Anda di halaman 1dari 72

DEMOKRASI Konsep Demokrasi l. Demokrasi Konstitusional 2. Demokrasi Parlementer 3. Demokrasi Terpimpin 4. Demokrasi Pancasila 5. Demokrasi Rakyat.

Dan lain-lain

Demokrasi dari bahasa Yunani demos berarti rakyat dan Kratos berarti kekuasaan. Bisa diartikan pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam pertumbuhannya pada Zaman Yunani Kuno (abad 6- ke 3 SM) diterapkan demokrasi langsung sedangkan demokrasi modern menerapkan demokrasi perwakilan.

Penerimaan warga dunia terhadap demokrasi tidak mempedulikan budaya, agama, ideology, ras, jenis kelamin, letak geografis dan suku bangsa mereka. Robert A. Dahl dalam bukunya On Democracy mengemukakan 10 proposisi mengapa memilih demokrasi : l. Demokrasi mencegah sistem pemerintahan yang keji dan sewenang-wenang. 2. Demokrasi menjamin hak-hak fundamental warga negaranya, yang oleh sistem lain sering dikesampingkan.

3. Demokrasi lebih menjamin kebebasan warga negara; 4. Demokrasi membantu warga negaranya melindungi kepentingan fundamentalnya; 5. Demokrasi memberikan kesempatan lebih luas bagi warganya untuk menentukan nasib sendiri, hidup sesuai pilihannya berdasarkan hukum. 6. Demokrasi melakukan tanggung jawab moral ;

7. Demokrasi menjamin perkembangan kemanusiaan ; 8. Demokrasi menjamin kesetaraan politik yang lebih tinggi atas warganya; 9. Demokrasi suka menghindari perang terhadap negara lain; 10. Demokrasi cenderung lebih makmur.

Syarat-syarat negara Demokrasi l. Perlindungan konstitusional 2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak 3. Pemilu yang bebas 4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat 5. Kebebasan berserikat 6. Pendidikan Kewarganegaraan

Demokrasi didasarkan atas beberapa nilai (Henry B. Mayo ) yaitu : l. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan secara melembaga; 2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sering berubah; 3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur; 4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum; 5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity) 6. Menjamin tegaknya keadilan.

Faktor karakter warga negara dalam konsolidasi demokrasi, menurut Robert A. Dahl demokrasi sebagai sistem politik menekankan responsifitas pemerintah terhadap keinginan warga negaranya yang setara secara politis, yaitu memberikan kesempatan bagi warga negara untuk :

Sistem politik yang demokratis adalah sistem politik di mana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakilwakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan secara bebas.

l. Merumuskan keinginannya; 2.Menunjukkan preferensinya (keinginannya) kepada sesame warga negara dan pemerintah melalui tindakan pribadi maupun kolektif; 3. Mengusahakan agar kepentingannya itu dipertimbangkan secara setara dalam proses pembuatan keputusan pemerintah artinya tidak didiskriminasikan berdasarkan isi atau asal usulnya.

Ketiga kesempatan ini pada gilirannya tergantung pada tersedia tidaknya delapan kondisi yang dijamin oleh lembaga-lembaga dalam masyarakat, yaitu : l. Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi; 2. Kebebasan mengeluarkan pendapat; 3. Hak memilih; 4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah; 5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan dan meraih suara; 6. Sumber-sumber informasi alternative; 7. Pemilu yang bebas dan adil; 8. Adanya lembaga-lembaga yang menjamin agar kebijakan publik tergantung pada perolehan suara dalam pemilu dan pada cara-cara penyampaian preferensi lainnya.

Kedelapan kondisi di atas mencakup tiga dimensi demokrasi yaitu : l. Kompetisi 2. Partisipasi 3. Kebebasan yang merupakan ukuran demokrasi.

Pendidikan politik bagi warga negara bisa disederhanakan sebagai pendidikan demokrasi. Ada tiga nilai yang diajarkan berkaitan dengan demokrasi, Yaitu : l. Posisi individu dalam kehidupan bernegara; 2. Posisi konstitusi dalam kehidupan bernegara; 3. Posisi negara dalam menjalin relasi dengan warganya.

