Anda di halaman 1dari 16

BAB III SIKLUS AKUNTANSI

Transaksi - transaksi yang terjadi atau dibuat suatu perusahaan selama periode akuntansi tertentu dapat mengakibatkan mutasi (menambah atau mengurangi) berbagai pos (item) aktiva, kewajiban, dan modal pemilik. Agar rincian transaksi ini cepat tersedia untuk menyusun laporan keuangan secara berkala, maka pengaruh setiap transaksi tersebut harus dicatat melalui prosedur tertentu dan disusun secara sistematis. III.1. Pembuatan Laporan Keuangan

Pada awal pembuatan laporan keuangan, biasanya transaksi dibukukan paling sedikit tiga kali, yaitu berupa: 1. Bukti bukti asli transaksi. Bukti asli bisa bermacam-macam bentuknya misalnya :untuk pembayaran dengan check, bukti asli bisa berupa check itu sendiri atau salinannya. Bukti asli lain bisa berupa faktur pelanggan, cash register tape, dan sebagainya. 2. Pencatatan pada jurnal. Pencatatan pada jurnal dilakukan sesuai dengan urutan transaksi beserta penjelasan. 3. Pencatatan pada buku besar (ledger). Pencatatan pada buku besar dilakukan sesuai dengan urutan perkiraan. 4. Pembuatan neraca percobaan. 5. Pencatatan penyesuaian (adjustment). 6. Pembuatan neraca percobaan yang telah disesuaikan. 7. Pembuatan dengan Neraca akhir dan laporan rugi laba.
TRANSAKSI JURNAL BUKU BESAR NERACA PERCOBAAN PENYESUAIAN NERACA PERCOBAAN YANG TELAH DISESUAIKAN

NERACA

PERHITUNGAN RUGI LABA

Gambar 3. Langkah-langkah Pembuatan Laporan Keuangan

III.2.
109819393.doc

Perkiraan (Accounts)
Page 1 of 16

III.2.1.

Klasifikasi Perkiraan

Perkiraan-perkiraan pada buku besar umumnya dicatat sesuai dengan urutan yang tampak pada laporan keuangan dan diklasifikasikan menurut karakteristik umum. Perkiraan neraca diklasifikasikan sebagai aktiva, kewajiban atau modal pemilik. Perkiraan perhitungan rugi-laba diklasifikasikan sebagai pendapatan atau beban. Selain itu, setiap golongan dapat dipecah-pecah lagi ke dalam subgolongan. Klasifikasi dan karakteristik perkiraan bagi perusahaan jasa kecil akan diuraikan pada paragraf berikut. Klasifikasi dan perkiraan tambahan lainnya akan dibahas pada bab-bab berikutnya. 1. Aktiva (Assets)

Setiap barang fisis (berwujud) atau hak (tak berwujud) yang mempunyai nilai uang adalah aktiva. Pada umumnya dalam penyajian di neraca, aktiva dibagi menjadi dua golongan, yaitu : a. Aktiva lancar (current asset) Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang kas atau dijual atau dihabiskan dalam waktu singkat, biasanya dalam jangka satu tahun atau kurang melalui operasi normal perusahaan. Di samping uang kas, aktiva lancar yang biasanya dimiliki oleh perusahan jasa adalah wesel tagih, piutang usaha, perlengkapan, dan beban lain yang dibayar di muka. Uang kas merupakan alat tukar yang diterima bank pada nilai nominalnya. Uang kas ini mencakup rekening bank, uang tunai, cek, giro, dan wesel. Wesel tagih merupakan klaim terhadap debitor dengan bukti tertulis, bahwa debitor tersebut akan membayar sejumlah uang tertentu pada waktu yang telah ditetapkan kepada seseorang yang telah ditetapkan atau kepada pembawa surat tersebut. Piutang usaha juga merupakan klaim terhadap debitor, tetapi sifatnya kurang formal dibandingkan wesel. Piutang usaha timbul dari penjualan jasa atau penjualan barang secara kredit. Beban yang dibayar di muka meliputi perlengkapan yang belum digunakan dan pembayaran beban di muka seperti asuransi dan pajak bumi dan bangunan (PBB). b. Aktiva tetap ( fixed assets). Aktiva berwujud yang digunakan dalam perusahaan yang sifatnya permanen atau relatif tetap disebut aktiva tetap (fixed assets). Aktiva tetap ini meliputi peralatan, mesin, bangunan, dan tanah. Kecuali tanah, aktiva tetap lain secara bertahap menyusut atau kehilangan kegunaannya dengan berlalunya waktu, dan biasanya disebut sebagai penyusutan. Konsep penyusutan akan dibahas lebih terinci dalam Bab 4. 2. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban merupakan hutang kepada pihak luar (kreditor) dan biasanya dalam neraca dicantumkan dengan suatu judul ditambah kata harus dibayar (payable). Penggolongan yang sering digunakan adalah: a. liabilities).
109819393.doc

Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar (current

Page 2 of 16

Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang akan dibayar dari unsur aktiva lancar, disebut kewajiban lancar (current liabilities). Kewajiban yang paling umum dalam kelompok ini adalah wesel bayar dan hutang usaha, yang sifatnya sama dengan piutang usaha, hanya terbalik antara siapa yang menjadi debitor dan siapa yang menjadi kreditornya. Perkiraan kewajiban lancar lainnya, yang biasa ditemukan dalam buku besar ialah Hutang Gaji, Hutang Bunga, dan Hutang Pajak. b. Kewajiban jangka panjang (long-term liabilities). Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu yang relatif lama (biasanya lebih dari satu tahun) disebut kewajiban jangka panjang atau kewajiban tetap. Apabila kewajiban tersebut sudah jatuh tempo dan harus dibayar dalam periode satu tahun, maka kewajiban itu akan menjadi kewajiban lancar. Akan tetapi, bila kewajiban tersebut diperbaharui dan bukannya dibayar pada waktu jatuh temponya, maka kewajiban itu akan tetap digolongkan sebagai jangka panjang. Bila pembayaran hutang jangka panjang disebar selama beberapa tahun, maka angsuran yang jatuh tempo dalam satu tahun mulai dari tanggal neraca harus digolongkan sebagai kewajiban lancar. Bila suatu wesel dijamin dengan suatu hipotek, maka kewajiban itu dapat dinamakan wesel bayar hipotek atau hutang hipotek (mortgage note payable atau mortgage payable). 3. Modal Pemilik

Modal pemilik (owners equity) adalah klaim residu terhadap aktiva perusahaan setelah total kewajiban dikurangkan. Untuk perseroan, modal pemilik sering kali disebut modal pemegang saham, ekuitas pemegang saham dan investasi pemegang saham (stockholders equity, shareholders equity and stockholders investment). Modal, Modal Saham dan Laba Ditahan (capital, capital stock and retained earnings). Modal adalah modal pemilik dalam perusahaan perorangan (dan firma/persehkutuan). Modal pemilik dapat juga digambarkan sebagai kekayaan bersih. Untuk perseroan, modal saham merupakan investasi pemegang saham dan laba yang ditahan merupakan laba bersih yang ditahan dalam perusahaan. Prive dan Dividen (Drawing and dividens). Prive merupakan jumlah pengambilan yang dilakukan oleh pemilik perusahaan perorangan (dan firma/persekutuan). Untuk perseroan, dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham. 4. Pendapatan (Revenue)

Pendapatan merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Pendapatan dari penjualan barang atau jasa sering disebut penjualan (sales) saja. Istilah lain yang digunakan untuk mengidentifikassikan sumber pendapatan mencakup antara lain honorarium profesi, pendapatan komisi, hasil penjualan karcis, dan pendapatan bunga. Bila suatu perusahaan mempunyai beberapa jenis pendapatan, hendaknya setiap jenis pendapatan dicatat dalam perkiraan terpisah. 5.
109819393.doc

Pengeluaran (Expense)
Page 3 of 16

Biaya yang telah dipakai dalam proses untuk menghasilkan pendapatan adalah biaya yang telah dipakai (expired cost) atau beban. Jumlah kategori beban dan perkiraan bebannya yang harus diselenggarakan di buku besar sangat beraneka ragam sesuai dengan sifat dan besarnya perusahaan. Sebuah perusahaan yang besar, dengan wewenang dan tanggung jawab yang didelegasikan kepada banyak pegawai, akan menggunakan klasifikasi yang terinci dan ratusan perkiraan untuk membantu pengendalian beban. III.2.2. Bagan Perkiraan (Chart of Account)

Banyaknya perkiraan yang diselenggarakan oleh perusahaan tertentu, dipengaruhi oleh sifat operasi, volume usahanya, seberapa jauh rincian yang diperlukan untuk instansi pajak, keputusan-keputusan manajerial, tujuan kredit, dan lain sebagainya. Misalnya, perusahaan tertentu mungkin membuat perkiraan terpisah untuk gaji direksi, gaji karyawan administrasi, dan gaji bagian penjualan, sedangkan perusahaan lain mungkin sudah merasa cukup dengan satu perkiraan beban gaji untuk mencatat semua jenis gaji. Daftar perkiraan di dalam buku besar disebut bagan perkiraan (chart of account). Sejauh memungkinkan, urutan perkiraan di dalam bagan perkiraan harus sesuai dengan urutan pos-pos dalam neraca dan perhitungan rugi-laba. Perkiraanperkiraan tersebut diberi nomor untuk mempermudah pembuatan indeks dan juga untuk digunakan sebagai referensi pembukuan.Ada dua jenis perkiraan yaitu perkiraan Neraca & perkiraan Rugi Laba. Perkiraan Neraca terdiri dari: perkiraan aktiva (1), perkiraan kewajiban (2), dan perkiraan modal (3). Perkiraan Rugi Laba terdiri dari perkiraan pendapatan (4) dan perkiraan pengeluaran (5).
Perkiraan Neraca 1 Aktiva 110 Kas 120 Piutang Usaha 130 Persediaan 140 Perlengkapan 150 Biaya dibayar di muka 160 Peralatan 170 Penyusutan 2Kewajiban 210 Hutang Usaha 220 Hutang Gaji 230 Note Payable 240 Hutang Rupa-rupa 3Modal Pemilik 310 Pemilik 320 Prive 330 Ikhtisar Rugi-Laba Perkiraan Perhitungan Rugi-Laba 4 Pendapatan 410 Penjualan 420 Pendapatan Instalasi 430 Pendapatan Reparasi 440 Pendapatan Bunga 450 Pendapatan Sewa 5Pengeluaran 510 Biaya Perlengkapan 520 Biaya Gaji 530 Biaya Sewa 540 Biaya Penyusutan 550 Biaya Harga Pokok 560 Pembelian 570 Biaya Iklan 580 Biaya Pengiriman 590 Biaya Rupa-rupa

