Anda di halaman 1dari 101

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Pengembangan Pabrik 1.1.1 PT. Semen Baturaja (Persero) Untuk memenuhi semen dalam negeri yang setiap tahun meningkat, maka tahun 1973 di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Proponsi Sumatera Selatan diadakan survey bahan galian berupa batu kapur dan tanah liat oleh Direktorat Jendral Pertambangan Umum Departemen Pertambangan, dan hasil survey menunjukkan bahwa daerah tersebut layak didirikan pabrik semen. Pada tahun 1974, diadakan studi kelayakan untuk pendirian pabrik semen Baturaja oleh PT.Semen Padang (Persero), di Kabupaten OKU, Sumatera Selatan yang berkapasitas produksi 500.000 ton per tahun dengan proses kering. Survei kelayakan ini diadakan berdasarkan survey bahan baku semen yang telah dilakukan oleh Direktorat Geologi bekerjasama dengan Biro Industrialisasi pada tahun 1964, yang kemudian dilanjutkan kembali tahun 1973. Tanggal 14 November 1974 berdirilah PT. Semen Baturaja oleh PT.Semen Padang (Persero) bersamasama dengan PT. Semen Gresik (Persero) berdasarkan akte notaries John Fredrik Berthold Tumbelaka Sinyal No.34 tahun 1974. Pembangunan pabrik dimulai pada tahun 1978 oleh Ishikawajima Harima Heavy Industries Company limited (IHI) dari Jepang. Sebagai General Contraktor, IHI bertanggung jawab menyelesaikan seluruh manajemen proyek, perencanaaan, penyediaan dan pembelian bahan konstruksi, pelatihan dan segalanya yang diperlukan untuk beroperasinya sebuah pabrik semen berkapasitas 500.000 ton semen per tahun dengan mutu yang sesuai dengan NI-8/1972. Kontrak antara PT.Semen Baturaja (Persero) dengan IHI ditandatangani pada tanggal 13 September 1977.

Kemudian tanggal 9 November 1979, PT.Semen Baturaja sebagai usaha penanaman modal dalam negeri berubah bentuk menjadi Persero berdasarkan akte notaries Hadi Muntoro,SH No.33, dengan pemegang sahamnya adalah :
1. Pemerintah Republik Indonesia 2. PT. Semen Gresik (Persero) 3. PT. Semen Padang (Persero)

: 88 % :7 % :5 %

Proyek PT. Semen Baturaja (Persero) selesai dikerjakan selama lebih kurang 29,5 bulan. Produksi percobaan dilakukan pada bulan September 1980 sampai April 1981. PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 april 1981, sedangkan pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) baru selesai pada tanggal 30 Mei 1981 dan operasi komersinalnya dimulai pada tanggal 1 Juni 1981, sebagaimana yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) modal saham PT.Semen Baturaja (Persero) diresmikan seluruhnya menjadi milik Negara RI terhitung dari tanggal 4 Januari 1991 berdasarkan PP No.3 tahun 1991. Mulai tanggal 11 juni 1992 sampai dengan akhir Maret 1994, PT.Semen Baturaja mengadakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi semen dari 450.000 ton menjadi 550.000 per tahun. Saat ini sejak 1 Oktober 1996 sampai dengan 2010 dilaksanakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi semen menjadi 1.250.000 ton pertahun. PT.Semen Baturaja (Persero) memakai lambang tiga gajah dalam satu lingkaran dengan gajah berwarna putih, dasar lambang berwarna hijau dan tulisan Portland Cement berwarna merah.arti lambang tersebut adalah : 1. Tiga Gajah Gajah merupakan hewan yang besar dan kuat yang banyak terdapat disumatra selatan. Disamping itu, gajah adalah maskot Sumatera Selatan. Tiga gajah

berarti bahwah PT Semen Baturaja mempunyai tiga lokasi pabrik yaitu Baturaja (OKU),Kertapati (Palembang), dan Panjang (lampung). 2. Warna Dasar Hijau menunjukkan pemetaraan pembangunan untuk mencapai kemakmuran. 3. Warna Tulisan Merah Menunjukkan kesiapan karyawan untuk bekerja keras dalam menghadapi setiap tantangan dan hambatan. 4. Warna Putih pada Gajah Menunjukkan kesucian hati dari keseluruhan para karyawan PT. Semen Baturaja 1.1.2 Indonesia Power

Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan dikeluarkannya Kepres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit pembangkit listrik swasta, serta disusunnya kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993. Sebagai tindak lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Tanggal 3 Oktober 1995 PT. PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah satunya adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I) menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lainnya. Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT.Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000. Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP Priok, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002, keseluruhan

unitunit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hampir 41.000 GWh yang memasok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara keseluruhan di Indonesia total kapasitas terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002 dan 9.047 untuk tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253GWh. PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Kapasitas Terpasang Perunit Bisnis Pembangkit Unit bisnis pembangkitan Suralaya Priok Saguling Kamojang Mrica Semarang Perak-Grati Bali Jawa-Bali
TOTAL

Kapasitas (MW) 3.400,00 1.444,08 797,36 360,00 306,44 1.414,16 864,08 335,07 6.756
15.677,19

Sumber : Anonim, 2008 Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau sekitar 46,51% dari produksi sistem Jawa dan Bali. Untuk produksi listrik pada unitunit bisnis pembangkitan dari tahun 1999 sampai dengan Triwulan pertama tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel 1.2. Sedangkan dalam menyuplai kebutuhan akan tenaga listrik dari Jawa Bali dari

tahun 1998 sampai 2004 tidak hanya PT. Indonesia Power yang menyuplai, tapi juga pembangkit yang lain yaitu IPP dan PJB, seperti diperlihatkan pada Tabel 1.3. Tabel 1.2.Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit Pembangkitan Suralaya Priok Saguling Kamojang Mrica Semarang Perak-Grati Bali TOTAL Sumber :Anonim, 2008 Tahun 2004 (MW) 2852 1056 697 333 298 1098 673 244 7221 Tahun 2005 (MW) 2810 1128 770 332 291 1055 685 280 7351 April 2005 (MW) 2789 1061 791 330 291 1002 732 275 7270

Tabel 1.3. Produksi Listrik (GWh) perUnit Bisnis Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya Priok Saguling Kamojang Mrica Semarang Perak-Grati Bali Jumlah 1997 15.041 7.495 1.645 2.605 708 5.158 349 626 33.627 1998 15.979 6.126 3.589 2.593 1.143 3.871 119 393 33.812 1999 18.513 7.073 2.720 2.728 1.230 3.902 166 722 37.054 2000 21.212 7.457 2.656 2.649 1.121 4.799 67 526 40.487 2001 21.063 6.914 3.392 2.908 1.173 4.558 476 503 40.987 2002 21.449 6.787 2.683 3.056 826 5.096 931 1.022 41.849 2003 23.462 7.248 2.098 2.804 869 5.146 1.534 1.214 44.374 2004 22.711 6.797 2.366 2.988 892 5.524 1.745 1.394 44.417 TW 1 2005 5.801 1.552 933 743 293 1.237 561 337 11.457

Sumber : Anonim, 2008 Tabel 1.4. Daya Terpasang (MW) Sistem Jawa Bali Perusahaan PT.Indonesia Power PT. PJB IPP Jumlah 1997 33.627 25.766 1.585 60.978 1998 33.812 25.672 1.431 60.915 1999 37.054 27.095 3.752 67.901 2000 40.487 26.115 8.225 74.826 2001 40.987 27.828 12.409 81.224 2002 41.849 26.902 17.738 86.489 2003 44.374 26.417 19.151 89.941 22.087 Smt I 2004

Sumber : Anonim, 2008 1.1.3 Puslitbang tekMIRA tekMIRA adalah suatu Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara yang berada dibawah Kementrian ESDM yang bergerak dibidang Penelitian dang Pengembangan Mineral dan Batubara.Dahulunya Puslitbang ini merupakan penggabungan 2 Institusi yang bergerak dibidang pertambangan dan Geologi,yaitu Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan

Akademi Geologi dan Pertambangan pada tanggal 11 November 1976. Awalnya Puslitbang ini dikenal dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM) yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) dan Departemen Pertambangan dan Energi (DPE). Sampai saat ini telah banyak hasil peneletian serta pengembangan di bidang Mineral dan Batubara yang digunakan untuk mendukung kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementrian ESDM. Pada tahun 2000 terjadi perubahan tatanan pada kehidupan berbangsa dan bernegara menyusuk Reformasi yang dilakukan yang diikuti dengan demokratisasi di berbagai bidang serta pemberlakuan UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Selanjutnya Presiden memberikan instruksi kepada semua Departemen yang ada melalui Keputusan Presiden No 44 Tahun 1999 dan Keputusan Presiden No 165 Tahun 2000 Departemen Pertambangan dan Energi resmi berganti nama menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). Atas dasar Kepres tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan Kebijakan melalui Keputusan Menteri No 150 Tahun 2000 dan No 1915 Tahun 2000, kedua keputusan ini mengatur mengenai struktur organisasi yang ada di lingkungan litbang ESDM. Rekstruktulisasi dibadan litbang ini terus berlanjut dengan menghasilkan reaktualisasi visi dan misi DESDM, pembentukan badan litbang beserta visi dan misinya dan pergantian nama dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM) menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) yang kini berada dibawah badan litbang ESDM Dewasa ini perubahan lingkungan strategis berlangsung cepat sehingga sebagai pusat unggulan penelitian dan pengembangan dibidang mineral dan batubara harus bisa menjawab dan politik) tantangan baik nasional diberbagai regional bidang maupun (sosial,ekonomi,budaya dilingkungan

dilingkungan internasional.Untuk menjawab tantangan perubahan lingkungan strategis yang begitu cepat maka Puslitbang tekMIRA mengaktualisasi Visi dan Misi yang telah ada untuk mempercepat laju pertumbuhan Indonesia diberbagai

bidang melalui kebijakan-kebijakan stategis yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dengan mengacu pada Rencana Strategis (Rensra) badan litbang ESDM 2002-2006, visi puslitbang yang tertuang dalam Rensra badan litbang ESDM 2002-2006 yaitu : Menjadikan Puslitbang tekMIRA sebagai pusat penelitian dan pengembangan yang mandiri, profesional dan unggul dalam pengembangan dan pemanfaatan mineral dan batubara.Untuk mengaktualisasi visi tersebut puslitbang tekMIRA memiliki beberapa misi yaitu : 1. Menyelenggarakan litbang terapan untuk pengembangan mineral dan batubara 2. Menyediakan layanan jasa teknologi dalam pengembangan mineral dan batubara 3. Membantu merumuskan kebijakan pemanfaatan mineral dan batubara Secara umum Puslitbang tekMIRA terbagi menjadi 2 yaitu, bidang Pelaksana dan beberapa aspek bidang Fungsional sehingga visi dan misi difokuskan kepada teknologi penambangan, proses pengolahan, lingkungan

pertambangan, keekonomian dan pemanfaatan teknologi informasi. Sedangkan pelaksaan terhadap beberapa kegiatan diserahkan kepada kelompok-kelompok keahlian yang bersifat fungsional, yaitu : 1. Kelompok GeoTeknologi Tambang 2. Kelompok Teknologi Penambangan 3. Kelompok Lingkungan Pertambangan 4. Kelompok Teknologi Pengolahan Mineral 5. Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubatra 6. Kelompok Tekno-ekonomi Mineral dan Batubara 7. Kelompok Teknologi Informasi Pertambangan

Dari beberapa visi dan misi yang ada Puslitbang tekMIRA juga memiliki fokus-fokus untuk kegiatan yang berbasis fungsional,hal ini dimaksudkan untuk bisa mensinergikan antara visi dan misi Kementrian Energi dan Sumber Daya mineral yang merupakan muara dari semua kegiatan Puslitbang tekMIRA dibidang kebijakan mineral dan energi nasional, serta hasil kegiatan dari litbang ini juga digunakan untuk kesinambungan kegiatan penyediaan energi untuk sektoral industri dan juga sektoral lainnya untuk Security Energy Nasional. Fokus yang ada di Puslitbang tekMIRA dibidang fungsional yaitu : 1. Optimalisasi pemanfaatan mineral, berupa peningkatan nilai tambah, teknologi proses dan peningkatan mutu mineral 2. Optimalisasi pemanfaatan batubara, baik sebagai bahan bakar langsung atau melalui konversi dan peningkatan mutu batubara Sesuai dengan Rencana Strategis (Rensra) Puslitbang tekMIRA 2002-2006, kebijakan pertama pada tahun 2002 difokuskan untuk konsolidasi internal, hal ini keterkaitan dengan kemandirian Badan Litbang ESDM yang berarti juga kemandirian Puslitbang tekMIRA yang harus terealisasi pada tahun 2006 karena tugas berat untuk masa depan mengenai mineral dan batubara merupakan tanggung jawab utama dari Puslitbang tekMIRA. Kebijakan pertama pada tahun 2002 yaitu mencakup renovasi yang terus berlanjut hingga tahun 2004, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), inovasi IPTEK dan peralatan yang berlanjut hingga 2005, dan juga penambahan laboratorium terakreditasi yang terus dilaksanakan secara berkesinambungan. 1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik 1.2.1 PT. Semen Baturaja (Persero) Lokasi pabrik di Baturaja terletak di daerah Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Jarak antara pabrik Panjang ke pabrik Baturaja dapat ditempuh melalui jarak sepanjang lebih kurang 270 Km, sedangkan dari pabrik Baturaja ke pabrik Palembang sepanjang 1.2.1.1 Lokasi Pabrik

10

lebih kurang 198 Km. Untuk mempermudah komunikasi antara pemerintah pusat dan pihak perusahaan, maka PT. Semen Baturaja (Persero) membuka kantor perwakilan Jakarta. Secara umum, wilayah Kabupaten Komering Ulu memiliki daerah yang berbukitbukit dengan ketinggian yang berbeda, umumnya berbukit rendah dengan ketinggian yang bervariasi antara 40 m sampai 60 m di atas permukaan air laut. Wilayah kuasa penambangan batu kapur yang dikelola oleh PT. Semen Baturaja (Persero), merupakan bekas lading pertanian yang ditumbuhi semak belukar, Terletak di Desa Pusar. Bagian Selatan mengalir Sungai Ogan yang memiliki ketinggian 30 m diatas permukaan air laut. Lokasi penambangan batu kapur dan tanah liat untuk kebutuhan pabrik terletak lebih kurang 1500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero). Sedangkan lokasi pabrik Baturaja terletak sekitar 2,5 Km dari pusat kota Baturaja dan berjarak 198 Km dari ibukota propinsi Sumatera Selatan (Palembang). Pemilihan tempat tersebut berdasarkan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut : A. Pertimbangan Ekonomi Lokasi pembuatan klinker di pabrik Baturaja yang dekat dengan lokasi penambangan bahan mentah, sedangkan Cement Mill Plant sekarang digunakan untuk pemerataan produksi dan pemasaran. Lokasi Grinding Plant dipilih di Panjang dan Palembang dengan pertimbangan sebagai berikut : Dekat dengan daerah pemasaran Memudahlan pemantauan konsumsi semen dipasaran sehingga produksi

dapat dikontrol Dekat dengan sarana transportasi, baik transportasi hasil produksi maupun

untuk bahan baku. B. Pertimbangan Sosial

11

Meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitarnya Memperluas lapangan kerja disekitarnya dan mengembangkan industry

lapangan kerja disekitarnya dan mengembangkan industry angkutan dan perdagangan bahan bangunan. PT. Semen Baturaja terletak di kabupaten OKU dan berjarak 90 Km dai kota Tanjung Enim, tempat terdapatnya tambang batubara, Bukit Asam (PTBA). Bahan baku berupa batu kapur banyak tersedia dan terdapat cadangan batukapur sebanyak 38.250.000 ton dan tanah liat 2.650.000 ton dilokasi Desa Pusar, yang terletak lebih kurang 3 km dari pusat kota Baturaja, sehingga diperkirakan dengan kapasitas produksi 550.000 ton semen per tahun bisa beroperasi selama 50 tahun. Lokasi unit unit pabrik semen untuk pembuatan terak di Baturaja dengan kapasitas produksi 1.250.000 ton per tahun, penggilingan dan pengantongan semen di Baturaja dengan kapasitas produksi 550.000 ton per tahun, penggilingan dan pengantongan semen di Kertapati, Palembang dengan kapasitas produksi 350.000 ton semen per tahun. Selain di Baturaja dan Kertapati, penggilingan dan pengantongan juga dilakukan di Panjang, Bandar Lampung dengan kapasitas produksi 350.000 ton per tahun. Untuk lebih jelas, peta lokasi PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada gambir 1.

12

Gambar 1. Peta Lokasi Pabrik PT. Semen Baturaja

13

1.2.1.2 Tata Letak Pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) pabrik Baturaja terletak di Desa Sukajadi, OKU. Sebelum memasuki kawasan PT. Semen Baturaja (Persero) pabrik Baturaja, maka akan menemui pos satpam. Kawasan terletak disebelah kiri dan sebelah kanan terdapat Diklat dan wisma yang dikelilingi oleh hutan kota yang sengaja dipelihara oleh PT. Semen Baturaja (Persero) sebagai bentuk penghijauan. Kawasan pabrik dimulai dari kantor satpam yang bersebelahan dengan kantin karyawan, diseberangnya terdapat Kantor Bagian Umum dan Laboratorium Beton. Didepan Laboratorium Beton terdapat kantor bagian K3LH, CCR, dan Laboratorium proses, dimana Kantor Bagina ini menghadap kebarat. Sedangkan packer menghadap keutara. Di arah barat terdapat storage, kilen, raw mill, quarry, dll. Untuk lebih jelas, peta layout pabrik PT. Semen Batujara (Persero) dapat dilihat pada gambar 2.

14

15

Gambar 2. Peta layout PT. Semen Baturaja 1.2.2 Indonesia Power PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang, Banten. 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry Merak, dan 7 km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut.

Gambar 3. Indonesia Power Di bawah ini adalah denah lokasi dari PLTU Suralaya

16

Gambar 4. Denah PLTU Suralaya Luas area PLTU Suralaya adalah 254 ha, Terdiri dari : Tabel 1.5 Luas Area PLTU Suralaya Area A B C D E F G H Nama Lokasi Gedung Sentral Ash Valley Kompleks Perumahan Cool Yard Tempat Penyimpanan Alat alat Berat Switch Yard Gedung Kantor Sisanya berupa tanah dan perbukitan Jumlah Luas (Ha) 30 8 30 20 2 6.3 6.3 157.4 254

1.2.3

PusLitbang tekMIRA Pusat Penelitian dan Pengembangan teknologi Mineral dan Batubara berada

di Kota Bandung dengan jarak sekitar dari pusat kota.Puslitbang tekMIRA ini secara geografis terletak di jalan raya Bandung. Lokasi dan tata letak bisa dilihat di gambar 5.

17

1.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan 1.3.1 PT. Semen Baturaja (Persero) 1.3.1.1 Struktur Organisasi

18

Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada sistem yang mengatur dan mengarahkan kerja dan operasional seluruh pihak yang berkompeten dalam segala hal yang berkenaan dengan proses dan operasi pabrik. Oleh karena itu, harus ada wadah dan tempat yang jelas bagi pihakpihak tersebut untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan kapabilitas dan tingkat intelejensinya. Wadah yang dimaksud diatas adalah sebuah organisasi atau lembaga proses perorganisasian dalam upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan pabrik akan staiblitas dan perusahaan. Sebagai suatu Badan Umum Milik Negara, PT.Semen Baturaja (Persero) memiliki suatu struktur organisai yang merupakan bagian yang sangat penting untuk perusahaan, sehingga nantinya masingmasing mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas. PT. Semen Baturaja (Persero) memiliki bentuk organisasi line dan staff, dimana pimpinan tertinggi adalah Dewan Direksi yang terdiri dari Direksi Utama. Direksi Utama membawahi Direktur Teknik, Direktur Produksi, Direktur Umum/SDM dan Direktur komersial. Tugas dan tanggung jawab direktur PT. Semen Baturaja (Persero) terdiri atas : 1. Direktur Utama, bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan. 2. Direktur Teknik, bertangung jawab atas kegiatan perencanaan penelitian dan pengembangan bidang engineering, pengembangan usaha dan manajemen dari logitik. 3. Direktur Produksi,Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan

perencanaan dan pengendalian seluruh operasional produksi semen diketiga site, yaitu Palembang, Baturaja, panjang. 4. Direktur Umum/SDM, bertanggung jawab atas kegiatan perencnaan pengembangan Sumber Daya Manusia dan Umum.

19

5. Direktur Komersial, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan dan juga pengendalian bidang keuangan, pemasaran. Pembagian manajemen organisasi antara lain : 1. Direktur utama membawahi, antara lain : a. b. c. d. e. Direktur teknik Direktur produksi Direktur Umum/SDM Direktur Komersil Satuan Pengawas Intern

2. Direktur teknik membawahi, antara lain : Departemen Penelitian dan Pengembangan, yaitu meliputi : a. b. c. d. e. Penelitian BBPPO dan Jaminan Mutu (QA) Pengembangan Usaha daan Sistem Manajemen K3 Rancang Bangun dan Perekayasaan Perencanaan dan Penyedian Material

3. Direktur Produksi membahahi, antara lain : Departemen operasi, meliputi : a. b. c. Produksi PBR PBM PBR Pemeliharaan PBR

20

d. e. f.

Pabrik Palembang Pabrik Panjang Umum dan Personalia PPJ 4. Direktur Umum/SDM mebawahi, antara lain :

a. b. c. d.

Umum dan Personalia Perencanaan dan Pengenbangan Personil (P-3) Keamanan Perwakilan Jakarta 5. Direktur Komersial membawahi, antara lain :

a. Departemen Keuangan, meliputi : Akuntansi Pembendaharaan, Pajak dan Asuransi Anggaran dan Analisa Keuangan Pengembangan Sistem Komputerisasi Keuangan PBR Keuangan PPJ

b. Departemen Niaga, Meliputi : Pengadaan Pemasaran

c. KBL (Kemitraan Bina Lingkungan)

21

Kelompok jabatan dalam struktur PT.Semen Baturaja (Persero) dibagi dalam enam tingkatan, yaitu : 1. Departemen 2. Biro 3. Bagian 4. Seksi 5. Regu 6. Pelaksana Tingkatan Seksi sampai dengan tingkat Departemen dinamakan Karyawan Staff, sedangkan untuk tingkat regu, dan pelaksana dinamakan Karyawan non Staff. Setiap tingkatan dipimpin oleh seorang kepala, dimana masing masing kepala dalam setiap tingkatan mempunyai tugas dan mempunyai wewenang masing masing, atau yang disebut dengan uraian tugas jabatan (Job Discription) Untuk lebih jelasnya, struktur Organisasi PT.Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada gambar 3.

22

1.3.1.2 Manajemen Perusahaan Jumlah pegawai PT. Semen Baturaja (Persero) ini berjumlah sebanyak 750 orang yang terdiri 394 orang di Pabrik Baturaja, 155 orang di Pabrik Panjang, 201 orang di Pabrik Palembang. Peraturan kerja yang berlaku di PT.Semen Baturaja (Persero) berdasarkan kesepakatan kerja bersama antara serikat karyawan semen Baturaja dengan semen

23

baturaja dengan pihak manajemen PT. Semen Baturaja (Persero) yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dengan surat keputusan No.Kep.357/BW/PKPP/2002. Adapun Peraturan kerja yang berlaku PT. Semen Baturaja (Persero) antara lain : 1. Untuk Kerja non Shift menggunakan system kerja yaitu dari senin sampai jumat jam kerja jam istirahat hari senin sampai kamis jam istirahat hari jumat :07.30 16.30 WIB :12.00 12.45 WIB :11.30 13.30 WIB

2. Untuk jam kerja shift hari minggu dan hari besar lainya adalah hari kerja. Shift 1 Shift 11 Shift 111 :07.30 15.30 WIB :15.30 23.30 WIB :23.30 07.30 WIB

Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adala system kerja non sift dan shift. Pekerja non shift meliputi para karyawan administrasi perusahaan kepala bagian, kepala seksi serta para manajer, sedangkan karyawan shift meliputi operator, satpam dan karyawan pembantu. System penggajian karyawan meliputi dua jenis yaitu fix salary atau gaji tetap dan variable salary meliputi lembur, shift, dan pegawai call out. Selain gaji yang diberikan perusahaan ,karyawan juga diberikab tunjangan berupa tunjangan berupa shift, proporsional, cuti, tahunan, dan pengobatan.

Faktor faktor yang mempengaruhi sistem penggajian antara lain:

24

1. Indeks yaitu ketetapan berdasarkan golongan karyawan 2. Gradasi atau grade yaitu tingkatan golongan 3. Senioritas yaitu lamanya kerja 4. Performance meliputi kepatuhan, kefektifitasan dan kreativitas. Adapun fasilitas yang disediakan untuk para karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) antara lain: 1. Rumah Dinas 2. Rumah Sakit 3. Tempat Peribadatan 4. Sarana Olahraga (tennis dan kolam renang) 5. Transportasi 6. Rekreasi

1.3.1.3 Peraturan Perusahaan Peraturan perusahaan adalah sesuatu yang memuat berbagai kebijaksanaan, prosedur, serta pelaksanaan yang ditertikan oleh perusahaan yang kemudian disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja yang berlaku di RI. Beberapa peraturan umum yang ditetapkan oleh PT. Semen Batubara (Persero) adalah: 1. Dalam memasuki area pabrik, karyawan harus menunjukkan tanda pengenal dan menggunakan helm. 2. Memakai seragam yang disediakan oleh PT. Semen Baturaja 3. Jumlah cuti tahunan adalah 12 hari bagi setiap karyawan. 4. Setiap orang berkewajiban melaksanakan tugas dengan baik dan membersihkan tempat pekerjaan.

25

5. Dilarang membawa obatobatan terlarang ke dalam wilayah perusahaan dan dilarang meminumminuman yang mengandung alcohol selama jam kerja. 6. Setiap karyawan wajib masuk dan pulang tepat pada waktunya.

1.3.1.4 Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial Manajemen berkeyakinan bahwa untuk mendapatkan kerja yang bermutu dan mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi, maka jaminan kesejahteraan dan kebutuhan social mereka perlu diperhatikan. Disamping memberikan imbalankerja yang memadai kebutuhankebutuhan social dan aspirasi lainnya juga mendapatkan perhatian dengan disediakannya fasilitas sarana penunjang berupa : 1. Balai pengobatan untuk karyawan dan fasilitas dan rawat inap dirumah sakit yang ditunjuk perusahaan. 2. Perpustakaan yang dapat digunakan waktu istirahat/waktu senggang oleh karyawan untuk membaca. 3. Perumahan karyawan yang disediakan bagii karyawan tingkat staff dan non staff. 4. Mess/wisma untuk karyawan yang sedang berdinas dimasing masing lokasi pabrik untuk tamu perusahaan yang berkunjung ke pabrik. 5. Sarana olahraga seperti lapangan tenis,sepakbola, bulutangkis, basket, kolam renang, meja billiard, sarana kesenian dan alat musik 1.3.1.5 Kepersonaliaan Biro Personalia PT.Semen Baturaja (Persero) mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap kelancaran, kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan. Tugas dan tanggung jawab Biro Personalia mengenai : a. Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga berkualitas.