Perkembangan Demokrasi di Indonesia l. Demokrasi Parlementer (l945-l959) Menonjolkan peranan parlemen sertai parta-partai. Berdasarkan UUD l945 yang disahkan 18 Agustus l945, sistem pemerintahan Indonesia presidensial. Kekuasaan Presiden merupakan kekuasaan tunggal tanpa didampingi oleh kekuasaan lain. Oleh karena itu menjadi bulan-bulanan Belanda dalam propaganda di luar negeri bahwa pemerintahan Indonesia yang dibentuk adalah pemerintahan dictator, pemerintahan terpusat atau terkonsentrasikan di satu tangan yaitu Presiden. Selanjutnya diambillah kebijakan:

l. Maklumat Wakil Presiden No. X Tahun l945 tanggal 16 Oktober yang isinya mengubah kedudukan dan fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang semula hanya sebagai pembantu Presiden berdasarkan Aturan Peralihan pasal 4 menjadi sebuah lembaga pembuat Undang-undang bersamasama dengan Presiden dan berfungsi menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.

2. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember l945 yang isinya penetapan susunan Kabinet di bawah Perdana Menteri Sutan Syahrir dan mengubah sistem presidensial menjadi parlementer. 3. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember l945 tentang pembentukan partai-partai politik.

Sebab-sebab gagalnya praktek demokrasi parlementer di Indonesia : Sistem multi partai Sikap mental partai yang belum demokratis Tidak ditemukan partai dominan, sehingga koalisi menjadi rapuh

Sistem parlementer mendapatkan legalitasnya di dalam pasal 118 (2) Konstitusi RIS dan pasal 83 (2) UUDS. Tidak stabilnya pemerintahan 1945-1959 merupakan salah satu indikasi gagalnya suatu sistem politik, ditandai dengan jatuh bangunnya cabinet selama 14 tahun 17 kali ganti Kabinet. NoNama KabinetTanggal dibentuk 1Kabinet Hatta19 Agt l945 2Kabinet Syahrir I4 Nop l945

3Kabinet Syahrir II29 Juni l945 4Kabinet Syahrir III 2 Oktober l946 5K. Amir Syarifuddin 3 Juli l947 6 Kabinet Hatta II 29 Januari l948 7 K. Sjafruddin Prawironagoro 19 Des l948 8 Kabinet Hatta III 4 Agt l949 9 Kabinet A. Halim 6 Januari l950 10 Kabinet RIS/Hatta 9 Des l949 11 Kabinet M. Natsir 6 Sept l950 12 Kabinet Soekiman 27 April l951

13 Kabinet Wilopo 3 April l952 14 K. Ali Sastroamidjojo I 1 Agt l953 15 K. Burhanudin Harahap 12 Agt l955 16 K. Ali Sastroamidjojo II 24 Maret l956 17 Kabinet Djuanda 9 April l957-9 Juli l959

Demokrasi Terpimpin (l959-l965) Ditandai dengan Dekrit Presiden 5 Juli l959 kembali ke UUD l945, dengan cirri-ciri : Dominasi Presiden Terbatasnya peran partai Berkembangnya pengaruh komunis Meluasnya peranan ABRI dengan dwifungsinya

Pratek demokrasi Terpimpin gagal bersamaan dengan pemberontakan G 30 S/PKI 30 September l965 yang sekaligus menghancurkan kekuasaan Soekarno.

Demokrasi Pancasila (l965-l998). Istilah ini ditemukan di dalam Tap MPR No. XXXVII/MPRS/l968 Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai , disemangati dan didasari oleh falsafah Pancasila. Demokrasi yang tetap mendasarkan pada konstitusi. Dijalankan dengan berdasarkan Pancasila dan UUD l945 secara murni dan konsekuen. Semboyan Pembangunan ekonomi yes, politik no

Demokrasi mencari bentuk (Pancasila/ Orde Reformasi) l998- sekarang


Sistem Multipartai Meningkatnya peran DPR Kuatnya lembaga Presiden karena dipilih langsung

Pe KETAHANAN NASIONAL Pengertian Merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi A.T.H.G dari dalam maupun dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa mencapai tujuannya.

Ketahanan ----tahan : l. tahan penderitaan, tabah, kuat 2. dapat menguasai diri tak mengenal menyerah

Aspek-aspek ketahanan nasional Aspek alamiah (trigatra) meliputi : -Posisi dan lokasi geografi -Keadaan dan kekayaan alam -Keadaan dan kemampuan penduduk Lokasi geografis: Sangat menentukan peranan negara dalam percaturan lalu lintas dunia dalam menghadapi ancaman. Kekayaan alam : Pemanfaatannya berdasarkan asas : Maksimal : harus memberikan manfaat maksimal untuk masyarakat banyak. Lestari : harus dipelihara kelestariannya agar dapat dimanfaatkan selama mungkin, serta tidak merugikan generasi yang akan datang. Daya saing : harus dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain.

