Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

KOMITE SEKOLAH
Disusun sebagai makalah presentasi Mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah Dosen Pengampu : Dra. MG. Dwijiastuti, M. Pd.

Disusunoleh : 1. Ronald Septian Permadi 2. Satria Adi Nugroho 3. Unty Bany Purnama 4. Venny Yekti Handayani 5. Wahyuni 6. Wiwin Retno Damayanti (K7109168) (K7109175) (K7109196) (K7109197) (K7109201) (K7109206)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya makalah Manajemen Berbasis Sekolah yang berjudul Komite Sekolah ini dengan lancar. Makalah ini disusun sebagai bahan presentasi Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Tersusunnya makalah ini berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku ketua prodi PGSD, yang telah memberikan ijin untuk menyelesaikan makalah ini. 2. Dra. MG Dwijiastuti, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah, yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini. 3. 4. Bapak ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Tak ada gading yang tak retak, begitu juga kami yang menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik lagi. Adapun harapan kami semoga makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita. Amin.

Surakarta, April 2012

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................... Kata pengantar .......................................................................................... Daftar Isi.................................................................................................... BAB I : Pendahuluan ................................................................................ A. Latar Belakang Masalah ...................................................... B. Tujuan .................................................................................. BAB II : Pembahasan ................................................................................ A. Pengertian Komite Sekolah ................................................. B. Komponen Komite Sekolah ................................................. C. Tugas Komite Sekolah ......................................................... D. Fungsi Komite Sekolah.......................................................... BAB III : Penutup ..................................................................................... Simpulan ................................................................................... Daftar Pustaka.............................................................................................

i ii iii 1 1 1 2 2 2 5 11 24 24 25

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan upaya pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, sekolah diharapkan dapat membina kerjasama dengan orangtua dan masyarakat. Sebagai bagian dari konsep MBS, pemberdayaan komite atau dewan sekolah ini merupakan bentuk manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat, sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan bersama. Pemberdayaan Komite atau Dewan Sekolah dapat diwujudkan diantaranya melalui pelibatan mereka dalam penyusunan rencana dan program sekolah, RAPBS, pelaksanaan program pendidikan, dan penyelenggaraan akuntabilitas pendidikan. Oleh sebab itu makalah ini disusun guna mengetahui lebih lanjut segala sesuatu tentang komite sekolah. B. Tujuan Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Memenuhi tugas dari dosen Menembah pengetahuan bagi penyusun Membagi informasi kepada para pembaca Menambah pengetahuan pembaca

BAB II PEMBAHASAN

Sejalan dengan upaya pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, sekolah diharapkan dapat membina jalinan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat. Sebagai bagian dari konsep MBS, pemberdayaan komite/ dewan sekolah ini merupakan bentuk manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan bersama. A. PENGERTIAN KOMITE SEKOLAH Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan non politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stake-holder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan. Sedangkan menurut UU No. 20 Th. 2003, komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Dari pengertian tersebut, kita dapat simpulkan bahwa komite sekolah terdiri atas unsur: orang tua siswa, wakil tokoh masyarakat (bisa

ulama/rohaniwan, budayawan, pemuka adat, pakar atau pemerhati pendidikan, wakil organisasi masyarakat, wakil dunia usaha dan industri, bahkan kalau perlu juga wakil siswa, wakil guru-guru, dan kepala sekolah. B. KOMPONEN KOMITE SEKOLAH Keanggotaan Komite Sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada dalam masyarakat. Di samping itu unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota.

Anggota Komite Sekolah dari unsur masyarakat dapat berasal dari komponenkomponen sebagai berikut: a. Perwakilan orang tua/wali peserta didik berdasarkan jenjang kelas yang dipilih secara demokratis. b. Tokoh masyarakat (ketua RT/RW/RK, kepala dusun, ulama, budayawan, pemuka adat). c. Anggota masyarakat yang mempunyai perhatian atau dijadikan figur dan mempunyai perhatian untuk meningkatkan mutu pendidikan. d. Pejabat pemerintah setempat (Kepala Desa/Lurah, Kepolisian, Koramil, Depnaker, Kadin, dan instansi lain). e. Dunia usaha/industri (pengusaha industri, jasa, asosiasi, dan lainlain). f. Pakar pendidikan yang mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan. g. Organisasi profesi tenaga pendidikan (PGRI, ISPI, dan lain-lain). h. Perwakilan siswa bagi tingkat SLTP/SMU/SMK yang dipilih secara demokratis berdasarkan jenjang kelas. i. Perwakilan forum alumni SD/SLTP/SMU/SMK yang telah dewasa dan mandiri. Anggota Komite Sekolah yang berasal dari unsur dewan guru, yayasan/ lembaga penyelenggara pendidikan, Badan Pertimbangan Desa sebanyakbanyaknya berjumlah tiga orang. Jumlah anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang dan jumlahnya harus gasal. Syarat-syarat, hak, dan kewajiban, serta masa keanggotaan Komite Sekolah ditetapkan di dalam AD/ART.

Kepengurusan Komite Sekolah

Pengurus Komite Sekolah ditetapkan berdasarkan AD/ART yang sekurang-kurangnya terdiri atas seorang ketua, sekretaris, bendahara, dan bidangbidang tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pengurus komite dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis. Khusus jabatan ketua komite bukan berasal dari kepala satuan pendidikan. Jika diperlukan dapat diangkat petugas khusus yang menangani urusan administrasi Komite Sekolah dan bukan pegawai sekolah, berdasarkan kesepakatan rapat Komite Sekolah. Pengurus Komite Sekolah adalah personal yang ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam musyawarah Komite Sekolah. b. Masa kerja ditetapkan oleh musyawarah anggota Komite Sekolah. c. Jika diperlukan pengurus Komite Sekolah dapat menunjuk atau dibantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai dengan bidang keahliannya. Mekanisme kerja pengurus Komite Sekolah dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a. Pengurus komite Sekolah terpilih bertanggungjawab kepada musyawarah anggota sebagai forum tertinggi sesuai AD dan ART. b. Pengurus Komite Sekolah menyusun program kerja yang disetujui melalui musyawarah anggota yang berfokus pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan peserta didik. c. Apabila pengurus Komite Sekolah terpilih dinilai tidak produktif dalam masa jabatannya, maka musyawarah anggota dapat memberhentikan dan mengganti dengan kepengurusan baru. Pembiayaan pengurus Komite Sekolah diambil dari anggaran Komite Sekolah yang ditetapkan melalui musyawarah.

C. TUGAS KOMITE SEKOLAH RINCIAN TUGAS DEWAN/KOMITE SEKOLAH 1. Bersama-sama pengurus lain dan anggota menyusun rencana pogram Dewan/Komite Sekolah. 2. Mengesahkan rencana pogram kerja Dewan/Komite Sekolah. 3. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah yang ditetapkan oleh anggota melalui rapat rapat. 4. Mengundang rapat-rapat harian Dewan/Komite Sekolah kepada Kepala Sekolah. 5. Mengkomunikasikan hasil rapat Dewan/Komite Sekolah kepada Kepala Sekolah. 6. Mengundang rapat pihak sekolah atas undangan Kepala Sekolah. 7. Menghadiri rapat dinas sekolah atas undangan Kepala Sekolah. 8. Menerima klarifikasi sumber pembiayaan sekolah yang berasal dari pemerintah dan kebutuhan sekolah. 9. Menerima klarifikasi persoalan yang dihadapi sekolah. 10. Memberikan edaran,imbauan dan atau bentuk lain kepada Stakeholders. 11. Mengesahkan segala keputusan Dewan/Komite Sekolah dan atau keputusan bersama dengan sekolah, melalui penandatangan yang disahkan dengan cap resmi. 12. Mengadakan pertanggungjawaban keuangan yang dititipkan masyarakat kepada sekolah. 13. Mengesahkan pemberian penghargaan Dewan/Komite Sekolah kepada Kepala Sakolah,guru,staf TU yang Berprestasi. 14. Memberikan perintah kepada bendahara untuk mengeluarkan/memberikan sejumlah dana atas pengajuan sekolah. 15. Memberikan sanksi kepada anggota pengurus yang tidak dapat menunaikan tugas dengan baik. 16. Mengevaluasi pogram kerja Dewan/Komite Sekolah.

WAKIL KETUA DEWAN/KOMITE SEKOLAH 1. Bersama-sama pengurus lain dan anggota menyusun rencana pogram kerja Dewan/Komite Sekolah. 2. Membantu Ketua Dewan/Komite Sekolah dalam melaksanakan tugas. 3. Menjalankan tugas Ketua Dewan/Komite Sekolah apabila Ketua Dewan/Komite Sekolah berhalangan.

SEKRETARIS DEWAN/KOMITE SEKOLAH 1. Membuat agenda kerja bersama-sama ketua dan para bidang yang ada. 2. Menyusunadmiistrasi (personel,sarana dan prasarana serta hal yang dipandang penting). 3. Membuat dan mengedarkan undangan rapat dibantu oleh staf yang dituju. 4. Membuat laporan-laporan kepada pihak yana terkait. 5. Membuat notulen rapat. 6. Mengagendakan surat masuk dan keluar dibantu oleh staf yang ditunjuk.

BENDAHARA DEWAN/KOMITE SEKOLAH (TEKNIS OPERASIONAL PEMBUKUAN) 1. Menerima, membukukan, mengamankan dana yang diperoleh dari bantuan masyarakat setelah memperoleh pengesahan Dewan/Komite Sekolah. 2. Mengeluarkan dan membukukannya pengeluaran dana kepada sekolah atas persetujuan Dewan/Komite Sekolah. 3. Melaporkan keadaan keuangan kepada anggota Dewan/Komite

Sekolah,sekolah dan masyarakat atas persetujuan ketua Dewan/Komite Sekolah.

BIDANG-BIDANG 1. BIDANG PENGGALIAN SUMBERDAYA SEKOLAH 1.1 Bersama-sama pihak sekolah menganalisis potensi sekolah,pada lingkup kewilayahan,sosial ekonomi masyarakat,instansional diwilayah setempat.

1.2 Mengklarifikasi hasil analisis masyarakat sekolah menyangkut : SDM dan bentuk lain yang dianggap sebagai potensi yang diduga kuat dapat membantu sekolah. 1.3 Mendaftarkan dan memetakan potensi yang diduga kuat dapat membantu sekolah. 1.4 Melaksanakan penarikan dana dan penyerahan kepada pengelola dana masyarakat. 1.5 Melaksanakan penarikan SDM kependidikan yang dianggap strategis dan dibayar oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. 1.6 Melaksanakan pemikiran,ide dangagasan masyarakat untuk dijadikan bahan pertimbangan kebijakan Dewan/Komite Sekolah untuk

kepentingan sekolah.

2.

BIDANG PENGELOLAAN DANA MASYARAKAT 2.1 Atas persetujuan Ketua Dewan/Komite Sekolah menyerahkan dana masyarakat kepada bendahara untuak dibukukan.Mendistribusikan perolehan dana oleh pihak sekolah. 2.2 Bersama-sama bendahara membukukan penerimaan dan peneluaran dana masyarakat. 2.3 Atas persetujuan Ketua Dewan/Komite memberikan laporan keadaan keuangan kepada Stakeholders. masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang diajukan

3.

BIDANG PENGENDALIAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN 3.1 Bersama-sama sekolah menyusun standar pelayanan pendidikan, seperti jumlah guru, fasilitas/sarana dan prasarana, kurikulum dan

ekstrakurikuler. 3.2 Bersama-sama sekolah menyusun target pencapaian hasil belajar siswa, harian, semester, dan akhir tahundan Ebtanas.

10

3.3 Bersama-sama sekolah menetapkan salah satu unggulan prestasi sekolah baik yang bersifat akademis maupun nonakademis. 3.4 Bersama-sama sekolah mengangkat tenaga ahli yang dapat membantu peningkatan kualitas pendidikan 3.5 Mengundang pengawas sekolah untuk melakukan dialog dan tindak lanjut hasil pengawasan profesional yang dapat dijadikan bahan pertimbangan Dewan/Komite Sekolah. 3.6 Bersama-sama Dewan/Komite Sekolah lain melakukan kolaborasi sistem pengendalian kualitas pelayanan baik sekolah sejenis, setingkat maupun tidak sejenis dan tidak setingkat, misalnya: SD dengan SLTP,SLTP dengan SMU atau SMK dalam satu wilayah atau luar wilayah.