26

b. Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian. c. Melakukan pemutusan hubungan kerja. d. Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan. e. Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagi karyawan Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas, maka dalam melakukan penerimaan tenaga kerja harus sesuai dengan spesifikan jabatan (latar belakang pendidikan dan usia) serta melalui serangkaian tes. 1.3.1.6 Sistem Penggajian Sistem penggajian yang diberikan oleh perusahaan terhadap seluruh karyawan terdiri dari: 1. Gaji Tetap Gaji tetap tergantung pada standar golongan dan merupakan fungsi daripada jabatan, yang termasuk gaji tetap adalah gaji pokok dan gaji pengabdian 2. Gaji Variable Gaji variable ditentukan kepada prestasi kerja karyawan dan prestasi dari perusahaan. Berdasarkan pembagian karyawan staff dan non staff maka system penggajian dapat dilihat pada table 1.6

27

Tabel 1.6 Sistem Penggajian Karyawan Karyawan a. Gaji tetap 1. Gaji Pokok 2. Tunjangan tunjangan\ a. Pengabdian b. Jabatan c. Keluarga d. Lokasi e. Sewa Rumah f. Pengobatan b. Gaji variable 1. 2. Call Out 3. Bonus 4. 5. b. Gaji Variable 1. Tunjangan shiff 2. Call out 3. Bonus 4. Tunjangan kehadiran 5. Lembur Karyawan non staff a. Gaji Tetap 1.Gaji Pokok 2. Tunjangan tunjangan a. Pengabdian

b. Jabatan c. Keluarga d. Lokasi e. Sewa Rumah

Sumber : Bagian Personalia PT.Semen baturaja (Persero) (2010) 1.3.2 Indonesia Power

28

Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja. Pembagian kerja, serta tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula. PT. Indonesia Power Unit bisnis pembangkitan Suralaya, secara struktural puncak pimpinananya dipegang oleh seorang General Manajer yang dibantu oleh Deputi General Manajer dan Manajer bidang Deputi General Manajer Operasi dan Pemeliharaan 1. Deputi General Manajer Operasi dan Pemeliharaan 2. Deputi General Manajer Bidang Umum 3. Deputi General Manajer Pengolahan Batubara Deputi General Manajer ini dibantu oleh Management Representative dan Document Control. Masingmasing Deputi membawahi setiap bagian. 1. Deputi General Manajer Operasi dan Pemeliharaan membawahi 5 manajer, yaitu : a. Manajer Logistik b. Manajer Pengembangan Usaha c. Manajer Sumber Daya Manusia d. Manajer Keuangan e. Manajer Humas 2. Deputi General Manajer Bidang Umum membawahi 5 manajer, yaitu : a. Manajer Perencanaan Evaluasi dan Engineering b. Manajer Pemeliharaan 1-4

29

c. Manajer Pemeliharaan 5-7 d. Manajer Operasi 1-4 e. Manajer Operasi 5-7 3. Deputi General Manajer Pengelolahan Batubara membawahi 3 manajer, yaitu : a. Manajeer Ash Handling b. Manajer Coal Handling c. Manajer Pelabuhan

30

1.3.3

Puslitbang tekMIRA Sistem organisasi yang ada di Puslitbang tekMIRA adalah sistem organisasi

garis dan fungsional (Line and Funcional Organization) dimana setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan yang masing-masing memberikan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya dan ada sebagian bawahan dapat berhubungan langsung dengan atasannya sehingga mereka mempunyai lebih dari satu atasan. Struktur organisasi Puslitbang tekMIRA bisa dilihat digambar 8.

31

32

1.4 Pemasaran 1.4.1 PT. Semen Baturaja (Persero) Pemasaran semen tidak secara langsung dilakukan oleh PT.Semen Baturaja (Persero), melainkan melalui distributor distributor atau penyalur penyalur yang tersebar diwilayah pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero). PT.Semen Baturaja (Persero) Mempunyai wilayah pemasaran antara lain : 1. Banten 2. Bengkulu 3. Jawa Barat/DKI Jakarta 4. Jambi 5. Lampung 6. Sumatera Selatan Untuk meningkatkan kegiatan usaha dan niaga PT. Semen Baturaja (Persero) membentuk distribusi dan transportasi yang bertujuan diantaranya untuk memperluas daerah pemasaran, dalam hal ini diatur oleh Asosiasi Semen Indonesia sesuai pembagian daerah masing masing, yaitu :

33

A. Berdasarkan Distributor 1. Untuk daerah banten Jabar/DKI Jakarta terdiri dari 6 distributor 2. Untuk wilayah Sumatera Selatan Daerah Palembang terdiri dari 8 distributor Daerah Tanjung Enim dan Lahat terdiri dari 1 distributor Daerah Baturaja terdiri dari 2 distributor Daerah Lubuk Linggau terdiri dari 2 distributor

3. Untuk daerah Jambi terdiri dari 2 distributor 4. Untuk daerah Bengkulu terdiri dari 1 distributor 5. Untuk daerah Bandar Lampung terdiri dari 5 distributor

B. Berdasarkan Transportasi Penunjuk distributor ditentukan oleh kebutuhan daerah dan kapasitas pabrik. Distributor distributor membeli semen pada PT. Semen Baturaja (Persero), kemudian semen dijual kepada konsumen. Untuk lebih jelasnya pembagian lokasi pemasaran dapat dilihat pada gambar 9.

34

35

36

1.4.2

Indonesia Power

PT. Indonesia power adalah sebuah anak perusahaan PLN yang menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Saat ini Indonesia Power merupakan perusahaan yang merupakan perusahaan pembangkit listrik dengan daya mampu terbesar di Indonesia. PT Indonesian Power mengelola 8 unit bisnis pembangkitan yaitu Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, PerakGrati dan Bali. Bisnis utama PT. Indonesia Power adalah pengoprasian pembangkit listrik di Jawa dan Bali yang tersebar di 8 lokasi. Unit usaha pembangkitan PT.Indonesia Power diberi nama Unit Bisnis Pembangkitan (UBP). Ke-delapan UBP berikut DMN (Daya Mampu Netto) per 8 November 2007 adalah: a. UBP Suralaya, mengoprasikan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Suralaya Unit 1-4 (4x371 MW) Dan Unit 5-7 (3x575 MW) b. UBP Priok, mengoprasikan PLTU Priok Unit 3&4 (2x45 MW), PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap) Priok Blok I Dan II MasingMasing (3x120 MW dan 1x171 MW), PLTG Priok Unit 1&3 (2X17 MW) c. UBP Saguling, mengoprasikan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Saguling (4x175 MW) d. UBP Kamojang, mengoprasikan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Gunung Salak (3x57 MW) dan PLTP Kamojang, Garut Unit 1 (27 MW) dan Unit 2-3 (2x57 MW) e. UBP Mrica, mengoprasikan PLTA PB Soedirman (3x60 MW) f. UBP Semarang, mengoprasikan PLTU Tambak Lorok, Semarang Unit 1-2 (2x42 MW) dan Unit 3 (105 MW), PLTGU Tambak Lorok Blok I dan II masing-masing (3x100 MW dan 1x152 MW), PLTG Cilacap (2x20 MW)

37

g. UBP Perak-Grati, mengoprasikan PLTU Perak, Surabaya Unit 3-4 (2x28 MW), PLTGU Grati, Lekok, Pasuruan Blok I (3x99 MW dan 1x153 MW), PLTG Grati Blok II (3x100 MW) h. UBP Bali, mengoprasikan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Pesanggaran, Denpasar (total 55 MW), PLTG Pesanggaran (106 MW), PLTG Gilimanuk (130 MW) dan PLTG Pemaron (2x40 MW). Selain UBP, IP juga mempunyai bisnis jasa pemeliharaan pembangkit listrik yang diberi nama Unit Bisnis Pemeliharaan (UBHar) yang berkantor di jalan KS Tubun, Jakarta. IP juga mempunyai anak perusahaan yang bergerak di bidang Trading batubara yaitu PT. Artha Daya Coalindo. Sedangkan PT.Cogindo Daya Bersama adalah anak perusahan IP bergerak di bidang Co-generation dan Energy Outsourcing. Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik khususnya pulau jawa, untuk meningkatkan pemanfaaatna sumber energi primer, maka PLTU Suralaya dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama yang merupakan sumber energi primer kelima disamping energi air, minyak bumi dan panas bumi. Pembangunan PLTU Suralaya dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yang seluruhnya berjumlah 7 unit: a. Tahap I b. Tahap II c. Tahap III = 2x400 MW beroprasi tahun 1984 = 2x400 MW beroprasi tahun 1989 = 3x600 MW beroprasi tahun 1997

Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Therma Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing dari Montreal Engineering Company (Monenco) Canada dan Black & Veatch International (BVI) Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan, proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor local dan kontraktor asing. 1.4.3 Puslitbang tekMIRA

38

1.4.3.1 Pengalaman Kerjasama Riset dan Pelayanan Jasa Teknologi Puslitbang tekMIRA telah banyak melakukan kerjasama riset dan Pelayanan jasa teknologi baik dengan pemerintah maupun dengan swasta nasional baik didalam maupun diluar negeri.Puslitbang ini juga memberikan jasa teknologi sesuai keahlian atau profesi yang dimilikinya serta disesuaikan dengan stake holders.Berikut ini adalah daftar nama perusahaan dan instansi yang telah melakukan kerjasama dengan litbang tekMIRA serat pelayanan jasa dari tahun 2004-2012 : Kerjasama Riset Aneka Tambang Pongkor BANPU (Thailand) BPPT Fajar Bumi Sakti Fakultas Teknik UI JCOAL (Jepang) Kobe Steel Co.Ltd (Jepang) NEDO (Jepang) Indonesia Pratama Indocement Palimanan Ishikawajima-Harima Heavy Industries Co.Ltd ITB Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) LIPI Mitsubishi Corp Pemda Jatim,Jateng,Jabar dan Bali Tambang Batubara Bukit Asam

39

Sojitz Corporation Indonesia Rekayasa Industri Semen Cibinong Semen Gresik Semen Tonasa Smelting Gresik Surveyor Indonesia JGC Corp Tin Tecnology Limited Universitas Trisakti Trubaindo Coal UNHAS UNISBA United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)

Pelayanan Jasa Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Bumi Makmur Selaras Fakultas Teknik UI Freeport Indonesia Jayadi Pratama Surveyor Indonesia TIMAH Krakatau Steel Pupuk Kujang

40

Balitbangda Sumut Badan Operasi Bersama Kitadin AIC FBS Sumber Kurnia Buana

Pelayanan Jasa Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Advance Technology Indonesia BANPU Group Berau Coal Ener Corp Fakultas Teknik UI Freeport Indonesia Ishikawajima-Harima Heavy Industries Co.Ltd Konservasi Energi Abadi Lautan Warna Berlian Mitsubishi Corp Nusa Galih Nusantara Paragonesiatama Pendopo Energi Batubara PLN Puslit Teh dan Kina (Bandung) Surveyor Indonesia

Pelayanan Jasa Teknologi Aplikasi Penambangan Mineral dan Batubara Allied Indo Coal

41

Aneka Tambang Banpu Group (Indominco,Kitadin,Trubaindo,Jorong Barutama Greston) Berau Coal Bukit Asam Bukit Panglong (Riau) Bumi Parijata Pratama Cimco Chemical Dahana Elputcika Persada Fajar Bumi Sakti KPC Indocement Tunggal Prakarsa Intan Mulia Intimulya Multikencana Karbindo Kencono Wungu Kobatin Konservasi Energi Abadi Pemda Jawa Tengah,Jawa Timur dan Jawa Barat KPRI Pusdiktek PU Bandung Micromine Indonesia Perdana Nusa Indah Obsidian Muara mandiri PLTU Paiton Puri Dimensi

42

Radiant Ramok Senabing Resca Log Geoprima Semen Baturaja Semen Gresik Semen Padang Semen Tonasa Sumber niaga Surveyor Indonesia Tanito Harum Telkom Timah Velseis Indonesia

Pelayanan Jasa Tekno-Ekonomi dan Infromasi Advance Technology Indonesia Aneka Tambang Bukit Asam Fakultas Teknik UI Freeport Indonesia Micromine Indonesia Perdana Pemkab Bangka dan Ponorogo

43

BAB II URAIAN PROSES

2.1 Bahan Baku 2.1.1 PT. Semen Baturaja (Persero) Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang mengandung oksidaoksida kalsium, alumina, silica dan besi. Bahan baku tersebut terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang (korektif) dan baku tambahan.

44

2.1.1.1 Bahan Baku Utama Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida oksida kalsium, silica dan alumina. Bahanbaku utama yang digunakan yaitu batu kapur (Lime Stone) dan tanah liay (Clay).
a. Batu Kapur ( Lime Stone )

Calsium carbonat ( CaCO3) berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen Portland sebagai sumber senyawa kapur ( CaO ).
b. Tanah Liat ( Clay )

Tanah liat ( 3AI2O3.K2O.6SiO2.2H2O ) merupakan bahan baku semen yang mempunyai sumber utama senyawa silica, senyawa alumunia, dan senyawa besi. 2.1.1.2 Bahan Baku Penunjang (Korektif) Bahan baku korektif adalah bahan tambahan ada bahan baku utama apabila pada pencampuran bahan baku utama komposisi oksidaoksidanya belum memenuhi persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silica, oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silica ( silica sand) dan pasir besi ( iron sand).
a.

Pasir silica ( Silica sand ) Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2 dalam tanah liat yang rendah.

b.

Pasir Besi (Iron Sand) Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe2O3 yang biasanya dalam bahan baku utama masih kurang.

Bahan Baku penunjang memiliki sifat fisik dan kimia seperti pada tabel berikut :

45

Tabel 2.3 Sifat sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Penunjang No 1 2 3 4 5 6 7 Sifat Sifat Bahan Rumus Kimia Berat Molekul Densitas Titik Leleh Titik Didih Warna Kelarutan SiO2 Komponen Bahan Baku Pasir Silika Pasir Besi Fe2O3 159,70 g/gmol 5,12 g/ml Terurai pada 1560 C Hitam

60,06 g/gmol 2,32 g/ml 1710 C 2230 C Coklat Keputihan

Tidak larut dalam air, Tidak Larut dalam air, dan alkali tetapi larut tetapi larut dalam HCL

dala HF Sumber : Perry, R.H, Tahun 1989 2.1.1.3 Bahan Baku Tambahan Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada tera atau klinker untuk memperbaiki sifat sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Bahan baku tambahan yang biasa digunakan untuk mengatur waktu pengikat semen adalah Gypsum, dengan kadar semen yang ditambahkan berkisar 4%. Tabel 2.4 berikut adalah sifat sifat fisik dan kimia dari Gypsum.

Tabel 2.4 Sifat Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Tambahan No Sifat Sifat Bahan Gypsum

46

1 2 3 4 5 6 7

Rumus Kimia Berat Molekul Densitas Titik Leleh Titik Didih Warna Kelarutan

CaSO4.2 H2O 172,17 g/gmol 2,32 g/ml 128 C 163 C Putih Larut dalam air, gliseril, Na2S2O3 dan garam NH4

Sumber : Perry, R.H, tahun 1989 2.1.2 Indonesia Power

PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis subbituminous dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg. 2.2 Proses Produksi 2.2.1 PT. Semen Baturaja (Persero)

Proses pembuatan semen yang dihasilkan pada PT. Semen Baturaja ini menggunakan proses kering (dry procces). Proses produksi ini dimulai dari penyediaan bahan mentah, penggilingan bahan mentah, pembakaran, pendinginan klinker, dan pengatongan semen.

47

2.1.1.2 Uraian Proses 1. Penyediaan Bahan Mentah Bahan mentah yang dibutuhkan dalam pembuatan semen antara lain batu kapur, tanah liat, pasir silica dan pasir besi.
a. Penambangan Batu Kapur (Lime Stone)

Batu

kapur

dapat diperoleh

dengan

cara penambangan.

Metode

penambangan yang dilakukan di PT. Semen Baturaja (Persero) bersifat tambang terbuka. Metode ini dipakai karena deposit batu kapur di PT. Semen Baturaja (Persero) terletak pada daerah yang mendatar, sehingga tempat kerjanya (front) digali kearah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Metode penambangan seperti ini disebut Pit Type Quarry.Penambangan batu kapur berlokasi di daerah Pusar yang terletak lebih kurang 1200 m kearah barat daya dari arah pabrik. Area penambangan dengan luas lebih kurang 51,5 ha ini memiliki ketebalan tanah penutup (Over Burden) ratarata 4 meter. Aktivasi penambangan batu kapur meliputi clearing, stripping, drilling, blasting, loading, hauling dan crushing. Alat-alat perlengkapan penambangan batu kapur adalah sebagai berikut :
- Bor tipe Rotary Drill dengan diameter 4 in

- Mobil kompresor - Hydraulic Exavator


- Rear Dump Truck HD 200 dan HD 300

Alat-alat bantu antara lain: - Buldozer - Pompa listrik - Greader - Wheel loader

Kegiatan penambangan batu kapur meliputi : 1. Clearing

48

Clearing adalah kegiatan pembersihan semak belukar maupun bongkahan bongkahan batu yang berada di atas lokasi dan menghalangi penambangan. Tanah humus di bagian atas lokasi dan menghalangi penambangan. Tanah humus di bagian atas harus ditimbun pada tempat tertentu dan ditanami rumput agar tidak terjadi erosi, sehingga kelak dapat dipakai sebagai reklamasi bekasbekas penambangan.
2.

Stripping of Over Burden (Pengupasan Tanah Penutup). Stripping of Over Burden adalah kegiatan pengupas tanah penutup yang

mempunyai ketebalan lebih kurang 4 meter dengan menggunakan alat gali Back Hoe UH 20. Lapisan tanah selanjutnya digali dan dimuat ke dalam Dump Truck HD 200 kemudian dibuang ke tempat pembuangan di sebelah tenggara front.
3. Drilling (Pengeboran)

Untuk penambangan batu kapur terlebih dahulu dilakukan pengeboran guna pembuatan lubang ledak (Blast Hole). Jenis alat yang digunakan pada front penambangan batu kapur ada tiga jenis yaitu: - Jack Hammer Digunakan untuk bongkahan-bongkahan (Boulder) yang terdapat pada bagian atas dari batu kapur untuk memudahkan operasi. - Wagon Drill dan Rotary Drill Wagon Drill dan Rotary Drill digunakan bila permukaan batu kapur sudah cukup rata dan dioperasikan untuk pembuatan lubang ledak. Geometri lubang ledak produksi PT. Semen Baturaja (Persero) terdiri dari burden 2,5 meter, kedalaman lubang ledak bor rata-rata 7 meter, posisi kemiringan lubang 80o dan spacing 3 meter. Jika pengeboran telah selesai, dilanjutkan dengan pengisian lubang ledak dengan bahan peledak.
4. Blasting (Peledakan)

Perlengkapan peledakan secara umum terbagi antara lain : -

Penggalak awal (Detonator listrik, sumbu ledak) Penggalak utama (primer, Booster) Penggalak nyala panas atau arus listrik (kabel listrik, sumbu bakar). Sumber nyala atau arus listrik (Blasting Machine).

49

Bahan peledak yang dipakai : Damotion 805 Bahan peledak dengan bentuk seperti dodol yang pekat dengan melarutkan Nitro Catton dalam Nitro. ANFO Campuran Ammonium Nitrat dengan bahan bakar solar dengan perbandingan berat 94 %-96 %. Standar penggunaan bahan peledak adalah 130 gram/ton. Sedangkan urutan pekerjaan yang dilakukan selama pengisian bahan peledak adalah sebagai berikut: - Mempersiapkan bahan peledak, detonator, listrik dan peralatan lain. - Pengecekan kedalaman lubang. - Mengontrol detonator dengan Ohm Meter. - Memasukkan detonator ke dalam Damotin. - Memasukkan primer bahan peledak ke dalam lubang.
- Memasukkan pekerjaan stemming (pemadatan lubang tambang).

- Menghubungkan detonator listrik sehingga menjadi rangkaian yang tersusun baik.


- Menguji rangkaian dengan alat Blasting Ohm Meter untuk mengetahui apakah

sudah sempurna. - Memberikan tanda sirine sebagai awal dimulainya peledakan.


5. Loading (Pemuatan)

Merupakan rangakaian kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material ke dalam alat angkut. Alat muat yang dipakai antara lain: Hydraullic Shovel, Back Hoe, Whell Loader. Setelah batu kapur digali dengan alat muat lalu dimasukkan ke Dump Truck.

6. Hauling (Pengangkutan)

50

Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut batu kapur ke peralatan pemecah batu kapur. Alat angkut yang digunakan adalah DumpTruck
7. Crushing (Pemecahan)

Batu kapur yang diangkut dari tambang dengan Dump Truck dituangkan ke dalam limestone hopper. Selanjutnya batu kapur dimasukkan ke dalam alat pemecah (single shaft hammer crusher) oleh appron feeder. Prinsip kerja dari alat pemecah yaitu berdasarkan putaran (rotation) dan pukulan (impact) dari hammer yang membentuk impact wall lining. Produk yang lolos dari saringan (grate basket) masuk discharge steel conveyor, sedangkan material jatuhan dari appron feeder ditampung oleh drag chain dan masuk discharge steel conveyor. Selanjutnya batu kapur tersebut diangkut dengan melalui rangkaian seri belt conveyor dicurahkan dengan membentuk layerlayer ke tempat penumpukan yang dibagi dua bagian yaitu stock pile I dan II.
b. Penambangan Tanah Liat (Clay)

Penambangan tanah liat yang berlokasi di Air Gading terletak lebih kurang 400 meter arah barat daya dari pabrik. Lapisan over burden berkisar antara 0,2 0,5 meter, Luas lokasi penambangan lebih kurang 27,4 Ha dengan system penggalian dari atas bench. Alat alat yang digunakan:
a. Hydraullic Exavator / Back Hoe Hitachi dengan kapasitas 2,4 m3

b. Rear Dump Truck Alat bantu yang digunakan: Buldozer untuk pengupasan tanah penutup Kegiatan penambangan tanah liat meliputi clearing, stripping, loading, hauling dan crushing. 1. Clearing / Stripping Untuk pembersihan/pengupasan over burden tersebut cukup dengan menggunakan bulldozer. 2. Loading / Hauling

51

Alat yang dipakai adalah back hoe dengan kapasitas 2,4 m3, sedangkan alat angkutnya adalah Rear Dump Truck dengan kapasitas 20 ton. 3. Crushing Dengan alat angkut Dump Truck, tanah liat dari tambang diangkut dan dituangkan ke dalam clay hopper.Appron feeder yang dilengkapi dengan I speed mentransfer tanah liat ke Double Roller Crusher. Prinsip kerja Double Roller Crusher adalah dengan cara ditekan oleh dua buah roller yang putarannya berlawanan arah. Pada roller tersebut dilengkapi dengan kuku baja (teeth) untuk membantu memecah tanah liat yang keras. Untuk menampung jatuhan material dari appron feeder dipasang drag chain. Material yang telah dihancurkan selanjutnya dimasukkan ke dalam stock pile tanah liat dengan alat transport belt conveyor.
a. Penyediaan Pasir Silika

Pasir silika digunakan sebagai bahan koreksi pada bahan mentah utama yang kekurangan SiO2. Jumlah yang dibutuhkan didasarkan pada perhitungan otomatis oleh program QCX di bagian pengendalian mutu. Pasir silika tersebut diperoleh dengan cara membeli dari tambang rakyat. Sifat fisik pasir silika antara lain ada yang berwarna kuning putih, hingga coklat kemerah-merahan tergantung dari lokasi tambang rakyat tersebut. Bentuknya seperti pasir biasa, namun yang membedakan adalah warnanya yang khas dan berkilat, serta ada juga yang masih dalam bentuk bongkahan atau gumpalan-gumpalan sebesar kepalan tangan.
b. Penyediaan Pasir Besi / Bijih Besi

Berfungsi sebagai bahan koreksi adanya kekurangan komposisi Fe2O3. Di dapat dengan cara membeli dari Lampung dan rekanan-rekanan yang di tunjuk. Warnanya kebanyakan hitam, warna gelap, kemerahan dan kecoklatan. Kekerasan 5,5 6,5 skala Mohs. Bentuk butiran halus seperti pasir.

1.

Penggilingan Bahan Mentah

52

Penggilingan bahan mentah adalah cara untuk memperkecil ukuran bahan mentah menjadi lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi lebih besar. Tujuan dari penggilingan bahan mentah ini adalah untuk mendapatkan campuran bahan mentah yang homogenik dan untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi. Selain penggilingan, material juga mengalami pengeringan dengan media pengeringanya berupa gas panas yang dapat berasal dari hot gas generator ataupun dari kiln exchaust gas. Bahan mentah utama yang terdiri dari batu kapur dan tanah liat di garuk dengan menggunakan reclaimer dari stock pile masingmasing, kemudian bahan koreksi yang berupa pasir silika dan pasir besi di campur dengan bahan mentah utama dalam sebuah belt conveyor untuk di umpankan ke dalam vertical mill. Di dalam vertical mill keempat bahan mentah yang telah bercampur dengan proporsi tertentu itu mengalami proses penggilingan dan pengeringan. Selanjutnya, material yang telah halus di hisap dengan sebuah fan. Untuk mendapatkan produk vertical mill tepung baku atau raw meal yang memiliki kehalusan sesuai dengan standard , maka material yang terhisap harus melewati separator terlebih dahulu dan selanjutnya di pisahkan dari gas panas dengan menggunakan 4 buah cyclone. Tepung baku yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya di masukkan ke CF Silo (Continous Flow Silo) dengan menggunakan alat transport berupa fluxoslide dan belt bucket elevator. Di dalam CF Silo raw meal akan dihomogenisasi dan di simpan serta siap di umpan ke kiln. Produk atas dari Cyclone Separator adalah uap air, gas panas dan sebagian debu yang terikat pada waktu pemisahan ini di transportasikan ke Electric Precipitator. Didalam Electric Precipitator ini debu ditangkap oleh elektrodaelektroda yang bertegangan tinggi. Debu yang terkumpul ini di kembalikan lagi ke CF Silo. Sedangkan gas panas dari kiln, uap air dan sebagian debu yang tidak tertangkap oleh elektrodeelektroda Electric Precipitator di transportastikan ke cerobong (stack) dengan bantuan sebuah fan adalah IDF fan.