Ideologi : Makin tinggi kesadaran dan ketaatan suatu bangsa mengamalkan ideologi negaranya, makin tinggi tingkat ketahanan di bidang ideologi. Yang dibutuhkan pengamalan obyektif dan subyektif Politik Berfungsinya infrastruktur dan suprastruktur politik Ekonomi: Pendapatan nasional Pemerataan pendapatan. Sosial budaya : pengaruh kebudayaan luar yang negatif

Hankam : Pasal 30 UUD l945 ** ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL 1. Asas kesejahteraan dan keamanan 2.Asas komprehensif
Asas mawas ke dalam dan keluar

Asas kekeluargaanSIFAT KETAHANAN NASIONAL l. Mandiri 2. Dinamis 3. Wibawa 4. Konsultasi& kerjasama

Pengertian demokrasi menurut pendapat beberapa tokoh:


A .John Locke (Inggris) kekuasaan dibagi menjadi tiga: 1)Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang. 2)Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undangundang. 3)Federatif yaitu kekuasaan untuk menetapkan perang dan damai, membuat perjanjian (aliansi) dengan negara lain, atau membuat kebijaksanaan/perjanjian dengan semua orang atau badan luar negeri.

b. Montesquieu (Prancis) Kekuasaan negara dibagi menjadi tiga lembaga: 1) Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang. 2)Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undangundang. 3) Yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengawas pelaksanaan undang - undang oleh badan peradilan. c. Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat) Menurut Abraham Lincoln Democracy is government of the people, by people, by people, and for people. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Prinsip-Prinsip Demokrasi
1. Kedaulatan rakyat 2. pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah 3. Kekuasaan mayoritas 4. Hak-hak minoritas 5. Jaminan hak asasi manusia; 6. Pemilihan yang bebas dan jujur 7. Persamaan di depan hukum 8. Proses hukum yang wajar 9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional 10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik 11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat

Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Demokrasi


1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan). 2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang. 3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara. 4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan.

D.Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut.


1.Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan) 2.Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang 3.Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara 4.Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan

E. Macam-Macam Demokrasi
a)Demokrasi langsung ialah demokrasi yang mengikut sertakan setiap negaranya dan permusyawaratan untuk menentukan setiap kebijakan-kebijakan umum. b)Demokrasi tidak langsung ialah demokrasi secara tidak langsung diadakannya suatu system pemerintah atau demokrasi secara tidak dilaksanakannya melalui system melainkan melalui umum.

F. Perkembangan demokrasi di indonesia


1. Demokrasi parlementer (1945-1959) Pada masa ini yang ditonjolkan adalah peranan parlemen serta partai-partai 2. Demokrasi terpimpin 1959-1965 Pada masa ini ditandai dominasi presiden dan terbatasnya peranan partai politik 3. demokrasi pancasila orde baru 1966-1998 Pada masa ini peranan presiden dominan terhadap lembaga-lembaga negara . 4. demokrasi pancasila era reformasi 1999-sekarang Pada masa ini peranan politik kembali menonjol

Negara: Negara ada di permukaan Suatu daerah atau wilayah yang bumi di mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya Warga Negara: Orang-orang sebagai bagian darisuatu penduduk yang menjadi unsur negara Kedudukan warga negara: Merupakan pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dengan negara lain di dunia

Pasal 26 yaitu : 1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga UUD 1945 Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara. 2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai. 3. Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU. UU No. 3 tahun 1946 Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan penduduk negara adalah peraturan derivasi dibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan kedudukan Negara RI dengan warga negaranya dan kedudukan penduduk negara RI.

UU No. 62 tahun 1958


Merupakan penyempurnaan dari UU tentang kewarga negaraan yang terdahulu. UU No. 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan RI merupakan produk hukum derivasi dari pasal 5 dan 144 UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku dan tetap digunakan sebagai sumber hukum yang mengatur masalah kewarganegaraan di Indonesai setelah kurang lebih 48 tahun berlaku, dan saat ini dinilai sudah tidak sesuai lagi. Permasalahan kewarganegaraan yang semakin kompleks ternyata tidak mampu ditampung oleh undang-undang ini.

