Deradjad Pranowo
ABSTRACT
Automatic stroble marking machine is a production machine that is doing a stamp on footsteps pattern of pairs of sport shoes before it to be sewn. The process starts with supplying ink into head stamp by a roller inked and then doing stamp on an insole. This process happens many times continuously with double acting mechanism, while the rolller inked feed the ink at the same time the inked-insole pushed to the pallet automaticly and followed by feed the new insole into the pallet for next stamping process. Through this study, it has produced a Prototype of stroble marking automatic using PLC as a control and Pneumatic system. Keywords : programmable logic controller, pneumatic, cycle time, stamping, unloading automatic.
1.
LATAR BELAKANG
Pemberian tanda (marking) bagian yang akan dijahit pada bahan berpola kaki untuk berbagai ukuran sepatu untuk bagian bawah sepatu (insole) di PT. Nagasakti Paramashoes Industry Tangerang, saat ini masih menggunakan sistem manual dengan intervensi dari operator yang cukup tinggi. Proses pemberian tanda ini disebut proses stroble marking. Berdasarkan permintaan dari pihak perusahaan, mereka mengharapkan dapat dibuat suatu prototipe mesin stroble marking yang dapat dijalankan secara otomatis dan dapat digunakan sebagai unit produksi. Selanjutnya, permintaan tersebut kami tanggapi dengan mengirimkan mahasiswa untuk melakukan obser vasi dan penggalian data/informasi yang dibutuhkan untuk membuat desain
Deradjad Pranowo adalah Dosen Program Studi D3 Mekatronika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. Alamat Koserpondensi: Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY 55282. Email: dradjad@staff.usd.ac.id
75
prototipe mesin ini. Selanjutnya, semua data dan informasi mengenai proses manual stroble marking tadi menjadi bahan bagi penelitian dosen dengan melibatkan mahasiswa.
2.
PERUMUSAN MASALAH
Prototipe mesin stroble marking otomatis akan menggantikan proses pemberian tanda secara manual pada bahan berpola kaki, untuk penandaan proses penjahitan sepatu yang sebelumnya dilakukan oleh operator secara manual. Pada proses pemberian tanda pada bahan berpola kaki secara otomatis ini, nantinya akan dibuat suatu mekanisme stamping yakni kerja ganda yang berulang antara proses stamping dan pemberian tinta pada kepala stamping, serta pengambilan bahan berpola yang telah selesai diberi tanda ke dalam wadah secara otomatis. Sistem ini menggunakan kendali PLC (Programmable Logic Controller) dan sistem Pneumatik sebagai aktuatornya. Kondisi aktual saat ini (proses manual) memiliki cycle time = 16,2 sec/pairs, output produk 221 pairs/ hour, dan membutuhkan 2 orang operator. Sehingga variabel-variabel tersebut dari efisiensi dan efektivitas produksi dengan proses otomasi ini akan meningkat menjadi 100% dari kondisi pada proses manual.
76
(analog). Koneksi tipe relay adalah koneksi yang bekerja dalam bentuk digital (1 dan 0). Dengan kata lain, fungsi yang didapat dari koneksi tersebut hanyalah ON dan OFF. Pada tipe transistor koneksi bekerja dengan fungsi analog. Untuk tipe ini, terbagi lagi menjadi 2 macam, yaitu jenis PNP (sourcing) dan NPN (sinking). Penyambungan koneksi pada tipe PLC analog harus lebih diperhatikan komponen input-output yang akan terkoneksi dengan PLC harus sesuai dengan tipe PLC analog yang digunakan. Contoh; untuk PLC analog tipe PNP harus menggunakan komponenkomponen yang mempunyai tipe PNP. Jika tidak sesuai, terminal kemungkinan besar akan terbakar. Berbeda dengan PLC relay yang sumber tegangannya dapat diatur sesuai keinginan.
3.2 Pneumatic
Pneumatic adalah salah satu sistem yang memanfaatkan fluida angin untuk menggerakkan aktuatoraktuator seperti silinder dan vacuum. Udara yang digunakan dalam sistem ini diambil dari udara yang ada di lingkungan dan menjadi salah satu keuntungan penggunaan sistem ini. Sebelum dimasukkan ke dalam sistem, udara disaring dan dimampatkan terlebih dahulu dengan suatu alat bernama kompresor. Udara/fluida yang masuk ke dalam sistem dapat diatur sesuai kebutuhan sehingga dapat diatur kecepatan stroke, daya dorong atau daya angkat yang dibutuhkan. Keuntungan dalam menggunakan sistem pneumatik lebih dapat dilihat pada kemudahan penyimpanan energi (fluida), kecepatan operasionalnya yang tinggi (v = 1,5 m/s), dan keamanannya karena tidak sensitif terhadap temperatur dan tahan terhadap ledakan. Karena sifat dasar dari ion angin yang bergerak bebas, maka pemadatan (kompresi) tidak stabil. Hal ini yang menjadi salah satu kekurangan dari sistem ini. Selain itu, untuk menggerakkan sistem ini membutuhkan konsumsi daya yang besar dibanding dengan menggunakan sistem hidrolik dan elektrik.
77
sesuai dengan pola dan ukuran insole, kemudian menyiapkan cat/tinta yang dituang ke permukaan screen sablon. Selanjutnya operator menyablon meja yang bertujuan untuk memberi tanda saat penempatan insole. Kemudian screen dibersihkan lalu menempelkan double tape di meja dan di screen. Operator kemudian mengisi cat kembali ke screen dan menempelkan insole di meja. Selanjutnya, dilakukan proses sablon pada insole-insole yang telah diatur di meja. Dalam satu kali penyablonan dihasilkan sejumlah enam pasang insole yang disablon. Insole diambil manual dan proses berulang sampai jumlah tertentu terpenuhi.
Cara kerja dengan metode manual ini dirasa sangat memakan waktu dan kurang efisien. Maka tujuan pembuatan prototipe untuk proses ini terutama adalah untuk meningkatkan cycle time dan efisiensi proses produksi.
78
79
80
81
Tipe sensor yang digunakan pada pneumatik adalah tipe reed switch. Bentuk sensor disesuaikan dengan spesifikasi silindernya. Semua sensor yang digunakan untuk pneumatik menggunakan jenis sensor 3 kabel, yaitu positif (coklat), negatif (biru), dan data (hitam). Untuk penggunaan di rangkaian ini, kabel biru akan disambungkan dengan terminal input PLC karena COM input PLC adalah negatif (-).
Tabel 3: Daftar Alamat Pengkabelan Output PLC
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komponen Output Lampu Start Lampu Stop Lampu Reset 5/2 single solenoid valve 1S1 5/2 single solenoid valve 2S1 5/2 single solenoid valve 1S2 5/2 single solenoid valve 2S2 Label LSTART LSTOP LRST Y1 Y2 Y3 Y4 Alamat Output 10.02 10.03 10.04 10.05 10.06 10.07 11.00 Tipe Output Digital Digital Digital Digital Digital Digital Digital
82
Komponen
Double acting cylinder Double acting cylinder Double acting cylinder Double acting cylinder 5/2 single solenoid valve 1S1 5/2 single solenoid valve 2S1 5/2 single solenoid valve 1S2 5/2 single solenoid valve 2S2
Kode
CDJ2B16-75-B CDJ2B16-75-B CDJ2B16-100-B CDJ2B16-100-B SF4101-IPSF4101-IPSF4101-IPSF4101-IP-
Label
1S1 2S1 1S2 2S2 Y1 Y2 Y3 Y4
Fungsi
Stamping pada insole Stamping pada insole Menggerakkan guidance kanan-kiri Menggerakkan guidance kanan-kiri Kontrol pergerakan 1S1 Kontrol pergerakan 2S1 Kontrol pergerakan 1S2 Kontrol pergerakan 2S2
83
84
85
86
5.
Mesin ini dirancang untuk pergerakan secara mandiri antara kedua kepala stamping, sehingga operator hanya meletakkan benda kerja pada guidance yang telah tersedia. Mesin ini dilengkapi oleh sensor capasitive yang memudahkan operator mengatur ritme mesin tersebut, ketika sensor capasitive mendeteksi adanya benda kerja, mesin ini akan melakukan proses stamping. Mesin ini memanfaatkan sistem pneumatik dalam pergerakannya. Silinder-silinder yang ada dikendalikan oleh empat 5/2 single solenoid valve yang masing-masing valve mengendalikan satu silinder. Pergerakan mesin ini dibagi dalam dua sistem yang bekerja secara berkelanjutan, yaitu: a. Sistem pe-marking-an (stamping) Sistem ini menggunakan dua silinder yang berguna untuk melakukan pemberian tinta pada benda kerja (stamping). Silinder yang digunakan adalah silinder kerja ganda dengan bor size 5 mm, panjang stroke 75mm, pada silinder ini kami memberikan guidance supaya silinder tersebut tidak berputar (non-rotating). Silinder digunakan untuk memberikan tinta dengan cara stamping di bagian permukaan benda kerja. Dalam keadaan awal, posisi kedua silinder berada pada posisi minimal. Saat proses dimulai, silinder stamping ini langsung melakukan kerja ketika sensor capasitive mendeteksi adanya benda kerja yang diletakkan di meja kerja
87
b.
Sistem pembuangan benda kerja (Unloading) Sistem ini menggunakan dua silinder untuk menggeser benda kerja yang sudah diberi marking supaya bisa melakukan proses unloading secara otomatis. Silinder yang digunakan yaitu double acting cylinder bore size 5 mm dengan stroke 100 mm. Double acting cylinder digunakan untuk proses unloading, dimana silinder ini akan bergerak kanan kiri. Pada keadaan awal, silinder berada pada posisi minimum dan ketika proses pe-marking-an (stamping) selesai, maka silinder tersebut akan bergeser kanan-kiri mendorong benda kerja yang selesai di-marking. Untuk sistem unloading ini diatur oleh guidance yang dibuat serupa dengan pola kaki dengan bahan acrylic yang kemudian guidance tersebut akan mendorong benda kerja ke kiri untuk kaki kiri dan ke kanan untuk kaki kanan.