a. Penggilingan Batubara

53

Raw coal yang diperoleh dari PT. Bukit Asam (Persero) ditumpuk dalam domestorage, selanjutnya reclaimer akan menggaruk batubara untuk dijatuhkan dalam belt conveyor. Kemudian oleh bucket elevator material dibawa ke raw coal silo. b. Penggilingan Raw Coal Proses diawali dengan pemanasan sistem (heating up), yang bertujuan untuk mempersiapkan kondisi operasi coal mill dengan cara memasukkan gas panas dari kiln hingga mencapai temperatur tertentu dan harus dilakukan dengan benar hingga tidak membahayakan sistem sebelum dimasuki batubara. Setelah kondisi panas memenuhi persyaratan segera raw coal dimasukkan ke dalam coal mill melalui twin paddle. Di dalam coal mill, raw coal masuk di antara table dan roller membentuk ketebalan tertentu bed contact dengan gas panas mengalami proses pengeringan. Selain hasil penggilingan dihisap oleh jet pulse filter untuk dipisahkan antara coal halus dari gas panas. Coal halus ditangkap oleh filter kemudian disimpan dalam bin sebagai produk coal mill yang siap untuk digunakan pada proses pembakaran, sedangkan gas panasnya dibuang melalui stack (prinsip kerjanya sama dengan raw material semen pada vertical mill). Keberhasilan proses penggilingan batubara selain dari segi kuantitas juga ditinjau dari kualitasnya, yaitu kadar air dan kehalusan fine coal produk coal mill standar air maksimal 9 %, agar tidak merugikan proses pembakaran, sedangkan kehalusan batubara dibatasi maksimum 20% yang lolos ayakan 90 . Tingkat kehalusan yang berlebihan akan merugikan dalam proses pembakaran. Agar sistem tetap bertekanan negatif dan tidak adanya batubara yang berhamburan, maka digunakan jet pulse dengan ukuran kecil. c. Pengumpanan coal ke kiln dan calsiner Kebutuhan batubara yang dialirkan ke kiln maupun calsiner diatur dengan control system. Fine coal dari bin akan turun ke pfister dengan bantuan udara dari aerasi untuk ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya keluar melalui pipa`kemudian dihembuskan oleh udara bertekanan tinggi dari blower menuju kiln burner atau calsiner burner untuk proses pembakaran. Prinsip utama yang paling

54

penting adalah stabilitas supply batubara dari pfitser ke burner sangat berpengaruh terhadap proses pembakaran di kiln dan calsiner.
2. Proses Pemanasan Awal dan Proses Klinkerisasi

a. Proses pemanasan awal Proses pemanasan awal adalah proses penguapan air dan proses calsinasi pada umpan kiln raw meal pada temperatur 600800 0C. Proses ini terjadi pada Preheater, yang terdiri dari 2 unit (2 string), masing-masing string terdiri dari 4 cyclone, salah satu string dilengkapi dengan burner precalsiner (Secondary Burner). Dengan adanya Preheater 2 string dan dilengkapi dengan Burner Precalsiner, maka akan terjadi peningkatan / percepatan proses kalsinasi (sebagian besar proses kalsinasi sudah terjadi di preheater) dan beban kalsinasi didalam kiln menjadi lebih ringan atau berkurang. Untuk lebih jelas reaksi yang terjadi pada proses pembuatan semen dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini

55

Tabel 2.5 Reaksi Pada Proses Pembuatan Semen Temperatur (0C) 0-100 100-600 600-800 Reaksi yang terjadi (perubahan) Penguapan air dalam Roller Mill Penguapan air hidrat dari tanah Liat Penguraian senyawa karbonat (proses Calsinasi) terutama jenis magnesium karbonat sedangkan karbonat dari senyawa kalsium akan terurai pada suhu 900 0C. Mulai 700-900 1100-1200 1200-1450 terbentuknya senyawa C2S, dan C3A, C2S, C2AF Pembentukan Pembentukan senyawa C3S
0

Reaksi

CaCO3 CaO(s) + CO2

Al2O3

3CaO

3CaO.Al2O3 Al2O3 + 4CaO + Fe2O3 4CaO.Al2O3.Fe2O3 SiO2 3CaO + + 2CaO SiO2 2CaO.SiO2 3CaO.SiO2

C4AF, C3A maksimum pengurangan CaO bebas pada temperatur 1260 C, terbentuk fase cair (Liquid Phase) yang apabila didinginkan menjadi terak (klinker)

Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010) Menurut teori atau neraca panas pada pembakaran, bahwa panas yang dibangkitkan dari bahan bakar sebagian besar dipakai untuk proses calsinasi di preheater dan sebagian kecil dipakai dalam proses klinkerisasi di kiln.

3. Pembakaran

56

Tepung baku (raw meal) yang telah dihomogenisasi di dalam CF Silo dikeluarkan dan dengan menggunakan serangkaian peralatan transport, tepung baku di umpankan ke kiln. Tepung baku yang di umpankan ke Kiln disebut umpan baku atau umpan kiln (kiln feed). Proses pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal umpan baku di preheater (pengeringan, dehidrasi dan dekomposisi), pembakaran di kiln (klinkerisasi) dan pendinginan di Grate cooler (quenching). a. Pengeringan Pengeringan di sini adalah proses penguapan air yang masih terkandung dalam umpan baku. Terjadi pada saat umpan baku kontak dengan gas panas pada temperature sampai 200 C. b. Dehidrasi Dehidrasi adalah proses terjadinya pelepasan air kristal (combined water) yang terikat secara molekuler di dalam mineralmineral umpan baku. Proses ini terjadi temperatur 100400 C. Kondisi ini menyebabkan struktur mineral menjadi tidak stabil dan akan terurai menjadi pada temperatur 400900 C. c. Dekomposisi dan kalsinasi Dekomposisi adalah proses penguraian atau pemecahan mineral mineral umpan baku menjadi oksidaoksida yang relatif terjadi pada temperatur 400 900 C . d. Klinkerisasi Klinkerisasi adalah proses pembentukan senyawasenyawa penyusun semen Portland baik dalam fasa padat maupun dalam fasa cair. Pada temperatur 1260-1310 C mulai terjadi lelehan terutama terdiri dari komponen Al203 dan Fe2O3. Pada temperatur 1450 C, jumlah fasa cair dapat mencapai 20-30 %. Dalam fasa cair terjadi pembentukan ( C3S ) 3CaO. SiO2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut: 2CaO.SiO2 + CaO 3CaO.SiO2 Apabila dalam proses klinkerisasi masih terdapat CaO yang belum bereaksi dengan oksida lainnya, maka akan terbentuk CaO bebas (free lime) yang bersifat merugikan terhadap, mutu semen. Banyaknya CaO bebas pada klinker dapat dijadikan salah satu indikator apakah proses pembakaran klinker berjalan dengan

57

baik atau tidak. Semakin banyak CaO berarti proses pembakaran tidak berjalan dengan baik. Peralatan utama untuk pembakaran P.T Semen Baturaja (Persero) adalah Rotary kiln yang dilengkapi dengan Suspension Preheater. Kecepatan pembakaran bahan baku dalam rotary kiln (tanur putar) bergantung pada :
- Kecepatan putar kiln - Panjang kiln - Diameter kiln - Kemiringan kiln

= 3 rpm = 75 m = 4,5 m = 150

e. Quenching Quenching adalah proses pendinginan klinker scara mendadak setelah reaksi klinkerisasi selesai. Quenching dilakukan di dalam Grate Cooler dengan media pendingnnya berupa udara luar yang dihembuskan ke dalam Grate Cooler dengan menggunakan fan. Tujuan quenching adalah untuk mendapatkan klinker dengan mutu yang baik, diantaranya : - Mencegahnya terjadinya reaksi inversi terjadi pada pendinginan lambat pada temperatur 1200 C.
- Mencegahnya terjadinya pembentukan struktur Kristal beta 2CaO.SiO2 yang

bersifat hidraulis menjadi Kristal alfa 2CaO.SiO2 yang bersifat kurang atau tidak hidraulis. Klinker yang dihasilkan kemudian disimpan di dalam klinker silo. - Dengan adanya pendinginan yang mendadak dari temperatur tinggi (1000C) menjadi temperatur yang rendah (100C) akan dihasilkan terak yang rapuh (berpori-pori tinggi) sehingga memudahkan dalam proses penggilingan terak. - Untuk melindungi peralatan transportasi terak dari temperatur tinggi.
- Panas terak dikembalikan ke dalam kiln sebagai udara sekunder pada

pembakaran.
4.

Penggilingan Semen Klinker yang disimpan dalam klinker silo dikeluarkan dan diangkut dengan

chain conveyor masuk ke dalam bin klinker. Sementara gypsum dari gerbong

58

dibongkar dan disimpan dalam bin gypsum. Dengan perbandingan tertentu, klinker dan gypsum dikeluarkan dari bin masingmasing dan akan bercampur di belt conveyor. Dari belt conveyor campuran ini kemudian dihancurkan dengan roller press sehingga memiliki ukuran tertentu yang selanjutnya digiling dengan menggunakan alat penggiling berupa tube mill yang berisi bola bola besi sehingga media penghancurnya. Dengan menggunakan sebuah fan, material yang telah halus dihisap dan dipisahkan dari udara pembawanya dengan menggunakan beberapa perangkat pemisah debu. Hasil penggilingan ini disimpan dalan semen silo yang kedap udara. Semen yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu fisik semen dengan kehalusan minimal 3000 cm2/g (SNI mempersyaratkan min. 2800 cm2/g).
5. Pengantongan Semen

Semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkut dengan menggunakan belt conveyor masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan berupa Rotary Packer, semen dikantongi dengan setiap 1 sak berisi 50 kg semen, kemudian di bawa ke truk untuk dipasarkan. Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan semen Baturaja dapat dilihat diagram alirnya pada gambar 10.

PT . S E M E N BA T U R A J A

B A T U R A J A C L IN K E R P L A N T

F L O W S H E E T & S A M P L I LNa mGp i r aMn A: P


59
R E C Y C L E T O R A W M IL L T O C O A L M IL L ( B ) E P

IR O N S A N D FR O M ST O R AG E

T O R A W M I L L ( DA u )s t t o C F S i l o o r to K iln F e e d S IL IC A S A N D

C F S IL O
LS S S IS

C T

E P L IM E S T O N E

6 7
S L C O IL B U R N E R

T O

LA B .

D u s t t o C lin k e r
SL C

SLC CO AL BU R NE R

L IM E S T O N E C R U SE R

K IL N

SYSTE M

1
GR AT E C O O LE R

C L A Y

T O B AT U R A J A C E M E NT PLA NT D IL U T E AIR

( C )

R A W M IL L
C L A Y C R U SE R

FR O M ( A )

3
C L IN K E R ST O R A G E

C L I N K EC RL I N K E R S I L O -I S I L O -I I

11
H O T G AS F U R NA C E

13 10
C L IN K E R C O V E R STO R A G E

14

15

G Y P S U M I R O N S AR NA DW C O A L F R O M T R AF I RN O M T FR R A OI N T R A I N M

12
F IN E C O A L B IN C O AL S CR E E N CO AL B IN D C

C L I N K E R 'S T R A I N T O PALE M B ANG & PA NJ ANG PL A NT

T O

K IL N

T O C A L C IN E R G Y PS UM S T O R A G E B IN T O C E M E NT PLA NT C O AL CR U SH E R

17 16
C O AL ST O R AG E
C O AL M IL L

F R O M ( B )

X S A M P L IN G P O IN T

T O R A W M IL L IR O N S A N D P L A N T S T O R A G E

D i a j u k aD n i ,p e r i k s ai ,s e t u j u i , D

D IL U T E A IR

B a t u r a j a C e m e n t P la n t
G Y P S U M F R O M U N L O A D IN G

60

D C

G Y P S U M S T O R A G E B IN

C L IN K E R F R O M C L IN K E R P L A N T ( C )

S TE E L S ILO

G Y PSUM C LIN K E R EX EX IR O N LI M E S TO N E SA N D B IN B IN

SEPA X S E P T. 1 8 1 9 G R IT S E P T. D C
C E M E NCT E M E N T S ILO S IL O EX EX L I M E S T OR AN WE M E A L S ILO S IL O

C EM EN T PA C KER

2 0

R O L L E R P R E S S

C E M E N T

M IL L C EM EN T PA C KER

A IR C O M P R E S S O R 7 5 0 C FM

F ly A s h Ex I n te r m e d ia te B in

4"

Ex C o a l W e ig h e r

S A M P L IN G P O IN T

2.2.2

Indonesia Power

Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke Jetty

61

Suralaya. Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer atau langsung batubara tersebut ditransfer malalui Junction House ke Scrapper Conveyor lalu ke Coal Bunker, seterusnya ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke Pulverizer dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan dan dibawa ke Coal Burner yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruangan bakar dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) yang mengalirkan udara pembakaran melalui Air Heater. Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) dan dilewatkan melalui Electric Precipitator yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stak. Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok). Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian dipanaskan di Super Heater (SH) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine, dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine dan Low Pressure (LP) Turbine. Sementara itu,

62

uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser dengan pendinginan air laut yang dipasok oleh Circulating Water Pump. Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump, pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater, dinaikkan ke Deaerator untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump melalui High Pressure Heater, dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk kedalam Boiler pada Economizer, kemudian air masuk ke Steam Drum. Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator, maka kedua poros memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi) se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV. 2.3 Produk 2.3.1 PT. Semen Baturaja (Persero) Produk yang dihasilkan dari proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja (Persero) adalah Semen Portland Type I menurut Standar Nasional Indonesia. Semen Portland Type I adalah semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain. Penggunaan semen Portland type I dapat dipakai untuk seluruh bangunan seperti untuk jalan, jembatan, bangunan gedung dan lain-lain jenis konstruksi, terutama yang tidak ada kemungkinan mendapat serangan sulfat dari tanah dan timbulnya panas hidrasi yang tinggi.