UU No.12 tahun 2006


RUU Kewarganegaraan yang baru ini memuat beberapa subtansi dasar yang lebih revolusioner dan aspiratif, seperti : Siapa yang mnjadi warga negara Indonesia Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia Ketentuan pidana

Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu mendapat perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam konstitusi tertinggi kita, yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34. berikut ini dijelaskan secara lebih rinci terntang persamaan kedudukan warga negara, dalam berbagai bidang kehidupan.

Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah


Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal ini juga memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak asasi dalam bidang hukum dan politik.

Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (ekonomi)
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memancarkan persamaan akan keadilan sosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin dan diatur pelaksanaanya.

Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)


Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratis dan memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya untuk melaksanakan hak dan kewajibannya dalam bidang politik.

Persamaan dalam HAM


Negara memberikan dan mengakui persamaan setiap warga negara dalam menjalankan HAM. Mekanisme pelaksanaan HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J.

Persamaan dalam agama


Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Berdasar pasal ini tersurat jelas bahwa negara menjamin persamaan setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dijalankan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Persamaan dalam upaya pembelaan negara


Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuan pertahanan dan keamanan negara. Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui bahwa negara memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warga negara yang ingin membela Indonesia.

Persamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan


Pasal 31 dan 32 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama dalam masalah pendidikan dan kebudayaan. Kedua pasal ini menunjukkan bahwa begitu konsen dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga negara Indonesia. Setiap warga negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.

Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial


Diatur dalam Bab XIV pasal 33 dan 34. Pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas asas kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang kesejahteraan sosial dan jaminan sosial fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (pasal1) dan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (pasal 3).

Asas-asas yang dipakai dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia meliputi : Asas Ius Sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan negara tempat kelahiran Asas Ius Soli secera terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan berdasarakan negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

Landasan hukum Isi UU No. 3 tahun 1946Kewarganegaraan Indonesia

UU ExDarurat 3 tahun 1955Kependudukan orang asing UU No. 2 tahun 1958Dwi kewarganegaran antara Indonesia dengan RRC UU No. 62 tahun 1958Penyempurnaan UU No. 3 thn 1946 UU No. 4 tahun 1969Pencabutan UU No. 2 thn 1958 UU No. 12 tahun 2006Kewarganegaraan

Hak-hak warga negara


Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Hak membela negara Hak berpendapat Hak kemerdekaan memeluk agama Hak mendapatkan pengajaran Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia Hak ekonomi untuk mendapatkan kesejahteraan sosial Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial

Kedudukan warga negara dalam pemerintahan


Kedudukan warga negara pada dasarnya adalah sebagai pilar terwujudnya Negara. Kedudukan warga negara bagi negara Indonesia diwujudkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentang kewarganegaraan, yaitu : UUD 1945 UU No. 3 tahun 1946 UU No. 62 tahun 1958 UU No.12 tahun 2006

CONTOH KEWAJIBAN WARGA NEGARA Menjunjung hukum dan pemerintahan. (Pasal 27 ayat 1) Ikut serta dalam usaha pembelaan negara. (Pasal 27 ayat 3) Menghormati hak asasi manusia. (Pasal 28J) Mempertahankan keamanan negara. (Pasal 30 ayat 1) Membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) Ikut serta dalam pembangunan negara.

Pengertian Desentralisasi Desentralisasi atau otonomi daerah adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah

Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur pemerintahannya
Sistem pemerintahan bertujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis kecuali ada desakan dari kaum minoritas seperti yang terjadi pada tahun 1998

Ciri-ciri pemerintahan presidensiil yaitu:

Dikepalai oleh seorang presiden Presiden dipilih berdasarkan demokrasi (pemilu) Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) Menteri-menteri bertanggung jawab kepada presiden Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Perbandingan sistem pemerintahan RI


SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945 SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945

1. Indonesia negara hukum 2. Sistem konstitusional 3. Kekuasaan negara tertinggi : MPR 4. Penyelenggara pemerintahan tertinggi adalah Presiden 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR 6. Menteri merupakan pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR

1. 2. 3. 4.

