PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rasul Paulus mengatakan dalam surat kepada jemaat di Roma pasal 13:
1
Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Roma yang menekankan tentang perlunya
orang Kristen menjadi warga Negara yang ideal.
2
Yosef Eko Budi Susilo, Gereja dan Negara: Hubungan Gereja Katolik Indonesia Dengan
Negara Pancasila, (Averroes Press, 2002), hal. 3
dan keagamaan: Liga demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren
Loge (Freemason), Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization
of Rosicrucians (AMORC), dan Organisasi Bahai. Salah satu perkumpulan yang
diatur dalam Keppres No. 69 Tahun 2000 adalah perkumpulan Freemason, yang
telah dilarang secara resmi (dikutuk) oleh Gereja karena ajarannya yang
menyesatkan.
Keberadaan perkumpulan Freemason, khususnya di Indonesia, dimulai sejak
datangnya kaum kolonialis Belanda di kepulauan Nusantara pada abad ke-18,
yang secara resmi mendirikan loge (rumah pemujaan) pertamanya di Batavia
(Jakarta), La Choisie pada tahun 1764. Salah satu Grand Master (Suhu Agung)
dari loge Freemason di Batavia adalah Carpenter Alting, seorang pendeta Gereja
Gereformeerd di Hindia Belanda, yang berperan penting dalam mereformasi dan
mere-organisasi perkumpulan Freemason di Hindia Belanda dan menjadikan
perkumpulan Freemason sebagai penopang kebijakan kolonial Belanda di
Nusantara.3
Dengan keluarnya Keppres No. 69 Tahun 2000 pada masa pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, maka perkumpulan Vrijmetselaren (Freemason) mendapat
legalitas untuk hadir, dan beroperasi secara terbuka dengan pengesahan dari
pemerintah Negara Republik Indonesia.
Tentu hal ini merupakan masalah yang serius bagi Kekristenan, khususnya
di tanah air, mengingat bidat Freemason telah menjadi lawan bagi Kekristenan
secara global, yang ditandai dengan penolakan atau pelarangan bagi
anggota/jemaat Gereja untuk ikut serta atau bergabung dalam keanggotaan
Jan Siar Aritonang & Karel Steenbrink (ed), A History Of Christianity In Indonesia, (Leiden:
Koninklijke Brill, 2008), hal. 648
Identifikasi Masalah
3
khususnya
di
Indonesia,
perlu
Pembatasan Masalah
Setelah menguraikan identifikasi masalah, maka terlihat begitu luas ruang
Etiknius Harefa, Diktat Metode Penelitian Theologia, (Medan: STT Paulus, 2010), hal. 85
Rumusan Masalah
Sehubungan dengan pembatasan masalah, maka selanjutnya penulis akan
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui latar belakang legalisasi perkumpulan Freemason
sebagaimana yang diatur dalam Keppres no. 69 Tahun 2000.
2. Untuk mengetahui pengertian perkumpulan Freemason.
3. Mengetahui sikap pihak Gereja terhadap eksistensi perkumpulan
Freemason dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui kriteria perkumpulan atau organisasi yang sesuai dengan
iman Kristen.
1.6.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dalam hal Keputusan Presiden sebagai
salah satu perundang-undangan di Indonesia.
2. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan masukan dalam pembentukan perundang-undangan di
Indonesia
Sistematika Penelitian
Untuk lebih menolong dan memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis
metode
penelitian
yang
digunakan,
teknik
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Pengertian
Terminologis
Legalisasi,
Perkumpulan,
Freemason,
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hal. 651
Sinta Maring (ed.), Mengenal 265 Paus, Dari St. Petrus Hingga Benedictus XVI, (Bekasi:
Kristisima Media Pustaka, 2006), hal. 211
organisasi ini merupakan organisasi hanya bagi kaum laki-laki namun kini
sudah banyak pula kelompok Freemason wanita.9
Freemason mengajarkan sebuah kepercayaan alami yang menganggap
bahwa seseorang bisa berkenan bagi Tuhan saat ia menganut agama
apapun.10 Freemason menunjukkan keberadaan semua elemen dari agama,
dan memperjelas bahwa Freemason telah menjadi pesaing dari agama
Injil. Karena di dalamnya tercakup bait-bait dan altar-altar, doa-doa, suatu
aturan moral, penyembahan, pernak pernik berpakaian, hari-hari perayaan,
janji upah atau penghukuman pada kehidupan setelah mati, adanya hirarki,
proses pelantikan anggota baru, dan ritual-ritual pemakaman.