63

2.3.1.1 Sifat Sifat Fisik Produk PT. Semen Baturaja (Persero) Sifat sifat fisik dari produk semen Portland type I yang dihasilkan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini. Tabel 2.6 Sifat Sifat Fisik Semen Portland Type I No 1 Uraian Satuan Syarat SNI Semen Portland Tipe I min 280 Standar PT. Semen Baturaja (Persero) maks 320

Kahalusan : uji permeabilitas udara m2/kg dengan alat blaine 2 Waktu pengikatan dengan alat vicat : Awal menit Akhir 3 Kekekalan : pemuaian dengan % Autoclave 4 Kuat tekan : 3 hari 7 hari kg/cm2 28 hari 5 Pengikatan semu % penetrasi akhir Sumber : PT. Semen Baturaja (2010)

min 45 maks 375 maks 0,8 min 125 min 200 min 280 maks 50

min 110 maks 320 maks 0,1 min 180 min 260 min 350 maks 70

2.3.1.2 Sifat Sifat Kimia Produk Semen PT. Semen Baturaja (Persero) Sifat sifat kimia dari produk semen Portland type I yang dihasilkan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada tabel 2.7

Tabel 2.7 Sifat Sifat Kimia Semen Portland Type I Uraian Semen Portland Tipe I

64

SiO2, % minimum Al2O3, % maksimum Fe2O3, % maksimum MgO, % maksimum SO3, % maksimum jika Jika C3Ao 8,0 % Jika C3Ao> 8,0 % Bagian tak larut, % maksimum

Tidak ada syarat Tidak ada syarat Tidak ada syarat 6,0 %, maksimum 3,0 % maksimum 3,5 % maksimum 3,0 % maksimum

Hilang pijar, % maksimum 5,0 % maksimum Sumber : PT. Semen Baturaja (2010)

2.3.2

Indonesia Power

PT. UBP PLTU SURALAYA saat ini dapat memproduksi energi listrik dengan Daya Terpasang (MW) pada Sistem Jawa Bali. Berikut rincian daya pemasangan yang dihasilkan oleh PT. Indonesian power: Tahun Produksi 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Smt I 2004 Sumber :anonim, 2008 Daya Terpasang (MW) 33.627 33.812 37.054 40.487 40.987 41.849 44.374 22.087

2.3.3

Puslitbang TekMIRA

65

2.3.3.1 Jasa Pengujian a. Jasa Pengujian Kimia Mineral dan Lingkungan Sejak 1999 Laboratorium Pengujian Kimia Mineral dan Lingkungan telah memperoleh sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai laboratorium penguji berdasarkan ISO/IEC 17025 dengan sertifikat No.LP-051-IDN 1. Jasa Pengujian Kimia Mineral Pengujian atau analisis komposisi kimia bahan galian/mineral dapat dilakukan dengan menggunakan metode instrumen atau konvensional. Pengujian yang telah terakreditasi meliputi : lempung, kaolin, bentonit, zeolit, ball clay, felspar, tufa, tras, perlit, mika, diatom, batu apung, tanah, toseki, dan obsidian. Disamping itu juga dapat dilakukan:
-

pengujian/analisis emas dan perak menggunakan fire assay dan pengujian/analisis bahan galian logam dan logam dengan metode

AAS,
-

SNI dan metode standar lainnya. 2. Jasa Pengujian Kimia Lingkungan Jasa yang dapat dilakukan terdiri atas pengujian kualitas air permukaan, air limbah, dan tanah. Gambar laboratorium pengujian kimia dapat dilihat pada gambar 12.

66

Gambar 12. Laboratorium Pengujian Kimia

Di samping pengujian kimia lingkungan, dilakukan pula pengujian/analisis toksisitas limbah pertambangan seperti :
-

TCLP

(Toxicity

Characteristic

Leaching Procedure) metode EPA


-

Prediksi pembentukan air asam

tambang dengan metode perhitungan asam basa (acid base accounting) berdasarkan metode Sobek b. Pengujian Fisika Mineral

1. Pengujian Sinar X

67

Gambar 13. Laboratorium Pengujian Fisika


-

Pengujian/analisis komposisi kimia dengan metode XRF Pengujian komposisi mineral dengan XRD. Pengujian Mineralogi Pengujian/analisis komposisi mineral dengan metode mikroskop optik

2.

dan scanning electron microscope untuk mendapatkan informasi mineralogis dari batuan/mineral seperti jenis, komposisi dan ikatan antar mineral, ukuran butir/partikel, warna, visualisasi obyek secara fotomikrograf, dan lain-lain. a. Pengujian Fisika Mineral Pengujian sifat fisik batuan meliputi : berat jenis, viscositas, luas permukaan, brightness/whiteness, kapasitas tukar kation, bleaching power, dan lainlain. Peralatan yang tesedia : Atomic absorption spectrophotometer UV-Vis spectrophotometer Inductively couple plasma atomic emission

68

Microwave digester Analitical balance Fire assay Drying oven X-ray difraction Mercury survey meter Viscometer Particle distribution analyzer Lovibond Monosorb Ph meter Bulk density tester Mikroskop polarisasi Scanning electron microsope

Gambar 14. Laboratorium Pengujian Fisika Mineral

69

c. Kimia Fisika Batubara Laboratorium pengujian kimia dan fisika batubara, Puslitbang tekMIRA telah memperoleh sertifikat akreditasi ISO 17025:2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai laboratorium penguji sejak tahun 1999 dengan nomor sertifikat : 51/ALP/KAN/04/99 untuk analisis proksimat, ultimat, bentuk belerang, nilai kalor TSG, HGI, FSI, dan titik leleh abu. Pengujian-pengujian ini didukung oleh perangkat sebagai berikut : -

Free space oven Ashing furnace VM furnace Adiabatic bomb calorimeter Isoperibol calorimeter Infrared sulphur determinator Tube furnace for sulphur high temperature method Micro elementary analyzer LABCONCO nitrogen determinator HGI machine Ash fusibility furnace Gray king furnace Crucible swelling number furnace Programmable dilatometer Photometer for coal petrography Image analyzer Atomic absorption spectrophotometer (AAS) UV-Vis spectrophotometer Gas chromatography (GC) Gas chromatography mass spectrophotometer(GCMS) Peralatan untuk sink and float test Peralatan penunjang lainnya

70

Gambar 15. Alat Penunjang Penelitian \

71

d. Pegujian Mekanika Batuan dan Tanah 1. Pengujian Mekanika Tanah Pada puslitbang tekMIRA ini pengujian mekanika tanah meliputi beberapa bagian,secara garis besar dibagi menjadi : Pengujian sifat fisik Pengujian sifat mekanik

2. Pengujian mekanika Batuan Pada puslitbang tekMIRA ini pengujian mekanika batuan meliputi beberapa bagian,secara garis besar dibagi menjadi : Pengujian sifat fisik Pengujian sifat mekanik Pengujian Agregat 2.3.3.2 Jasa Penelitian a. Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral dan Batubara 1. Pengujian Ekstraktif Metarulgi Laboratorium ini bergerak di berbagai bidang pengujian yang bisa dilakukan untuk penelitian yaitu Ekstraksi pirometarulgi yang meliputi pengujian reduksi mineral logam dan proses peleburannnya untuk menghasilkan logam-logam dasar,baik besi (ferrous) maupun bukan besi (non ferrous) Peralatan pengujian reduksi mineral logam meliputi:
-

Pelletizer skala laboratorium dan pilot Pot furnace alat untuk menghasilkan pellet kering (dry pellet) Dapur reduksi skala laboratorium (tube furnace), dapur simulasi reduksi Satmagan, alat uji kualitas pellet reduksi yang dihasilkan.

proses HYL dan rotary kiln sertafluidized bed roaster


-

Peralatan pengujian proses peleburan meliputi:

72

Resistance furnace Pot furnace berbahan bakar LPG dan kokas Vacuum furnace.

Ekstraksi hidrometalurgi, yang meliputi pelarutan emas (sianidasi). Serta pengujian pelarutan yang membutuhkan kondisi temperatur dan tekanan tinggi. Peralatan pengujian proses pelarutan meliputi:
-

Bottle roller cyanidation Percolation leaching Autoclave.

Ekstraksi elektrometalurgi, yang meliputi pengujian plating emas dan hard chrom serta platinglogam-logam lainnya. Peralatan yang digunakan pembuatan master alloy dan benda cor adalah:
-

Resistance furnace Dapur induksi Dapur tukik kapasitas 500 kg logam cair.

2. Pengolahan Mineral Logam Peralatan yang digunakan seperti alat pemecah primer dan alat pemecah sekunder (crusher), alat penggerus (ring rolls pulverizer, ball mill), alat konsentrasi mineral (seperti shaking table, jig, sel flotasi, hydrocyclone, magnetic separator, high tension separator, dan lain-lain), dan alat pengering (rotary dryer, spray dryer) 3. Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Jasa Teknologi Pengolahan Dan Pemanfaatan Batubara meliputi:
-

Pemanfaatan batubara skala pilot plant Pembuatan gasifier batubara

73

Pembuatan tungku batubara untuk industri kecil Penggantian burner BBM menjadi burner batubara pada industri teksil, Penurunan pengotor batubara (abu, sulfur dan natrium) Pembuatan coal water fuel (CWF)

logam dan lainnya


-

b. Aplikasi Teknologi Penambangan Mineral dan Batubara Berupa studi-studi kelayakan penambangan, meliputi penelitian :
-

Geologi tambang, meliputi pemetaan geologi, pengeboran inti dan Geofisika tambang, meliputi penyelidikan seismik refleksi dan refraksi, Geoteknik/geomekanika tambang, meliputi penyelidikan-pengujian-

geoteknik, eksplorasi tambang dan evaluasi cadangan.


-

logging geofisika, dan geolistrik.


-

pemetaan geoteknik, ujilaboratorium untuk sifat fisik mekanik batuan, simulasi dan analisis geoteknik.
-

Geohidrologi tambang, meliputi penyelidikan/ penelitian air tanah pada

penambangan, evaluasi geohidrologi, pemboran air tanah, pemodelan dan simulasi pengendalian air tanah.
-

Pemecahan masalah lingkungan : air asam tambang, kebakaran lapisan

batubara, kerusakan lingkungan pasca tambang, penanganan padatan tersuspensi dari tambang batubara pengendalian erosi dan sedimentasi dan lain-lain.
-

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan : aspek biokimia fisik, aspek sosial Jasa konsultasi teknik (AMDAL, UKL, UPL, studi pasca tambang, audit Desain dan perencanaan tambang. Studi kelayakan tambang. Studi dan analisis kinerja peralatan dan sistem penambangan.

budaya.
-

lingkungan).
-

74

Penelitian gas berbahaya dalam tambang (K3 tambang). Ventilasi tambang. Manajemen operasional tambang. Kegiatan penelitian tersebut didukung oleh perangkat keras (hardware)

antara lain :
-

Crawler Rock Drill (CRD), Furukawa PCR-200 Rod T38 Pemboran Inti; WL-250 m (Long Year-44), WL-200 m (LY-38), WL-150 m

(LY-34, Koken RK-3, DB-450), WL < 150m (TOHO, Koken DE2L, YBM-05 BELL)
-

Bor Air; 250 m (Koken EP-1), 200 m (YBM-6), 175 m (Tone TBM-72), Bulldozer; Hitachi DX 175 th 1995 (1 unit), Komatsu D 65 A-B th 1993 (2 Excavator, Hitachi EX 200-3 th 1995, bucket : 0,8 m. Loader; Wheel loader Komatsu W 60-2 (0,8 m), Track shovel D 75 S (1,5 Grader; Komatsu GD 500 R-2 th 1995 Kompressor; Kompressor Atlas Copco, XRH 350 BAR, Kompressor Atlas

150 m (Koken RK-3), 100 m (YHR-3), 80 m (YBM-3)


-

unit), Komatsu D 53 th 1983 (1 unit)


-

m)
-

Copco, ST 95 Dd 7-8 BAR, AIRMAN PDR 250, 7-8 BAR, IRMAN PDR 175, 7-8 BAR, AIRMAN PDS 175, 7-8 BAR, AIRMAN PDS 750 untuk CRD
-

Peralatan Survey Topography; GPS (Global Position System); TOPCON Peralatan Geofisik ; Borehole Geologging Systems (AUSLOG DLS-2 &

GTS 711, EDM, Theodolit - T0


-

ROBERTSON RG-2000), GEOLISTRIK (ABEM type SAS-300C, SAS 300 dan Naniura), Gravitimeter (LaCoste Romberg type G dng Ketelitian 0.05 miliGal), Vibration Monitor (Blast Mate III dan Mini Mate Plus), Borehole Image Processing System (BIPS) RaaX Co. Ltd. Jepang Sedangkan perangkat lunak (software) penunjang, terdiri atas :

75

DATAMINE ( perencanaan tambang sampai dengan rehabilitasi tambang ) GALENA FPC ( Fleet Production Cost) V-NET PC ( ventilasi ) KAZEMARU ( ventilasi ) VISUAL MODFLOW 3.1 (simulasi dan permodelan airtanah) SMS (Surface Water Modelling System) Penginderaan jauh (ERMAPPER, PCI)

c. Aplikasi Teknologi Informasi Jasa teknologi informasi meliputi :


-

Aplikasi pemanfaatan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan Pembangunan/pengembangan sistem database mineral dan batubara, Pembangunan/pengembangan sistem monitoring produksi dan lingkungan Pembangunan/pengembangan sistem informasi manajemen, Pembangunan/pengembangan sistem jaringan (intranet/internet).