Indonesia negara hukum Sistem konstitusional Lembaga tinggi negara : MPR Penyelenggara pemerintahan tertinggi adalah Presiden 5. MPR berwenang : mengubah dan menetapkan UUD melantik presiden atau wakil presiden dapat memberhentikan presiden atau wakilnya dalam masa jabatannya menurut UUD

Kewaspadaan nasional juga bisa dikatakan sebagai kualitas kesiapan dan kesiagaan yang harus dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk mampu mendeteksi, mengantisipasi sejak dini dan melakukan aksi pencegahan berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman terhadap Negara kesatuan Republik Indonesia.

Paradigma Nasional
Paradigma nasional adalah pola nasional yang digunakan dalam menjalankan sistem kehidupan nasional. Segala permasalahan nasional harus didudukan dalam kerangka paradigma nasional sebagai komitmen bangsa dan Negara dalam menjalankan kehidupan nasionalnya.

Paradigma Nasional

DAMPAK GLOBALISASI
1.

2.

3. 4. 5.

Masuknya ideologi trans-nasional bisa mengganggu ketentraman hidup masyarakat negara-negara berkembang. Demokratisasi, HAM, dan liberalisme bisa menyuburkan individualisme yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebersamaan, kekeluargaan dan kemapanan sosial-budaya lokal. Ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju dalam teknologi modal dan pasar ekspor semakin besar. Serbuan informasi dan multimedia bisa merusak nilai-nilai sosialbudaya lokal dan bisa terjadi westernisasi. Kejahatan transnasional dan ancaman asimetrik bisa melemahkan ketahanan nasoinal.

BAGAIMANA MENYIKAPI GLOBALISASI


1. Mencari peluang untuk pemanfaatan globalisasi bagi peningkatan kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan bangsa serta memperkokoh ketahanan nasional. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membangun karakter bangsa untuk menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan dunia. 3. Mendorong sektor ekonomi dan seni budaya untuk go internasional serta peningkatan daya saing. 4. Membangun kebanggan bangsa Indonesia atas jati diri dan budayanya sebagai karakter bangsa. 5. Mengembangkan diplomasi secara total demi kepentingan nasional untuk pencapaian tujuan nasional. 6. Meningkatkan usaha bela negara bagi semua lapisan masyarakat/ Bangsa Indonesia.

Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi & interelasi) serta pembangunannya baik nasional, regional, maupun global. Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar Archipelago Concept yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah negara menjadi satu kepulauan yang utuh sebagai Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan. Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan nasional mengembangkan dari kondisi nyata. Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan dari bangsa Indoesia yang terdiri dari latar belakang sosial budaya dan kesejarahan Indonesia.

Implementasi dalam kehidupan politik menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan dipercaya Implementasi dalam kehidupan ekonomi menciptakan tatanan ekonomi yang benarbenar menjamin pemenuhan dan penigkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil

Implementers dalam kehidupan sosial budaya menciptakan sikap bathiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan Implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI

Wawasan Nusantara
Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, berdasar Pancasila dan UUD 45, sesuai geografi nusantara dan jiwa hidup bangsa (aktualisasi eksistensi nasional) dalam mencapai cita cita dan tujuan nasional

Ajaran Wawasan Nusantara Indonesia


Terdapat di pembukaan UUD 1945 alenia 2 dan 4 Memperhitungkan kondisi posisi geografis, kondisi masyarakat (penduduk) dan

lingkungan strategis.
Fungsi dan Peran :
Pedoman membimbing bangsa
Bina persatuan dan kesatuan

Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara


Perbedaan
Suku, Budaya, Kesenian, Ilmu Pengetahuan dan Cara Berpikir

Bersatu karena kekuasaan Majapahit melawan Belanda Sumpah Pemuda (penduduk Indonesia bersatu) Wawasan Nusantara lahir atas dasar kepentingan bangsa dan negara

Implementasi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Filsafah Pancasila
Pandangan hidup bangsa sejak awal pembentukan negara (perjuangan)

Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional


Menciptakan tatanan ekonomi yang stabil

Penerapan Wawasan Nusantara


Ditambahnya konsepsi nusantara di kancah intel,penyebaran wilayah, komunikasi dan informasi

Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan


Kedudukan: Wawasan Nusantara menjadi landasan Visional dalam menyelenggarakan kehidupan Nasional. Mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Fungsi: pedoman, motivasi, dorongan, rambu rambu


dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan
mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku

bangsa, atau daerah

Anda mungkin juga menyukai