Sistem ini memiliki cara kerja yang bergantian antara satu stamp pertama dengan satu stamp yang lain. Satu insole diletakkan dahulu pada dudukan yang telah disediakan, kemudian dijalankan sistem stamping. Selagi satu insole pertama diproses, satu insole berikutnya diletakkan di dudukan yang belum melakukan proses stamping. Saat proses insole kedua berjalan, insole pertama telah selesai. Sistem akan berjalan terus dan berulang hingga selesai. Sistem dapat dioperasikan oleh satu operator, waktu dan mekanisme sistem singkat karena dengan mekanisme kerja bergantian, operator mempunyai lebih sedikit waktu jeda sehingga waktu kerja efektif.
Start A Bekerja Independent Pasang Innersol (1-2 s) Innersol
Sampling A
Sampling B
Unloading 1S
Unloading 1S
88
6.
Berikut adalah hasil pembahasan yang mencoba membandingkan sistem lama (proses manual) dari stroble marking dengan sistem baru (prototipe stroble marking otomatis). Pembandingan dari kedua sistem/ proses tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5: Prosentase Peningkatan Kinerja Proses
Parameter Cycle Time Output/ hour Operator Productivity / Hour Dimensi Waktu Setup Cara kerja Old Process 16,2 seconds / pairs 221 pairs 2 Orang 110.5 pairs / orang 400 cm x 60 cm x 92 cm 665 detik (11 menit) Manual New Process/Machine 6,2 seconds/ pairs 580 pairs 1 orang 580 pairs / orang 72 cm x 56 cm x 80 cm 120 detik (2 menit) Semi Otomatis % 61,7% 162% 50% 424% 82% -
1. Biaya operational yang lebih murah 2. Operator lebih aman dalam pekerjaan
89
3. Pembuatan screen ada Target produksi tergantung dari kinerja operator pada pabrik (tidak ada ritme baku) 4. 5. 6. Sering terjadi kerusakan pada screensehingga sering mengganti screen Lingkungan kerja yang berantakan karena banyaknya pola-pola screen Persiapan penyablonan/pe-marking-an yang membutuhkan waktu lama, yaitu 11 menit
1. Output lebih stabil dibandingakan dengan mesin lama 2. Waktu cycle time lebih singkat 6,2 per cycle time
3. Waktu persiapan (setup) lebih singkat yaitu 2 menit 4. Operator hanya bertugas untuk menaruh insole saja 5. Target produksi tidak tergantung pada kinerja operator (terdapat ritme mesin) 6. Operator lebih mudah dalam pengoperasian mesin 7. Memperhatikan ergonomi sehingga operator merasa nyaman
7.
Pembuatan prototipe mesin stroble marking otomatis untuk produk sepatu sport menggunakan kendali PLC telah selesai dibuat dan berhasil baik. Dengan hasil yang telah dicapai ini, maka pekerjaan seorang operator di bagian pemasangan pe-marking-an untuk insole dapat lebih mudah dilakukan dan waktu kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Sehingga industri dapat menggunakan atau melanjutkan hasil capaian ini. Indikator capaian dari penelitian ini adalah dihasilkannya suatu prototipe mesin stroble marking otomatis untuk memasang pola jahitan
90
pada insole sepatu sport yang akurat (dengan kendali PLC) dan mudah dalam pengoperasiannya karena sistem dibuat otomatis. Kemudahan pengendalian sistem juga difasilitasi dengan dimungkinkannya perubahan program tanpa harus mengganti pengkabelan yang telah dibuat karena menggunakan kendali PLC. Waktu kerja (cycle time) menjadi lebih singkat, jumlah luaran produk lebih banyak, serta tenaga operator dapat lebih optimal dalam proses produksi. Saran yang dapat kami sampaikan pada akhir penelitian ini adalah antara lain: 1) untuk penempatan (loading) insole pada pallet menggunakan metode pengambilan otomatis dengan vacuum dari tumpukan insole dalam magazine sehingga prosesnya menjadi full automatic, 2) penambahan sensor untuk safety pada area kerja operator, sehingga ketika operator tangannya masih berada di area kerja, mesin tidak akan melakukan proses stamping, 3) metode stamping otomatis ini juga dapat digunakan untuk proses pemberian tanda pada sepatu bagian samping. Inilah beberapa saran untuk pengembangan prototipe ini selanjutnya.
91
DAFTAR PUSTAKA
. Programmable Logic Controllers, Basic Level TP 301Textbook, FESTO. Collins, Denis. 1995. Programmable Controllers: A Practical Guide, New York: McGraw-Hill. . 2010. http://www.stampin.com/online/ideas/index. html#gallery, 3 Februari. . 2010. http://www.murnis.com/stamping method/how to make batik.html, 4 Februari. . 2010. http://stamping.method/Mur ni Kar et Stempel_Just_another Blog.com weblog.html, 5 Februari. . 2010. http://www.boxkemasan.com/stamping method/ printingmethod.html 5 Februari.
92