Anda di halaman 1dari 2

Untuk mendapat penugasan maka yang harus dilakukan oleh seorang apoteker adalah: 1.

Lengkapi syarat-syarat dalam surat permohonan pembuatan SP Langkah awal yang sebaiknya dilakukan adalah membuat surat bukti lapor (mendaftar bahwa anda telah lulus apoteker). Prosesnya bisa 1 minggu, sambil melengkapi persyaratan lainnya. 2. Setelah lengkap berkasnya, ajukan ke Dinkes Propinsi tempat Institusi/Univeristas pendidikan apoteker yang bersangkutan Pengajuan permohonan SP ini untuk mendapatkan surat pengantar dari Dinkes Propinsi sebagai syarat untuk mengajukan ke Depkes RI (Jakarta), jadi surat pengantar ini digabung dengan berkas-barkas sebelumnya untuk diajukan kembali ke Depkes RI. Biasanyanya diperlukan waktu 1 minggu. 3. Pengajuan ke Depkes RI (Jakarta) Sebaiknya pemohon pergi sendiri ke Depkes RI untuk memperoleh SP-nya tapi beberapa Dinkes Propinsi memfasilitasi untuk diproses ke Depkes RI (ada uang trasnport yang jumlahnya tergantung personal dinkes propinsi), biasanya lebih dari 2 minggu prosesnya, jadi total 1 bulan waktu normal dibutuhkan untuk mendapatkan SP. Pimpinan Perguruan Tinggi wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Menteri dimana laporan tersebut berisikan daftar apoteker yang baru lulus selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan sesudah diberikannya ijazah asli. Kemudian berdasarkan laporan tersebut, menteri atau pejabat yang ditunjuk akan meminta kepada apoteker yang bersangkutan untuk melengkapi persyaratan dalam rangka penugasan masa bakti. (Bagi apoteker lulusan perguruan tinggi luar negeri wajib melaporkan diri kepada Departemen Kesehatan selambat-lambatnya 6 bulan sesudah tiba di Indonesia) Apoteker yang telah melengkapi persyaratan dalam rangka penugasan masa bakti akan diberikan Surat Penugasan dimana Surat Penugasan tersebut memberikan kewenangan kepada apoteker untuk dapat melakukan pekerjaan kefarmasian dalam rangka pelaksanaan masa bakti dan sekaligus merupakan dasar bagi pengajuan permintaan izin kerja. Apoteker wajib menjalankan masa bakti sekurang-kurangnya 3 tahun dan selama-lamanya 5 tahun, yang penetapannya dilakukan oleh Menteri. Masa bakti tersebut dilaksanakan di sarana kesehatan

milik Pemerintah, di Perguruan Tinggi sebagai staf pengajar dan di lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Ketentuan mengenai masa bakti di Perguruan Tinggi sebagai staf pengajar diatur oleh Menteri setelah mendengarkan pertimbangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan di lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri Pertahanan Keamanan dan Panghma Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Apoteker yang telah selesai menjalankan masa bakti dapat mengikuti pendidikan lanjutan. Dimana Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat administrasi mengikuti pendidikan lanjutan tersebut diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai