Anda di halaman 1dari 28

Kasus Forensik Keracunan Sianida (CN)

Ni Made Helen Virginia Jacob (102008200) Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11510 Email : madehelenjacob@yahoo.com

Pendahuluan Skenario: Suatu hari anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka dalam memeriksa suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah rumah yang cukup besar milik sebuah pengusaha dan istrinya ditemukan meninggal dunia didalam kamarnya yang terkunci didalam. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu (pukul 08.00) karena si ayah yang bisasanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari kamarnya. Ia bersama dengan pak ketua RT melaporkan kepada polisi. Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di tempat tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya masih tertata rapi sebagaimana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan sementara tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang yang hilang. Salah seorang penyidik ditelpon oleh petugas asuransi bahwa ia telah dihubungi oleh anak si pengusaha berkaitan dengan kemungkinan klaim asuransi jiwa pengusaha tersebut. Pembahasan Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik, karena garam sianida dalam takaran kecil sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada seseorang dengan cepat seperti bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa tokoh Nazi.1 Kematian akibat keracunan CN umumnya terjadi pada kasus bunuh diri dan pembunuhan. Tetapi mungkin pula terjadi akibat kecelakaan di laboratorium, pada penyemprotan (fumigasi) dalam pertanian dan penyemprotan di gudang-gudang kapal.1

Garam sianida, NaCN dan KCN dipakai dalam proses pengerasan besi dan baja, dalam proses penyepuhan emas dan perak serta dalam fotografi. AgCN digunakan dalam pembuatan semir sepatu putih. K-Ferosianida digunakan dalam bidang fotografi, Acrylonitrile digunakan untuk sintesis karet. Ca-Cyanimide untuk pupuk penyubur.1 Cyanogen (C2N2) dipakai dalam sintesis kimiawi. Sianida juga didapat dari biji tumbuhtumbuhan terutama biji-bijian dari genus prunus yang mengandung glikosida sianogenetik atau amigdalin; seperti singkong liar, umbi-umbian liar, temu lawak, cherry liar, plum, aprikot, amigdalin liar, jetberry bush dan lain-lain.1 Aspek Hukum Pasal 338 Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.2 Pasal 339 Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.2 Pasal 340 Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.2 Pasal 351 (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. (3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
2

(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. Pasal 353 (1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. (3) Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun Pasal 354 (1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun. Pasal 355 (1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lams lima belas tahun. Pasal 356 Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah dengan sepertiga: (1) Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atau anaknya; (2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejsbat ketika atau karena menjalankan tugasnya yang sah; (3) jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang herbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.2

Prosedur Medikolegal Pasal 133 KUHAP2 1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. 2) Permintaan keterangan ahli sebagaimanan dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebut dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. 3) Mayat yang dikirim kepada ahli lekdokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan bterhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat. Pasal 134 KUHAP 1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. 2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut. 3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.2 Pasal 179 KUHAP 1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. 2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.2
4

Pasal 120 KUHAP 1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus. 2. AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.2 Pasal 168 KUHAP Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi: o keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sarnpai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa. o saudara dan terdakwa atau yang brsama-sama sebagal terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dari anak-anak saudara terdakwa sampal derajat ketiga o suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.2 Pasal 170 KUHAP 1. Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka. 2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.2

Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya: Pasal 179 1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.2 Pasal 180 1. Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan. 2. Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang. 3. Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2). 4. Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang mempunyai wewenang untuk itu.2

Pasal 183 Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.2 Pasal 184 1. Alat bukti yang sah ialah:2 keterangan saksi; keterangan ahli; surat; petunjuk; keterangan terdakwa.

2. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.


6

Pasal 185 1. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. 2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. 3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya. 4. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada .hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu. 5. Baik pendapat maupun rekan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan saksi. 6. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguhsungguh memperhatikan2 a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain; b. persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain; c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu; d. cara hidup dan kesusilan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya. e. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain tidak merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain. Pasal 186 Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.2

Pasal 187 Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:2 1. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu; 2. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan; 3. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dan padanya; 4. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain. Sanksi bagi pelanggar kewajiban dokter2 Pasal 216 1. Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan undang- undang yang dilakukan oleh salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda puling banyak sembilan ribu rupiah. 2. Disamakan dengan pejahat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum.

3. Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah sepertiga. Pasal 222 Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.2 Pasal 224 Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya, diancam:2 1. dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan; 2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan. Pasal 522 Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.2 Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Tempat kejadian perkara ( TKP ) adalah tempat ditemukannya benda bukti dan/atau tempat terjadinya peristiwa kejahatan atau yang diduga kejahatan menurut suatu kesaksian. Meskipun kelak terbukti bahwa di tempat tersebut tidak pernah terjadi suatu tindak pidana, tempat tersebut tetap disebut sebagai TKP yang berhubungan dengan manusia sebagai korban, seperti kasus penganiayaan, pembunuhan dan kasus kematian mendadak ( dengan kecurigaan).Dasar pemeriksaan adalah hexameter, yaitu menjawab 6 pertanyaan : apa yang terjadi, siapa yang terasngkut, dimana dan kappa terjadi, bagaimana terjadinya dan dengan apa melakukannya, serta kenapa terjadi peristiwa tersebut ? . Pemeriksaan kedokteran forensik di TKP harus mengikuti ketentuan yang berlaku umum pada penyidikan di TKP, yaitu menjaga agar tidak mengubah TKP. Semua benda bukti yang ditemukan agar dikirim ke laboratorium setelah sebelumnya diamankan sesuai dengan prosedur.1
9