4.

BIDANG JARINGAN KERJA SAMA DAN SISTEM INFORMASI 4.1 Bersama-sama sekolah menyusun program kerja sama dengan pihak luar masyarakat sekolah (instansi nonpendidikan, dunia usaha, dan dunia industri). 4.2 Bersama-sama sekolah melaksanakan kerjasama dengan pihak luar masyarakat sekolah. 4.3 Bersama-sama sekolah ikut membantu memberikan, mencarikan informasi yang dapat mendukung rencana dan program sekolah.

5.

BIDANG SARANA DAN PRASARANA 5.1 Bersama-sama dengan pengurus lain Dewan/Komite Sekolah. 5.2 Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua Dewan Komite atau hasil keputusan musyawarah Dewan/Komite Sekolah. menyusun program kerja

6.

BIDANG USAHA 6.1 Bersama-sama dengan pengurus lain Dewan/Komite. menyusun program kerja

11

6.2 Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Ketua Dewan/Komite atau hasil keputusan musyawarah Dewan/Komite Sekolah. 6.3 Memberikan saran terobosan cara mencari sumber dana sekolah. Sementara pasal 196 menjelaskan fungsi Komite Sekolah/Madrasah. Pasal 196 ayat (1) Komite sekolah/madrasah berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Pasal 196 ayat (2) Komite sekolah/madrasah menjalankan fungsinya secara mandirian

profesional. Pasal 196 ayat (3) Komite sekolah/madrasah memperhatikan dan menindaklanjuti terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap satuan pendidikan.

Tujuan dibentuknya Komite Sekolah adalah untuk : 1) Untuk mewadahi dan meningkat kan partisipasi para stockholders pendidikan pada tingkat satuan pen didikan (sekolah) untuk turut serta merumuskan, menetapkan, melak sanakan dan monitoring pelaksana an kebijakan sekolah dan pertang gung jawaban yang berfocus pada kualitas pelayanan pendidikan seca ra proporsional dan terbuka. 2) Mewadahi para stockholders da lam manajemen sekolah sesuai

dengan peran dan fungsinya, berkenaan dengan perencanaan, pelak sanaan dan evaluasi program sekolah secara proporsionil. 3) Mewadahi partisipasi baik individu maupun kelompok sukarela pemerhati atau pakar pendidikan yang peduli kepada kualitas pendi-dikan secara proporsional selaras dengan kebutuhan sekolah. 4) Menjembatani dan turut serta memasyarakatkan kebijakan sekolah kepada pihak pihak yang terkait dan berwenang ditingkat daerah.

12

Adapun tugas dan fungsi Komite Sekolah adalah : 1) Bersama-sama sekolah membuat rumusan dan penetapan tentang visi dan misi sekolah, standar pela-yanan pendidikan disekolah, menyu sun Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS),

mengembangkan potensi kearah prestasi unggulan baik yang bersifat akademis maupun non akademis. 2) Membahas dan turut menetap kan pemberian tambahan kesejah teraan berupa uang honorarium yang diperoleh dari masyarakat kepada Kepala Sekolah, Guru dan tenaga administrasi lainnya. 3) Menghimpun dan menggali sum ber dana dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan. 4) Mengelola kontribusi masyarakat baik yang berupa uang maupun lainnya untuk dipergunakan bagi kepentingan sekolah. 5) Mengevaluasi program sekolah secara proporsional sesuai kesepa-katan dengan pihak sekolah yang meliputi pengawasan penggunaan saran dan prasarana sekolah, pengawasan keuangan sekolah secara berkala dan berkesinambungan. 6) Mengidentifikasi berbagai perma salahan dan memecahkannya bersama pihak sekolah. 7) Memberikan respon terhadap kurikulum yang dikembangkan secara standar nasional maupun lokal. 8) Memberikan motivasi, penghar gaan kepada tenaga kependidikan atau seseorang yang berjasa kepada sekolah. 9) Memberikan otonomi profesional kepada guru mata pelajaran dalam melaksanakan tugas kependidikan sesuai dengan kaidah dan kompetensi guru. 10) Membangun jaringan kerja-sama dengan pihak luar sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan proses dan hasil pendidikan. 11) 12) Memantau kualitas proses pelayanan pendidikan disekolah. Mengkaji laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program yang dikonsultasikan oleh Kepala Sekolah.

