Anda di halaman 1dari 20

asmuniv@vedcmalang.or.

id PWM
1
DESAIN RANGKAIAN PWM
MENGGUNAKAN KOMPONEN
DISKRIT


Kerja Projek Teknik Elektronika






Penulis
Drs.ASMUNIV, MT




2012
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
1
Modul Pulse Width Modulation (PWM)
1. Pengantar
Sebuah rangkaian Pulse Width Modulation (PWM) sederhana dapat direalisasi
dengan menggunakan sebuah rangkaian schmitt trigger, rangkaian integrator, dan rangkaian
komparator. Penguat operasional blok A menunjukkan rangkaian schmitt trigger berfungsi untuk
memdapatkan keluaran tegangan kotak. Penguat operasional blok B menunjukkan rangkaian
integrator bertugas merubah tegangan keluaran dari schmitt trigger menjadi tegangan segitiga
(gigi gergaji). Besarnya frekuensi tegangan gigi gergaji tergantung dari besanya nilai dari resistor
R dan kapasitor C. Untuk mendapatkan tegangan kotak dengan lebar pulsa berubah (PWM-Pulse
Width Modulation), tegangan keluaran segitiga integrator dibandingkan dengan tegangan
referensi DC pada rangkaian komparator blok C.

Gambar 1: Rangkaian PWM
Untuk menjelaskan prinsip kerja rangkaian dapat diasumsikan, dimana keadaan
penguat operasional dalam kondisi ideal dan penguat operasional menggunakan catu daya DC
tunggal (single ended DC supply). Terminal positip dari penguat operasional dihubungkan ke
terminal positip V
S
sumber tegangan dan terminal negatip penguat operasional dihubungkan ke
massa 0V. Besarnya Resistor R3 dan R4 menentukan besarnya level tegangan DC pada masukan
inverting penguat operasional blok A rangkaian schmitt trigger dan masukan non-inverting blok
B rangkaian integrator. Besarnya tegangan referensi VDC menyebabkan umpan balik pada
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
2
terminal inverting penguat operasional blok B mendekati sama dengan besarnya tegangan
referensi VDC. Tegangan pada terminal non-inverting penguata operasional blok A tegangan
keluaran rangkaian schmitt trigger blok A dalam kondisi level tinggi, yaitu antara 0V sampai
mencapai nilai maksimum dari tegangan sumber tegangan Vs.
Dengan mengasumsikan bahwa tegangan pada terminal A non-inverting lebih kecil
daripada tegangan referensi VDC, sehingga menyebabkan tegangan keluaran pada penguat
operasional menjadi 0V (nol). Dengan tegangan Voa (t=0) sama dengan 0V, maka besarnya arus
yang mengalir pada resistor R dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
R
V
) t ( i
dc
= (1)
Arus DC konstan melalui resistor R menyebabkan arus pengisian melintas pada
kapasitor kontinyu. Tegangan antara kapasitor C dengan polaritas seperti yang ditunjukkan pada
gambar rangkaian. Tegangan pengisian dapat dinyatakan seperti persamaan berikut:
min , C
dc
V t
RC
V
) t ( v + = (2)
dimana
min , C
V nilai tegangan diantara kapasitor C dari proses pengisian operasi sebelumnya.
Analisa ini mengasumsikan bahwa rangkaian dioperasikan untuk waktu yang panjang (lama).
Dengan memberi tanda pada tegangan
min , C
V karena tegangan pengisian yang melintas pada
kapasitor mengalami kenaikan selam proses pengisian.
Proses pengisian akan naik secara kontinyu selama tegangan pada terminal non-
inverting sedikit lebih besar daripada tegangan V
DC
terminal inverting. Pada kondisi tertentu
(sekejab), sehingga tegangan diantara kapasitor akan mencapai titik maksimum dan dengan
demikian akan membuat tegangan keluaran pada penguat operasional blok B. Dengan
mngasumsikan bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai tegangan diantara kapasitor
mencapai nilai pada titik maksimum Tc,
Marilah kita menganggap bahwa waktu yang diambil untuk tegangan jatuh diantara
kapasitor untuk mencapai nilai maksimum adalah T
C
, di mana C di bawah garis tegak untuk
selama waktu pengisian.

Pengaturan
dc a
V ) t ( v = , kita dapat menulis persamaan berikut dalam hal nilai maksimal dari
tegangan output B sebagai
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
3
2 1
2
max , ob dc
R R
R
V V
+
= (3)
Besarnya tegangan keluaran maksimum pada titik B adalah
|
|
.
|

\
|
+ =
2
1
dc max , ob
R
R
1 V V (4)
Dengan demikian, maksimum tegangan jatuh diantara kapasitor Cadalah
|
|
.
|

\
|
= =
2
1
dc dc max , ob max , C
R
R
V V V V (5)
Perlu diketahui bahwa tegangan maksimum di seluruh kapasitor tergantung pada elemen sirkuit
1
R dan
2
R dengan tegangan dc referensi
dc
V dipilih.
Note that the maximum voltage across the capacitor depends upon the circuit elements
1
R and
2
R once the dc reference level for
dc
V is chosen. Dari persamaan(2),pada saat
C
T t = ; dan
max , C C
V ) T ( v = , besarnya tegangan pada kapasitor C dapat dinyatakan sebagai.
C
dc
min , C max , C
T
RC
V
V V = (6)
Dengan menggunakan persamaan (6) dapat dicari waktu minimum tegangan di antara kapasitor
C dapat diketahui.
Setelah tegangan keluaran pada titik B mencapai nilai Vobmax, yang merupakan
hasil diferensial dari tegangan masukan pada terminal A lebih besar dari nol, sehingga pada
gilirannya akan mengaktifkan keluaran titik A sampai tinggi. Di bawah kondisi ideal, tegangan
keluaran tinggi dibatasi oleh tegangan dc Vs. Namun dalam kondisi riil, tegangan ini selalu
kurang dari Vs akibat kondisi tegangan jatuh internal dari rangkaian penguat operasional itu
sendiri.
Secara analisis, kita asumsikan bahwa tegangan tinggi dari titik A adalah sama
dengan tegangan suplai dc Vs. Kasus bila tegangan tersebut kurang dari suplai tegangan dc akan
dianalisa kemudian dengan bantuan sebuah contoh. Selama
s
V lebih besar daripada
dc
V , arah
arus balik melalui arah R dan C.
Arus berbalik arah ketika kapasitor mulai mengosongkan muatan listrik dari nilai
maksimum ke nilai minimum selama waktu
D
T detik. Dalam hal ini, di bawah garis D berdiri
untuk waktu keluarnya. Pemakaian yang terus proses sampai output dari tegangan B mencapai
nilai minimum Vobmin. Karena cenderung lanjut di bawah ini dengan nilai minimum, maka
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
4
diferensial tegangan pada terminal input J reverses dan tegangan output-nya menjadi nol lagi.
Siklus dimulai seluruh lagi. Ungkapan untuk minimum tegangan dari B dapat ditulis sebagai
This reversal of the current begins to discharge the capacitor form its maximum
value to its minimum value and takes
D
T seconds to do so. In this case, the subscript D stands for
the discharge time. The discharging process continues until the output voltage of B reaches its
minimum value of
min , ob
V . As it tends to go below its minimum value, the differential voltage at
the input terminals of A reverses and its output voltage becomes zero again. The cycle begins all
over again.
The expression for the minimum voltage of B can be written as
|
|
.
|

\
|
+
+
|
|
.
|

\
|
+
=
2 1
1
max , oa
2 1
2
min , ob dc
R R
R
V
R R
R
V V
dimana
s max , oa
V V = untuk kondisi penguat operasional ideal. Untuk nilai tegangan Vs kurang
dari 1V atau 2V untuk mencatu penguat operasionaal adalah kurang praktis. Nilai mimimum
tegangan keluaran penguat operasional B dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
+ =
2
1
max , oa
2
1
dc min , ob
R
R
V
R
R
1 V V (7)
Oleh karena itu, nilai tegangan minimal dari kapasitor dengan polaritas seperti ditunjukkan pada
gambar rangkaian, adalah
( )
|
|
.
|

\
|
= =
2
1
max , oa dc dc min , ob min , C
R
R
V V V V V (8)
Untuk mendapatkan waktu pengosongan Td. Selama siklus perioda pengosongan, arus yang
melalui resistor R adalah
R
V V
) t ( i
max , oa dc

=
yang mana, sekali lagi, adalah sumber arus konstan lebih kecil dari nol karena
max , a 0 dc
V V < .
Akibat, tegangan pengosongan tegangan kapasitor secara linier dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
max , C
max . oa dc
V t
RC
V V
) t ( v +

=
Tegangan kapasitor ketika mencapai nilai minimum
D
T t besar. Jadi, nilai tegangan
minimum dari kapasitor dapat ditentukan dengan menggunkan persamaan:
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
5
D
max , oa dc
max , C min , C
T
RC
V V
V V

+ = (9)
Perbedaan perubahan tegangan diantara kapasitor adalah
D
dc max , oa
min , C max , C
T
RC
V V
V V

= (10)
Ringkasan, dengan menggunakan persamaan (5) dan (8) untuk menentukan nilai
max , C
V dan
. min . C
V .Persamaan (6) dan (10) membantu untuk menentukan nilai waktu pengisian dan waktu
pengosongan. Perioda waktu dan frekuensi dari gelombang segitiga adalah:
D C
T T T + = (11)
T
1
f = (12)
Tegangan segitiga keluaran yang diberikan pada terminal non-inverting dari rangkaian
komparator C dibandingkan dengan tegangan referensi variabel
ref
V , ditetapkan selalu lebih
besar dari tegangan minimum keluaran penguat operasional B,
min , ob
V . Tegangan keluaran dari
komparator berbentuk segitiga dengan durasi tergantung pada tegangan referensi
ref
V seperti
yang ditunjukkan gambar di bawah. Semakin rendah tegangan referensi, maka semakain lebih
luas lebar durasi dari tegangan keluaran dari komparator C.

Gambar 2: Tegangan Keluaran Penguat Operasional B dan C.
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
6

1.1. Contoh :_____________________________________________________________
Rangkaian PWM seperti diperlihatkan Gambar-1 dioperasikan untuk sumber tegangan 12Vdc.
Bila diketahui nilai dari komponen-komponen rangkaian sebagai berikut: Resistor O = k 33 R
1
,
O = k 100 R
2
, O = k 20 R
3
, O = k 10 R
4
, O = k 10 R , dan kapasitor =1 C F. jika 4 V
ref
= V,
tentukan (a) nilai-nilai maksimum dan minimum dari tegangan jatuh antara kapasitor, (b)
maksimum dan minimum nilai output tegangan, (c) Waktu pengisian dan pengosongan, (e) lama
waktu (perioda) dan besarnya frekuensi, (f) tegangan keluaran pada komparator C untuk kondisi
waktu hidup dan mati C, dan (g) duty cycle (rasio).

1.2. Solusi:
Kontrol tegangan tegangan dc adalah
4
30
10 12
R R
R V
V
4 3
4 s
dc
=

=
+
= V
(a) Besarnya tegangan jatuh diantara kapasitor, dari (5) dan (8), masing-masing didapatkan:
32 . 1
100
33 4
R
R
V V
2
1
dc max , C
=

=
|
|
.
|

\
|
= V
( ) 64 . 2
100
33
) 12 4 (
R
R
V V V
2
1
max , oa dc min , C
= =
|
|
.
|

\
|
= V
Catatan: dengan asumsi bahwa 12 V V
s max , oa
= = V.
(b) Tegangan keluaran maksimum dan minimum pada keluaran penguat operasional B adalah:
32 . 5 32 . 1 4 V V V
max , C dc max , ob
= + = + = V
36 . 1 64 . 2 4 V V V
min , C dc min , ob
= = + = V
(c) Waktu pengisian dan pengosongan berdasarkan persamaan (6) dan (12) adalah:
( ) 9 . 9 ) 10 1 ( 10 10
4
64 . 2 32 . 1
RC
V
V V
T
6 3
dc
min , C max , C
C
= |
.
|

\
| +
=

=

ms
( ) 95 . 4 ) 10 1 ( 10 10
4 12
64 . 2 32 . 1
RC
V V
V V
T
6 3
dc max , oa
min , C max , C
D
= |
.
|

\
|

+
=

=

ms
(d) Perioda waktu dan frekuensi adalah:
85 . 14 95 . 4 9 . 9 T T T
D C
= + = + = ms
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
7
34 . 67
10 85 . 14
1
T
1
f
3
=

= =

Hz
(e) Berdasarkan gambar 2, persamaan untuk waktu pengisian adalah
t
T
V V
V ) t ( v
C
min , ob max , ob
min , ob ob

+ =
Bila
1
t t , 4 V ) t ( v
ref 1 ob
= V, dan tegangan keluaran hasil komparatif menjadi mendekati
sama dengan
s
V . Dengan demikian didapatkan nilai untuk
1
t sebagai berikut:
6 . 6 ) 10 9 . 9 (
36 . 1 32 . 5
36 . 1 4
T
V V
V V
t
3
C
min ob max ob
min , ob ref
1
=

=

ms
Persamaan untuk menentukan waktu perioda pengosongan adalah:
t
T
V V
V ) t ( v
D
min , ob max , ob
max , ob ob

=
Sebagai catatan bahwa tegangan acuan telah dipindahkan ke titik pada saat awal kapasitor mulai
perioda pengosongan.
Bila
2
t t , 4 V ) t ( v
ref 2 ob
= V, dan tegangan keluaran hasil komparatif menjadi mendekati
nol. Persamaan selama waktu untuk
1
t adalah
65 . 1 ) 10 95 . 4 (
32 . 5 36 . 1
32 . 5 4
T
V V
V V
t
3
D
max ob min ob
max , ob ref
2
=