Bila korban masih hidup maka tindakan yang paling utama dan pertama bagi dokter adalah menyelamatkan koban dengan tetap menjaga keutuhan TKP. Pada kasus yang terjadi, korban didapatkan dalam keadaan telah mati, maka tugas dokter adalah menegakkan diagnosis kematian, memperkirakan saat kematian, memperkirakan sebab kematian, memperkirakan cara kematian, menemukan dan mengamankan benda bukti biologis dan medis. Bila perlu dokter dapat melakukan anamnesa dengan saksi-saksi untuk mendapatkan gambaran riwayat medis korban.1 Pemeriksaan dimulai dengan membuat foto dan sketsa TKP, termasuk penjelasan mengenai letak dan posisi korban, benda bukti dan interaksi lingkungan. Mayat yang ditemukan dibungkus dengan plastic atau kantung plastic khusus untuk mayat setelah sebelumnya kedua tangannya dibungkus plastik sebatas pergelangan tangan. Pemeriksaan sidik jari oleh penyidik dapat dilakukan sebelumnya.1 Bercak darah yang ditemukan di lantai atau di dinding diperiksa dan dinilai apakah berasal dari nadi atau dari vena, jatuh dengan kecepatan ( dari tubuh yang bergerak ) atau jatuh bebas, kapan saat perlukaannya, dan dihubungkan dengan perkiraan bagaimana terjadinya peristiwa. Benda bukti yang ditemukan dapat berupa pakaian, bercak mani, bercak darah, rambut, obat, anak peluru, selongsong peluru, benda yang diduga senjata diamankan dengan memperlakukannya sesuai prosedur, yaitu dipegang dengan hati-hati serta dimasukan ke dalam kantong plastik, tanpa meninggalkan jejak sidik baru. Benda bukti yang bersifat cair dimasukan ke dalam tabung reaksi kering. Benda bukti berupa bercak kering di atas dasar keras harus dikerok dan dimasukan ke dalam amplop atau kantong plastik, bercak pada kain diambil seluruhya atau bila bendanya besar digunting dan dimasukan ke dalam amplop atau kantong plastik. Benda benda keras diambil seluruhnya dan dimasukan ke dalam kantung plastik. Semua benda bukti di atas harus diberi label dengan keterangan tentang jenis benda, lokasi temuan, saat temuan dan keterangan lain yang diperlukan.1 Pada kasus ini, kedua mayat ditemukan berbaring di atas tempat tidurnya dengan posisi

terlentang. Tidak ada tanda-tanda perkelahian berupa luka dan segala sesuatu yang berada di dalam ruangan tersebut masih tertata rapi seberti biasanya. Kedua korban ditemukan dengan kamar terkunci dari dalam, yang menunjukan bahwa perkara kematian yang terjadi berlangsung ketika kedua korban sudah berniat untuk beristirahat didalam kamar. Pada kasus, setelah
10

dilakukan identifikasi TKP oleh penyidik, juga ditemukan dua buah gelas kaca yang berisi sisa susu, yang menunjukkan bahwa sebelum kedua korban meninggal, ada riwayat meminum susu tersebut. Pada pakaian yang dikenakan kedua korban ditemukan noda bercak putih kekuningan samar yang dicurigai adalah bekas muntah-muntahan korban sebelum meninggal, untuk itu perlu diambil kerokan terhadap bercak dan dimasukkan ke plastik. Perlu juga dicatat warna dari bercak noda, ukuran, dilakukan penciuman apa bau dari bercak noda tersebut bila masih tersisa baunya. Bau ini dapat mengidentifikasi sebab kematiannya. Pada keracunan sianida, bau muntahmuntahan seperti bau amandel.1

Pemeriksaan Medik Pemeriksaan Medik yang umum dilakukan oleh seorang dokter ahli forensic meliputi pemeriksaan traumatologi dan pemeriksaan tanatologi. Dalam kasus ini kedua korban ditemukan oleh penyidik dalam keadaan mati di atas tempat tidurnya. Tidak ditemukan luka-luka ataupun tanda-tanda kekerasan atau perkelahian pada kedua mayat. Sehingga penyelidikan lebih difokuskan kepada pemeriksaan tanatologi.1,3 Thanatologi adalah topik dalam ilmu kefdokteran forensik yang mempelajari hal mati serta perubahan yang terjadi pada tubuh setelah seseorang mati. Thanatologi juga bermanfaat untuk memastikan kematian klinis, memperkirakan sebab kematian, dan saat kematian.1 Dalam kasus ini, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: a) Lebam Mayat Biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya makin bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.Sebelum waktu ini, lebam mayat masih menghilang (memucat) pada penekanan dan dapat bisa berpindah jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan lebih sempurna apabila penekanan atau perubahan posisi tubuh tersebut dilakukan pada 6 jam pertama setelah mati klinis.Pada kasus keracunan 10 jam pasca mati sudah terjadi lebam mayat yang menetap.1
11

