Anda di halaman 1dari 1

Lingkaran Prospek Yang Riil

Oleh : M. Amal Fuad XI D

erangkaian rantai kehidupan tak selalu menemui jalan yang mulus. Begitu banyak permasalahan-permasalahan sulit yang terkadang membuat frustasi dan putus asa. Hal itu menyebabkan sesuatu yang diimpikan kandas karena tidak bisa diselesaikan. Sebenarnya, segala rintangan yang terlihat sukar bahkan Impossible sekali pun mampu berubah menjadi permasalahan yang sangat mungkin untuk di lewati. Sesuatu yang mampu mewujudkannya adalah kekuatan yang bersumber dari diri kita sendiri, yaitu kepercayaan diri. Sepintas, kata kepercayaan diri memang biasa dalam pandangan umum karena sudah sering didengar dan dituturkan oleh banyak orang. Namun, jika seseorang mampu menerapkannya secara sungguhsungguh dengan menempatkannya dalam jiwa yang terdalam disertai tindakan positif maka suatu keajaiban akan terjadi. Salah satu bukti yang mu'tabar (konkret) adalah sebuah kegiatan menarik yang pernah dilakukan oleh salah satu sekolah di Kabupaten Kudus. Kegiatan itu berjudul Pencucian Otak Kanan yang ditujukan untuk siswa kelas XII yang tengah bersiap menghadapi Ujian

Nasional. Di dalamnya siswa diberi petunjuk agar memegangi sebuah lampu 5 watt, kemudian lampu itu dijatuhkan ke lantai, dan harus masih dalam keadaan baik. Pada awalnya sesorang siswa mencobanya dengan perasaan ragu-ragu dan hasilnya gagal. Kemudian siswa kedua mencoba dan ia tidak diperbolehkan menjatuhkan lampu itu sebelum dalam keadaan fokus sepenuhnya. Pada akhirnya ia berhasil dan bola lampu itu masih utuh setelah terjatuh ke lantai. Inilah salah satu komponen dalam jiwa manusia yang tidak disadari selama ini. Allah sebagai pencipta semua makhluk biotik maupun abiotik lebih mengetahui batas kemampuan seorang hamba-Nya dibanding hamba itu sendiri. Allah juga tak akan membebankan sebuah ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya, seperti fiman-Nya dalam surat alBaqarah ayat 282 yang berbunyi : Atinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dalam sebuah kisah tentang ulama sufi yang terkenal dengan kekocakannya yaitu Abu Nawas, ia dimintai pertolongan untuk menyelesaikan permasalahan dari seseorang. Orang itu mengeluh

bahwa rumahnya terasa sempit dan tidaklah cukup nyaman baginya. Setelah mendapat petuah guna menyelesaikan masalahnya ia berkata, Terima kasih Tuan Abu Nawas, sekarang rumahku tidak lagi terasa sempit, bahkan sangat nyaman aku tinggali. Lantas Abu Nawas berkata Sesungguhnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan, maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu. Dalam Hadis Qudsy disebutkan bahwa di dalam hati manusia, terdapat suatu power untuk menentukan arah kehidupan. Hadist itu berbunyi : Aku (Allah) menurut apa yang menjadi prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Meski diberi otoritas yang absolut dalam diri untuk menentukan arah kehidupan, bukan berarti kita harus diperbudak oleh nafsu syaithoniyyah melakukan hal yang merugikan bagi diri kita seperti malas. Manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi bertugas untuk mengelola segala potensi alam termasuk potensi yang ada pada diri sendiri. Bagaimana seharusnya merealisasikan sebuah tindakan dan bagaimana kita memilih jalan yang memiliki peluang terbesar untuk diambil. Jangan sampai melakukan sebuah tindakan yang tak mempunyai skema (kerangka) dengan komposisi yang mantap untuk menciptakan kans (peluang) yang lebih besar. Sudah barang tentu menanamkan sebuah rasa kepercayaan tinggi pada diri sendiri memerlukan usaha yang tak segampang membalikkan telapak tangan. Setiap jalan yang berujung pada sesuatu yang baik pasti terdapat parang-parang rintangan yang harus dilewati. Di saat yang seperti

inilah sangat dibutuhkan kemauan keras untuk mengaplikasikan rasa percaya diri dan konkurensi (perlawanan) terhadap pikiran negatif. Allah menciptakan satu orang berbeda dengan yang lain, begitu juga suatu cobaan atau masalah bagi hamba satu dengan yang lain. Hal ini juga menimbulkan banyak cara penyelesaian. Jadi jika menjawab bagaimana memunculkan rasa percaya diri pada diri kita? Tentu semua orang mempunyai metode atau cara yang berbeda dan beragam. Sehingga tak jarang satu metode berhasil pada seseorang dan gagal pada orang lain, misalnya seseorang memakai kacamata. Hamba terwujud besertaan dengan nafsu. Nafsulah yang sering merasa gerah dengan adanya ujian yang di turunkan Allah kepada hambanya. Padahal semakin besar ujian itu, akan semakin tinggi derajat keluhuran seorang hamba. Artinya, sabar adalah kunci utama sebuah jalan menuju kesuksesan. Tak ada sebuah pencapaian yang sempurna tanpa sebuah pengorbanan. Sebagai seorang pemuda pasti memiliki impian di hari esok, yang bahagia. Demi mewujudkan hal itu sudah wajib hukumnya mereka para pemuda menyertakan rasa optimisme, percaya diri yang tertanam dalam jiwa. Namun sejauh apapun sebuah tindakan juga harus tetap pada tawakkal. The man purposes, the God disposes. Jadi, tak ada yang tak mungkin bagi seseorang, tak terkecuali yang tua maupun yang muda yang tentunya menyimpan sejuta keinginan dan impian. Yakinlah kalau sebenarnya seseorang itu hanya dikendalikan oleh pikirannya, dan jadilah yang mengendalikan pikiran, bukan yang dikendalikan oleh pikiran.

Anda mungkin juga menyukai