Freemason juga adalah sebuah perkumpulan dengan ritual-ritual
rahasia. Pada kegiatan pelantikan anggota barunya, mereka mensyaratkan
adanya sumpah darah rahasia yang bertentangan dengan moral-moral
Kekristenan.11
1.1.1.3.1. Sejarah Freemason
Loge Freemason pertama berdiri di Inggris pada tanggal 24 Juni
1717 dengan nama Grand Lodge of England. Freemason bukan hanya
berkembang di berbagai negara Eropa tetapi pada abad ke-17
sudah
2012
11
13
14
John Anthony West, The Travellers Key To Ancient Egypt: A Guide to The Sacred
Places of Ancient Egypt , (New York: Knopf, 1985), hal. 34
15
10
17
Michael Baigent, Richard Leigh, The Temple and the Lodge, hal. 78-81, dikutip
tidak langsung oleh website http://id.harunyahya.com/id/works/3104
11
18
2012
19
Mimar Sinan, Templars and Freemasons, hal. 11, dikutip tidak langsung oleh
website http://id.harunyahya.com/id/works/3104
12
sebuah
potensi
yang
berjalin
di
dalam
acaknya
ketidakteraturan.20
Di Mesir Kuno ada suatu masyarakat keagamaan yang mewariskan
sebuah sistem pemikiran dan kepercayaan terhadap Hermetisisme.
Freemason meyakini sesuatu yang serupa dengan ini. Misalnya, mereka
yang telah mencapai tingkat tertentu akan menghadiri upacara-upacara
pada masyarakat tersebut, mengungkapkan berbagai pemikiran dan
perasaan spiritual mereka, serta melatih mereka yang ada di tingkat yang
lebih rendah. Dalam upacara-upacara tersebut terdapat sejumlah kemiripan
yang signifikan dengan berbagai ritus Masonik (bersifat Freemason).21
Freemason adalah organisasi sosial dan ritual yang bermula dari Mesir
Kuno.22
Salah satu hal paling penting yang menghubungkan Mesir Kuno
dengan kaum Mason adalah simbol-simbol mereka. Simbol sangat penting
20
Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, hal. 131, dikutip tidak
langsung oleh website http://id.harunyahya.com/id/works/3104
21
Dr. Selami Isindag, Masonluktan Esinlenmeler (Inspirations from
Freemasonry), hal. 274-275, dikutip tidak langsung oleh website
http://id.harunyahya.com/id/works/3104
22
Dr. Selami Isindag, Masonluktan Esinlenmeler (Inspirations from
Freemasonry), hal. 120, dikutip tidak langsung oleh website
http://id.harunyahya.com/id/works/3104
13
14
26
Ibid., http://id.harunyahya.com/id/works/3104, Ancaman Global Freemasonry, 14
Mei 2012
27
Michael Howard, The Occult Conspiracy: The Secret History of Mystics,
Templars, Masons and Occult Societies, hal. 2-3, dikutip tidak langsung oleh website
http://id.harunyahya.com/id/works/3104
15
16
bahwa manusia tidak perlu bersyukur atau menurut kepada kekuatan apa
pun. Alam semesta adalah sebuah totalitas energi tanpa awal dan akhir.
Segala sesuatu lahir dari totalitas energi ini, berevolusi dan mati, tetapi
tidak pernah benar-benar sirna. Benda-benda berubah dan bertransformasi.
Sama sekali tidak ada hal-hal semacam kematian atau kehilangan, yang
ada ialah perubahan yang terus-menerus, transformasi dan formasi.29
melampaui
hewan
baik
dalam
kesadaran
maupun
29
Dr. Selami Isindag, Masonluktan Esinlenmeler (Inspirations from
Freemasonry), hal. 189, dikutip tidak langsung oleh website
http://id.harunyahya.com/id/works/3104
30
Dr. Selami Isindag, Evrim Yolu (The Way of Evolution), hal. 141, dikutip tidak
langsung oleh website http://id.harunyahya.com/id/works/3104
17
31
Dr. Selami Isindag, Sezerman Kardes VI, Masonluktan Esinlenmeler (Inspirations
fromFreemasonry),
hal.
78,
dikutip
tidak
langsung
oleh
website
http://id.harunyahya.com/id/works/3104
32
2012
33
Dennys Lombard, Nusa Jawa: Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu: Jaringan Asia,
Volume 2, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), hal. 73
18
http://en.wikipedia.org/wiki/Jacob_Cornelis_Matthieu_Radermacher, 22 April
35
S. Kalff, Een Baanbreker in den Raad Van Indie, hal. 462-483, dikutip tidak
langsung oleh Th. Stevens, Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan
Indonesia 1764-1962, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), hal. 93
36
Th. Stevens, Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan
Indonesia 1764-1962, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), hal. 63
37
J. Gelman Taylor, Smeltkroes Batavia. Europeanen en Euraziaten in De
Nederlandse vestigingen in Azie hal. 118, dikutip tidak langsung oleh Th. Stevens,
Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962.
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), hal. 62
38
Th. Stevens, Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan
Indonesia 1764-1962, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), hal. 75
19
40
41
42
43
20
Haryo Poerbo
Negara RI yang
pertama).47
Cikal bakal dari Partai Komunis Indonesia, ISDV, diduga didirikan
oleh orang-orang yang terlibat dengan Freemason, seperti P. Bergsma, J.
A. Brandsetter, H. W. Dekker, dan Adolf Baars.48
Hingga sekitar tahun 1930-an, terdapat sebanyak 25 buah loge
Freemason di seluruh Hindia Timur (Indonesia),
di antaranya di
44
45
46
47
48
Artawijaya, Dilema Mayoritas: Pertanyaan ideologis Umat Islam Indonesia
Menghadapi Kelompok Sekular, Komunis, dan Kristen Radikal, (Jakarta: Medina
Publishing, 2008), hal. 81
49
Th. Stevens, Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan
Indonesia 1764-1962, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), hal. 387
21
51
52
53
54
22
untuk
Tuhan,
berdoa
supaya
Tuhan
membagikan
55
http://www.bilderberg.org/First_Degree.htm, FIRST DEGREE OR CEREMONY
OF INITIATION, 8 Agustus 2012
56
Ibid., http://www.bilderberg.org/First_Degree.htm, FIRST DEGREE OR
CEREMONY OF INITIATION, 8 Agustus 2012
23
59
24
25
tersebut
lalu
membunuh
Hiram
Abbiff,
lalu
26
62
2012
63
2012
27
65
2012
28
66
Hasan Erman, "Masonlukta Olum Sonrasi" (After Death in Freemasonry), Mimar
Sinan, 1977, No. 24, hal. 57, dikutip tidak langsung oleh website
http://id.harunyahya.com/id/works/3104
29
di
Amerika
Serikat,
sebuah
lembaga
yang
67
2012
68
C. Peter Wagner (ed.), Meruntuhkan Benteng-Benteng di Kota Anda, (Yogyakarta:
Penerbit Andi, 1999), hal. 220
69
Sophia Perennis, Rene Guenon And The Future of The West, The Life and writings
of a 20th Century Metaphysician, (New York: Hillsdale, 2005), hal. 32
70
John Joseph Considine, Catholic Foreign Mission Society of America, Inc.,
(United States Of America: 1958), hal. 13.
30
Protestan
lainnya
menjadi
tuan
rumah
pertemuan-pertemuan
Masonik,
dan
menyampaikan
berkat,
memanjatkan
salam,
dan
dalam
pendeta-pendetanya
doa
dalam
71
Kevin W. Mannoia and Don Thorsen (ed.), Holiness Manifesto, (Grand Rapids,
Michigan: Wm. D. Eerdmans Publishing, Co., 2008), hal. 99
72
Walter H. Conser, A Coat of Many Colours, Religion and Society Along The Cape
Fear River of North Carolina, (Kentucky: The University Press Of Kentucky, 2006), hal.
127
73
Pamela Welch, Church and Settler in Colonial Zimbabwe, A Study in The History
of The Anglican Diocese of Mashonaland/Southern Rhodesia 1890-1925, (Leiden:
Koninklijke Brill N. V., 2008) , hal. 206
74
31
76
Ken Hepworth, Mematahkan Kutuk Atas Tanah dan Bangunan, (Yogyakarta: Penerbit
Andi, 2009), hal. 104
32
Tahun
2000
dikeluarkan
pada
masa
dan
Moral
Rearmamanet
Movement,
Ancient
77
2012
http://www.undang-undang-indonesia.com/forum/index.php?topic=19.0, 2 Mei
33
1.1.1.5.
Pengertian Perspektif Iman Kristen
1.1.1.5.1. Pengertian Perspektif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perspektif
berarti: sudut pandang ; pandangan.78
1.1.1.5.2. Pengertian Iman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iman berarti: 1.
Kepercayaan (yang berkenaan dengan agama); keyakinan dan
kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya. 2. Ketetapan
hati; keteguhan batin; keseimbangan batin.79
78
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hal. 864
79
34
1.2.
Kerangka Konseptual
Konsep atau pengertian merupakan definisi secara singkat dari kelompok
fakta atau gejala yang dapat dirumuskan sebagai suatu definisi yang dapat dipakai
untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial.81
Dengan kata lain, kerangka konseptual adalah hasil kesimpulan yang
tersedia dari penulisan kelompok fakta dan gejala yang tersedia. Jadi, kerangka
konseptual dalam penelitian ini adalah umat Kristen memandang perkumpulan
bidat Freemason dengan sikap kritis dan mewaspadainya sebagai suatu ancaman
bagi kelestarian ajaran Kristen yang benar.
80
81
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat Penelitian
Penelitian berlokasi di wilayah provinsi Sumatera Utara dan sekitarnya.
3.2.
Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung sejak bulan Februari 2012 sampai dengan awal
Agustus 2012.
3.3.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
82
E. Babbie dan J. Mouton, The Practice Of Social Research, dikutip tidak
langsung oleh Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of Their
Membership Of A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of Pretoria,
2007), hal. 60
83
E. Babbie dan J. Mouton, The Practice Of Social Research, dikutip tidak
langsung oleh Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of Their
Membership Of A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of Pretoria,
2007), hal. 60
84
E. Babbie dan J. Mouton, The Practice Of Social Research, dikutip tidak
langsung oleh Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of Their
Membership Of A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of Pretoria,
2007), hal. 60
36
di
mana
pewawancara
merencanakan
pertanyaan-
85
E. Babbie dan J. Mouton, The Practice Of Social Research, dikutip tidak
langsung oleh Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of Their
Membership Of A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of Pretoria,
2007), hal. 61
86
Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of Their Membership
Of A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of Pretoria, 2007), hal.
61
87
Babbie dan J. Mouton, The Practice Of Social Research, dikutip tidak langsung
oleh Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of Their Membership Of
A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of Pretoria, 2007), hal. 67
37
88
S. Kvale, Interviews: An Introduction To Qualitative Research Interviewing,
dikutip tidak langsung oleh Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of
Their Membership Of A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of
Pretoria, 2007), hal. 67
89
Sandra Brownrigg, Freemasonry: Mens Lived Experience Of Their Membership
Of A Male-Only Society, Mini Dissertation, (Pretoria: University Of Pretoria, 2007), hal.
67
90
Matthew B. Miles dan Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, (Beverly
Hills: Sage Publications, 1994), hal. 10.
91
Matthew B. Miles dan Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, dikutip
tidak langsung oleh website http://www.nsf.gov/pubs/1997/nsf97153/chap_4.htm
38
2. Data Display
Data display (penayangan data) adalah langkah setelah data reduction,
untuk menyajikan sebuah bagunan informasi yang telah terorganisir
dan dipadatkan untuk menarik suatu kesimpulan. Penayangan data bisa
berupa teks, diagram, tabel, yang dapat menimbulkan cara baru untuk
merangkai dan berpikir tentang data-data yang telah tersaji.
Penayangan data, apakah itu dalam bentuk kata atau diagram,
digunakan oleh peneliti untuk memperhitungkan/membedakan polapola atau hubungan-hubungan dari data.92
3. Data Conclusion/Verification
Data conclusion/verification (penarikan kesimpulan). Tahap ini
mencakup langkah mundur untuk mempertimbangkan apa arti dari data
yang telah dianalisa, dan menilai implikasinya bagi jawaban atas
masalah.93
92
Matthew B. Miles dan Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, dikutip
tidak langsung oleh website http://www.nsf.gov/pubs/1997/nsf97153/chap_4.htm
93
Matthew B. Miles dan Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, dikutip
tidak langsung oleh website http://www.nsf.gov/pubs/1997/nsf97153/chap_4.htm
39
BAB IV
LEGALISASI PERKUMPULAN FREEMASON DITINJAU
DARI PERSPEKTIF IMAN KRISTEN
Sepanjang waktu sejak munculnya perkumpulan Freemason, pihak Gereja
telah menyatakan sikap yang jelas mengenai keberadaan perkumpulan
Freemason. Berbagai denominasi Gereja telah menunjukkan sikap mereka, baik
secara eksplisit , maupun implisit terhadap perkumpulan Freemason.
4.1.
hingga saat ini, Gereja telah mengeluarkan sikap yang jelas. Paus Clement XII
(1730-1740), mengatakan: Mari kita merenungkan kejahatan-kejahatan serius
sebagai akibat dari perkumpulan-perkumpulan (seperti Freemason), bukan hanya
ketenteraman Negara, tapi menyangkut keselamatan jiwa-jiwa. Perkumpulanperkumpulan seperti ini (Freemason) tidak sejalan dengan hukum sipil dan
ekonomi dari Negara-negara yang ada. Untuk menutup jalan menuju kedurjanaankedurjanaan yang bisa dilakukan tanpa dihukum, dan juga atas alasan lain yang
adil dan masuk akal, kami telah memutuskan dan menetapkan untuk mengutuk
dan melarang pertemuan-pertemuan, reuni-reuni, dari perkumpulan yang sejenis
dengan Freemason atau aliran-aliran lain yang sama. Kami melarang dan
mengutuk mereka dengan ini, ketetapan kami saat ini, yang berlaku sampai
seterusnya. Kutukan Paus Clement XII ditujukan bukan hanya bagi perkumpulan
40
Freemason, tetapi juga bagi kaum awam Gereja yang dihimbau untuk
menghindari pergaulan dengan perkumpulan Freemason, agar tidak di
ekskomunikasi (dikucilkan) dari Gereja.94
Penerus dari Paus Clement XII, Paus Benedictus XIV (1740-1758), dalam
keputusan Gereja, Providas, yang menegaskan bahwa pengutukan terhadap
Freemason adalah sesuatu yang tak dapat dibatalkan, dan akan diberlakukan di
masa datang, sebagaimana pada masa kini. Dalam dekrit Providas, Paus
Benedictus XIV mengemukakan enam alasan mengapa Paus Clement XII
melarang perkumpulan-perkumpulan rahasia seperti Freemason, yaitu: 1)
Interconfessionalism (lintas kepercayaan) dari Freemason; 2) kerahasiaan mereka;
3) Sumpah mereka; 4) Oposisi mereka terhadap Gereja dan Negara; 5) Larangan
terhadap mereka yang diumumkan oleh para kepala Negara dari beberapa Negara;
dan 6) Ketidakbermoral-an mereka.95
Paus Clement XIII (1758-1769), juga menyatakan ketidaksetujuannya
terhadap keberadaan Freemason. Dalam Ensiklik Kepausan Christianae
Republicae Salus, Paus Clement XIII menulis: Musuh dari segala kebaikan,
telah menyebarkan benih kejahatan di ladang Tuhan. Dan gandum kejahatan telah
tumbuh subur dengan cepat, sampai-sampai hendak menghancurkan panenan.
Saatnyalah kini untuk menebang tanaman kejahatan itu. Pada masa kita ini, tak
ada yang terbebas dari serangan-serangan mereka yang durhaka. Allah sendiri
menjadi sasaran dari kelancangan mereka, di mana Allah digambarkan oleh
94
http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 4 Juli 2012
95
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 4 Juli 2012
41
mereka sebagai keberadaan yang bisu, hampa, tanpa rasa memelihara dan tanpa
rasa keadilan; mereka merendahkan-Nya ke tingkatan hewan-hewan.96
Paus Roma selanjutnya, yaitu Paus Pius VI (1795-1799), meninggal di
pengasingan, di mana Paus Pius VI diasingkan, berpindah-pindah dari Roma ke
berbagai kota di Italia dan Perancis. Paus Pius VI diasingkan atas perintah
Napoleon, di tengah-tengah berkecamuknya revolusi Perancis. 97 Pengganti dari
Paus Pius VI, yaitu Paus Pius VII (1800-1823), dalam Ensiklik Kepausan
Ecclesiam A Jesu Cristo, menulis tentang para Freemason: Mereka datang
dalam rupa (kedok) domba, namun sebenarnya mereka tiada lain adalah serigalaserigala yang buas. Paus Pius VII menambahkan bahwa sifat yang paling jahat
dari perkumpulan Freemason adalah ketidakpedulian mereka terhadap agama.
Selain itu Freemason juga membebaskan tiap orang untuk melegalkan agama
mereka sendiri sesuai dengan keinginan hati mereka masing-masing. Mereka
mencemarkan dan menodai penderitaan Sang Juru Selamat kita dalam beberapa
upacara-upacara yang menjijikkan.Mereka menggantikan Sakramen-sakramen
Gereja dengan Sakramen-sakramen penemuan mereka sendiri, dan mereka
mencemooh Misteri-misteri dari Gereja Katolik. Dan Freemason, karena
kebencian
khusus
kepada
(supremasi)
Tahta
Kepausan,
hendak
menggulingkannya.98
96
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 5 Juli 2012
97
98
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 5 Juli 2012
42
Kecaman terhadap Freemason juga dilakukan oleh Paus Leo XII (1823-1829).
