A DEFINITION OF LEARNING
LEARNING is the process whereby an organism changes its behaviour as a result of experience. Process through which experience causes permanent change in knowledge or behavior melalui interaksi individu dengan lingkungannya
Time 1 Experience Time 2
CLASSICAL CONDITIONING
Focus on the learning of involuntary emotional or physiological responses, such as fear, increased heartbeat, salivation, or sweating.
US CS US CS
unlearned
UR
No response
unlearned
UR CR
4
Discrimination Memberikan respon yang berbeda terhadap stimuli yang serupa, tetapi tidak identik.
Extinction Respon yang telah dipelajari menghilang secara perlahan.
CONTIGUITY LEARNING
The pairing of an unconditioned stimulus and a conditioned stimulus is part of the requirement for classical conditioning. CONTIGUITY LEARNING assosiasi dari dua peristiwa yang dipasangkan secara terus-menerus. Instruksi yang diberikan secara terus-menerus, walaupun membosankan, tetapi bisa jadi merupakan cara yang efektif untuk belajar menghafal ( efektif untuk pertanyaan yang sederhana).
Contoh: belajar perkalian diawali dgn menghafal perkalian secara terus menerus.
6
OPERANT CONDITIONING
Thorndike: Salah satu hukum yang penting dalam belajar adalah LAW OF EFFECT dimana setiap perilaku yang memberikan efek puas dalam suatu situasi, cenderung akan diulangi lagi. Tingkah laku tidak dapat dipisahkan dari dua hal yang berpengaruh dari lingkungan: antacedent dan
consequence
Hubungan ketiganya:
ABC
Untuk mengubah Behavior ubahlah antecedentnya atau consequencenya, atau ubah keduanya.
TYPES OF CONCEQUENCES
REINFORCEMENT suatu peristiwa/ kejadian yang akan meningkatkan atau membuat tingkah laku diulangi
CONSEQUENCES EFFECT
PUNISHMENT suatu peristiwa/ kejadian yang akan menekan tingkah laku atau melemahkan tingkah laku
CONSEQUENCES EFFECT
9
Operant Conditioning
Eliminate behavior
Positive Reinforcement
Extinction
Punishment
Contingent Reinforcement
Presentation Removal punishment Punishment Premack Principle Contingency contract Time out
Response 10 cost
Removal punishment
Negative Reinforcement
11
REINFORCEMENT SCHEDULES
Reinforcement dapat diberikan secara terus-menerus (continuous reinforcement) tapi juga dapat diberikan sewaktu-waktu (intermitten reinforcement). Intermitten Reinforcement Ratio schedule (berdasarkan jumlah respon) dan ada pula Interval schedule (berdasarkan interval waktu)
12
Dalam menentukan jumlah respon dan interval waktu pemberian Reinforcement Fixed (angkanya telah ditentukan sebelumnya, dpt diprediksi) & Variable (bervariasi tidak dpt diprediksi)
13
Identifikasi Perilaku spesifik yang ingin diubah Melakukan pengukuran (frekuensi & intensitas/ derajat) scr cermat & teliti Menganalisa Antecedent dan Reinforcers yang menyebabkan perilaku tersebut bertahan/ diulangi Ukur perubahan yang terjadi
Mastery Learning
Merupakan pendekatan mengajar dimana setiap siswa harus belajar satu unit hingga menguasai, dan melewati ujian dengan level tertentu yg spesifik sebelum melanjutkan pada unit yang berikutnya. Mastery Learning ini didasari oleh asumsi bahwa dgn memberikan waktu yang cukup dan pengajaran yg tepat, kebanyakan siswa akan menguasai/ mencapai tujuan pembelajaran (Bloom, 1968; Guskey & Gates, 1986)
16
Group Consequences
Upaya mengatur kelas dgn memberikan reward atau pun punishment kpd seluruh siswa di kelas jika mematuhi atau melanggar aturan kelas. Dapat juga satu kelas dibagi menjadi beberapa tim, shg tim yg satu akan bersaing dgn tim lainnya untuk mendapatkan reward.
Strategi
ini efektif untuk menjaga kelas agar tetap tenang, namun sisi negatifnya terkadang terjadi penolakan atau tidak mau bergaul dengan siswa yang telah mendatangkan punishment bagi kelompok/kelas.
17
19
20
Proses Learning bisa berlangsung kapan saja, tetapi utk mendemonstrasikannya memerlukan situasi yang tepat atau apakah ada insentif saat mendemonstrasikannya.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal, keduanya sama-sama penting dalam SOCIAL COGNITIVE THEORY ini.
22
Environmental Event
(resources, consequences of actions, physical setting)
Personal Factors
(beliefs, expectation, atitudes, knowledge)
Behavior
(individual actions, choices, verbal statement)
23
BANDURA juga membedakan Enactive Learning belajar dengan mengalami/ melakukan Vicarious Learning belajar dengan mengobservasi orang lain
Bila seseorang dapat belajar melalui observasi, maka ia harus memfokuskan perhatian, membangun imajinasi, mengingat, menganalisa, dan membuat keputusan
24
25
Attention
Agar dapat belajar melalui observasi, kita harus memberikan atau memfokuskan perhatian Kita cenderung memperhatikan seseorag yang atraktif, popular, kompeten, atau dikagumi Anak kecil memperhatikan ortu, kakak, guru. Siswa yang usianya lebih besar meperhatikan teman sebaya yg popular, bintang atau idola TV. Dalam mengajar kita harus memastikan siswa memberi perhatian pada poin kritis dari materi yang diajarkan.
26
Retention
Dalam melakukan imitasi perilaku model, kita harus mengingat Hal ini dapat dibantu dengan verbal steps atau visual images Practice helps us remember the elements of the desired behavior, such as the sequence of steps.
27
Production
Meskipun kita telah mengetahui sebuah perilaku dan dapat mengingatnya, tetapi kita mungkin masih belum dapat menunjukkannya secara lancar/ mulus. Terkadang kita memerlukan sejumlah besar pengalaman, feedback, coaching In the Production Phase, practice makes the behavior smoother and more expert
28
29
MODELING
Perubahan perilaku, berpikir, atau emosi, yang terjadi melalui observasi terhadap orang lain yang disebut model Di kelas, guru menjadi model bagi siswa untuk dapat memiliki keterampilan yang serupa, misal dalam menari, olah raga, kerajinan tangan, dll. Tapi juga bisa diterapkan untuk mengajarkan mental skills dan memperluas wawasan.
30
Self-Regulation
Aplikasi pandangan behavioral learning saat ini menekankan pada SELF MANAGEMENT.
31
Self-management: menggunakan prinsip behavioral learning untuk membantu siswa memperoleh kendali terhadap pembelajarannya. Maka siswa harus belajar mengelola hidupnya sendiri:
Goal Setting menetapkan target spesifik Monitoring & Evaluate Progress menilai perilaku yang telah dilakukan. Kaitkan juga dengan setting goals setiap harinya. Self-reinforcement untuk mempertahankan motivasi
32
DISKUSI
Apakah siswa harus selalu diberi reward untuk belajar?
34
KRITIK TERHADAP
BEHAVIORAL METHODS
Bahaya pemberian reinforcement dapat mengurangi minat belajar dengan terlalu menekankan pada hadiah / reward dan dapat berdampak negatif pula terhadap siswa lain yang tidak mendapat reward.
Guru dapat menggunakan prinsip behavioral learning secara tepat dan sesuai etika.
35
ETHICAL ISSUE
GOALS Setiap guru memiliki keinginan untuk menjaga kondisi kelas yg terkendali dan teratur, shg diupayakan terjadi perubahan perilaku yg mendukung. Namun penekanan pada perubahan perilaku tidak menjamin pembelajaran akademik menjadi meningkat. Sebaiknya penekanan ditempatkan pada pembelajaran akademik dari pada hanya sekedar perubahan perilaku di kelas.
36
STRATEGIES Hukuman dapat mengakibatkan efek negatif memberi peluang respon agresif dan menimbulkan emosi negatif. Pendekatan secara positif lebih kecil potensi bahayanya. Hal lain yg perlu dipertimbangkan adalah efek thd individual. Misalnya ada upaya kerja sama antara sekolah dengan rumah, ketika ada laporan dari sekolah mengenai kemajuan siswa yg tidak memuaskan pada anak tertentu mungkin akan mengalami abuse dari rumahnya sbg hukuman.
37