Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

REGULASI KEMARITIMAN
PERANAN CREW KAPAL PT.PELNI TERHADAP KESELAMATAN
DAN KENYAMANAN PENUMPANG

AHZAR D 311 09 253

JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

KATA PENGANTAR

ALHAMDULILLAH,.. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. yang telah memberikan rahmat dan berkahNya kepada kami sehingga Karya Tulis Ilmiah tentang PERANAN CREW KAPAL PT.PELNI TERHADAP KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PENUMPANG dapat diwujudkan. Tak lupa juga Shalawat serta Salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Yang telah menghancurkan zaman jahiliyah dan membawa manusia ke zaman yang terang benderang.

Seperti kita ketahui bersama bahwa selama pelayaran, kapal tentu akan mendapatkan hambatan, entah itu gelombang besar, angin kencang ataupun masalah teknis dalam kapal itu sendiri. Karya tulis ini berisi tentang bagaimana peranan crew-crew kapal dalam mewujudkan keselamatan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosendosen Jurusan Perkapalan atas ilmu yang telah diberikan, kakak-kakak senior,serta teman-teman yang telah membantu, dan juga Orang Tua yang telah mendoakan sehingga Karya tulis ini bisa terselesaikan. Semoga apa yang terkandung di dalam Karya Tulis ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Karya Tulis ini, untuk itu, masukan berupa kritik dan saran sangat diperlukan untuk proses pembelajaran kita semua.

Sekian dari penulis, semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua, terima kasih Wassalam.

Penulis Makassar, Mei 2012

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Maksud Dan Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pelayaran II.2 Pengertian Nakhoda, Penumpang dan Anak Buah Kapal II.3 Sejarah Singkat PT.PELNI BAB III METODE PENULISAN III.1 Objek Penulisan III.2 Jenis dan Sumber Data III.3 Teknik Pengumpulan Data BAB IV. PEMBAHASAN IV.1 Masalah Utama Keselamatan Dan Kenyamanan Penumpang IV.2 Tindakan -Tindakan yang Perlu Dilakukan Crew Kapal Pelni Demi Mewujudkan Keselamatan dan Kenyamanan Penumpang Kapal Selama Pelayaran. BAB V. PENUTUP V.1 Simpulan V.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang.

Indonesia sebagai negara kepulauan, dimana sebagian besar wilayahnya berupa perairan lebih mengandalkan angkutan pelayaran sebagai sarana

transportasi yang dominan, baik dalam hal distribusi barang, penumpang, maupun angkutan pelayaran untuk kebutuhan keamanan dan pertahanan Negara. Berbagai perusahaan pelayaran pun mulai bermunculan seiring bertambahnya kebutuhan dan minat masyarakat terhadap angkutan pelayaran. Dalam Hal ini PT.PELNI (Pelayaran Indonesia) sebagai perusahaan pelayaran milik negara memegang peranan penting dalam angkutan pelayaran di Indonesia. Dengan banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan angkutan

pelayaran sebagai transportasi yang utama, maka perusahaan pelayaran dalam hal ini PT.PELNI sudah semestinya memperhatikan keselamatan dan kenyamanan penumpang hingga sampai di tempat tujuannya. Berbagai masalah yang akhir-akhir ini terjadi menyangkut keselamatan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran antara lain : jumlah penumpang yang melebihi kapasitas muatan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan karena banyak penumpang yang tidak mendapatkan fasilitas seperti tempat tidur dan tempat barang, juga masalah seperti banyak penumpang yang tidak disiplin sehingga mengganggu penumpang yang lainnya, serta masalah-masalah teknis dan non teknis yang mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran. Untuk itu peranan crew kapal sangat dibutuhkan agar tidak menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap angkutan pelayaran. Pelayanan yang baik serta kedisplinan yang perlu diterapkan baik untuk crew kapal itu sendiri maupun untuk para penumpang agar tercipta keselamatan dan kenyamanan pelayaran.

I.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita temukan berbagai permasalahan yang terjadi antara lain : Bagaimana usaha crew kapal PT.PELNI dalam menciptakan suasana yang nyaman dan aman untuk para penumpang selama pelayaran ? Seberapa besar pemahaman dan disiplin crew kapal PT.PELNI terhadap aturan-aturan tentang keselamatan dan keamanan pelayaran untuk

diterapkan pada para penumpang ? Bagaimana seharusnya sikap crew kapal PT.PELNI ketika menghadapi penumpang yang melakukan hal-hal yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang lain ?

I.3 Maksud dan Tujuan.

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya ilmiah ini antara lain : Mengetahui seberapa besar usaha crew kapal PT.PELNI dalam menjaga ketertiban untuk menciptakan keselamatan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran. Mengetahui seberapa penting aturan-aturan tentang keselamatan dan keamanan pelayaran diketahui crew kapal PT.PELNI untuk mengatasi masalah-masalah yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang. Menekankan kepada crew kapal PT.PELNI agar lebih tegas dan sigap dalam menangani penumpang yang melakukan hal-hal yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Pelayaran

Menurut Undang Undang RI. No.17 Tahun 2008, pasal 1 ayat 1, pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim. Menurut Badan Koordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia

(BAKORKAMLA) dalam PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN oleh Capt.Hengky Supit, antara lain : Keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim. Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan, serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.

II.2 Pengertian Nakhoda, Penumpang dan Anak Buah Kapal Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Buku kedua : Hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang timbul dari pelayaran, Bab III Nakhoda, Anak buah kapal, dan Penumpang, antara lain : Nakhoda adalah orang yang memimpin kapal. Penumpang adalah mereka semua yang berada di atas kapal kecuali nakhodanya.

Anak buah kapal (ABK) adalah mereka yang terdapat pada daftar anak buah kapal (monsterrol).

Sedangkan menurut undang undang no.17 tahun 2008 : Nakhoda adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Anak buah kapal adalah awak kapal selain Nakhoda.

II.3 Sejarah Singkat PT.PELNI Pelni berawal dari Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-Kapal (PEPUSKA) yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tertanggal 5 September 1950. Pada tahun 1961, Pelni diubah statusnya dari perseroan menjadi perusahaan negara. Status Pelni kembali diubah dari perusahaan negara menjadi perseroan terbatas pada tahun 1975. Sebagian besar kapal dalam armada Pelni adalah kapal yang dibangun oleh galangan kapal di Jerman. Kabin penumpang umumnya dibagi menjadi kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan kelas ekonomi. Beberapa Armada kapal yang dimiliki PT.PELNI antara lain :
KM Awu KM Binaiya KM Bukit Raya KM Bukit Siguntang KM Ciremai KM Dobonsolo KM Dorolonda KM Egon KM Fudi KM Ganda Dewata KM Gunung Dempo KM Kelimutu KM Lawit KM Labobar KM Lambelu KM Leuser KM Nggapulu KM Pangrango KM Sangiang KM Sinabung KM Sirimau KM Tatamailau KM Tidar KM Tilongkabila KM Umsini

BAB III METODE PENULISAN

III.1 Objek Penulisan

Penulisan

ini

khusus

memaparkan

permasalahan

keselamatan

dan

kenyamanan penumpang yang perlu diperhatikan oleh crew kapal PT.PELNI, baik itu Nakhoda maupun Awak kapal lainnya.

III.2 Jenis dan Sumber Data III.2.1 Jenis Data Data yang digunakan disini adalah data kualitatif yaitu data yang berupa penjelasan-penjelasan seperti peranan dan fungsi Nakhoda dan anak buah kapal, bagaimana menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran, serta penerapan aturan-aturan.

III.2.1 Sumber Data Sumber data dalam penulisan ini adalah pengalaman langsung yang dialami dan diteliti penulis selama 2 tahun terakhir dalam menggunakan kapal PT.PELNI sebagai sarana transportasi laut, juga dari berbagai referensi referensi yang mengemukakan permasalahan keselamatan pelayaran, baik itu dari buku maupun internet.

III.3 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, dipergunakan cara sebagai berikut : Experiencing, yaitu pengumpulan data berdasarkan pengalaman yang dialami penulis selama 2 tahun terakhir dalam menggunakan kapal PT.PELNI sebagai transportasi laut. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, dengan cara mengumpulkan data, meneliti buku-buku, serta sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah keselamatan pelayaran yang dipergunakan sebagai landasan pemikiran yang bersifat teoritis.

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Masalah Utama Keselamatan dan Kenyamanan Penumpang

PT.PELNI adalah salah satu perusaan pelayaran milik Negara yang mempunyai peranan penting dalam pelayanan transportasi laut di Indonesia. Namun dalam pelayanan pelayaran masih banyak ditemukan berbagai permasalahan yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang. Permasalahan

permasalahan tersebut antara lain : IV.1.2 Tidak tersedianya Fasilitas khusus untuk Anak dibawah umur, orang lanjut usia, wanita hamil, dan penyandang cacat. Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,Bab IV,pasal 42: Perusahaan angkutan di perairan wajib memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat,wanita hamil, anak dibawah usia 5 tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia. Namun hal ini kurang mendapat perhatian serius dari crew kapal PT.PELNI, baik itu nakhoda maupun awak kapal lainnya. Membludaknya penumpang dari kapasitas muat menjadi salah satu alasan yang rasional apabila kita melihat banyaknya penumpang yang tidur di lorong-lorong kapal, di depan pintu-pintu, dan tempat lain yang tidak semestinya ditempati, yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang selama