Dalam Ensiklik Kepausan Quo Graviora, Paus Leo XII menulis tentang
perkumpulan Freemason: Mereka telah menunjukkan penghinaan mereka atas
pemerintah, kebencian mereka terhadap kedaulatan Negara, serangan-serangan
mereka terhadap Ketuhanan Yesus Kristus dan eksistensi Allah. Mereka secara
terbuka membual tentang paham materialisme mereka, sebagaimana Anggaran
Dasar dan Statuta Organisasi mereka yang menjelaskan rencana-rencana dan
upaya-upaya mereka untuk menghilangkan legitimasi Kepala-kepala Negara, dan
secara lengkap menghancurkan Gereja. Paus Leo XII, dalam Ensiklik yang sama,
menulis: Orang-orang ini (Freemason, pen.), adalah mereka yang dimaksud oleh
Rasul Yohanes, yang sebaiknya tidak diberi salam dan tumpangan. (2 Yoh.1:10).
Mereka adalah orang-orang yang sama, yang menurut para Bapa Gereja, adalah
keturunan Iblis.99
Paus Pius VIII (1829-1830), yang merupakan Paus Roma berikutnya, dalam
Ensiklik Kepausan Traditi, memperbaharui kecaman terhadap Freemason,
dengan mengutip istilah yang pernah dibuat oleh Paus Leo Yang Agung (wafat
tahun 461 M): Hukum mereka adalah kesesatan: Tuhan mereka adalah Iblis, dan
perkumpulan mereka adalah kejahatan.100 Penerus dari Paus Pius VIII, Paus
Gregory XVI (1831-1846), dalam Ensiklik Kepausan Mirari Vos, menulis:
Sesungguhnya inilah saat di mana kuasa kegelapan menggiling orang-orang
pilihan layaknya gandum. Iblis menghasilkan perkumpulan-perkumpulan
99
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 5 Juli 2012
100
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 10 Juli 2012
43
rahasia, jurang penderitaan yang tanpa dasar, di mana jurang yang tanpa dasar itu
telah digali oleh para bidat dan perkumpulan-perkumpulan sesat, yang
memuntahkan semua penistaan dan kutukan mereka.101
Paus Pius IX, penerus dari Paus Gregory XVI, dalam sebuah Ensiklik Kepausan
tertanggal 9 November 1846, menulis: Saudara-saudara seiman yang terkasih,
kalian telah sepenuhnya menyadari kesesatan-kesesatan dan piranti-piranti yang
mengerikan yang digunakan oleh anak-anak zaman ini untuk menggerakkan suatu
perang tanpa ampun melawan Gereja Katolik, Otoritas Ilahi dari Gereja dan
hukum-hukumnya, supaya menginjak-injak hak-hak dari kekuasaan Gereja dan
Negara: demikianlah kehendak dari akal-akal bulus melawan Tahta Kepausan
Roma, di mana Kristus telah meletakkan landasan yang tak termusnahkan dari
Gereja-Nya. Demikianlah kehendak dari perkumpulan-perkumpulan rahasia yang
berasal dari kegelapan untuk keruntuhan Gereja dan Negara, yang oleh para Paus
Roma sebelumnya telah dikutuk melalui Surat-surat Kerasulan mereka. Kami
tegaskan lagi tentang pentingnya Surat-surat tersebut, dan mengharapakan supaya
ditaati dengan perhatian penuh. Dari tempat pengasingannya, Paus Pius IX dalam
amanatnya Quibus Quantisque memperbaharui kutukan kepada Freemason:
Sekte kebinasaan yang menjijikkan itu, sebagaimana penghancuran keselamatan
jiwa-jiwa yang sama fatalnya dengan kesejahteraan dan kedamaian dari
masyarakat sekuler, telah dikutuk oleh para pendahulu kamu, Paus-Paus Roma
sebelumnya; kami secara pribadi juga telah mengutuk mereka dalam Ensiklik
Kepausan kami pada tanggal 9 November 1846 (Qui Pluribus), yang ditujukan
kepada semua Uskup dari Gereja Katolik, namun sekarang, dengan otoritas
101
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 10 Juli 2012
44
tertinggi dari Gereja Katolik, kami, sekali lagi, mengutuk dan melarang mereka.
