Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala sesuatu yang berada di sekitar pekerja atau yang berhubungan dengan tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan padanya. Kesehatan lingkungan kerja membahas tentang kegiatan pemecahan masalah kesehatan dilingkungan kerja. Pemecahan masalah lingkungan kerja pada hakekatnya merupakan upaya pengurangan terhadap beban tambahan bagi pekerja dan upaya penyerasian antara kapasitas kerja dengan lingkungan kerja. Apabila tidak memenuhi persyaratan maka lingkungan kerja dapat mempengaruhi kesehatan kerja dalam dua bentuk yaitu kecelakaan kerja (Occupational accident) dan penyakit akibat kerja (Occupational diseaces). Di dalam lingkungan kerja itu sendiri terdapat faktor-faktor lingkungan yang dapat menjadi bahaya potensial bagi kesehatan pekerja, antara lain sebagai berikut : 1. Faktor fisik yang meliputi antara lain : bising, suhu, pencahayaan, vibrasi (getaran), radiasi, tekanan udara, dll. 2. Faktor Kimia yang meliputi, antara lain : Gas (Gas anestesi, gas CO), Uap (Uap logam), Cair ( Pelarut organic, larutan korosif), Padat (debu asbes, silica, dll) 3. Faktor Biologi, meliputi antara lain : virus, bakteri, cacing, plasmodium, jamur, dll 4. Faktor fisiologi ergonomik meliputi factor teknologi dan seni penyerasian alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia. 5. Faktor psikososial meliputi bahaya penyebab stress pada pekerja Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang bagaimana langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memantau bahaya lingkungan kerja terhadap kesehatan seorang pekerja. Pada pembahasan kami kali ini membahas tentang bahaya zat kimia berupa gas terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. 1

II.

PEMBAHASAN

1. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bidang Kimia A. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta tata cara melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah : 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Sasaran keselamatan kerja adalah semua tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, dan di udara yang menyangkut proses produksi dan distribusi baik barang maupun jasa. Asas pokok keselamatan kerja dicetuskan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ketentuan yang mewajibkan pengusaha untuk mengatur dan memelihara ruangan, alat perkakas di mana ia menyuruh pekerja melakukan pekerjaan, demikian pula mengenai petunjuk-petunjuk, sehingga pekerja terlindung dari bahaya yang mengancam badan, kehormatan, dan harta bendanya mengingat sifat pekerjaan yang selayaknya diperlukan. Sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban tesebut, ialah pengusaha wajib mengganti kerugian yang menimpa pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, kecuali pengusaha dapat membuktikan bahwa tidak terpenuhinya kewajiban tersebut disebabkan oleh keadaan yang memaksa atau kerugian yang dimaksud sebagian besar disebabkan karena kesalahan pekerja sendiri. B. Pengertian Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah perlindungan bagi pekerja terhadap pemerasan/eksploitasi tenaga kerja oleh pengusaha. Larangan memperkerjakan anak dibawah umur, pembatasan melakukan pekerjaan bagi orang muda dan wanita, pengaturan mengenai waktu kerja, waktu isirahat, cuti haid, bersalin dan keguguran kandungan bagi wanita, dimaksudkan untuk menjaga kesehatan, keselamatan dan serta moral kerja dari pekerja sesuai dengan harkat dan martabatnya serta layak bagi kemanusiaan.

C. Pengertian Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada suatu perusahaan, hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan dapat dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga karena kejadian tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan apalagi perencanaan, tidak diharapkan karena kejadian tersebut disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang teringan sampai yang terberat. Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan kerja. Bahaya tersebut disebut bahaya potensial jika bahaya tersebut belum mendatangkan kecelakaan, jika kecelakaan telah terjadi maka bahaya tersebut adalah bahaya nyata. Kebijakan pemerintah indonesia di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu bagian dari kebijakan pemerintah di bidang perlindungan tenaga kerja yang telah digariskan oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang antara lain berbunyi sebagai berikut : Upaya perlindungan tenaga kerja perlu terus ditingkatkan melalui perbaikan syarat kerja termasuk upah, gaji dan jaminan sosial, kondisi kerja termasuk kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja, serta hubungan kerja dalam rangka peningkatan kesejahteraan para pekerja secara menyeluruh. Berdasarkan GBHN tersebut oleh pimpinan Departemen Tenaga Kerja digariskan sebagai kebijakan Derparteman Tenaga Kerja yang antara lain menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja sebagai salah satu prioritas. Penanganan bahan kimia khususnya bahan kimia berbahaya merupakan sasaran utama dalam rangka penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini disebabkan karena bahan kimia merupakan sumber dari malapetaka yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, seperti kebakaran, peledakan, gangguan kesehatan yang merupakan penyakit akibat kerja.Kebijakan penanganan bahan kimia khususnya dalam penggunaan dibidang industri/perusahaan pada dasarnya meliputi kebijakan : 1. Pembuatan peraturan/perundang-undangan 2. Pengawasan 3. Pendidikan/penyuluhan/training 4. Survei/penelitian 5. Informasi

6. Standarisasi 7. Kampanye Ada beberapa peraturan perundangan ketenagakerjaan khususnya yang menyangkut perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja serta penanganan bahan berbahaya. Peraturan perundangan tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1. UU No. 14/1969 tentang Pokok-pokok Ketenagakerjaan, khususnya pasal 9 dan 10 2. UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja 3. UU dan Peraturan Uap tahun 1930 4. UU Petasan tahun 1932 5. UU tentang Timah Putih tahun 1931 6. Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida 7. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap Radiasi 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/198 tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja 9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Pemakaian Asbes 10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan di tempat kerja yang mengelola pestisida 11. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 02/Men/1978 tentang Nilai Ambang Batas Bahan Kimia Selain peraturan perundangan di atas masih ada beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh instansi di luar Departemen Tenaga Kerja yang masih menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja serta penanganan bahan berbahaya.2

2. Zat Kimia Gas Yang Berbahaya Pada Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

A. Pengertian Zat Kimia Gas Yang Berbahaya Pada Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu . Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium klorida),

dan gula(sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.3 Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul, bisa berbentuk cairan, benda padat, ikatan molekul akan terlepas pada suhu titik uap benda. Gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan mengisi ruang di manapun mereka berada.4 B. Gas yang berbahaya Pada Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Ada banyak kandungan gas yang ada dalam udara, dan tidak semua yang ada di udara boleh dihirup oleh tubuh. Jika udara yang dihirup tercemar dengan gas CO, CO2, dan NOx maka udara tersebut dapat meracuni tubuh. Gas CO bisa membuat sesak nafas,hal ini karenakan oksigen yang seharusnya dialirkan oleh hemoglobin ke seluruh tubuh tidak dapat dialirkan karena hemoglobin yang seharusnya mengikat oksigen dan dialirkan ke seluruh tubuh menjadi mengikat CO karena zat hemoglobin lebih mudah mengikat CO dari pada oksigen. Gas CO2 pada konsentrasi tertentu dapat membuat pusing, sedangkan gas NOx dapat merusak paru-paru.5

1. Bahaya Karbonmonoksida ( CO ) Karbonmonoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah 129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Di kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan

akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) : Hemoglobin + O2 > O2Hb (oksihemoglobin) Hemoglobin + CO > COHb (karboksihemoglobin) Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi CO-Hb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung. Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman. Gas CO sangat berbahaya, tidak berwama dan tidak berbau, berat jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. CO berbahaya karena bereaksi dengan haemoglobin darah membentuk Carboxy haemoglobin (CO-Hb). Akibatnya fungsi Hb membawa oksigen ke sel- sel tubuh terhalangi, sehingga gejala keracunan sesak nafas dan penderita pucat. Reaksi CO dapat menggantikan O2 dalam haemoglobin dengan reaksi : C02Hb + CO > COHb + O2

Penurunan kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat dioksidasi menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat

menghilangkan CO dari atmosfer. Dari penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat dihilangkan selama 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari lingkungan, sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan Aspergillus.6 2. Bahaya Karbondioksida ( CO2 ) Di zaman modern dan canggih sekarang ini banyak sekali terdapat industri yang menghasilkan limbah yang dapt mencemari air dan juga udara ditambah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor dan juga dari limbah rumah tangga semuanya itu dapat mencemari lingkungan serta dapat merusak dan mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada di sekitarnya.

di dalam artikel ini saya akan menjelaskan mengenai dampak karbon dioksida baik terhadap makhluk hidup dan juga terhadap lingkungan!

pertama-tama saya akan menjelaskan mengenai dampak karbon dioksida terhadap makhluk hidup baik didarat maupun di laut:

