Anda di halaman 1dari 3

ANEMIA

Author : SYAMSUL HUDA Abstract : Pengertian Apa anemia itu? Anemia dalam bahasa Yunani “Tanpa darah”, adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin protein pembawa oksigen dalam sel darah merah berada di bawah normal. Dalam kondisi normal, butir-butir darah merah mengandung hemoglobin, yaitu sel darah merah yang bertugas membawa oksigen serta nutrisi ke otak dan ke berbagai jaringan dan organ tubuh. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah. Oksigen ini akan digunakan untuk membakar gula dan lemak menjadi energy. Hal ini dapat menjelaskan mengapa kurang darah dapat menyebabkanng gejala lemah dan lesu yang tidak biasa. Paru-paru dan jantung juga terpaksa kerja keras untuk mendapatkan oksigen dari darah yang menyebabkan nafas terasa pendek. Walaupun gejalanya tidak terlihat atau samar-samar dalam jangka waktu lama. Kondisi ini tetap dapat membahayakan jiwa jika dibiarkan dan tidak diobati. Jika anda mengalami gejala lemah lesu berkepanjangan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Anemia biasanya terdeteksi atau sedikitnya dapat dipastikan setelah pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar sel darah merah , hemotokrit dan hemoglobin. Pengobatan bisa bervariasi tergantung pada diagnosisnya. Sel-sel darah baru dibuat setiap hari dalam sumsum tulang belakang. Zat gizi yan diperlukan untuk pembuatan sel-sel ini adalah besi, protein dan vitamin terutama asam folat dan B12. Dari semua ini, besi dan protein yang paling penting dalam pembentukan hemoglobin. Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah per millimeter darah. Gejala yang timbul Adapun gejala-gejala dari anemia adalah: 1. Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi atau mudah lupa. 2. Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku. 3. Jantung berdebar nafas pendek. 4. Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa. 5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki. 6. Mual dan diare. 7. Keletihan, mudah lelah bila berolahraga,. Penyebab Anemia Penyebab utama seseorang mengalami anemia, adalah kekurangan zat besi. Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum.. Kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun, hingga mengurangi produksi hemoglobin dan sel darah merah secara perlahan. Defesiensi besi dapat terjadi dari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin B12 dari makanan sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat pentingnya unsure-unsur tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia juga bisa disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow bleeding) seperti akibat wasir, tukak lambung, kanker lambung atau usus dan efek penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi terus menerus, menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan infeksi (cacing, malaria). Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran pencernaan (gastritis, celiac disease atau crohn’s disease), vegetarian ekstrim, orang lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik. Atau ringkasnya, Terganggunya tugas sel darah merah di dalam tubuh disebabkan karena beberapa hal, antara lain : 1. Menurunnya kualitas serta kuantitas hemoglobin sel darah merah karena kekurangan zat besi (Fe).
Page 1

ANEMIA
2. Kerusakan sel darah merah. Penyebabnya bisa karena kurang gizi, adanya zat beracun atau patogen, faktor keturunan (genetis), penyakit Hodgkin atau kanker yang terdapat pada organ penyimpanan (hati). 3. Adanya zat-zat penghambat penyerapan zat besi, seperti asam fitat, asam oksalat dan tannin yang banyak terdapat pada serealia, kacang-kacangan dan teh. 4. Gangguan-gangguan secara fisik, seperti kehilangan darah karena luka berat, tindakan pembedahan, menstruasi, melahirkan, dan terlalu sering menjadi pendonor darah. 5. Kemungkinan terdapatnya parasit di dalam tubuh (cacing tambang dan cacing pita). kemudian Dari manakah tubuh memperoleh zat besi? Zat besi bisa diperoleh dari bahan makanan tertentu. Zat besi dari pangan hewani lebih mudah diserap oleh tubuh, yaitu antara 10-20%, sedangkan dari pangan nabati hanya 1-5%. Contohnya, zat besi dari beras dan dan bayam hanya dapat diserap oleh tubuh sekitar 1%, sedangkan dari ikan lebih banyak, yaitu sekitar 11%. Zat besi sendiri merupakan komponen dari hemoglobin (sel darah merah), mioglobin, sitokhrom, enzim katalase dan enzim peroksidase. Kebutuhan tubuh akan zat besi berkisar antara 1 sampai 3,2 mg perhari. Wanita dewasa dan remaja putri lebih rawan terkena anemia, hal ini karena mereka mengalami haid setiap bulan. Sehingga mereka membutuhkan zat besi 2 kali lebih banyak dari pria. Jadi, agar tehindar dari anemia, sertakan lauk dari daging merah, unggas, atau ikan dalam menu Anda. Dan, untuk lebih meningkatkan penyerapan zat besi, perbanyaklah konsumsi vitamin C. Pada anak-anak, anemia terjadi akibat infeksi cacing tambang, malaria, atau pun disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah. Selain kekurangan zat besi, masih ada 2 jenis lagi anemia yang sering terjadi pada anak-anak: 1. Aplastic anemia terjadi bila sel yang memproduksi butir darah merah (pada sumsum tulang belakang) tidak berfungsi baik. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi, kemoterapi, atau sebagai dampak dari penggunaan obat tertentu. 2. Haemolytic anemia, yang terjadi ketika sel darah merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk memperbaruinya. Penyebab haemolytic anemia ini bermacam-macam, bisa bawaan seperti thalasemia sickle cell anemia. Pada kasus lain, seperti misalnya reaksi atas infeksi atau obat-obatan tertentu, sel darah merah dirusak oleh antibodi tubuh. Pencegahan Anemia 1. apa yang dapat kita lakukan? Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat kelompok makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti polong-polongan kering dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang-kerangan, buah kering, sayuran hijau, kelompok buah sitrus. Jika anda sering mengalami menstruasi berat, seger konsultasikan dengan dokter karena anda mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil atau berencana untuk hamil, tanyakan pada dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi suplemen besi. Segera pergi ke dokter jika anda melihat ada bercak darah pada fases atau urine anda. 2. dengan suplemen Jika diagnosanya sudah jelas difiseinsi besi, kombinasikan suplemen besi dengan vitamin C. besi adalah komponen kunci hemoglobin dan vitamin C diperlukan untuk membantu penyerapan besi. Suplemen besi bisa cepat memperbaiki kondisi anemia sepanjang penyebab kurang darahnya sendiri sudah diatasi. Gunakan dosis yang dianjurkan karena kelebihan suplemen ini dapat mengiritasi lambung dan untuk mencegahnya sebaiknya dimakan bersama makanan atau setelah makan. Suplemen besi juga dapat membri warna hitam pada feses dan menyebabkan konstipasi atau diare. http://www.hanyawanita.com/clickwok/health/health11.htm
Page 2

ANEMIA
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia http://mediatangsel.com/gejala-anemia-pencegahan-anemia-dan-obat-anemia.html http://www.scribd.com/doc/39120042/GEJALA-KLINIS-ANEMIA http://www.scribd.com/doc/6240086/Anemia-Aplastik http://sweetspearls.com/health/gejala-anemia/ (end)

Page 3

Anda mungkin juga menyukai