Ada 5 warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan penyebab kematian : Merah kebiruan merupakan warna normal lebam Merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN atau suhu dingin Merah gelap menunjukkan asfiksia Biru menunjukkan keracunan nitrit Coklat menandakan keracunan aniline

b) Kaku Mayat Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak kirakira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kearah dalam (sentripetal).Cadaveric spasm merupakan kaku mayat yang timbul dengan

intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal, Pada kasus sudah terjadi kaku mayat, dan sukar dilawan.1,3

c) Penurunan Suhu Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, pada umumnya orang tua serta anak kecil.Suhu sudah menurun pada kasus.1,3 d) Proses Pembusukan Perubahan warna. Perubahan ini pertama kali tampat pada fossa iliaka kanan dan kiri berupa warna hijau kekuningan, disebabkan oleh perubahan hemoglobin menjadi sulfmethemoglobin. Perubahan warna ini juga tampak pada seluruh abdomen, bagian

12

depan genitalia eksterna, dada, wajah dan leher. Dengan semakin berlalunya waktu maka warnanya menjadi semakin ungu.Pada mayat dalam kasus belum terjadi pembusukan.1,4

Pemeriksaan Laboratorium & Toksikologi Uji Kertas Saring

Kertas saring dicelupkan ke dalam larutan asam pikrat jenuh, biarkan hingga menjadi lembab.Teteskan satu tetes isi lambung atau darah korban, diamkan sampai agak mongering, kemudian teteskan Na2CO3 10% 1 tetes.Uji positif bila terbentuk warna ungu. Kertas saring dicelupkan ke dalam larutan HO3 1%, kemudian ke dalam larutan kanji 1% dan keringkan.Setelah itu kertas saring dipotong potong seperti kertas lakmus.Kertas ini dipakai untuk pemeriksaan masal pada para pekerja yang diduga kontak dengan CN.Caranya dengan membasahkan kertas dengan ludah di bawah lidah.Uji positif bila warna berubah menjadi biru.Hasil uji berwarna biru muda meragukan sedangkan bila warna tidak berubah (merah muda) berarti tidak terdapat keracunan.1 Kertas saring dicelup dalam larutan KCl, dikeringkan dan dipotong potong kecil. Kertas tersebut dicelupkan ke dalam darah korban, bila positif maka warna akan berubah menjadi merah terang karena terbentuk sianmethemoglobin.1 Reaksi Shonbein-Pagenstecher (Reaksi Guajacol)

Masukkan 50mg isi lambung/jaringan ke dalam botol Erlenmeyer.Kertas saring (panjang 3-4 cm, lebar 1-2 cm) dicelupkan ke dalam larutan guajacol 10% dalam alkohol, keringkan.Lalu celupkan ke dalam larutan 0.1%, CuSO4 dalam air dan kertas saring digantungkan di atas jaringan dalam botol.Bila isi lambung alkalis, tambahkan asam atas jaringan dalam botol.Bila isi lambung alkalis, tambahkan asam tartrat untuk mengasamkan, agar KCN mudah terurai.Botol tersebut dihangatkan. Bila hasil reaksi positif akan terbentuk warna biru-hijau pada kertas saring. Reaksi ini tidak spesifik, hasil positif semu didapatkan bila isi lambung mengandung klorin, nitrogen oksida atau ozon; sehingga reaksi ini hanya untuk skrining.4

13

Reaksi Prussian Blue (Biru Berlin)

Isi lambung/jaringan disetilasi dengan destilator. 5 ml destilat + 1 ml NaOH 50% + 3 tetes FeSO4 10% rp + 3 tetes FeCl3 5%, panaskan sampai hamper mendidih, lalu dinginkan dan tambahkan HCl pekat tetes demi tetes sampai terbentuk endapan Fe(OH)3, teruskan sampai endapan larut kembali dan terbentuk biru berlin. 1 Cara Gettler Goldbaum

Dengan menggunakan 2 buah flange (piringan), dan di antara kedua flange dijepitkan kertas saring Whatman No. 50 yang digunting sebesar flange.Kertas saring dicelupkan ke dalam larutan FeSO4 10% rp selama 5 menit, keringkan lalu celupkan ke dalam larutan NaOH 20% selama beberapa detik.Letakkan dan jepitkan kertas saring di antara kedua flange.Panaskan bahan dan salurkan uap yang terbentuk hingga melewati kertas saring bereagensia antara ke dua flange.Hasil positif bila terjadi perubahan warna pada kertas saring menjadi biru.1,3 Interpretasi Temuan Pada kasus ini, kedua korban ditemukan di suatu tempat kejadian perkara (TKP) didalam kamarnya yang terkunci dari dalam. Kedua korban dalam posisi terlentang diatas tempat tidur dan tidak ada tanda-tanda perkelahian ataupun luka yang bermakna di kedua tubuh korban yang mengarah kepada kekerasan ataupun penganiayaan. Ketika penyidik mengidentifikasi TKP secara spesifik, ditemukan tanda-tanda mencurigakan yang mengarahkan kasus ini kepada kematian yang tidak wajar, yaitu ditemukannya bercak bercak muntahan di sekitar kerak baju kedua korban, terdapat busa yang mengalir disudut korban laki-laki maupun korban perempuan. Disamping tempat tidur tempat korban berbaring terdapat meja yang diatasnya terdapat dua buah gelas yang masing-masing berisi sisa susu setengah dari gelas. Hal ini menunjukkan bahwa setengah dari cairan yang ada di dalam gelas tersebut sudah diminum oleh salah satu ataupun kedua korban. Ketika korban diperiksa di TKP pukul 10.00 WIB, pada pemeriksaan Thanatologi ditemukan lebam pada kedua mayat yang cendering jelas berwarna merah kebiruan di daerah punggung dan paha belakang kedua mayat yang diakibatkan oleh mengendapnya eritrosit akibat gaya gravitasi, dan lebam mayat tersebut sudah menetap dan tidak hilang dengan dilakukan penekanan. Hal ini