Dalam Ensiklik Kepausan bertanggal 21 November 1873, Paus Pius IX menyebut
Freemason sebagai (Synagogue of Satan (Sinagog Setan). Dalam amanatnya
tertanggal 15 September 1865, Multiplicer Inter, Paus Pius IX mengatakan:
Dan sekarang, untuk memuaskan hasrat dan perhatian hati nurani kita, yang
tinggal harus kita lakukan adalah menasihati dan memperingatkan orang-orang
percaya yang mungkin memiliki hubungan dengan perkumpulan-perkumpulan
semacam ini (Freemason, pen.) untuk mengikuti suara hati mereka, dan
meninggalkan perkumpulan-perkumpulan yang jahat, untuk menghindari jatuh ke
dalam jurang keruntuhan abadi. Ditambahkan oleh Paus Pius IX: Sebagaimana
kepada orang-orang percaya lainnya, atas perhatian terhadap jiwa-jiwa mereka,
kami, menasihati mereka dengan tegas, untuk mewaspadai wacana-wacana
durhaka dari kelompok-kelompok, yang dengan berkedok kejujuran, yang
terbakar oleh kebencian yang gigih terhadap Agama Kristus dan semua otoritas
yang sah: mereka memiliki satu pemikiran untuk membasmi, semua hak-hak Ilahi
dan manusiawi. Biarlah orang-orang percaya sadar terhadap kenyataan bahwa
persaudaraan dari sekte-sekte tersebut adalah seperti halnya serigala-serigala,
yang, seperti diramalkan oleh Tuhan kita, datang menyamar sebagai domba,
bersembunyi untuk kemudian memangsa seluruh kawanan (domba): Biarlah
orang-orang percaya tahu bahwa kepada perkumpulan-perkumpulan seperti itulah,
menurut para Rasul, kita dilarang untuk bergabung, bahkan untuk memberi salam
kepada mereka.
Dalam sebuah suratnya kepada Uskup Olinda (Brazil), Paus Pius IX
menulis surat yang isinya sebagai berikut: Roh Setan dari sekte ini (Freemason,
pen.) telah begitu terbukti, dalam abad sebelumnya, pada masa Revolusi Perancis
45
46
yang
menghalalkan
segala
cara
untuk
membiasakan
47
48
Grasissimamque,
tertanggal
18
Juli
1924,
menyatakan
104
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 11 Juli 2012
105
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 11 Juli 2012
49
oleh Paus Pius X, kami pun mengutuknya. Kami secara tegas menegur ajaran ini,
dan secara terbuka kami menyatakan bahwa ajaran ini harus dihukum.
Dinyatakan juga oleh paus Pius XI: Freemason adalah musuh kita yang tidak
kekal.106
4.2.
106
Ibid., http://destroyfreemasonry.com/chapter1.htm, Papal Condemnations Of
Freemasonry, 11 Juli 2012
107
http://www.scribd.com/doc/40519351/The Rotary-Club-UnmaskedArchimandrite-Haralambos-Vasilopoulos, PAN-CYPRIAN CHRISTIAN MOVEMENT
BLASTS LIONS, SCOUTS AND MASONS, 2 Agustus 2012
50
51
108
Ibid., http://www.scribd.com/doc/40519351/The Rotary-Club-UnmaskedArchimandrite-Haralambos-Vasilopoulos, PAN-CYPRIAN CHRISTIAN MOVEMENT
BLASTS LIONS, SCOUTS AND MASONS, 2 Agustus 2012
52
ajaran yang paling sesat dan merusak dalam sejarah umat manusia. 109
Metropolitan Anthony mengatakan: Freemason adalah sebuah organisasi
internasional rahasia yang berjuang melawan Tuhan, Kekristenan, dan
semua pemerintahan nasional, terutama pemerintahan Kristen. Dalam
organisasi internasional, kepentingan dan pengaruh utama dari Freemason
adalah pada keanggotaan orang Yahudi. Karena alasan inilah, dan alasanalasan lainnya, orang-orang Kristen Orthodox dilarang untuk menjadi
anggota Freemason. Seluruh imamat Gereja Orthodox berkewajiban untuk
menyelidiki jemaatnya yang datang untuk Pengakuan Dosa, apakah
mereka anggota dari perkumpulan Freemason. Jika benar mereka adalah
anggota Freemason, jika terlihat bahwa mereka mempercayai dan
menyebarkan ajaran-ajaran Freemason, mereka harus dinasihati bahwa
keanggotaan dalam perkumpulan Freemason adalah berlawanan dengan
Kekristenan Orthodox, dan yang bersangkutan harus secepatnya
mengundurkan diri dari Perkumpulan Freemason. Jika mereka tidak mau
mengundurkan diri dari perkumpulan Freemason, mereka tidak layak
untuk menerima Perjamuan Kudus, dan ketidakbertobatan mereka akan
membuat mereka dikucilkan dari Gereja Orthodox.