13

13)

Menyampaikan usul atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah

D. Fungsi Komite Sekolah Lembaga ini memiliki kedudukan yang kuat, karena telah termaktup dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya dalam Pasal 56 ayat (1), (2), (3), dan (4). Pasal 56 (3) menyebutkan bahwa: Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Secara terperinci berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 044/U/2002, keberadaan komite sekolah berperan sebagai berikut: a. Pemberi pertimbangan (Advisory Agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. b. Pendukung (Supporting Agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. c. Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. d. Mediator (Mediator Agency) antara pemerintah (Executive) dengan masyarakat di satuan pendidikan.5 Untuk menjalankan perannya komite sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

14

b. Melakukan

kerja

sama

dengan

masyarakat

(perorangan/organisasi/dunia usaha) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. d. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: 1) kebijakan dan program pendidikan; 2) rencana anggaran pendidikan dan belanja madrasah (RAPBM); 3) Kriteria kinerja satuan pendidikan; 4) criteria tenaga kependidikan; 5) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan. e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.6 Dalam era otonomi daerah ini, dimana sekolah memiliki otonomisasi dan ruang gerak yang lebih besar dalam penyelenggaraan pendidikan. Melalui paradigma Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) madrasah diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengurus dan mengatur pelaksanaan pendidikan pada masing-masing madrasah. Dengan kondisi seperti itu, komite sekolah akan dapat

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang sejalan dengan kondisi dan permasalahan lingkungan masing-masing madrasah. Komite sekolah dapat

melaksanakan fungsinya sebagai partner dari kepala madrasah dalam mengadakan sumber-sumber daya pendidikan dalam rangka melaksanakan

15

pengelolaan pendidikan yang dapat mewujudkan fasilitas bagi guru dan siswa untuk belajar sehingga pembelajaran menjadi semakin efektif. Adanya sinergi antara komite sekolah dengan madrasah

melahirkan tanggung jawab bersama antara madrasah dan masyarakat sebagai mitra kerja dalam membangun pendidikan. Dari sini masyarakat akan dapat menyalurkan berbagai ide dan partisipasinya dalam memajukan pendidikan di daerahnya. Secara lebih rinci, Ace Suryani dan Dasim Budimansyah (2004) yang dikutip oleh Chasbullah melukiskan beberapa indikator dari peran komite sekolah sebagai berikut: N Peran o 1 Pemberi pertimbangan (advisory) Fungsi 1.1 Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: Kegiatan 1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat.

1.1.2 Menganalisis hasil pendataan sebagai pemberian masukan, pertimbangan, dan atau rekomendasi 1. kebijakan dan kepada sekolah. program 1.1.3 Menyampaikan masukan, pendidikan pertimbangan, dan atau rekomendasi 2. RAPBS secara tertulis kepada sekolah, dengan 3. Kriteria kinerja satuan tembusan kepada dinas pendidikan dan dewan pendidikan. pendidikan 1.1.4 Memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan local. 1.1.5 Memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran.

16

Pendukung (Supporting)

1.1.6 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah. 2.1 Mendorong tua 2.1.1 Mengadakan rapat secara berkala dan masyarakat dan incidental dengan orang tua dan untuk berpartisipasi anggota masyarakat. dalam pendidikan 2.1.2 Mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang tidakmampu. 2.1.3 Menghimbau dan mengadakan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk menjadi naa sumber dalam kegiatan intrakurikuler bagi peserta didik. 2.1.4 Memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak. 2.1.5 Memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam penyebarluasan narkoba di sekolah. 2.1.6 Memberikan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. 2.2 Menggalang 2.2.1 Memverifikasi RAPBS yang dana masyarakat diajukan oleh sekolah. dalam rangka 2.2.2 Memberikan pengesahan terhadap pembiayaan RAPBS setelah proses verifikasi dalam penyelenggaraan rapat pleno. pendidikan 2.2.3 Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. 2.2.4 Membantu sekolah dalam rangka