pelayaran. Selain dapat mengganggu kenyamanan penumpang lain, kondisi seperti ini dapat juga mengganggu anggota crew yang lain, seperti ABK yang akan membersihkan ruangan kapal, crew kapal yang akan memeriksa tiket, dan teknisi lainnya. Hal seperti ini perlu mendapat perhatian serius dari crew PT.PELNI selaku badan hukum yang mestinya menerapkan aturan-aturan yang berlaku agar hal-hal yang dapat mengganggu penumpang selama pelayaran tidak terjadi.

Gambar di atas merupakan potret Kapal penumpang milik PT Pelni, KM Kelimutu dengan kapasitas 1.500 penumpang, mengangkut 3000 lebih penumpang tujuan Ambon. Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar. Penumpang meluber hingga ke koridor kapal. Tampak Anak-anak dibawah umur dan Lansia tidak mendapat fasilitas yang layak sebagai akibat dari membludaknya penumpang. Umumnya mereka adalah penumpang kelas ekonomi. Setiap tahunnya lonjakan penumpang terus bertambah, saatnya pemerintah memperhatikan sarana tranportasi yang merakyat ini, agar lebih manusiawi. Dari beberapa gambar di atas, kita dapat melihat bahwa masih kurangnya penerapan aturan-aturan yang berlaku di atas kapal. Juga penerapan

kedisplinan baik untuk penumpang maupun crew kapal itu sendiri masih sangat kurang.

IV.1.3 Kurang Terpeliharanya Fasilitas umum di atas Kapal. Masalah berikutnya yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang dalam pelayaran adalah kurang terpeliharanya fasilitas umum, seperti toilet yang bau dan tidak terawat, tergenangnya air di kamar mandi, serta kondisi kasur yang tidak layak bagi penumpang ekonomi. Sudah semestinya penumpang mendapatkan hak-haknya berupa fasilitas yang layak, namun sebagian besar juga penumpang tidak peduli dengan kondisi tersebut, sehingga menimbulkan kerugian pada penumpang lainnya. M.Syamsuddin dalam Perlindungan Hukum Konsumen Penumpang Laut tahun 2004 : Berkaitan dengan pengetahuan konsumen penumpang kapal akan hakhaknya yang harus dimiliki dalam menggunakan jasa angkutan laut ditunjukkan dalam tabel berikut ini . Tabel : Pengetahuan Konsumen penumpang kapal Terhadap Hak-haknya

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan tidak tahu akan hak-haknya yang harus diniiliki dalam menggunakan jasa angkutan laut sebesar 40 '%. Responden mcnyatakan bahwa yang penting dalam naik kapal tersebut selamat sampai rujuan dan dapat bertemu dengan sanak keluarga, ia tidak peduli dengan hak-hak tersebut.

Dari kasus di atas terlihat jelas kurangnya perhatian crew kapal terhadap hakhak penumpang. Dalam hal ini crew kapal kurang memberikan informasi dan layanan yang mestinya di dapat penumpang selama pelayaran.

IV.1.4 Kurangnya Sosialisasi tentang peralatan keselamatan di atas kapal.

Beberapa peralatan keselamatan yang kita ketahui antara lain : Life boat (sekoci), Life jacket (jaket penolong), Life raft (rakit penolong),dan Life buoy (pelampung). Dalam hal peralatan keselamatan kapal, crew kapal Pelni kurang bahkan jarang sekali memberikan informasi kepada penumpang tentang lokasi dan cara penggunaan alat-alat keselamatan di atas kapal. Khusus untuk Life jacket, mempunyai permasalahan sendiri, selain tidak cukupnya ketersediaan life jacket dengan penumpang yang ada karena kelebihan muatan yang sering terjadi, juga ada tangan-tangan jahil dari penumpang yang tidak bertanggung jawab, merusak,bahkan mencuri life jacket dari tempatnya. Tentu saja hal ini sangat berbahaya dan mengganggu keselamatan dan kenyamanan penumpang. Untuk itu diperlukan ketegasan dari crew kapal untuk menindak dan menyelesaikan permasalahan ini.

IV.1.5 Keberadaan Calo tempat tidur di atas kapal.

