Mata Kuliah Semester SKS PJMK Waktu Pertemuan Pertemuan A. Pokok Bahasan B. Sub Pokok bahasan: : Pendidikan Agama Islam : Satu ( 1 ) :2 : Abdul Hakim, M.E.I. : 2 x 50 menit : VII ( Ketujuh ) : Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam 1. Sumber Hukum Islam 2. Fungsi Hukum Islam 3. Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional : Ceramah, diskusi, penugasan.
C. Metode
Penyajian ( 60 menit )
Penutup ( 30 menit )
Al-Quran: Yaitu kalam Allah yang merupakan mujizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril yang selanjutnya ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya adalah ibadah. Al-Quran memiliki nama yang lain yaitu: Al-Kitab (buku catatan), Al-Furqan (pembeda), Al-Dzikru (peringatan). Al-Quran merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama (menjadi rujukan pertama, dan yang lain tidak boleh bertentangan dengannya)
Al-Hadits/Sunnah: Yaitu segala ucapan, perbuatan, ketetapan/persetujuan Nabi Muhammad SAW. (meliputi qauly, fily, dan taqriry nabi). Atau cara hidup/kebiasaan Nabi Muhammad SAW. yang diikuti oleh para sahabatnya. Al-Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua, dan memiliki fungsi untuk: Memperkuat dan menetapkan hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Quran (bayan taqrir), Memberikan penafsiran pada ayat-ayat yang masih mujmal (bayan tafsir, tafshil), Menetapkan hukum baru yang tidak termuat dalam Al-Quran.
Al-Ijtihad: Yaitu berusaha dengan keras untuk menetapkan hukum suatu persoalan yang tidak ditegaskan secara langsung oleh Al-Quran dan atau Hadits dengan cara istinbath (menggali kesesuaiannya pada Al-Quran dan ataupun Hadits) oleh ulama-ulama yang ahli setelah wafatnya Rasulullah. Bentuk-bentuk / prosedur ijtihad antara lain: AlIjma (konsensus), Al-Qiyas (komparasi), AlIstishlah (proyeksi). Hasil ijtihad merupakan pelengkap atau pengembangan dari Al-Quran dan Al-Hadits.
dalam
kehidupan
Fungsi ibadah (patuh hukum berarti ibadah) Fungsi Amar maruf Nahi Munkar (sbg sarana) Fungsi Zawajir (sarana pemaksa) Fungsi Tandzim Wa Islah al-Ummah
Abu Ishaq Al Shatibi merumuskan ada lima tujuan dari hukum Islam, yaitu: 1. Untuk memelihara agama (murtad dibunuh) 2. Untuk memelihara jiwa (adanya qishash) 3. Untuk memelihara akal (dilarang mabuk) 4. untuk memelihara keturunan (harus merawat anak) 5. Untuk memelihara harta (dilarang mencuri, merampas, dll. Kelima tujuan tersebut selanjutnya terkenal dengan istilah Al-Maqashid al Khamsah atau Almaqashid al Syariah
Untuk menegakkan hukum Islam dalam praktek berbangsa dan bernegara harus terus dilakukan melalui proses kultural dan formal melalui dakwah yang bijaksana, dan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM umat Islam itu sendiri. Secara substansial upaya penegakan hukum Islam di Indonesia cukup intensif, terbukti dengan maraknya aktivitas keIslaman dalam berbagai aspeknya (dakwah, pendidikan, budaya, penelitian, lembaga perekonomian), dll.