Anda di halaman 1dari 37

BEHAVIORAL VIEWS OF LEARNING

LEARNING AND MOTIVATION

Anita Woolfolk, Chapter 6, 2004


1

A DEFINITION OF LEARNING
LEARNING is the process whereby an organism changes its behaviour as a result of experience. Process through which experience causes permanent change in knowledge or behavior melalui interaksi individu dengan lingkungannya
Time 1 Experience Time 2

Behavior occurs (some performance, thought, or observation)


The learning process

Behavior has changed

Three Behavioral Learning Theories


Classical Conditioning (by Ivan Pavlov in 1920s) Contiguity Learning Operant Conditioning (by E. Thorndike in 1913 & B.F. Skinner in 1953)

CLASSICAL CONDITIONING
Focus on the learning of involuntary emotional or physiological responses, such as fear, increased heartbeat, salivation, or sweating.

Prelearning Situation Postlearning Situation

US CS US CS

unlearned

UR
No response

unlearned

UR CR
4

Tiga proses lain dalam Classical Conditioning


Generalization Memberikan respon yang sama terhadap stimuli yang serupa.

Discrimination Memberikan respon yang berbeda terhadap stimuli yang serupa, tetapi tidak identik.
Extinction Respon yang telah dipelajari menghilang secara perlahan.

CONTIGUITY LEARNING
The pairing of an unconditioned stimulus and a conditioned stimulus is part of the requirement for classical conditioning. CONTIGUITY LEARNING assosiasi dari dua peristiwa yang dipasangkan secara terus-menerus. Instruksi yang diberikan secara terus-menerus, walaupun membosankan, tetapi bisa jadi merupakan cara yang efektif untuk belajar menghafal ( efektif untuk pertanyaan yang sederhana).
Contoh: belajar perkalian diawali dgn menghafal perkalian secara terus menerus.
6

OPERANT CONDITIONING
Thorndike: Salah satu hukum yang penting dalam belajar adalah LAW OF EFFECT dimana setiap perilaku yang memberikan efek puas dalam suatu situasi, cenderung akan diulangi lagi. Tingkah laku tidak dapat dipisahkan dari dua hal yang berpengaruh dari lingkungan: antacedent dan

consequence

Hubungan ketiganya:

ABC
Untuk mengubah Behavior ubahlah antecedentnya atau consequencenya, atau ubah keduanya.

TYPES OF CONCEQUENCES
REINFORCEMENT suatu peristiwa/ kejadian yang akan meningkatkan atau membuat tingkah laku diulangi
CONSEQUENCES EFFECT

Behavior Reinforcer Strengthened or repeated behavior

PUNISHMENT suatu peristiwa/ kejadian yang akan menekan tingkah laku atau melemahkan tingkah laku
CONSEQUENCES EFFECT
9

Behavior Punisher Weakned or Decreased behavior

Concept Map of Operant Conditioning


Strengthen behavior

Operant Conditioning

Eliminate behavior

Positive Reinforcement

Negative Reinforcement Schedules of Reinforcement

Extinction

DRO & DRL

Punishment

Contingent Reinforcement

Presentation Removal punishment Punishment Premack Principle Contingency contract Time out

Response 10 cost

Types of Reinforcement and Punishment


The Value of what is given or taken away Positively valued Somethings Is given Negatively Valued

What happens after a response is made

Positive Presentation Reinforcement Punishment

Somethings Is taken away

Removal punishment

Negative Reinforcement
11

REINFORCEMENT SCHEDULES
Reinforcement dapat diberikan secara terus-menerus (continuous reinforcement) tapi juga dapat diberikan sewaktu-waktu (intermitten reinforcement). Intermitten Reinforcement Ratio schedule (berdasarkan jumlah respon) dan ada pula Interval schedule (berdasarkan interval waktu)

12

Dalam menentukan jumlah respon dan interval waktu pemberian Reinforcement Fixed (angkanya telah ditentukan sebelumnya, dpt diprediksi) & Variable (bervariasi tidak dpt diprediksi)

13

APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS


ABA adalah penerapan dari prinsip Behavioral Learning untuk mengubah perilaku. ABA utk mengubah perilaku mempersyaratkan:

Identifikasi Perilaku spesifik yang ingin diubah Melakukan pengukuran (frekuensi & intensitas/ derajat) scr cermat & teliti Menganalisa Antecedent dan Reinforcers yang menyebabkan perilaku tersebut bertahan/ diulangi Ukur perubahan yang terjadi

14 Penjelasan lebih dlm terdpt di MK Sertifikasi Pengantar ABA untuk Intervensi

BEHAVIORAL APPROACHES TO TEACHING AND MANAGEMENT


Beberapa sumbangan penting dari pendekatan Behavioral dalam pengajaran:
MASTERY LEARNING GROUP CONSEQUENCE TOKEN REINFORCEMENT SYSTEM 15 CONTIGENCY CONTRACT

Mastery Learning
Merupakan pendekatan mengajar dimana setiap siswa harus belajar satu unit hingga menguasai, dan melewati ujian dengan level tertentu yg spesifik sebelum melanjutkan pada unit yang berikutnya. Mastery Learning ini didasari oleh asumsi bahwa dgn memberikan waktu yang cukup dan pengajaran yg tepat, kebanyakan siswa akan menguasai/ mencapai tujuan pembelajaran (Bloom, 1968; Guskey & Gates, 1986)

16

Group Consequences
Upaya mengatur kelas dgn memberikan reward atau pun punishment kpd seluruh siswa di kelas jika mematuhi atau melanggar aturan kelas. Dapat juga satu kelas dibagi menjadi beberapa tim, shg tim yg satu akan bersaing dgn tim lainnya untuk mendapatkan reward.
Strategi

ini efektif untuk menjaga kelas agar tetap tenang, namun sisi negatifnya terkadang terjadi penolakan atau tidak mau bergaul dengan siswa yang telah mendatangkan punishment bagi kelompok/kelas.

17

Token Reinforcement Programs


Adalah sistem dimana siswa akan mendapatkan tanda/ koin untuk keberhasilan akademik ataupun perilaku positif di dalam kelas. Tanda/ koin itu bisa ditukarkan dengan reward yang diinginkan.
18

Contingency Contract Programs


Adalah kontrak antara guru dengan siswanya secara spesifik mengenai apa yang harus dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan reward khusus atau hak-hak istimewa. Kontrak diatur secara individual pada setiap siswa, dan siswa dilibatkan dalam menentukan perilaku dan reward yang akan diperoleh. Dalam negosiasi kontrak ini sendiri siswa dapat belajar mengenai goal-setting, menetapkan goal yang realistis, dan mengumpulkan komitmen utk meraihnya.

19

SOCIAL LEARNING THEORY


Pada perkembangan berikutnya, beberapa Psikolog merasa tidak puas dgn Operant Conditioning yang masih terbatas dlm menjelaskan mengenai LEARNING. Kemudian penelitian-penelitian berikutnya mulai menyertakan proses kognisi. Salah satunya yang mengembangkan pandangan tersebut adalah ALBERT BANDURA (1986, 1997) dgn SOCIAL COGNITIVE THEORY.

20

Elements of SOCIAL COGNITIVE THEORY


Bandura membedakan: > Acquisition of knowledge (learning) > Observable performance based on that knowledge (behavior) Artinya Bandura berpendapat bhw mungkin kita semua mengetahui lebih banyak dari apa yang kita tunjukan.
21

Proses Learning bisa berlangsung kapan saja, tetapi utk mendemonstrasikannya memerlukan situasi yang tepat atau apakah ada insentif saat mendemonstrasikannya.

Faktor Internal dan Faktor Eksternal, keduanya sama-sama penting dalam SOCIAL COGNITIVE THEORY ini.
22

Internal & External Factors Interactions


RECIPROCAL DETERMINISM

Environmental Event
(resources, consequences of actions, physical setting)

Personal Factors
(beliefs, expectation, atitudes, knowledge)

Behavior
(individual actions, choices, verbal statement)
23

BANDURA juga membedakan Enactive Learning belajar dengan mengalami/ melakukan Vicarious Learning belajar dengan mengobservasi orang lain

Bila seseorang dapat belajar melalui observasi, maka ia harus memfokuskan perhatian, membangun imajinasi, mengingat, menganalisa, dan membuat keputusan

24

ELEMENTS OF OBSERVATIONAL LEARNING ATTENTION RETENTION PRODUCTION MOTIVATION AND REINFORCEMENT

25

Attention
Agar dapat belajar melalui observasi, kita harus memberikan atau memfokuskan perhatian Kita cenderung memperhatikan seseorag yang atraktif, popular, kompeten, atau dikagumi Anak kecil memperhatikan ortu, kakak, guru. Siswa yang usianya lebih besar meperhatikan teman sebaya yg popular, bintang atau idola TV. Dalam mengajar kita harus memastikan siswa memberi perhatian pada poin kritis dari materi yang diajarkan.

