Anda di halaman 1dari 30

TEORI PELEDAKAN

Proses pecahnya batuan pada peledakan


Dari titik pembakaran/ initiation point, bahan peledak memecah dinding lubang tembak, ini terjadi karena adanya tekanan yang sangat besar disekitar ledakan.

Tegangan tekan (compressive stress) mengalir kesegala arah lubang tembak dengan

kecepatan = kecepatan gel


sonic, ketika teg tekan ini melewati bidang bebas (free

face) memantul kembali,


sehingga timbul gaya tarik apabila kekuatan tarik batuan terlewati batuan akan pecah atau retak

Ketika timbul rekahan akibat pecahnya batuan, aliran/ ekspansi gas dari handak mendorong batuan

ke segala arah sehingga batuan


terlempar Reaksi handak dalam lubang tembak

sangat cepat, dan proses daya


guna handak diperkirakan selesai ketika ekspansi volumenya sudah lebih besar 10 kalinya dengan memakan waktu sekitar 5 ms.

Bidang Bebas

Pada tahap pertama terjadi penghancuran batuan disekitar lubang ledak dan diteruskannya energi ledakan kesegala arah.

Retakan disekitar lubang ledak Energi ledakan menghancurkan batuan disekitar lubang tembak Energi ledakan diteruskan ke segala arah

Bidang Bebas

Pada tahap kedua energi ledakan yang bergerak sampai bidang bebas menghancurkan batuan pada dinding jenjang tersebut Pecahnya batuan pada dinding jenjang diakibatkan tegangan tarik

Bidang Bebas

Pada tahap terakhir, energi ledakan yang dipantulkan oleh bidang bebas pada tahap sebelumnya,dan ekspansi gas akan menghancurkan batuan dengan lebih sempurna

Lubang ledak

Bidang Bebas
Batas bidang bebas

Pada grafik berikut ditunjukkan expansi dari lubang tembak dengan waktu yang dibutuhkan

V/Vo
10

0.1

0.2

0.3

0.5

ms

Pada saat penyalaan gelombang tekan memecahkan batuan, volume lubang tembak membesar dua kalinya, lubang tembak akan berhenti disini selama 0.1 ms s/d 0.4 ms, sebelum terjadi pecahan radial Disamping pecahan natural terbentuk pecahan baru karena interaksi antara pengaruh tegangan disekitar lubang tembak dan tegangan tarik terbentuk oleh pantulan (refleksi) adanya bidang bebas.

Expansi gas menyusul dan memecahkan masa batuan.

POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN


Pola Pemboran (Drilling Patern) Hasil dari peledakan tergantung dari mutu pemboran antara lain: - keteraturan letak lobang bor - penyimpangan arah dan sudut lobang bor - kerapihan dan kedalaman lobang bor

a. Keteraturan lobang bor

Tujuan pemboran adalah untuk meletakkan bahan peledak pada posisi (tempat) yang sudah direnacanakan.
Untuk itu didalam pelaksanaan lobang bor dirancang dengan pola yang teratur, sehingga bahan peledak dapat terdistribusi secara merata. b. Penyimpangan arah dan Sudut pemboran Pada pemboran miring posisi lubang Bor perlu dicermati, walaupun letak lobang bor sudah sempurna, bila posisi alat bor tidak sejajar dengan alat bor sebelumnya maka dasar lobang tidak akan sejajar. Penyimpangan arah dan sudut pemboran dipengaruhi:

Struktur batuan
Keteguahan (stiff ness) batang bor Kesalahan collaring (awal pemboran)

Kesalahan posisi alat bor

c. Kedalaman dan kebersihan lobang bor Permukaan (lantai) bor biasanya tidak rata dan datar sehingga keda;aman lobang bor tidakakan sama seluruhnya.
Rectangular drill pattern
x x y

Staggered drill pattern


x x x x y x x x

Pola Peledakan Perlu diperhatikan dalam pemilihan kombinasi dari pola pemboran dan pola peledkan untuk mendapatkan fragmentation dan arah lemparan (tumpukan/muck pile) yang diharapkan
Peledakan dengan delay ditunjukkan dengan nomor yang akan meledak, dapat: -mengurangi getaran yang timbul (ground vibration), - airblast - memperkecil fragmentasi dsb

Free Face : Permukaan batuan yang berhubungan langsung dengan udara. Floor: Lantai/kaki yang sudah ada atau yang akan direncanakan ada. Floor harus selalu rata untuk kemudahan transportasi dan sedikit bersudut untuk penirisan air sewaktu diperlukan. Toe : Bagian batuan yang tertinggal antara floor dengan free face berupa tonjolan.

Delay Pattern Waktu tunda yang akan terjadi pada saat sekelompok lubang tembak meledak. - Mengurangi getaran - Mengontrol arah lemparan - Mengatur bentuk free face yang akan dibentuk - Dapat mengurangi penggunaan bahan peledak - Mengurangi terjadinya toe

V-Cut (square corner)


9 9

8
7 6 5 4 3 2

8
7 6

Initiation point

Free Face

Pola pemboran square, pola peledakan V-Cut

Pola pemboran staggered pola peledakan V-Cut

6 Delay relay connector (DRC) 5 4 4 5

5 4 4 3 3

4 3

4 3

4 4 3 2 3 2

5 5 4 4 3

3
2 2

Free face

Initiation point

Corner Cut on echelon blasting


4 5 6 7 8 9 10 11

10

Initiation point

Free face

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain peledakan antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Blast hole diameter (diameter lubang bor) Bench hight (tinggi jenjang) Burden & Spacing Rock Structure (struktur batuan) Fragmentation (ukuran hasil peledakan) Bench stability (kestabilan jenjang) Environmental restriction (kendala2 lingkungan) 8. Explosive type (tipe bahan peledak)

Design guidelines
Hubungan antara dimensi yang digunakan dalam perencanaan peledakan secara geometris seperti pada gambar berikut:
S B
T T

B : Burden S : Spacing K : Bench height H : Hole depth T : Stemming J : Sub drilling

Diameter lubang bor


Pemilihan diameter lubang bor tergantung pada tingkat produksi yang diinginkan, jenis alat muat, crushing plant dsb. Pemilihan lubang bor secara tepat adalah untuk memperoleh hasil fragmentasi dan produksi yang diharapkan. Faktor2 yang membatasi pemilihan diameter lubang bor : ukuran fragmentasi.
produksi
alat

yang diharapkan

muat & angkut yang tersedia dsb.

Tinggi jenjang Diameter lubang bor berkaitan dengan tinggi jenjang, formula:
K = 0.05 ~ 0.15 d d : diameter bor (mm) K : tinggi jenjang (bench height) (m) - Dengan diameter lubang kecil, burden juga akan kecil sehingga fragmentasi yang dihasilkan relatif kecil.

- Diameter lubang tembak besar dengan tinggi jenjang yang rendah akan mengurangi distribusi pengisian bahan peledak - Semakin tinggi muka kerja maka semakin diperlukan keakuratan dalam pemboran. - Pada muka kerja yang tinggi sering tejadi overbreak.

Burden Didefinisikan sebagai jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas (free face) yang terdekat dan relatif tegak lurus free face.
Burden merupakan variable yang sangat penting dalam mendesain peledakan.

Jarak Burden erat hubungannya dengan diameter lubang bor yang digunakan, secara garis besar jarak burden optimum adalah:

B = (25 ~> 40) x d B : burden (mm) d : diameter lubang bor (mm) Burden Stiffness Ratio (Ratio Kemampuan Kekenyalan). Ekivalen dengan tinggi bench dibagi dengan burden jika perbandingannya (H/B) < 2 batuan akan lebih liat, sulit untuk pecah sehingga membutuhkan secondary drilling. stiffness dapat diperbaiki dengan diameter yang lebih kecil atau bench yang lebih tinggi.

stiffness ratio yang kecil membutuhkan energy yang relatif lebih besar untuk menghasilkan fragmentasi yang seragam.

Spacing

Yaitu jarak diantara lubang tembak dalam satu row, merupakan fungsi dari burden, secara teoritis sebagai berikut: S = (1 ~> 1.8) x B B : burden (m) S : Spasing (m) Biasanya rata-rata spacing S = 1.25 B

Sub drilling Adalah tambahan kedalaman dari lubang bor dibawah rencana lantai jenjang (bench), berfungsi untuk menghindari tonjolan pada lantai (toe), dan merapikan dasar lantai untuk pemboran berikutnya.
J = (0.2 ~ 0.4) x B

Stemming Adalah material penutup didalam lubang bor, berfungsi untuk mengurung gas ledakan, T = (0.5 ~ 1) x B Burden
jika stemming < 15 x diameter cenderung terjadi flying rock. lubang tembak basah membutuhkan stemming yang lebih padat dibandingkan lubang tembak kering.

Distribusi Bahan Peledak Untuk menghasilkan efek peledakan yang diinginkan maka bahan peledak harus terdistribusi dengan baik sepanjang kolom isian.
Bahan peledak dapat diisikan memenuhi rongga penampang lobang bor sehingga diameter bahan peledak sama dengan diameter lobang bor, sebaliknya bahan peledak dapat juga diisikan lebih kecil dari diameter lobang bor. Perbandingan diameter lubang bor dengan diameter bahan peledak disebut Coupling bila sama disebut fully coupled.

Decoupling Bila diameter bahan peledak < diameter lobang bor, ada rongga diantara dinding lobang bor dengan bahan peledak.
Fully Coupled De-coupled

Deck Loading Suatu cara pengisian bahan peledak dalam satu lobang bor menjadi beberapa bagian yang dipisahkan dengan bahan inert (bukan bahan peledak)

POWDER FAKTOR Suatu bilangan yang menyatakan jumlah material yang diledakan atau dibongkar oleh sejumlah bahan peledak. PF dipengaruhi oleh : - pola peledakan - Free face Empat cara penggunaan perhitungan : a. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan volume batuan yang akan diledakan (kg/m3)

b. Perbandingan volume batuan yang akan diledakan dengan berat penggunaan bahan peledak (m3/kg). c. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan tonnage batuan yang akan diledakan (kg/ton) d. Perbandingan tonnage batuan yang akan diledakan dengan berat penggunaan bahan peledak (ton/kg)

Untuk menghitung PF harus diketahui : 1. Luas daerah yang diledakan 2. Tinggi jenjang 3. Panjang muatan dari sebuah lubang tembak 4. Loading density 5. Material density
Kebutuhan bahan peledak = PF x lobang

Anda mungkin juga menyukai