sistem informasi geografi untuk eksplorasi dan eksploitasi,


-

tambang,
-

d. Jasa Tenaga Ahli dan Bimbingan Teknis 1. Jasa Tenaga Ahli dan Bimbingan Teknis Selain pengujian, Puslitbang tekMIRA juga mampu memberikan jasa konsultasi dan bimbingan teknis dalam berbagai keahlian. Beberapa contoh bimbingan teknis adalah sebagai berikut :
-

Pemboran Pengoperasian unit pengolahan semen pozolan

76

Pemuatan material di penambangan pasir Bimbingan teknis pembuatan sumur bor

2. Peralatan Pertambangan Selain pengujian, Puslitbang tekMIRA juga mampu memberikan jasa konsultasi dan bimbingan teknis dalam berbagai keahlian. Beberapa contoh bimbingan teknis adalah sebagai berikut :
-

Pemboran eksplorasi dan eksploitasi mineral, batubara dan air tanah Pengoperasian unit pengolahan semen pozolan Pemuatan material di penambangan pasir Bimbingan teknis pembuatan sumur bor Di samping peralatan laboratorium, Puslitbang tekMIRA juga mempunyai

aset peralatan pertambangan seperti alat bor, buldoser, stone crusher, kompresor dan lain-lain. Peralatan tersebut bisa digunakan oleh masyarakat dengan mengganti biaya sewa. 2.4 Utilitas 2.4.1 PT. Semen Baturaja (Persero) Sarana-sarana air bersih dan tenaga listrik sangat diperlukan sebagai pendukung berlangsungnya operasi pabrik. Sarana ini disediakan oleh bagian utilitas yang ada dalam naungan biro pemeliharaan. 1. Pembangkit Tenaga Listrik Sejak tahun 2006 PT. Semen Baturaja (Persero) menggunakan pembangkit tenaga listrik sepenuhnya dari PLN dengan kapasitas 18,5 MW. PT. Semen Baturaja (Persero) juga mempunyai empat buah generator yang digerakkan oleh Diesel Engine dengan kapasitas 550 H P dan menghasilkan tenaga 4500 KVA (3600 KW), 6300 Volt dari frekuensi 5 Hz. Jika keadaan darurat digunakan dua unit generator dengan kapasitas masing masing 250 KVA.

77

2. Penyediaan Air Bersih Tugas bagian ini adalah untuk mengolah dan menyediakan kebutuhan air yang memenuhi standar industri air minum yang sumbernya berasal dari sungai Ogan di daerah pusar yang terletak 1 km dari pabrik. Berdasarkan tempatnya, pengolahan air dibagi dua bagian, yaitu :
A. Pengolahan Air di Pusar 1.

Air dari sungai Ogan dihisap dengan pompa sentrifugal. Pompa yang Air akan dialirkan ke Rotostainer yang berguna untuk menyaring Proses aerasi setelah adanya injeksi udara dari aerator. Sebelum Alumunium sulfat ( Al2(SO4)3), berguna sebagai koagulan, pengumpul lumpur, dan mengendapkannya sehingga air menjadi bersih Caustic soda (NaOH), sebagai pengatur pH, pH yang dibutuhkan sekitar 79 Sodium hipoklorit (NaClO), untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air Dalam bak pengaduk, lumpur dan kotoran dari proses di atas

disediakan ada 2, tapi satu untuk cadangan.


2.

kotoran-kotoran kasar seperti ranting kayu dan kerikil.


3.

masuk ke bak pengadukan, air ditambah bahanbahan kimia, yaitu :


-

4.

dialirkan kembali ke sungai Ogan melalui bak slurry. Air yang jernih akan masuk ke settling basin melalui lubang overflow.
5.

Pada settling basin inti terdapat drag chain yang berfungsi untuk

mengumpulkan debu yang ada. Lumpur yang kemudian dimasukkan kedalam pocket settling basin, yaitu penampungan lumpur dibuang ke sungai.
B. Pengelolaan Air di Pabrik 1. Pada plant site ditampung dalam precleaning water basin yang dilengkapi

dengan lima pompa. Dua pompa akan dialirkan ke iron dan manganese remolvale filter yang didalamnya terdapat lapisan pasir untuk menyaring

78

kotoran yag masih terdapat dalam air, air kemudian dipakai untuk keperluan :
-

Pendingin system bearing (HE) Laboratorium Conditioning tower, dan lain-lain Tiga pompa yang lain digunakan untuk memompa air ke greevel bed filter.

2. Air dipompakan ke wash basin yaitu sebagai tempat pencucian filter 3. Air dipompakan ke cold water basin power station dan cold water bearing

cooling
4. Air dari cold water bearing diinjeksikan tri sodium fosfat sebagai anti

korosi. Lalu air ini dipompakan dengan dua pompa ke high level tank kemudian secara gravitasi menuju ke mill dan kiln untuk pendinginan bearing-bearing. Setelah dipakai untuk pendingin bearing, air ditampung dalam warm water basin. 2.4.2 Indonesia Power 1. Pulverizer (Penggiling Batubara) Pabrik Pembuat Tipe Kapasitas Kelembutan hasil penggilingan Kecepatan putaran Motor penggerak : Babcock & Wilcox, Canada : MPS-89 : 63.000 kg/jm, kelembapan batubara 23,6 % : 200 Mesh : 23,5 rpm : 522 kW/6 kV/706 A/50 Hz

2. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feed Water Pump) Pabrik Pembuat Tipe Kapasitas N.P.S.H Tekanan Motor penggerak : Ingersoilrand, Canada : 65 CHTA 5 stage : 725 ton/jam : 22,2 m : 216 kg/cm2 : 6338,5 kW/6 kV/50 Hz/ 3 fasa

79

3.

Pompa Air Pendingin : Mitsubishi Heavy Industries, Japan : Vertical Mixed Flow : 31.500 m3/jam : 12,5 m : 125 kV : 1300 kW/6 kV/50 Hz/ 3 fasa

Pabrik Pembuat Tipe Kapasitas Discharge Head Gangguan netral Motor penggerak 4.

Penagkap Abu (Electrostatic Precipitator) : Wheelabrator, Canada : 1.347.823 Nm3/jam : 195oC : 1,47 m/detik : Isodyne & Star Type Unit 1&2, Coil Unit 3&4 : 55 Kv DC : 1250-1700 mA : 99,5 % : 11,2 ton/jam

Pabrik Pembuat Jumlah aliran gas Temperatur gas Kecepatan Aliran Gas Tipe elektroda Tegangan elektroda Arus elektroda Efisiensi Jumlah abu hasil penangkapan 5. Jumlah Tinggi Diameter luar bagian bawah Diameter luar bagian atas Diameter pipa saluran gas buang Suhu gas masuk cerobong Kecepatan aliran gas Material cerobong Cerobong(Stack)

: 2 buah (4 unit) : 200 m : 22,3 m : 14 m : 5,5 m : 140oC : 2 m/detik : Beton dan di bagian dalmanya terdapat 2 pipa saluran gas berdiameter 5,5 m Adapun peralatan yang digunakan pada PT. Indonesian Power UBP

Suralaya adalah :

80

1. C E P (Condensate Extract Pump) merupakan pompa air betekanan rendah (30 kg/cm2), pemompaan dan air kondensasi/hot well ke deaerator. Kita sebut saja pemompaan tahap 1 menuju main drum yang bertekanan rendah (LP), pemompaan sampai deaerator dan melewati 4 pemanas bertekanan rendah/ LPHeater dalam menuju deaerator (heater + deaerator) 2. Heater Deaerator, pemanas yang berfungsi membuang gas-gas yang terdapat dalam air dan deaerator ini sebagai tanki penampung antara pada sistim pengisian air boiler dari dua tahap pemompaan, tekanan rendah ke tekanan tinggi. 3. Heater/Pemanas. Pemanas-pemanas berbentuk pipa U yang melewati air menuju ketel uap (main drum), pemanas air ini memanfaatkan sebagian uap bekas yang telah di pakai di turbin untuk memanaskan air pada pemanas tersebut 4 heater pada air bertekanan rendah dan 3 heater pada tekanan tinggi + economizer (memakai gas buang). 4. B F P (Boiler Feed Pump), pompa untuk pengisian ketel uapmbertekanan tinggi 190 kg/cm2. Pemompaan air dari deaerator menuju main drum dalam bertekanan tinggi, diwaktu menuju main drum air bertekanan tinggi tersebut melewati 3 pemanas bertekanan tinggi dan Economizer. 5. Economizer, pemanas air dengan gas buang. Dengan memanfaatkan gas buang, gas buang panas yang masih tinggi diposisikan untuk pemanas air pengisi ketel, posisi pemanas economizer sebelum masuk ke main drum (bagian dari dapur uap). 6. Steam generator/boilers/ketel uap seperangkat alat yang berfungsi mengubah air menjadi uap basah dan dilanjut pemanasannya sampai ke uap kering yang bertekanan 190 kg/cm2 di boiler uap di main drum. 7. Reheater, pemanas ulang uapbagian dari steam generator, uap yang sudah di pakai turbin (uap setelah bekerja memutar turbin tekanan dan suhunya turun/terkuras) untuk dimanfaatkan lagi untuk memutar turbin,uap bekas turbin

81

tersebut suhunya dinaikan 335oC ke 538oC di reheater yang terdapat di dalm steam generator. 8. Turbin uap, mesin penggerak diamana tenaga yang digunakan tenaga uap untuk memutarnya. Turbin yang terpasang terdiri dari tiga tingkat, penamaan turbin uap ini berdasarkan tekanan uap yang berkerja dan bentuknya menyesuaikan tigkat tekanan uap kerjanya HpTurbin (170kg/cm2), Ip Turbin (41kg/cm2), LpTurbin (11kg/cm2). Di dalam turbin tekanan uap dan temperature uap turun, setelah melakukan kerja mekanik dan uap meninggalkan turbin Lp dan terus masuk ke kondensor. 9. Kondensor adalah alat untuk pengembunan uap jadi air dengan dibagi dua sisi pengembunan berupa ruang hampa untuk mempercepat aliran pengembunan, yaitu: 10. Sisi pendingin, pengaliran air untuk mengambil panas uap dan mendinginkan air kondensasi. 11. Sisi uap dan kondensat dengan jalan di dinginkan uap dalam kondensor, akan segera menjadi air lagi, hasilnya dinamakan air kondensat dan ditampung di Hot Well. 12. Hot well (Bak Penampungan Air Hangat) uap hasil mengembun menjadi air kondensat ditampung bak penampung air hangat, air kondensat disirkullasikan lagi ke ketel uap oleh pompa CEP & BFP begitu seterusnya yang merupakan siklus pembagkit tenaga uap yang memakai siklus rankine.

2.4.3

Puslitbang TekMIRA

2.4.3.1 Laboratorium Pengujian 1. Laboratorium Pengujian Kimia Mineral Laboratorium pengujian kimia mineral melakukan analisis komposisi kimia bahan baku maupun hasil produk/pengolahan berbagai mineral atau bahan galian.

82

Hasil analisis berguna untuk menunjang kegiatan penelitian,kegiatan ekplorasi dan kegiatan ekploitasi bahan tambang bahkan sampai ke kegiatan pemasaran a. Laboratorium Pengujian Kimia Mineral memiliki kemampuan melakukan analisis : Mineral Lempung (Kaolin, Bentonit, Zeolit, Ball Clay, Felspar, Tufa,

Trass, Perlit, Mika, Diatome, Batu apung, Toseki, Obsidian, dan sebagainya) Batuan/Bijih Sulfida (Emas, Perak, Galena, Pirit, Kalkopirit, Spalerit, Kapur (Batu Gamping, Kalsit, Dolomit, Kapur Tohor, Marmer, Kalk, dan Batuan Fosfat, Pasir Kuarsa, Pasir Zirkon, Bijih Bauksit, Bijih Besi (Pasir Bijih Mangan, Barit, Barium Karbonat, Batuan/Bijih Timah, Antimon, Antimon , dan lain-lain) sebagainya) Besi, Laterit, dan Pelet Besi) Bismuth, dan lain-lain. b. Fasilitas Peralatan AAS SpectrAA 220FS lengkap dengan VGA dan GTA UV-Vis spectrophotometer Auto Titrator Microwave Digester Peralatan Fire Assay Muffle Furnace Drying Oven dan sebagainya.

83

Gambar 16. AAS SpectrAA 220FS

2. Laboratorium Pengujian Geomekanika Laboratorium ini merupakan tempat pengujian sifat-sifat fisik dan mekanik dari material, berikut ini merupakan beberapa contoh pengujian : Contoh tanah meliputi: kadar air, bobot isi, berat jenis, atterberg limits dan Contoh bahan jalan : pengujian pemadatan dan CBR (California Bearing Contoh batuan meliputi : kadar air, berat jenis, daya serap air, kekerasan dan

distribusi butir, kut tekan bebas, kuat geser, triaxial dan konsolidasi. Ratio). slake durability, kuat tekan, kuat tarik, triaxial, kuat geser residu, ultrasonic/dinamic dan poissons ratio. Contoh agregat meliputi : daya aus gesek, daya aus tekan dan soundness.

84

Gambar 17. alat konsolidasi

Gambar 18. Alat Triaxial A. Laboratorium Mekanika Batuan a. Laboratorium Pengujian Mekanika Batuan melayani pengujian batuan diantaranya pengujian :

85

Sifat-sifat fisik (kadar air, berat isi, berat jenis, daya serap air, kekerasan,

slake durability) Sifat-sifat mekanik (kuat tekan, kuat tarik, triaxial, kuat geser residu, point

load, ultrasionic/dynamic poisson's ratio), dan agregat (daya aus gesek dengan bejana Los Angeles, daya aus tekan dengan bejana Rudeloff, soundness dengan larutan natrium sulfat) b. Fasilitas Peralatan : Peralatan uji sifat mekanik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, triaxial) Peralatan uji agregat (bejana Los Angeles, bejana Rudeloff).

