Anda di halaman 1dari 8

PHASE CHANGES AND SEPARATIONS (Tugas DDPA)

Oleh : Kelompok 2

1. Dewi Natas Haning Tias Tuti 2. Dyah Emi Wahyuni 3. Juslia Neliwati 4. Liniarti 5. Pitri Yunia 6. Rina Meri M

0853023009 08530230 08530230 08530230 0853023044 06130230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2011

FASA PERUBAHAN DAN PEMISAHAN 2.1 Pengenalan Pembelajaran analisis kimia dimulai dengan meneliti satu zat awal mencair dan mendidih pada suhu tertentu, dan dengan demikian perubahan bentuk dari padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas atau sebaliknya. Perubahan materi atau fasa memberikan informasi yang membantu untuk mengidentifikasi substansi dan menentukan kemurniannya, pembelajaran tentang distribusi komponen antara dua fasa merupakan dasar untuk semua tehnik pemisahan. Perubahan fasa dibawah ini dapat terjadi dengan baik senyawa murni tunggal atau elemen atau campuran dari dua zat atau lebih.
GAS

PADAT

CAIR

2.2 Perubahan Fasa Untuk Komponen Murni Kesetimbangan padat cair. Ketika suatu sample padat dipanaskan suhunya meningkat seperti yang ditunjukkan pada gambar 2-1. Pada suhu tertentu, padatan mulai meleleh dan terjadi diskontinu pada kurva pemanasan. Jika pemanasan dilanjutkan padatan akan terus meleleh pada suhu konstan yang dikenal sebagai titik teleh, Tm.

Temperatur e

Liquid Heating

Solid Heating

Solid Completely Melted Solid Continues To Melt Solid Begins To Melt Time

Gambar 2 1. Kurva Pemanasan untuk Materi Padatan Murni

Penambahan panas yang diserap sebagai entalpi peleburan, Hf, yang mana merupakan energi yang dibutuhkan untuk mengganggu butiran Kristal. Ketika padatan ini benar-benar sudah meleleh, suhu dari cairan mulai dinaikkan kembali, tapi biasanya tidak sama seperti padatan karena kapasitas panas dari cairan berbeda daripada padatan. Kita berasumsi bahwa selama fasa perubahan sistem akan tercampur dengan baik, maka kesetimbangan akan tercapai. + Hf - Hf Jika kita membalikkan proses yang baru saja dijelaskan dan mendinginkan cairan murni, kita mendapatkan kurva pendinginan bukan gambaran cermin dari kurva pemanasan, gambar 2-2. Suhu tersebut bisa turun dibawah titik beku kesetimbangan (melelh) sebelum awalnya terbentuk Kristal, phenomena ini dikenal sebagai pendinginan. Tingkat pariasi pendinginan dengan materi alami, laju pendeingainan, tindakan mekanik seoerti mengaduk dan getaran, dan dengan adanya pengotor yang dapat bertindak sebagai inti pembentukan Kristal.

SOLID

LIQUID

Liquid Cooling Liquid Freezing

Temperature

Tm
First Crystals Form Supercooled Liquid

Liquid Completely Frozen Solid Cooling

Time

Gambar 2 2. Kurva Pendinginan untuk Materi Cairan Murni

Titik leleh dari padatan murni selalu tajam (kecuali dari Kristal cairan) dan berfungsi untuk mengidentifikasinya. Jika materinya tidak murni, ia akan melelh pada rentan suhu seperti yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya. Perubahan volume pada pelelehan dan pembekuan relative kecil, oleh karena itu pengaruh dari tekanan hamper selalu diabaikan.

Kesetimbangan Cair-Gas Semua molekul dalam cairan berada dalam gerakan konstan sehingga menghasilkan tekanan internal dan kecenderungan untuk melarikan diri fase cairan. Jika suatu cairan dipanaskan, maka energy kinetic molekul-molekul cairan tersebut akan meningkat. Molekul dengan energy kinetic diatas rata-rata dapat mengalahkan gaya tarik dengan molekul disekitarnya dan lepas dari cairan kekeadaan gas atau uap. Gejala ini dinamakan dengan penguapan. Kecenderungan suatu cairan untuk menguap meningkat sesuai dengan meningkatnya suhu. Jika uap yang dihasilkan oleh cairan yang menguap tidak ditampung, penguapan akan terus berlangsung sampai cairan habis teruapkan. Sebaliknya, jika penguapan terjadi dalam tempat tertutup (jika uap tetap dipertahankan berhubungan dengan cairan), beberapa molekul kembali dari keadaan uap ke keadaan cair. Proses ini merupakan kembalikan dari proses penguapan dan dinamakan pengembunan (kondensasi). Banyaknya pengembunan tergantung pada konsentrasi molekul uap dan pada luas bidang temu antara cairan dengan uapnya. Dalam tempat tertutup yang mengandung air dan uapnya, peristiwa penguapan dan pengembunan terjadi serempak. Walaupun molekul-molekul pulang pergi antara keadaan cair danuap, apabila cairannya tersedia dalam jumlah yang cukup, akhirnya tercapai keadaan dimana tak terjadi lagi penambahan uap. Keadaan ini dinamakan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan dinamis mengisyaratkan adanya dua proses yang berlawanan yang terjadi secara serempak dalam sebuah sistem tertutup, tak ada proses yang mengalahkan satu sama lain.