26

Retention

Dalam melakukan imitasi perilaku model, kita harus mengingat Hal ini dapat dibantu dengan verbal steps atau visual images Practice helps us remember the elements of the desired behavior, such as the sequence of steps.

27

Production
Meskipun kita telah mengetahui sebuah perilaku dan dapat mengingatnya, tetapi kita mungkin masih belum dapat menunjukkannya secara lancar/ mulus. Terkadang kita memerlukan sejumlah besar pengalaman, feedback, coaching In the Production Phase, practice makes the behavior smoother and more expert
28

Motivation & Reinforcement


Ketika kita mengantisipasi bahwa dengan menampilkan perilaku imitasi dari model akan di-reinforce maka kita menjadi lebih termotivasi untuk to pay attention, remember, and produce the behavior.

29

OBSERVATIONAL LEARNING IN TEACHING

MODELING

Perubahan perilaku, berpikir, atau emosi, yang terjadi melalui observasi terhadap orang lain yang disebut model Di kelas, guru menjadi model bagi siswa untuk dapat memiliki keterampilan yang serupa, misal dalam menari, olah raga, kerajinan tangan, dll. Tapi juga bisa diterapkan untuk mengajarkan mental skills dan memperluas wawasan.
30

SELF REGULATION AND COGNITIVE BEHAVIOR MODIFICATION


Selain melakukan observasi terhadap perilaku orang lain, Bandura juga menambahkan bahwa seseorang dapat mengobservasi atau meregulasi diri & memodifikasi cognitive behavior-nya.

Self-Regulation

Aplikasi pandangan behavioral learning saat ini menekankan pada SELF MANAGEMENT.
31

Self-management: menggunakan prinsip behavioral learning untuk membantu siswa memperoleh kendali terhadap pembelajarannya. Maka siswa harus belajar mengelola hidupnya sendiri:
Goal Setting menetapkan target spesifik Monitoring & Evaluate Progress menilai perilaku yang telah dilakukan. Kaitkan juga dengan setting goals setiap harinya. Self-reinforcement untuk mempertahankan motivasi

32

COGNITIVE BEHAVIOR MODIFICATION


Merupakan prosedur berdasarkan pada prinsip behavioral dan cognitive learning dalam mengubah perilaku dengan menggunakan self-talk dan self-instruction Guru mengajarkan siswa bagaimana mengunakan self-instruction, yaitu dengan berbicara pada diri sendiri seluruh langkahlangkah untuk mengerjakan tugas.
33

DISKUSI
Apakah siswa harus selalu diberi reward untuk belajar?

34

KRITIK TERHADAP

BEHAVIORAL METHODS
Bahaya pemberian reinforcement dapat mengurangi minat belajar dengan terlalu menekankan pada hadiah / reward dan dapat berdampak negatif pula terhadap siswa lain yang tidak mendapat reward.
Guru dapat menggunakan prinsip behavioral learning secara tepat dan sesuai etika.
35

ETHICAL ISSUE
GOALS Setiap guru memiliki keinginan untuk menjaga kondisi kelas yg terkendali dan teratur, shg diupayakan terjadi perubahan perilaku yg mendukung. Namun penekanan pada perubahan perilaku tidak menjamin pembelajaran akademik menjadi meningkat. Sebaiknya penekanan ditempatkan pada pembelajaran akademik dari pada hanya sekedar perubahan perilaku di kelas.
36

STRATEGIES Hukuman dapat mengakibatkan efek negatif memberi peluang respon agresif dan menimbulkan emosi negatif. Pendekatan secara positif lebih kecil potensi bahayanya. Hal lain yg perlu dipertimbangkan adalah efek thd individual. Misalnya ada upaya kerja sama antara sekolah dengan rumah, ketika ada laporan dari sekolah mengenai kemajuan siswa yg tidak memuaskan pada anak tertentu mungkin akan mengalami abuse dari rumahnya sbg hukuman.
37

Anda mungkin juga menyukai