14

menunjukkan bahwa saat kematian sudah lebih dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan. Kemudian dijumpai pula kaku mayat pada kedua korban akibat cadangan glikogen dalam otot habis, sehingga energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. Kaku mayat ini mulai tampak setelah 2 jam mati klinis. Pada pemeriksaan juga didapatkan suhu tubuh mayat 30oC, terjadi penurunan suhu akibat kedua korban berada di ruang tidur yang mempunyai alat pendingin, mengakibatkan suhu lingkungan menjadi rendah sehingga mempercepat penurunan suhu tubuh kedua korban. Pada sekitar wajah dan bibir terjadi perubahan warna menjadi kebiruan (sianosis) akibat terjadi penurunan suplai O2 ke jaringan.1,4 Belum terjadi pembusukan, adiposera, serta mummifikasi yang menunjukkan bahwa mayat dibawa dan diperiksa belum lama dari waktu meninggalnya. Pada pemeriksaan autopsy, tercium bau amandel yang khas pasa waktu membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung.1

Sebab, Cara dan Mekanisme Kematian 1. Penyebab kematian Pada kasus ini adalah karena adanya keracunan sianida yang terdapat di dalam minuman yang dimunum oleh korban sebelum tidur. 2. Cara kematian Garam sianida yang sudah tercaampur kedalam minuman akan cepat diabsorpsi didalam saluran pencernaan, di absorpsi lalu masuk kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan keracunan.1 3. Mekanisme Kematian Penyebab kematian karena keracunan garam sianida karena efek penurunan afinitas enzim sitokrom oksidase terhadap oksigen dalam pembuluh darah yang berakibat terjadinya gangguan pernapasan sel (anoksia). Hal ini merupakan keadaan paradoksal karena korban meninggal akibat hipoksia tetapi dalam darahnya kaya akan oksigen. Takaran toksik peroral untuk garam sianida adalah 200 mg. Dapat menyebabkan kematian dalam waktu 2-10 menit.1,4 Garam sianida cepat diabsorpsi melalui saluran pencernaan. Cyanogen dan uap HCN diabsorpsi melalui pernafasan. HCN cair akan cepat diabsorpsi melalui kulit tetapi gas HCN lambat, sedangkan nitril organik (iminodipropilnitril, glikonitril, asetonitril) cepat diserap melalui kulit.
15

Sianida dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, inhalasi dan kulit. Setelah diabsorbsi, masuk ke dalam sirkulasi darah sebagai CN bebas dan tidak dapat berikatan dengan hemoglobin, kecuali dalam bentuk methemoglobin akan terbentuk sianmethemoglobin. Sianida dalam tubuh akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara radikal, terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang dibawa oleh darah. Selain itu sianida juga secara refleks merangsang pernafasan dengan bekerja pada ujung saraf sensorik sinus (kemoreseptor) sehingga pernafasan bertambah cepat dan menyebabkan gas racun yang diinhalasi makin banyak.1 Proses oksidasi dan reduksi terjadi sebagai berikut: Fe++sitokrom-oksidase -------->Fe+++sitokrom-oksidase CN

/--Fe+ ++sitokrom-oksidase-sianida. Dengan demikian proses oksidasi-reduksi dalam sel tidak dapat berlangsung dan oksi-Hb tidak dapat berdisosiasi melepaskan O2 ke sel jaringan sehingga timbul anoksia jaringan (anoksia histotoksik). Hal ini merupakan keadaan paradoksal karena korban meninggal akibat hipoksia tetapi dalam darahnya kaya akan oksigen. Sianida dioksidasi dalam tubuh menjadi sianat dan sulfosianat dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Takaran toksik peroral untuk HCN adalah 60-90 mg sedangkan takaran toksik untuk KCN atau NaCN adalah 200 mg. Kadar gas sianida dalam udara lingkungan dan lama inhalasi akan menentukan kecepatan timbul gejala keracunan dan kematian. 20 ppm 100 ppm Gejala ringan timbul setelah beberapa jam. Sangat berbahaya dalam 1 jam

16

200-400 ppm Meninggal dalam 30 menit 2000 ppm Meninggal seketika.

Nilai TLV (Threshold Limit Value) adalah 11 mg per M3 untuk gas HCN sedangkan TLV untuk debu sianida adalah 5 gr per M3 Kadang-kadang korban keracunan CN melebihi takaran mematikan (letal) tetapi tidak meninggal. Hal ini mungkin disebabkan oleh toieransi individual dengan daya detoksifikasi tubuh berlebihan, dengan mengubah CN menjadi sianat dan sulfosianat. Dapat pula disebabkan oleh keadaan an-asiditas asam lambung, sehingga menyebabkan garam CN yang ditelan tidak terurai menjadi HCN. Keadaan ini dikenal sebagai imunitas Rasputin. Tetapi sekarang hal ini telah dibantah, karena cukup dengan air saja dalam lambung, garam CN sudah dapat terurai menjadi HCN. Kemungkinan lain adalah karena dalam penyimpanan sianida sudah berubah menjadi garam karbonat. Misalnya NaCN + udara --> Na2COs + NH3.1 Aspek Asuransi Jiwa 1. Definisi Klaim Klaim adalah tuntutan yang diajukan Pemegang Polis atau Ahli Waris terhadap pelayanan atau janji yang diberikan penanggung pada saat kontrak asuransi jiwa dibuat.Ketika klaim muncul, penanggung harus melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang tertera dalam polis yaitu, membayar klaim, setelah merasa puas bahwa seluruh syarat dan ketentuan untuk penyelesaian klaim telah dilengkapi.5 2. Tata Cara Pengajuan Klaim Secara Umum Klaim adalah suatu tuntutan atas suatu hak, yang timbul karena persyaratan dalam perjanjian yang ditentukan sebelumnya telah dipenuhi. Secara Khusus

17

Klaim Asuransi Jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak Pemegang polis/ yang ditunjuk kepada pihak Asuransi, atas sejumlah pembayaran Uang Pertanggungan (UP) atau Nilai Tunai yang timbul karena syarat-syarat dalam perjanjian asuransinya telah dipenuhi. 3. Penyebab Terjadinya Klaim a. Tertanggung meninggal dunia b. Pemegang polis menghentikan pembayaran preminya dan memutuskan perjanjian asuransinya pada saat polisnya sudah mempunyai nilai tunai. c. Perjanjian asuransi sudah berakhir sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam polis dan kewajiban pemegang polis telah terpenuhi atau polis dalam keadaan lapse tetapi telah mempunyai nilai tunai (habis kontrak bebas premi) d. Tertanggung mendapat kecelakaan e. Tertanggung karena suatu penyakit perlu diopname atau rawat jalan. 4. Jenis Klaim Klaim Meninggal Dunia Timbul jika tertanggung atau peserta yang tercantum dalam polis meninggal dunia, sedang polisnya dalam keadaan berlaku (inforce). Klaim Penebusan Timbul jika polis sudah mempunyai nilai tunai, sedang pemegang polis memutuskan perjanjian asuransinya. Klaim Habis Kontrak Timbul jika jangka waktu perjanjian asuransi sudah berakhir, sedang polisnya dalam keadaan inforce (premi telah dibayar sampai jangka waktu kontrak). Klaim Kecelakaan Timbul akibat peserta mendapatkan kecelakaan dan polisnya masih inforce. Klaim (Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan) + Rawat jalan Timbul akibat peserta menderita suatu penyakit dan perlu diopname atau cukup hanya dengan rawat jalan saja.

18

5. Pemberitahuan Klaim Kematian Klaim kematian dapat dibayarkan hanya ketika tertanggung meninggal dalam jangka waktu kontrak polis. Karena hak untuk melakukan klaim muncul hanya setelah kematian tertanggung, kematiannya harus diberitahukan kepada penanggung oleh ahli waris yang ditunjuk, keluarga atau atasannya didukung dengan data-data. Pemberitahuan tersebut harus mencakup data-data pendukung sebagai berikut: Nomor polis; Nama; Tanggal kematian Penyebab kematian; Hubungan dengan tertanggung Keterangan kematian dari instansi yang terkait, misalnya KBRI, Rumah Sakit dan Polisi

Bahkan pada waktu tertentu, penanggung dapat mengambil inisiatif untuk memproses klaim atas informasi yang diterima dari: Berita Kematian; Agen Asuransi; Berita Koran atas terjadinya kecelakaan.5

19

Visum et Repertum korban Laki-laki Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit Sehat Selalu Jl. Salemba Raya 60 Telp 3106198, Fax 3154627 Jakatra 10431

Nomor Lampiran Perihal

: 5678-SK. III/1432/3-90

Jakarta, 3 Januari 2012

: Satu sampul Tersegel ---------------------------------------------------------------------: Hasil Pemeriksaan Pembedahan ---------------------------------------------------------atas jenazah Tn. Reza -----------------------------------------------------------------------

PROJUSTITIA Visum et Repertum Yang bertandatangan dibawah ini, Ni Made Helen, dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit Sehat Selalu Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort Polisi Jakarta Barat No. Pol. : D/556/TK/XI/90/Serse tertanggal 2 Januari 2012, maka pada tanggal tiga Januari tahun dua ribu duabelas, pukul sepuluh Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruangan bedah jenazah bagian forensik Rumah Sakit Sehat Selalu telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut adalah : Nama :Reza-------------------------------------------------------------------------------------------

Jenis Kelamin : Laki-laki-------------------------------------------------------------------------------------Umur Kebangsaan Agama Pekerjaan Alamat : 55 tahun -------------------------------------------------------------------------------------: Indonesia ------------------------------------------------------------------------------------: Muslim --------------------------------------------------------------------------------------: Wiraswasta --------------------------------------------------------------------------------: Jalan Arjuna Utara No.60 Jakarta Barat--------------------------------------------------

Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah serta cap dari kantor kepolisian, terikat pada ibu jari kaki kanan.

20

Hasil Pemeriksaan I. 1. 2. Pemeriksaan Luar

Mayat tidak terbungkus---------------------------------------------------------------------------------Mayat berpakaian sebagai berikut:---------------------------------------------------------------------a. Mayat berpakaian piyama berbahan katun berwarna biru polos merk excecutive ukuran L dengan satu buah kantung pada bagian dada kiri yang kosong. Pada piyama sebelah atas terdapat bercak-bercak akibat muntahan berwarna putih kekuningan.-----b. Mayat memakai celana dalam berbahan kaos berwarna hitam polos bermerk Ryder berukuran L--------------------------------------------------------------------------------------------

3.

Mayat memakai perhiasan pada jari manis tangan kanan yaitu cincin yang terbuat dari logam berwarna kuning dengan sebuah mata dari batu berwarna putih.--------------------------

4.

Disamping tempat tidur tempat kedua korban berbaring terdapat meja yang diatasnya terdapat dua buah gelas masing-masing berisi sisa susu setengah dari gelas.--------------------

5.

Lebam mayat terdapat pada daerah punggung, berwarna merah keunguan , tidak hilang pada penekanan.-------------------------------------------------------------------------------------------------

6. 7. 8.

Kaku mayat terdapat di seluruh tubuh, sukar dilawan.----------------------------------------------Terdapat penurunan suhu mayat menjadi tiga puluh derajat celcius------------------------------Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umurnya lima puluh lima tahun.kulit berwarna sawo matang, gizi baik, tinggi badan seratus tujuh puluh lima sentimeter, berat badan enam puluh enam kilogram. zakar disunat.----------------------------------------------------

9.

Mayat tidak memiliki rambut (botak), alis mata berwarna hitam dengan panjang enam sentimeter. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, dan panjang lima milimeter.------------

10.

Pada mayat terlihat kedua kelopak mata tertutup. Tidak ada bintik perdarahan di selaput lendir mata. Selaput bening mata berwarna jernih. Tirai mata berwarna hitam. Pupil korban mengalami midriasis dengan ukuran diameter lima milimeter. ------------------------------------

11.

Pada mayat, hidung berbentuk biasa. Kedua daun telinga berbentuk biasa. Tidak ada cairan yang keluar dari lubang telinga dan hidung. Pemeriksaan terhadap mulut dan rongga mulut.-

12.

Pada Mayat terlihat mulut terbuka dua sentimeter. Kedua bibir tebal, berwarna merah kebiruan. Gigi geligi lengkap. Tanda kekerasan negatif. Cairan keluar dari rongga mulut. Pada Mulut korban tercium bau amandel ketika penekanan pada dada korban (mayat). Dan terdapat busa di sudut mulut.---------------------------------------------------------------------------21

13. 14.

Tidak ditemukan kelainan pada alat kelamin dan lubang dubur pada korban.-------------------Tidak ada patah tulang pada mayat.-------------------------------------------------------------------II. Pemeriksaan Dalam (bedah jenazah)

15.

Jaringan lemak bawah kulit, daerah dada normal dan perut berwarna kuning kecoklatan, pada mayat tebal di daerah dada lima milimeter, sedangkan di daerah perut sebelas sentimeter. otot berwarna merah terang dan cukup tebal--------------------------------------------

16.

Sekat rongga dada pada mayat sebelah kanan setinggi sela iga ke empat dan kiri setinggi sela iga ke lima.-------------------------------------------------------------------------------------------

17. 18. 19.

Pada iga dan tulang dada mayat tidak menunjukkan kelainan.------------------------------------Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher mayat tidak menunjukan kelainan.----------Kandung jantung pada mayat tampak tiga jari diantara kedua tepi paru dan tidak menunjukkan kelainan------------------------------------------------------------------------------------

20. 21.

Dinding rongga perut mayat tampak tanda korosif dan berwarna merah kecoklatan.----------Lidah mayat berwarna merah terang, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun resapan darah; tonsil tidak membesar dan penampangnya berwarna merah terang; kelenjar gondok berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukan kelaianan, berat dua puluh gram.------------------------------------------------------------------------

22. 23. 24.

Pada mayat batang tenggorok dan cabangnya terdapat tanda korosi, berwarna merah terang. Kerongkongan mayat terdapat tanda korosi, selaput lendir tidak terlihat. -----------------------Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa, penampangnya berwarna merah terang dan irisan keluar sedikit darah. Paru kiri terdiri dari dua baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa dan penampangnya berwarna merah terang. Berat paru kanan kiri empat ratus gram.---------------

25.

Jantung tampak sebesar tinju kanan mayat, selaput luar jantung tampak licin, tidak ada bintik perdarahan, katup jantung tidak menunjukkan kelainan. Berat jantung tiga ratus gram.--------------------------------------------------------------------------------------------------------

26.

Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal padat, penampang hati berwarna merah terang dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati seribu dua ratus gram.--------------------------------------------------------------------------------------------------------

27.

Kandung empedu berisi cairan coklat hijau, selaput lendir berwarna hijau seperti beludru. Saluran empedu tidak terdapat penyumbatan. -------------------------------------------------------22

28.

Limpa berwarna ungu kelabu dan penampangnya berwarna merah terang. Berat limpa seratus sepuluh gram. ------------------------------------------------------------------------------------

29.

Kelenjar liur perut berwarna kuning kemerahan, penampang berwarna merah terang. Berat kelenjar liur perut delapan puluh lima gram.. ---------------------------------------------------------

30.

Lambung berisi sisa makanan, mukosa lambung terdapat tanda korosi, perabaan licin seperti sabun dan berwarna merah kecoklatan. ---------------------------------------------------------------

31.

Anak ginjal kanan berbentuk trapezium dan yang kiri berbentuk bulan sabit. Gambaran kulit dan sumsum jelas tidak menunjukkan kelainan. Berat anak ginjal kanan dan kiri delapan puluh lima gram. Penampang ginjal menunjukkan gambar yang jelas, piala ginjal dan saluran kemih tidak terdapat kelainan. ----------------------------------------------------------------

32.

Kandung kencing mayat berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendir berwarna putih dan tidak tampak kelainan. -----------------------------------------------------------------------

33.

Kulit kepala bagian dalam bersih, tulang tengkorak utuh. Saat pembukaan otak kedua mayat, tercium bau amandel. Selaput keras otak tidak menunjukkan kelainan. Tidak terdapat perdarahan diatas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan otak besar menunjukkan gambaran lekuk otak yang biasa, tidak terdapat perdarahan. Penampang otak besar, otak kecil dan batang otak berwarna merah terang---------------------------------------------------------

Kesimpulan Pada mayat laki-laki lima puluh lima tahun ini tercium bau amandel yang khas pada waktu membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung. Darah, otot, dan penampang organ tubuh berwarna merah terang dan asfiksia pada organ tubuh. Sebab mati mayat diakibatkan oleh keracunan Sianida. --------------------------------------------------------------------------------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP----------------------------------------------------------------Dokter yang memeriksa,

dr. Ni Made Helen VJ NIP. 102008200-------

23

Visum et Repertum korban Perempuan Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit Sehat Selalu Jl. Salemba Raya 60 Telp 3106198, Fax 3154627 Jakatra 10431

Nomor Lampiran Perihal

: 5678-SK. III/1432/3-90

Jakarta, 3 Januari 2012

: Satu sampul Tersegel ---------------------------------------------------------------------: Hasil Pemeriksaan Pembedahan ---------------------------------------------------------atas jenazah Ny. Shelvy---------------------------------------------------------------------

PROJUSTITIA Visum et Repertum Yang bertandatangan dibawah ini, Ni Made Helen, dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit Sehat Selalu Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort Polisi Jakarta Barat No. Pol. : D/556/TK/XI/90/Serse tertanggal 2 Januari 2012, maka pada tanggal tiga Januari tahun dua ribu duabelas, pukul sepuluh Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruangan bedah jenazah bagian forensik Rumah Sakit Sehat Selalu telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut adalah : Nama : Shelvy-----------------------------------------------------------------------------------

Jenis Kelamin : Perempuan-----------------------------------------------------------------------------------Umur Kebangsaan Agama Pekerjaan Alamat : 53 Tahun-------------------------------------------------------------------------------------: Indonesia------------------------------------------------------------------------------------: Muslim---------------------------------------------------------------------------------------: Ibu Rumah Tangga-------------------------------------------------------------------------: Jalan Arjuna Utara No.60 Jakarta Barat--------------------------------------------------

Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah serta cap dari kantor kepolisian, terikat pada ibu jari kaki kanan.

24

Hasil Pemeriksaan I. Pemeriksaan Luar 1. Mayat tidak terbungkus -----------------------------------------------------------------------------2. Mayat berpakaian sebagai berikut:-----------------------------------------------------------------a. Mayat berpakaian piyama berbahan katun berwarna merah muda merk Channel ukuran S. Pada piyama sebelah kiri atas juga terdapat bercak-bercak muntahan berwarna putih kuning kecoklatan------------------------------------------------------------b. Mayat memakai celana dalam berbahan sutra bermerk Pierre Cardine berukuran S--3. Mayat memakai perhiasan pada jari manis tangan kanan yaitu cincin yang terbuat dari logam berwarna kuning dengan sebuah mata dari batu berwarna putih, dan memakai gelang yang terbuat dari logam berwarna putih--------------------------------------------------4. Disamping tempat tidur tempat korban berbaring terdapat meja yang diatasnya terdapat dua buah gelas masing-masing berisi sisa susu setengah dari gelas.---------------------------5. Lebam mayat pada daerah punggung, berwarna merah keunguan , tidak hilang pada penekanan.---------------------------------------------------------------------------------------------6. Kaku mayat terdapat di seluruh tubuh, sukar dilawan. ------------------------------------------7. Terdapat penurunan suhu menjadi tiga puluh derajat celcius-----------------------------------. 8. Mayat adalah seorang perempuan bangsa Indonesia, umurnya lima puluh tiga tahun, kulit berwarna kuning langsat, gizi baik, tinggi seratus enam puluh lima sentimeter, berat badan lima puluh kilogram.-------------------------------------------------------------------------9. Mayat memiliki rambut setinggi bahu sepanjang empat puluh lima sentimeter, alis mata berwarna hitam kecoklatan, lurus, tipis dengan panjang lima sentimeter. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, dan panjang delapan milimeter.-------------------------------10. Kedua kelopak mata tertutup. Tidak ada bintik perdarahan di selaput lendir mata. Selaput bening mata berwarna jernih. Tirai mata berwarna hitam. Pupil mengalami midriasis dengan ukuran diameter lima milimeter.----------------------------------------------------------11. Hidung berbentuk biasa. Kedua daun telinga berbentuk biasa. Tidak ada cairan yang keluar dari lubang telinga dan hidung.-------------------------------------------------------------12. Mayat terlihat mulut terbuka satu koma lima sentimeter. Kedua bibir tipis, berwarna merah kebiruan. Gigi geligi lengkap. Tanda kekerasan negatif. Cairan keluar dari rongga

25

mulut. Pada Mulut korban tercium bau amandel ketika penekanan pada dada korban (mayat). Dan terdapat busa di sudut mulut.-------------------------------------------------------13. Tidak ditemukan kelainan pada alat kelamin dan lubang dubur korban----------------------14. Tidak ada patah tulang pada korban (mayat)------------------------------------------------------II. Pemeriksaan Dalam (bedah jenazah) 15. Jaringan lemak bawah kulit, daerah dada normal dan perut berwarna kuning kecoklatan, Pada mayat tebal di daerah dada empat milimeter, sedangkan di daerah perut delapan sentimeter----------------------------------------------------------------------------------------------16. Sekat rongga dada mayat sebelah kanan setinggi sela iga ke empat dan kiri setinggi sela iga ke lima.---------------------------------------------------------------------------------------------17. Pada iga dan tulang dada mayat tidak menunjukkan kelainan----------------------------------. 18. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher mayat tidak menunjukan kelainan.-------19. Kandung jantung pada mayat tampak tiga jari diantara kedua tepi paru dan tidak menunjukkan kelainan.-------------------------------------------------------------------------------20. Dinding rongga perut pada mayat tampak tanda korosif dan berwarna merah kecoklatan.21. Pada mayat lidah berwarna merah terang, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun resapan darah; tonsil tidak membesar dan penampangnya berwarna merah terang; kelenjar gondok berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukan kelaianan, berat dua puluh gram.---------------------------------------------22. Batang tenggorok dan cabangnya terdapat tanda korosi, berwarna merah terang.-----------23. Kerongkongan mayat terdapat tanda korosi, selaput lendir tidak terlihat.--------------------24. Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa, penampangnya berwarna merah terang dan irisan keluar sedikit darah. Paru kiri terdiri dari dua baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa dan penampangnya berwarna merah terang. Berat paru kanan kiri mayat tiga ratus gram.-----25. Jantung tampak sebesar tinju kanan masing-masing mayat, selaput luar jantung tampak licin, tidak ada bintik perdarahan, katup jantung tidak menunjukkan kelainan. Berat jantung dua ratus tujuh puluh gram.----------------------------------------------------------------26. Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal padat, penampang hati berwarna merah terang dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati seribu gram. ---------------------------------------------------------------------------------------------------26

27. Kandung empedu

berisi cairan coklat hijau, selaput lendir berwarna hijau seperti

beludru. Saluran empedu tidak terdapat penyumbatan.------------------------------------------28. Limpa mayat berwarna ungu kelabu dan penampangnya berwarna merah terang. Berat limpa seratus gram.-----------------------------------------------------------------------------------29. Kelenjar liur perut mayat berwarna kuning kemerahan, penampang berwarna merah terang. Berat kelenjar liur perut delapan puluh gram.-------------------------------------------30. Lambung berisi sisa makanan, mukosa lambung terdapat tanda korosi, perabaan licin seperti sabun dan berwarna merah kecoklatan.---------------------------------------------------31. Anak ginjal kanan berbentuk trapezium dan yang kiri berbentuk bulan sabit.---------------32. Kandung kencing berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendir berwarna putih dan tidak tampak kelainan.--------------------------------------------------------------------------33. Kulit kepala bagian dalam bersih, tulang tengkorak utuh. Saat pembukaan otak kedua mayat, tercium bau amandel. Selaput keras otak tidak menunjukkan kelainan. Tidak terdapat perdarahan diatas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan otak besar menunjukkan gambaran lekuk otak yang biasa, tidak terdapat perdarahan. Penampang otak besar, otak kecil dan batang otak berwarna merah terang.--------------------------------Kesimpulan Pada mayat perempuan lima puluh dua tahun ini tercium bau amandel yang khas pada waktu membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung. Darah, otot, dan penampang organ tubuh berwarna merah terang dan asfiksia pada organ tubuh. Sebab mati mayat diakibatkan oleh keracunan Sianida.---------------------------------------------------------------------------------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya sebaikbaiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.-----------------------------------------------------Dokter yang memeriksa,

dr. Ni Made Helen VJ NIP. 102008200-----27

Daftar Pustaka 1. Widiatmaka W. Budiyanto A. Sudiono S, dkk. Ilmu kedokteran forensik. Edisi I, cetakan ke-2. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI. 1997. 2. Peraturan perundang-undang bidang kedokteran. Edisi I, cetakan kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI. 1994. 3. Keracunan Sianida. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/54671022/61/KERACUNAN-SIANIDA. 06 Januari 2012. 4. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI. Teknik Autopsi Forensik. Cetakan ke-4. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI. 2000. 5. Tata Cara Pengaduan Klaim. Di unduh dari

http://www.bumiputera.com/content.php?id=36 . 06 Januari 2012.

28

Anda mungkin juga menyukai