Uap yang berada dalam kesetimbangan dengan cairannya, sama seperti gas manapun menghasilkan tekanan. Tekanan yang diamati dalam fase uap jika cairan murni ditempatkan dalam ruang kosong dan memungkinkan untuk mencapai kesetimbangan disebut tekanan uap. Jika dalam ruangan tersebut juga mengandung gas lain, tekanan total termasuk tekanan uap dan tekanan parsial setiap komponen. Tekanan uapa cairan adalah sifat dari cairan tersebut, tidak bergantung pada komposisi fasa uap, namun bergantung pada komposisi fasa cair. Karna tekanan uap adalah hasil dari gerakan molekul, maka tekanan uap akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu. Grafik tekanan uap sebagai fungsi suhu dikenal sebagai kurva tekanan uap.

A Liquid B

Tekanan uap

Tekanan Eksternal
C

Temperature Kurva diatas menunjukkan bagaimana tekanan uap zat cair murni berubah seiring dengan perubahan suhu. Jika tekanan uap sama dengan atau lebih besar dari tekanan eksternal, cairan akan mendidih. Panas laten penguapan (Hv) merupakan banyakknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 mol cairan pada suhu tetap. + Hf - Hf Gas

Liquid

Suhu dimana tekanan uapnya adalah tekanan atmosfir (760 torr) adalah titik didih normal. Titik didih pada tekanan apapun diberikan oleh kurva pada gambar 2-4. Kurva tersebut memisahkan dua daerah : kombinasi dari tekanan eksternal dari suhu di sebelah kiri garis (misalnya, titik A) adalah daerah dimana fasa cair adalah bentuk yang stabil. Titik C adalah daerah dimana fasa gas adalah bentuk stabil. Titik B dan titik lain pada garis memberikan kondisi yang hanya untuk dua fasa dapat ada dalam kesetimbangan. Untuk cairan murni, kurva tekanan uap-suhu dinyatakan oleh persamaan clapeyron, dikembangkan oleh emile clapeyron pada tahun 1834.

Persamaan 2.2 Dimana V adalah perbedaan antara volume yang ditepati oleh 1 mol zat dalam fasa gas dan volume yang ditempati oleh 1 mol zat dalam fasa cair. Volume cairan sangat kecil dibandingkan dengan volume gas, sehingga V V, volume gas Jika kita juga menganggap uap adalah gas ideal, maka

Jadi, kita dapat mensubtitusikan RT/P untuk V dalam persamaan 2.2

Intergasi persamaan diatas menghasilkan persamaan clapeyron :

Atau

Kesetimbangan Padat - Gas Kecendrungan molekul-molekul padatan untuk melarikan diri kekeadaan gas biasanya sangat rendah di bandingkan kecendrungan molekul-molekul cairan untuk melarikan diri ke keadaan gas. Namun demikian , tekanan uap dari suatu padatan tetap ada (misalnya, tekanan uapa logam Pb pada suhu kamar sekitar 1026 torr) dantekanan uap tersebut tergantung pada suhu dalam cara yang sama seperti pada persamaan clapeyron.

Dimana Hv adalah panas laten sublimasi. Tekanan uap padatan khas sebagai fungsi temperature di tunjukkan dalam gambar berikut

Solid Tekanan Eskternal Uap

Tekanan uap

Temperatur

Secara umum, tekanan uap padatan adalah kurang dari tekanan uap fasa cair dan kurva tekanan temperature zat padat lebih curam.

Diagram fasa Diagram fasa memudahkan dalam meringkas dalam tiga jenis perubahan dalam 1 grafik. Sebagai contoh, diagram fasa untuk air diberikan pada gambar berikut :
Tekanan (torr) C B Titik didih normal

760

Solid

Liquid Uap

4, 579

Titik Tripel

0.0098oC Temperatur oC

100oC

Keterangan : Kurva A, memisahkan daerah dimana padatan dan uap stabil dan memberikan tekanan uap padatan sebagai fungsi temperatur. Jika tekanan diatas padatan kurang dari ini, padakan akan menyublin, sedangkan jika tekanan lebih besar maka uap akan mengembun. Kurva B, antara daerah cairan dan uap/gas, menggambarkan tekanan uap cairan sebagai fungsi temperatur. Kurva C menunjukkan titik didih sebagai fungsi tekanan. Garis yang mendekati vertical dengan koefisien arah negatif di sebabkan adanya sedikit air yang keluar sebagai es atau membeku. Triple point adalah titik potong dari ketiga kurva. Kurva D, merupakan garis putus-putus yaitu tekanan uap cairan supercooled (sangat dingin), bila ada.

Anda mungkin juga menyukai