Gambar 19. Universal VH-1000KN Direct Indirect c.Laboratorium Mekanika Tanah 1. Laboratorium Pengujian Mekanika Tanah melayani pengujian tanah, diantaranya pengujian :

86

sifat-sifat fisik (kadar air, berat isi, berat jenis, analisis ayak, sifat-sifat mekanik (kuat tekan, kuat geser, konsolidasi,

hidrometer, Atterberg limits), permeabilitas, Triaxial/ Unconsolidated Undrained/UU, Consolidated Undrained/CU, Saturated Consolidated Undrained/SCU, Consolidated Drained/CD) dan bahan jalan (Compaction, dan California Bearing Ratio/CBR). 2. Fasilitas Peralatan Peralatan-peralatan uji sifat fisik (kadar air, berat isi, berat jenis, Peralatan-peralatan uji sifat mekanik (kuat tekan, kuat geser,

analisis ayak, hidrometer, alat Atterberg) konsolidasi, permeabilitas, Triaxial UU, CU, SCU, CD, Compaction, dan CBR).

2.4.3.2 Laboratorium Pengujian Fisika Mineral 1. Laboratorium X-Ray Melakukan identifikasi mineral dengan XRD untuk mengetahui jenisjenis mineral yang terkandung dalam contoh batuan,meliputi : Uji mikroskopi, difraksi sinar-X Sifat - sifat fisika mineral,seperti distribusi ukuran butir, daya serap air/minyak, kapasitas tukar kation dan lain sebagainya.\

a. Fasilitas Peralatan
-

X-Ray Difraction

87

Gambar 20. X-Ray Difraction 2.Laboratorium Mineralogi/Petrografi a. Laboratorium Mineralogi/Petrografi melakukan pengujian komposisi mineral dengan metode mikroskopi seperti : Komposisi mineral Ikatan antar mineral Ukuran butir Visualisasi obyek secara photomicrographic, dan lain-lain

Fasilitas Peralatan Scanning Electron Microscope (SEM) Mikroskop Transmisi Polarisasi Mikroskop Refleksi Polarisasi

88

Gambar 21. Scanning Electron Microscope 3. Laboratorium Fisika a. Laboratorium Fisika melakukan pengujian sifat-sifat fisika bahan baku maupun produk industri mineral seperti : Berat jenis (true density, bulk density, packing density) Porositas Viskositas, Brightness/whiteness, Distribusi ukuran partikel, Kapasitas tukar kation, Daya serap terhadap minyak, Bleaching power, dan sebagainya.

4. Fasilitas Peralatan Peralatan-peralatan untuk pengukuran/pengujian berat jenis KTK zeolit KTK lempung Lovibond Tintometer Particle Size Analyzer Brightness/Whiteness Viscometer, dan sebagainya.

89

Gambar 22. Alat Penguji KTK Zeolit 5. Laboratorium Pengujian Batubara Melakukan layanan teknologi karakterisasi batubara melalui analisis proksimat (air lembab, zat terbang dan kadar abu), analisis ultimat (C, H, S, N, Cl dan O), pengujian nilai kalor, ketergerusan (HGI), titik leleh abu dan analisis komposisi abu batubara (SiO2,Al2O3,Fe2O3,CaO,MgO,K2O,Na2O,TiO2,MnO2 dan LOI). a. Laboratorium Pengujian Batubara memiliki kemampuan untuk melakukan : - Analisis proksimat (air lembab/inherent moisture, zat terbang/volatile matter, abu/ash dan karbon padat/fixed carbon) - Analisis Ultimat (karbon, hidrogen, nitrogen, belerang, oksigen) - Khlor - Bentuk belerang - Nilai kalor - True specific gravity/TSG

90

- Hardgrove grindability index/HGI - Free swelling index/FSI - Titik leleh abu - Komposisi kimia abu batubara - Petrografi batubara - Tipe Kokas - Drop Shutter - Analisis Ayak - Sifat Ketercucian Batubara

b. Fasilitas Peralatan Minimum Free Space Oven Ashing Furnace VM Furnace Adiabatic Bomb Calorimeter Isoperibol Calorimeter Infrared Sulphur Determinator Tube Furnace for Sulphur High Temperature Micro Elementary Analyzer CHN Determinator Proximate Determinator (TGA)

91

Nitrogen Determinator HGI Machine Ash Fusibility Furnace Gray King Furnace Crucible Swelling Number Furnace Drop Shutter Test Tumbler Machine Photometer Microscope for Coal Petrography Image Analyzer Coal Petrography Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) UV-Vis Spectrophotometer Gas Chromatography (GC) Gas Chromatography Mass Spectrophotometer (GCMS) peralatan untuk sink and float test, dan peralatan penunjang lainnya.

92

Gambar 23. Gas Chromatography Mass Spectrophotometer (GCMS)

Gambar 24. Thermogravimetry Analysis (TGA)

6. Laboratorium Pengujian Kimia Lingkungan Menangani pengujian komponen-komponen lingkungan yang meliputi :
-

Udara : udara ambient, emisi, lingkungan kerja Air : air limbah, air permukaan, air tanah, air penirisan, limbah tambang dan sebagainya Tanah dan limbah padat dengan menggunakan metoda analisis yang standar

Untuk analisis air limbah dan air permukaan yang telah terakreditasi adalah parameter : Fe, Mn, Cu, Zn, Pb, Cr, COD, pH, Dhl dan TSS serta pengujian kesuburan tanah dengan parameter : pH (H2O dan KCl), C organik, PO (HCl 25% dan asam sitrat 2%), kation yang dapat dipertukarkan (Na, K, Ca, Mg) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). a. Laboratorium ini memiliki kemampuan untuk pengujian :

93

Kualitas air/air limbah Kesuburan tanah, dan udara Pengujian/analisis toksisitas limbah pertambangan seperti TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) dengan metode EPA Prediksi pembentukan air asam tambang baik dengan metode statik (perhitungan asam basa/acid base accounting) maupun metode kinetik

b. Fasilitas Peralatan AAS UV-Vis spectrophotometer Mercury analyzer Mercury survey meter COD meter BOD/DO meter Conductivitymeter Sound level meter pH meter, dan sebagainya.

94

Gambar 25. UV-Vis spectrophotometer

2.5 Pengolahan Lingkungan 2.5.1 PT. Semen Baturaja (Persero) PT. Semen Baturaja (Persero) sedang menyusun Sistem Manajemen Lingkungan karena Sistem Manjemen Lingkungan merupakan suatu indicator bahwa perusahaan mematuhi peraturan lingkungan. Untuk itu perusahaan melalukan beberapa upaya untuk meminimalkan dampak negatif khususnya terhadap pencemaran lingkungan sekitar pabrik diantaranya mengganti electro filter lain yang mempunyai daya kapasitas yang lebih dan lebih modern sesuai dengan kapasitas produksi yang baru dan memenuhi persyaratan lingkungan. Dalam memroduksi semen, PT Semen Baturaja telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan telah mendapatkan sertifikat dari lembaga sertifikasi mutu PT. TUV internasional Indonesia. disamping itu untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan, PT. Semen Baturaja telah mendapatkan pengakuan sertifikasi produk untuk Portland Cement Type I yaitu SNI 15-2049-2004 dari Lembaga Sertifikasi Produk BIP. ISO-9001 adalah standar yang paling komprehensif dan digunakan untuk menjamin kualitas pada tahap perancangan dan pengembangan, produksi, instansi, dan pelayanan jasa. Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk mengelola proses, atau aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya sendiri, seperti memenuhi semua persyaratan kualitas pelanggan, sesuai dengan peraturan,atau tujuan lingkungan

95

Selain itu juga, PT. Semen Baturaja telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 untuk kebutuhan dalam pelestarian lingkungan, ruang lingkup ISO 14001 merupakan standar internasional yang merincikan persyaratan bagi sebuah system manajemen lingkungan (SML) untuk memungkinkan perusahaan merumuskan kebijakan dan sasaran dengan mengindahkan persyaratan legislatif dan informasi tentang dampak lingkungan yang penting (significant environmental impacts). Semua persyaratan ISO 14001 dimaksudkan untuk dipadukan dalam SML manapun, jangkauan penerapannya akan bergantung pada factor-faktor seperti kebijakan 1. lingkungan perusahaan, sifat kegiatannya dan kondisi pengoperasiannya. Pengolahan lingkungan ini dilakukan dengan cara : Pembangunan Fisik
a.

Pemasangan

alat-alat

pengukur

debu

seperti

electrostatic

presipitator (EP), dust collector, cyclone sehingga debu dapat ditekan sampai dibawah ambang batas.
b.

Memanfaatkan air bersih yang ada pada kolam kolam bekas

galian tanah liat untuk masyarakat disekitar pabrik bekerja sama dengan PDAM setempat untuk pengolahan.
c.

Melaksanakan renovasi fasilitas fasilitas yang dibutuhkan

masyarakat sekitar pabrik seperti rumah rumah ibadah. 2. Bidang Sumber Daya Manusia Dengan memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi dari kalangan orang tuanya yang tidak mampu. 3. Peningkatan Kesehatan dan Lingkungan
a. Memberikan pelayanan berobat cuma cuma kepada masyarakat di

daerah daerah sekitar pabrik secara periodik. b. Melaksanakan sunatan massal untuk anak-anak yang tidak mampu disekitar lingkungan pabrik.

4. Peningkatan Ekonomi Masyarakat.

96

Memberikan bantuan kepada usahausaha masyarakat dan koperasi yang ada di sekitar lingkungan pabrik melalui Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). 2.5.2 Indonesia Power Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dilakukan pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai Ambang Batas dan no. 13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi peralatan antara lain : 1. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran dengan efisiensi 99,5%. 2. Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas. 3. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair agar air buangan tidak mencemari lingkungan. 4. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi. Di unit 5-7 kebisingan suara mencapai 85-90 dB. 5. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU Suralaya. 6. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka. 7. Pemasangan Stack Emmision. 8. Penggunaan Low NOx Burners.

BAB III

97

TUGAS KHUSUS 3.1 PT. Semen Baturaja ( Persero ) 3.1. 1 Menghitung Neraca Massa Basis perhitungan 1 jam operasi 1. Menghitung komposisi Raw Meal dan Batubara Komposisi Raw Meal Kapasitas : 300 ton/jam = 300.000 kg Komponen CaCO3 Al2O3 SiO2 Fe2O3 H2O Total Komposisi ( % ) 70,2 10,8 4,4 1,76 12,84 100

Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero 2. Komposisi Batubara Kapasitas batubara = 21166,67 kg/jam Basis pelaporan adb (air dry base) a. Analisis proksimat : Komposisi Fixed carbon Volatile matter Abu Moisture HHV Total Persentase (%) 34,9 42,1 4,3 18,7 4860 Kkal/kg 100

Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) b. Analisis ultimate

98

Komposisi C H2 O2 N2 S H2O Abu Total

Persentase (%) 51,7 3,09 21,19 0,57 0,45 18,7 4,3 100

Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero)

TABEL NERACA MASSA : Komposisi Raw meal Batubara Udara Klinker Flue gas dari batubara Debu Total Input (kg) 300000 21166,667 132835,2173 454001,8843 Output (kg) 160750
284275,7196

8976,1647 454001,8843

TABEL NERACA ENERGI :

99

Komponen Panas sensible raw meal Panas sensible batubara Panas pembakaran batubara Panas sensible udara Panas sensible keluar cerobong Panas sensible klinker Panas penguapan air Panas pada kalsinasi Panas Radiasi dan konveksi Panas pembentukan klinker Total

Masuk (kcal) 313350 28966,58 102870001,6 161622,198 103373940,4

Keluar (kcal) 22668810,32 3738980,7 23534564,4 311318,212 25843485,1 27276781,67 103373940,4

BAB IV

100

KESIMPULAN PT.Semen Baturaja Persero PT. Semen Baturaja (Persero) adalah industri semen yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana pada tahun 1996 sampai Desember 2011 memproduksi 1.250.00 ton terak/tahun. PT. Semen Baturaja (Persero) terletak di Kabupaten OKU, dan lokasi pabrik di tempat yang berbeda, yaitu pabrik Baturaja, pabrik Palembang, dan pabrik Panjang Bandar Lampung.Proses pembuatan semen ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu penyediaan bahan baku, penggilingan dan pengeringan bahan mentah, pembakaran di Rotary kiln, penggilingan klinker, dan pengantongan. Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur (lime stone), tanah liat (clay), pasir besi (iron sand), pasir silica (silica sand), dan gypsum.Didalam pengelolaan lingkungan, limbah yang keluar dari pabrik yung berupa debu akan mendapatkan perlakuan khusus yaitu dengan menggunakan peralatan Electrostatic precipitator (EP), cyclone, dan Dust collector, sehingga limbah yang dihasilkan tidak akan menggangu lingkungan disekitar pabrik tersebut. Indonesia Power

Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit pembangkit listrik swasta, serta disusunnya kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993. PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP Priok, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Puslitbang TekMIRA

101

TekMIRA adalah suatu Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara yang berada dibawah Kementrian ESDM yang bergerak dibidang Penelitian dang Pengembangan Mineral dan Batubara.Awalnya Puslitbang ini dikenal dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM) yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) dan Departemen Pertambangan dan Energi (DPE).Secara umum Puslitbang tekMIRA terbagi menjadi 2 yaitu,bidang Pelaksana dan bidang Fungsional.

Anda mungkin juga menyukai