Sedangkan sikap yang jelas datang dari Gereja Orthodox Yunani,
yang
menyatakan
menyangkali
bahwa
Gerakan
orang-orang
Freemason
dan
Kristen
Orthodox
mengundurkan
diri
harus
dari
53
organisasi
internasional
rahasia,
Freemason.
Mereka
54
55
56
Yunani telah menyetujui apa yang dikatakan, dan kami menyatakan bahwa
semua umat dari Gereja harus berdiri menentang Freemason. Dengan
iman yang tak tergoyahkan kepada Tuhan Kita Yesus Kristus, yang di
dalamnya Kita memiliki penebusan oleh darah-Nya, pengampunan atas
dosa-dosa Kita, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, di mana Ia
melimpahkannya kepada Kita dalam segala hikmat dan kebijaksanaan
(Efesus 1:7-9), di mana kita memiliki kebenaran yang dinyatakan olehNya dan dikabarkan oleh para Rasul, tidak dengan kata-kata persuasif
tentang kebijaksanaan, tetapi dengan mengambil bagian dalam Sakramensakramen Ilahi, yang melaluinya Kita dikuduskan dan diselamatkan oleh
hidup yang kekal, kita seharusnya tidak terpisah dari Anugerah Kristus
dengan mengambil bagian dalam misteri-misteri lainnya. Adalah salah jika
pada saat yang sama Kita memilki Kristus, tapi sekaligus juga mencari
kesempurnaan moral di luar Dia. Karena alasan-alasan inilah, Kekristenan
sejati tidak sesuai dengan Freemason. Oleh karena itu, semua yang telah
terlibat dalam inisiasi dan misteri-misteri Masonik, sejak saat ini harus
memutuskan semua hubungan dengan loge-loge Freemason dan kegiatankegiatannya, untuk memastikan bahwa, dengan demikian memperbarui
hubungan-hubungan mereka dengan satu Tuhan dan Juruselamat kita,
yang telah diperlemah oleh ketidaktahuan dan salah mengartikan nilainilai.110
Di Indonesia, pihak Gereja Orthodox, melalui pimpinannya, Pater
Dr. Chrysostomos Manalu, D. Th., mengungkapkan ketidaksetujuannya
110
Ibid., http://www.scribd.com/doc/40519351/The Rotary-Club-UnmaskedArchimandrite-Haralambos-Vasilopoulos, The Act of the Church of Greece (1933), 2
Agustus 2012
57
terhadap perkumpulan Freemason maupun Rotary Club, perkumpulanperkumpulan yang notabene dilegalkan oleh Keppres No. 69 Tahun 2000.
Pater Chrysostomos Manalu mengatakan: Freemason bermaksud
membentuk agama baru. Orang yang masuk di dalamnya diarahkan untuk
membentuk agama baru. Di Yunani mereka disebut (dibaca:
Masonas, pen.). Mereka yang bergabung dengan Freemason sama saja
dengan
menjual
jiwa
mereka.
Mengenai
Rotary
Club,
Pater
4.3.
111
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Pater Dr. Chrysostomos P.
Manalu, pimpinan Gereja Orthodox Indonesia, di kawasan Simalingkar, Medan, pada
tahun 2009.
112
2012
58
59
116
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Marojahan Hutabarat,
M. Min., M. Pdk, pengajar dan peneliti di Sekolah Tinggi Theologia Paulus, di kawasan
Simalingkar, Medan, pada tahun 2009.
117
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Pdt. Ruston Nababan, M.
Th., Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gereja Mission Batak (GMB), di kawasan Simalingkar,
Medan, pada tanggal 13 Agustus 2012.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Freemason jelas-jelas ditolak keberadaannya oleh Gereja secara
umum, terlihat dari sikap penentangan yang jelas terhadap keberadaan
perkumpulan Freemason dari waktu ke waktu oleh para pimpinan
Gereja-gereja besar (Katolik Roma dan Gereja Orthodox Timur).
2. Ajaran Freemason tidak sesuai, dengan kata lain berlawanan dengan
ajaran Kekristenan sebagaimana yang diajarkan oleh Alkitab
3. Mengikuti atau bergabung dengan perkumpulan Freemason, adalah
dosa, karena merupakan pelanggaran terhadap ajaran Kristen yang
benar.
5.2. Saran
Beberapa saran yang bisa diberikan sebagai berikut:
1. Bagi umat Kristen, khususnya yang berada di Indonesia, disarankan
untuk menolak keberadaan perkumpulan Freemason di manapun
berada, karena ajaran Freemason bertentangan dengan ajaran
Kekristenan yang benar.
61
62