17

penggalangan dana masyarakat untuk pengumpulan dana abadi. 2.3 Mendorong 2.3.1 Melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari orang tumbuhnya perhatian dan tua siswa. komitmen 2.3.2 Mengadakan kegiatan inovatif masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan terhadap komitmen masyarakat, misalnya penyelenggaraan panggung hiburan sekolah dan pendidikan yang masyarakat. bermutu 2.3.3 Membantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua masyarakat.

3.

Pengotrol (controlling)

3.1 Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan

3.1.1 Mengadakan pertemuan secara rutin atau incidental dengan kepala sekolah atau dewan guru. 3.1.2 Sering mengadakan kunjungan atau silaturrahmi ke sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah. 3.1.3 Meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa.

4.

Mediator

3.1.4 Bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni. 4.1 Melakukan 4.1.1 Membina hubungan dan kerjasama harmonis dengan seluruh kerjasama dengan yang stakeholder pendidikan khususnya dunia masyarakat

18

usaha dan industri. 4.1.2 Mengadakan penjajagan tentang kemungkinan untuk mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain dalam memajukan sekolah. 4.2 Menampung 4.2.1 Menyebarkan kuesioner untuk dan menganalisis memperoleh masukan, saran, dan ide aspirasi, ide, kreatif dari masyarakat. tuntutan, dan berbagai kebutuhan 4.2.2 Menyampaikan laporan kepada pendidikan yang sekolah secara tertulis, tentang hasil diajukan oleh pengamatannya terhadap sekolah. masyarakat

Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Pada dasarnya pemberdayaan komite sekolah dalam konteks MBS adalah melalui koordinasi dan komunikasi. Koordinasi yang dilakukan kepala sekolah dengan para guru dan masyarakat dapat dilakukan secara vertikal, horisontal, fungsional dan diagonal. Koordinasi dapat dilkukan secara internal dan eksternal. Koordinasi dilakukakn secara terus menerus sebagai upaya konsolidasi untuk memperkuat kelembagaan dalam mencapai tujuan. Contohnya, mengadakan pertemuan informal antara para pejabat, serta mngadakan rapat, baik rapat koordinasi antara kepala sekolah dengan guru, dengan komite sekolah, maupun dengan orang tua siswa, baik secara regulerdan insidental. Pemberdayaan dapat pula dilakukan dengan menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi dalam konteks tatakrama profesional dapat meningkatkan

19

hubungan baik antara pimpinan sekolah dengan para guru dan staf dan pihak sekolah dan komite sekolah. Dalam berkomunikasi kepala sekolah perlu: a. Bersikap terbuka b. Mendorong para guru untuk mau dan mampu memecahkan masalahmasalah pembelajaran dan kependidikan c. Mendorong pengembangan potensi akademik dan profesioanal melalui pertemuan dengan komite sekolah maupun organisasi profesi d. Memotivasi tenaga pendidik dan kependidikan untuk terus

mengembangkan diri.

20

Indikator Kinerja Komite Sekolah yang dikembangkan oleh Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Ditjen Diknasmen Depdiknas: Peran Badan Pengontrol (Controlling Agency) Fungsi 1. Mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah Indikator Kinerja a. Mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah b. Mengontrol kualitas kebijakan di sekolah c. Mengontrol proses perencanaan pendidikan di sekolah 2. Memantau pelaksanaan program sekolah a. Pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah b. Pengawasan terhadap kualitas program sekolah c. Memantau organisasi sekolah d. Memantau penjadwalan program sekolah 3. Memantau output pendidikan a. Memantau alokasi angaaran untuk pelaksanaan program sekolah b. Memantau sumberdaya program sekolah c. Memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam pelaksanaan