Satu lagi permasalahan yang masih marak terjadi di atas kapal Pelni yaitu keberadaan calo yang menjual tempat tidur dan kasur yang mestinya menjadi hak penumpang yang telah membeli tiket. Keberadaan calo ini membuat resah para penumpang, selain karena merasa punya hak atas tempat tersebut, para penumpang juga enggan membeli karena harganya yang sangat mahal. Para calo tersebut pada umumnya menjual tempat dengan harga Rp.20.000,- sampai Rp.30.000,-. Selain mengganggu kenyamanan penumpang, keberadaan calo ini juga dapat mengundang tindakan kriminal, karena dapat membuat marah para penumpang yang tidak menerima keberadaan calo tersebut.

IV.2 Tindakan-Tindakan yang Perlu Dilakukan Crew Kapal Pelni Demi Mewujudkan Keselamatan dan Kenyamanan Penumpang Kapal Selama Pelayaran.

Dari berbagai permasalahan di atas, selain dari pihak pemerintah sebagai pembuat hukum, masyarakat sebagai pengguna jasa pelayaran, juga diperlukan peran crew kapal itu sendiri untuk lebih memperhatikan masalah masalah yang terjadi di atas kapal yang menyangkut keselamatan dan kenyamanan penumpang kapal selama pelayaran. Hal hal yang dianggap perlu dilakukan crew kapal Pelni, baik Nakhoda maupun awak kapal lainnya antara lain : 1. Nakhoda sebagai pemimpin kapal, harus mampu memimpin dan mengontrol awak kapal lainnya, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. 2. Nakhoda harus bersikap tegas terhadap ketidakdisiplinan yang terjadi di atas kapal, baik yang dilakukan awak kapal lain, maupun untuk penumpang, seperti tidak membeli tiket, membuang sampah sembarang, merusak atau mencuri di atas kapal, dan hal-hal lain yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan pelayaran. 3. Perlu adanya perhatian terhadap penumpang yang memerlukan fasilitas khusus, seperti penyandang cacat, anak di bawah umur, ibu hamil, dan orang lanjut usia, agar dirinya tidak merasa terganggu dan tidak mengganggu penumpang lain selama pelayaran. 4. Perlu adanya perhatian hak-hak penumpang kapal sebagai pengguna jasa pelayaran seperti tempat tidur dan kasur yang bersih, makanan yang layak,bersih,dan sesuai standar gizi, fasilitas-fasilitas umum seperti

toilet,kamar mandi,kantin yang terjamin kebersihannya, keamanan dan ketertiban di atas kapal dari para calo dan pelaku kriminal lainnya, keramahan dan pelayanan yang baik dari para crew kapal. Dan hak-hak lain. 5. Pemberantasan para calo yang membuat resah para penumpang. 6. Sosialisasi serta pemberian informasi secara rutin tentang penggunaan alatalat keselamatan serta jangkauan lokasinya, demi terciptanya kenyamanan dalam pelayaran.

BAB V PENUTUP

V.1 Simpulan

Dari hasil penulisan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa selain peranan pemerintah dan masyarakat, peranan Crew kapal Pelni sendiri sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi yang dapat mengganggu

keselamatan dan kenyamanan pelayaran. Nakhoda sebagai pemimpin kapal juga sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di atas kapal, perlu bertindak tegas baik itu kepada awak kapal lain, maupun kepada penumpang apabila melakukan hal-hal yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan pelayaran.

V.2 Saran

V.2.1 Saran untuk crew kapal Pelni Dapat bersikap lebih ramah kepada penumpang kapal. Khususnya untuk Nakhoda agar bersikap lebih tegas kepada siapa saja yang mengganggu keselamatan pelayaran, baik itu awak kapal lain maupun penumpang. Lebih memperhatikan kebersihan dan kenyamanan fasilitas-fasilitas umum, seperti toilet,kamar mandi,kantin, dan fasilitas umum lainnya.

V.2.2 Saran Untuk Penumpang Kapal Meningkatkan kesadaran akan hak-hak yang harus diperoleh selama pelayaran di atas kapal. Ikut menjaga keamanan dan ketertiban di atas kapal demi terciptanya keselamatan dan kenyamanan pelayaran.

DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Badan Koordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia Pedoman Khusus Keselamatan Dan Keamanan Pelayaran oleh Capt. Hengky Supit.2009 Syamsuddin,M, 2004,Jurnal:Perlindungan Hukum Konsumen Penumpang Laut Yogyakarta

http://www.slideshare.net/BpNafri/keselamatan-pelayaran

http://id.wikisource.org/wiki/Kitab UndangUndang_Hukum_Dagang/Buku_Kedua/Bab_III

http://pelayaran.net/tag/tugas-nahkoda-kapal/

Anda mungkin juga menyukai