=

ms
(f) Waktu hidup dan mati tegangan keluaran penguat operasional C adalah:
95 . 4 65 . 1 6 . 6 9 . 9 t t T T
2 1 C ON
= + = + = ms
9 . 9 95 . 4 85 . 14 T T T
ON OFF
= = = ms
(g) Duty cycle (ratio) adalah:
3333 . 0
85 . 14
95 . 4
T
T
D
ON
= = = %) 33 . 33 or (

1.3. Permasalahan:
1.3.1. Ulangi seperti contoh diatas, jika nilai-nilai adalah:
O = k 56 R
1
, O = k 120 R
2
, O = k 20 R
3
, O = k 20 R
4
, O = k 20 R = 1 C F dan 5 V
ref
= V.
1.3.2. Seperti contoh, pilih R dan C sehingga agar supaya perioda waktu menjadi 100ms.
Apa yang harus diatur dari potentiometer 100k untuk mendapatkan duty cycle sebesar
75%?
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
8

1.3.3. Untuk dua topologi seperti ditampilkan gambar di atas menggunakan satu penguat
operasional, tentukan waktu hidup dan mati, duty cycle.
Gambarkan tegangan keluaran antara kapasitor untuk setiap rangkaian.
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
9
2. Reverse Engeneering
Gambarkan tata letak komponen kedalam bentuk skema rangkaian sesuai jalur dari PCB yang
diperlihatkan berikut ini,
PCB dan Tata Letak Komponen Lead Info Semikonduktor

MOSFET N-CHANELL
IRFZ44


LM324 SINGLE ENDED SUPPLY


2.1. Tugas:
2.1.1 Gambarkan skema rangkaian sesuai tata letak komponen dan jalur PCB
2.1.2. Rencanakan dan tentukan semua nilai komponen, bilamana dikehendaki frekuensi
dari Pulse Width Modulation sebesar kira-kira 10kHz.
2.1.3. Mengisi tabel untuk keperluan daftar komponen sesuai perencanaan.
2.1.4. Menyolder semua komponen
2.1.5. Melakukan pengukuran sesuai dengan perintah lembar pengujian.
2.1.6. Memberikan analisa dari hasil pengukuran/pengujian
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
10
2.1.1. Skema Rangkaian

asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
11
2.1.2. Perencanaan Komponen
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
12
2.1.3. Daftar Komponen
Resistor
Posisi Komponen Nilai/Tipe Keterangan











Kapasitor
Posisi Komponen Nilai/Tipe Keterangan




Semikonduktor
Posisi Komponen Nilai/Tipe Keterangan





Lain-Lain
Posisi Komponen Nilai/Tipe Keterangan



asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
13
2.1.4. Penyolderan
Petunjuk


2.1.5. Pengujian Rangkaian
Hubungkan modul PWM yang telah selesai anda rakit seperti gambar pengukuran berikut
ini:

Atur potensiometer P1 dan lakukan pengukuran IC pada pin 1, 6, 7, 10, 14, Gate dan
Drain seperti tabel berikut:
Perioda
T (mS)
Frekuensi
f(kHz)
Duty Cycle
D (%)
PIN10
(Volt)
PIN1
(Vpp)
PIN6
(Vpp)
PIN7
(Vpp)
PIN14
(Vpp)
Gate
(Vpp) t
1
t
2

25%
50%
75%
90%

asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
14
PIN 1 (CRO) kopling DC Untuk D = 25%

PIN 1 (CRO) kopling DC Untuk D = 50%

Kesimpulan:
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
15
PIN 14 (CRO) kopling DC Untuk D = 25%

PIN 14 (CRO) kopling DC Untuk D = 50%

Kesimpulan:
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
16
PIN 7 (CRO) kopling DC Untuk D = 25%

PIN 7 (CRO) kopling DC Untuk D = 50%

Kesimpulan:
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
17
Gate (CRO) kopling DC Untuk D = 25%

Gate (CRO) kopling DC Untuk D = 50%

Kesimpulan:
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
18
Drain (Multimeter)
V
D
= ......................Volt untuk D25%
V
D
= ......................Volt untuk D50%
V
D
= ......................Volt untuk D75%
V
D
= ......................Volt untuk D90%
Kesimpulan:
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
2.1.6. Prinsip Kerja Rangkaian
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................

Catatan:
Untuk keperluan penilaian ,setiap tugas dikumpulkan pada instruktur.
asmuniv@vedcmalang.or.id PWM
19
Dengan konsep yang sama, gambarkan skema rangkaian PWM bila mosfet bertipe P

Anda mungkin juga menyukai