1). Pada manusia, karbon dioksida dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, seperti: a) Asma b) Bronkitis c) Radangparu-paru,dll 2). Pada hewan, karbon dioksida dapat menyebabkan plankton yang hidup di dalam laut akan mati dan juga dapat merusak terumbu karang, hal tersebut disebabkan karena pada saat air laut mengombak air akan menyerap oksigen yang ada di udara jika kadar oksigaen yang ada di udara lebih sedikit daripada karbon dioksida maka otomatis yang akan diserap oleh air adalah karbon dioksida, karbon dioksida ini dapat menyebabkan kadar keasaman laut meningkat hal itu menyebabkan plnkton yang ada di dlam laut mati dan juga dapat merusak terumbu karang padahal plankton sendiri merupakan produsen di dalam air laut jika plankton mati maka

keseimbangan ekosistem yang ada di dalam laut akan rusak dan daur rantai makanan akan terhenti dn hasilnya akan membunuh semua makhluk hidup yang ada di dalam laut. 3). Pada lingkungan, karbon dioksida dpat menyebabkan pemanasan global dan juga dapat merusak lapisan ozon dan karbon dioksida juga dapat menyebabkan kedua kutub lebih cepat meleleh sehingga hal tersebut dapat menyebabkan pwemukaan air laut semakin naik dan lama-kelamaan dapat menyapu daratan pada waktu terjadi pasang air laut. 7

3. Bahaya Nitrogen oksida ( Nox ) Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2. Sumber utama NOx pada atmosfer adalah dari jalan lalu lintas. Ini bertanggung jawab untuk sekitar setengah dari total emisi yang ada di Eropa. Sumber utama lainnya adalah dari pembangkit tenaga listrik, pabrik pemanas, dan proses industri. Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis

daun sampai sekitar 60% hingga 70%. Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxy Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smogyang sangat menggangu lingkungan. Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat dan cepat. Pengaruh kesehatan mungkin juga terjadi pada konsentrasi ambien yang jauh lebih rendah seperti pada pengamatan selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan menyarankan bahwa penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut, khususnya pada sub-grup populasi orang yang terkena asma. NO2 terutama berkelakuan sebagai agen pengoksidasi yang kemungkinan merusak membran sel dan protein. Pada konsentrasi tinggi, saluran udara akan menyebabkan peradangan yang akut. Ditambah lagi, penyebaran dalam waktu-singkat berpengaruh terhadap peningkatan resiko infeksi saluran pernapasan. Untuk penyebaran yang akut, hanya konsentrasi yang sangat tinggi (>1880 Mg/m3, 1ppm) mempengaruhi kesehatan orang ; bilamana, orang dengan asma atau penyakit paru-paru yang akut lebih rentan pada konsentrasi lebih rendah. Studi epidemiologika ambient dan investigasi toksikologi hewan mendemontrasikan bahwa perpanjangan penyebaran NO2 dapat mengurangi pertahanan paru-paru dan perubahan struktur paru-paru secara signifikan.8

III.

KESIMPULAN

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta tata cara melakukan pekerjaan. Kesehatan lingkungan kerja membahas tentang kegiatan pemecahan masalah kesehatan dilingkungan kerja. Pemecahan masalah lingkungan kerja pada hakekatnya merupakan upaya pengurangan terhadap beban tambahan bagi pekerja dan upaya penyerasian antara kapasitas kerja dengan lingkungan kerja. Apabila tidak memenuhi persyaratan maka lingkungan kerja dapat mempengaruhi kesehatan kerja dalam dua bentuk yaitu kecelakaan kerja (Occupational accident) dan penyakit akibat kerja (Occupational diseaces). Ada banyak kandungan gas yang ada dalam udara, dan tidak semua yang ada di udara boleh dihirup oleh tubuh. Jika udara yang dihirup tercemar dengan gas CO, CO2, dan NOx maka udara tersebut dapat meracuni tubuh. Gas CO bisa membuat sesak nafas,hal ini karenakan oksigen yang seharusnya dialirkan oleh

hemoglobin ke seluruh tubuh tidak dapat dialirkan karena hemoglobin yang seharusnya mengikat oksigen dan dialirkan ke seluruh tubuh menjadi mengikat CO karena zat hemoglobin lebih mudah mengikat CO dari pada oksigen. Gas CO2 pada konsentrasi tertentu dapat membuat pusing, sedangkan gas NOx dapat merusak paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai