wilayah selebar 24 mil untuk pengawasan bea cukai, saniter,dsb. - ZEE : Batas laut tidak melebihi 200 mil laut dari garis pangkal territorial. Negara berhak dan berdaulat ekspansi, eksploitasi, pengolahan SKA di ZEE. - Landas Kontinen : dasar laut dan tanah di bawahnya. 2.3 Hukum Ruang Udara / Dirgantara Hukum udara bersumber dari hukum internasional pasal 38 (1) statua international court of justice menyatakan tentang (1) konversi/traktat/perjanjian internasional, (2) hukum kebiasaan internasional, (3) prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh negara-negara, (5) ajaran/pendapat para sarjana terkemuka ahli hukum internasional. Hukum udara adalah perangkat atau kaidah tentang matra udara yang dikaitkan dengan dengan batas yuridiksi nasional negara. Hukum udara mencakup dirgantara terdiri atas ruang di atas permukaan bumi beserta benda alam yang terdapat di dalamnya, berawal dari ruang

udara sampai ruang dirgantara dan meluas tanpa batas. Dengan demikian ruang udara adalah proyeksi ke atas wilayah dari wilayah permukaan suatu Negara, berupa daratan, perairan/lautan. Teori Ruang Udara Di dunia internasional dikenal dua teori yaitu Teori udara bebas dan teori Negara berdaulat di udara. 1) Teori udara bebas dibagi pula sebagai berikut: - kebebasan ruang udara tanpa batas - kebebasan udara dibagi menjadi 2 pula yaitu (1) Negara kolong (Negara bawah / subjacent state) berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihara keamanannya. (2) Negara kolong hanya mempunyai hak terhadap zona territorial ruang udara tertentu. 2) Teori Negara Berdaulat - konvensi chichago 1944 merupakan perjanjian internasional yang sangat popular dan menjadi magna charta bagi hukum udara internasional dalam badan resmi international civil organization (ICAO). - amendemen to Chicago convention 1944 di monteral 10 mei 1984 (1) kewjiban untuk tidak menggunakan senjata terhadap pesawat udara sipil. (2) Negara berhak memerintahkan pesawat udara sipil pelanggar mendarat untuk mendarat di Bandar udara yang ditentukan. (3) Negara diminta untuk menggunakan prosedur pencegatan terhadap pesawat udara sipil. (4) setiap pesawat udara sipil harus mematuhi instruksi yang diberikan oleh pesawat udara Negara yang melakukan pencegatan. (5) setiap negara harus menetapkan dalam perundang-undangan nasionalnya bagi para pelaku yang dengan sengaja bertentangan dengan konvensi ini. - Teori Keamanan Negara mempunyai kedaulatan ruang udara sampai diperlukan untuk keamanan. Frauchille memberikan ketinggian 1.500m (1909)diturunkan menjadi 500m (1910). - Teori Penguasaan Cooper Kedaulatan udara suatu negara ditentukan oleh kemampuan Negara tersebut untuk mengatasi ruang udara secara fisik dan ilmiah. - Teori Udar Schacher Ruang udara ditentukan oleh kemampuan udara mengapungkan pesawat / balon yaitu sekitar 30 mil dari permukaan bumi. - Mengingat bentuk bumi yang bulat, batas ruang udara mengikuti system cerobong, yaitu menarik garis lurus dari perbatasan Negara ke angkasa yang berarti ada kantong udara bebas. Kedaulatan Udara Nasional Indonesia Wilayah Indonesia dibagi menjadi dua yaitu : 1) wilayah udara kedaulatan/nasional,yang mempunyai ketentuan sebagai berikut: - wilayah udara terdiri atas wilayah suatu Negara adalah tertutup bagi kegiatan negara lain kecuali bila ada izin terlebih dahulu dari Negara kolong yang memiliki kedaulatan. - Memasuki wilayah tanpa suatu izin tertentu adalah suatu tindakan pelanggaran hukum internasional. - Wilayah udara kedaulatan yang dimaksud meliputi wilayah udara di atas daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut tertorial. 2) wilayah udara di atas wilayah yuridiksi. Konvensi PBB tentang hukum laut internasional

tahun 1982 memuat rezim-rezim hukum laut baru, yang antara lain adalah Rezim Zona Tambahan dan Rezim Zona Ekonomi Eksklusif. Indonesia mempunyai pengecualian terhadap konvensi Chicago yang menyatakan bahwa wilayah penerbangan merupakan satu kesatuan utuh.pengecualian itu ada seperti di bawah ini. - Flight Information Region (FIR),dalam dunia penerbangan di samping wilayah kedaulatan masih dikenal wilayah informasi penerbangan. - Air laut kepulauan, UNCLOS 1982 membawa konsekuensi untuk menyediakan fasilitas,termasuk ruang udara di atasnya. Untuk memberdayakan wilayah ruang udara RI pada tanggal 2-3 februari1988 diadakan kongres dirgantara nasional I di Bandung yang mengahasilkan keputusan dibawah ini : a. Insititut Teknologi Bandung (ITB) menjadi kandidat pusat pendidikan kerdigantaraan dengan teknologi 1)teknik penerbangan, 2)teknik antariksa,3) teknik system dirgantara 4)teknik system proporsi dirgantara dan perakitan,5) teknik material dirgantara, 6) teknik produksi dirgantara, b. terdapat empat masalah yang dihadapi Indonesia berkaitan dirgantara ialah : konsepsi kedirgantaraan nasional, posisi dasar RI, kebijaksanaan umum pembangunan dirgantara Indonesia, dan kebijaksanaan kerja sama internasional dirgantara. c. mengusulkan kepada pemerintah RI agar meratifikasi perjanjian Internasional Speace Treaty (mengatur ketinggian ruang udara)

D. KONSEP KEKUASAAN
Konsep kekuasaan yang dapat mendukung rumusan wawasan nusantara antara lain: a. Paham Machiavelli (abad XVII) Gerakan pembaharuan (renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran Islam di Eropa Barat sekitar abad VII telah membuka dan mengembangkan cara pandang bangsabangsa Eropa Barat sehingga menghasilkan peradaban barat modern. Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Prince, Machiavelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah Negara berdiri kokoh. Antara lain: 1. Segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan 2. Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et impera) adalah sah

Page

67

3. Dalam dunia politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII) Dia berpendapat bahwa kekuatan politik harus didampingi oleh kekuatan logistik dan ekonomi nasional. Kukuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi demi terbetuknya pertahanan dan keamanan. c. Paham Jenderal Clausewitz (abad XVIII) Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya, peperangan adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional. Pemikiran inilah yang membenarkan Rusia berekspansi sehingga menimbulkan Perang Dunia I. d. Paham Feuerbach dan Hegel Paham materialism Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar Barat yang berkembang di dunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan Komunisme di pihak lain. e. Paham Lenin (abad XIX) Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah kelanjutan

politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme/Komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia. f. Paham Lucian W.Pye dan Sidney Dalam buku Political Culture and Political Development, mereka mengatakan: The political culture of society consist of the system of empirical believe expressive symbol and values which devidens the situation in political action take place, it provides the subjective orientation to politics The political culture of society is highly significant aspec of the political system. Para ahli tersebut menjelaskan adanya unsur-unsur subyektivitas dan psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa. Dengan demikian proyeksi eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi-kondisi obyektif tetapi juga subyektif dan psikologis.

E. OTONOMI DAERAH
Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri bersasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang undangan. Daerah otonom ialah kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Undang undang Nomor 2/999 tentang Pemerintah Daerah yang diamandemen menjadi Undang Undang Nomor 32/2004 tentang Pemerintah daerah; merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional. Kewenangan Daerah 1. Mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan kecuali dalam bidang politik lua negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiscal, agama, dan kewenagan lain. 2. Kewenagan bidan lain ialah kebijakan perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan secara makro, dana perimbangan, sitem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan SDM, pendayagunaan sumber daya alam, tekonologi tinggi yang strategis, konservasi dan standardisasi nasional. 3. Kewenangan provinsi sebagai daerah otonom mencakup kewenangan pemerintah lintas kabupaten dan kota; sebagai wilayah administrasi berwenang dalam pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pusat. 4. Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota ialah di bidang pekerjaan umum, kesehatan, pendididkan, industri, perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanian, koperasi dan tenaga kerja. 5. Kewenagan Daerah di wilayah laut, meliputi : Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah tersebut, pengaturan kepentingan administrasi, Pengaturan tata ruang, Penegakan hokum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau dilimpahkan kewenangannya oleh pusat. Bantuaan penegakan keamanan dan kelautan negara. 6. Bentuk dan Susunan Pemerintah Daerah DPRD dan DPD dipilih langsung oleh rakyat dan merupakan wahana melaksanakan demokrasi secara pancasila. Bentuk dan susunan pemerintah daerah merupakan perangkat penyelenggara pemerintah di daerah dalam rangka pembangunan daerah. Keberhasilan pembangunan

daerah terganntung desentralisasi yang salah satu keuntungannya ialah daerah dapat mengambil keputusan lebih cepat. 7. Problematik Otonomi Daerah Kewenangan antara pemerintah pusat dengan daerah belum jelas. Ada perbedaan persepsi para pelaku pembangunan terhadap kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Kerja sama antar pemerintah masih rendah. Kelembagaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien belum terbentuk. Kapasitas aparatur pemerintah masih rendah. Pembentukan daerah otonom baru masih belum sesuai dengan tujuannya. 8. Arah Kebijaksanaan Otonomi Daerah Memperjelas kewenangan antara pemerintah pusat dengan daerah. Mendorong kerja sama antar pemerintah daerah. Menata kelembagaan daerah. Meyiapkan ketersediaan aparatur pemerintah daerah yang berkualitas. Meningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah. Menata daerah otonom baru. 9. Rencana Tata Ruang wilayah Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah serta pertimbangan lain yang memungkinkan terlaksana otonomi daerah. 10. Daerah Frontier Frontier adalah batas imajiner yang berupa batas pengaruh asing. Kebijakan di daerah frontier bertujuan menjaga dan mengamankan wilayah perbatasan negara dari upaya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, baik oleh masyarakat maupun didorong oleh kepentingan negara tetangga. 11. Pembangunan di wilayah perbatasan Tantangan pembangunan di wilayah pembangunan adalah : 1) Aspek Geografis 2) Aspek Demografis 3) Aspek SDA 4) Aspek Ideologi 5) Aspek Politik 6) Aspek Ekonomi 7) Aspek Sosial Budaya 8) Aspek Hankam Sedangkan Kendala pembangunan di wilayah perbatasan adalah : 1) SDM yang masih rendahdan penyebaran penduduk yang tidak merata 2) Prasarana dengan pelayanan yang terbatas 3) Terjadinya konflik pemanfaatan ruang baik antar kawasan buddidaya dengan kawasan lindung 4) Penegasan status daerah perbatasan 5) Keterbatasan sumber pendanaan 6) Terbaatasnya aparat dan kelembagaan Peluang pembangunan di wilayah perbatasan adalah karena pada umumnya daerah perbatasan memiliki kandungan SDA yang potensial untuk dikembangkan an merupakan modal dasar untuk percepatan daerah masing masing.

F. LINGKUNGAN HIDUP 1. DEFINISI


Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya. Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara.

2. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP


Lingkungan hidup Indonesia sangatlah luas dan beraneka ragam. Tentunya dalam pengurusan dan pelestariannya dibutuhkan perhatian yang lebih. Untuk itulah Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu UU No.23 Tahun 1997. Dan pada masa pemerintahan Presiden Habibie tahun 1999 dibentuklah UU No.41 Tahun 1999 yaitu Undang Undang tentang Kehutanan. Undang-undang ini memang dirasa penting mengingat wilayah Indonesia ini terdiri dari wilayah hutan yang sangat luas.

Anda mungkin juga menyukai