21

program sekolah

d. Memantau hasil ujian akhir e. Memantau angka partisipasi sekolah f. Memantau angka mengulang sekolah g. Memantau angka bertahan di sekolah Badan Pertimbangan 1. Perencanaan Sekolah (Advisory Agency) a. Identifikasi sumberdaya pendidikan dalam masyarakat b. Memberikan masukan untuk RAPBS c. Menyelenggarakan rapat RAPBS (sekolah, orang tua siswa, masyarakat) d. Memberikan pertimbangan RAPBS e. Ikut mengesahkan RAPBS bersama kepala sekolah 2. Pelaksanaan Program a. Kurikulum b. PBM c. Penilaian a. Memberikan masukan terhadap proses pengelolaan pendidikan di sekolah b. Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada

22

para guru

3. Pengelolaan Sumber daya pendidikan a. SDM b. S/P c. Anggaran

a. Identifikasi sumberdaya pendidikan dalam masyarakat b. Memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantukan di sekolah c. Memberikan pertimbangan tentang sarana dan prasarana yang dapat diperbantukan di sekolah d. Memberikan pertimbangan tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah

Badan Pendukung (Supporting Agency)

1. Pengelolaan Sumber Daya

a. Memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah b. Mobilisasi guru sukarelawan untuk menanggulangi kekurangan guru di sekolah c. Mobilisasi tenag

23

kependidikan non guru untuk mengisi kekurangan di sekolah 2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana a. Memantau kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah b. Mobilisasi bantuan sarana dan prasarana sekolah c. Mengkoordinasi dukungan sarana dan prasarana sekolah d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan sarana dan prasarana sekolah 3. Pengelolaan Anggaran a. Memantau kondisi anggaran pendidikan di sekolah b. Memobilisasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah c. Mengkoordinasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran di sekolah Badan Penghubung 1. Perencanaan a. Menjadi penghubung

24

(Mediator Agency)

antara Komite Sekolah dengan masyarakat, komite sekolah dengan sekolah, dan komite sekolah dengan dewan pendidikan

b. Mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan c. Membuat usulan kebijakan dan program pendidikan kepala sekolah d. Mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat 2. Pelaksanaan Program a. Memfasilitasi berbagai masukan kebijakan program terhadap sekolah b. Menampung pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah c. Mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan masyarakat terhadap sekolah

25

3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan

a. Mengidentifikasi sumberdaya di sekolah b. Mengidentifikasi sumberdaya masyarakat c. Memobilisasi bantuan masyarakat untuk pendidikan di sekolah d. Mengkoordinasikan bantuan masyarakat

Peran yang dijalankan komite sekolah menurut Tim pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah sebagai pemberi pertimbangan (advisory body) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan disatuan pendidikan. Badan tersebut juga berperan sebagai pendukung (supporting agency) baik yang bersifat finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam peyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan. Di samping itu juga komite sekolah berperan sebagai rangka transparasi pengontrol (controlling agency) dalam

pendidikan, serta sebagai mediator antara pemerintah

(eksekutif) dengan masyarakat disatuan pendidikan. Komite sekolah juga dapat memberikan masukan penilaian untuk pengembangan pelaksanaan pendidikan, baik intra-kurikuler maupun esktrakurikuler, dan pelaksanaan manajemen sekolah yang meliputi sarana prasarana, kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan, serta memberikan penghargaan pada siswa yang berprestasi serta bisa juga memberikan masukan bagi pembahasan atas usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

26

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan dengan baik apabila komite sekolah diberdayakan secara optimal. Komite sekolah dibentuk sebagai mitra sekolah dalam mengembangkan diri menuju peningkatan kualitas pendidikan. Dalam pelaksanaannya komite sekolah bekerja berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Sebagai mitra sekolah, komite sekolah memiliki peran sebagai : 1. Advisory agency (pemberi pertimbangan) 2. Supporting agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan) 3. Controlling agency (pegontrol kegiatan layanan pendidikan) 4. Mediator atau penghubung atau pengaittali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah. Sejalan dengan upaya memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah diharapkan dapat membina jalinan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Sebagai bagian dari konsep MBS, pemberdayaan komite atau dewan sekolah ini merupakan wujud manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

27

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, Mohammad dkk. 2007. Bahan Ajar Cetak : Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan nasional.

28

Anda mungkin juga menyukai