Penyusunan awal buku besar berdasarkan bagan perkiraan sering kali disebut pembukuan buku besar. iii. Bentuk Perkiraan

Bentuk perkiraan bisa bervariasi, dibawah ini adalah salah satu contoh bentuk perkiraan :
109819393.doc Page 4 of 16

Perkiraan Penjualan Tgl Uraian RP

Debet

Perkiraan no. 410 Tgl Uraian RP Kredit Jan 5 1 Rp 360,000.00 17 Rp 1,176,000.00 22 Rp 180,000.00

Bentuk yang paling sederhana dari suatu perkiraan mempunyai tiga bagian, yaitu: 1. Judul, yang menunjukkan nama pos yang dicatat dalam perkiraan 2. Kolom untuk mencatat penambahan jumlah dalam satuan uang dari pos tersebut 3. Kolom untuk mencatat pengurangan jumlah, juga dalam satuan uang. Bentuk perkiraan seperti di atas secara sederhana dapat digambarkan dengan perkiraan T (T account, diberi nama perkiraan T karena bentuknya yang menyerupai huruf T).
Judul atau nama perkiraan Sisi kiri Sisi kanan (Debet) (Kredit) Persediaan 2/1 Rp 5,000.00 Rp 4,000.00 5/1

III.3.

Jurnal (Journal)

Setelah bukti asli dikumpulkan, bukti asli tersebut selanjutnya diperiksa dan diurutkan menurut tanggal. Prosedur pencatatan pertama adalah pada jurnal. Perlu sekali membuat jurnal sebelum transaksi dicatat dalam buku besar bertujuan untuk : 1. Untuk mengindari kesalahan pembukuan ke buku besar. Pada jurnal, transaksi dianalisa terlebih dahulu untuk dihubungkan dengan persamaan akuntansi beserta alamat debet atau kreditnya. 2. Sangat membantu menentukan letak kesalahan pada buku besar karena jurnal dibuat berdasarkan urut-urutan transaksi. sedangkan buku besar berdasarkan urut-urutan perkiraan. 3. Jurnal bisa memberi penjelasan terhadap transaksi tetapi buku besar tidak. Jadi jurnal merupakan penghubung antara bukti transaksi dengan pencatatan pada buku besar. III.1. Bentuk Jurnal

Jurnal sederhana adalah jurnal umum (general journal) yang berbentuk 2 kolom atau 4 kolom. Contoh jurnal 2 kolom :
Tgl Deskripsi No. Perk Debet Kredit Feb 2 Hutang Dagang 210 Rp200,000.00 Kas 110 Rp200,000.00

Contoh jurnal 4 kolom :


Tgl Deskripsi No. Debet Tgl Deskripsi No. Debet

109819393.doc

Page 5 of 16

III.2.

Posting

Posting merupakan suatu proses pemindahan transaksi - transaksi dari suatu jurnal ke perkiraan - perkiraan dalam buku besar dimana masing masing transaksi masing masing transaksi dipindahkan ke masing masing perkiraan baik jumlah, tanggal, maupun halaman jurnalnya.
Tgl Deskripsi No. Perk Debet Kredit Feb 2 Hutang Dagang 210 Rp200,000.00 Kas 110 Rp200,000.00 Perkiraan Hutang Dagang Tgl Deskripsi No. Feb 2 Perkiraan no.210 Kredit Saldo Rp200,000.00

Debet Rp200,000.00

Perkiraan Kas Tgl Deskripsi No.

Debet

Perkiraan no. 110 Tgl Deskripsi No. Kredit Feb 2 1 Rp200,000.00 Saldo Rp200,000.00

Perhatikan sebuah ilustrasi berikut : PT. Golden Motor adalah perusahaan yang bergerak dalam reparasi dan penjualan suku cadang Mobil. Transaksi untuk PT. GOLDEN MOTOR selama bulan Januari 1996 adalah sebagai berikut:
Neraca Pembuka per 1 Januari 1996 Perkiraaan Debet Kas Rp 1,150,000.00 Piutang Rp 450,000.00 Ban (20 unit @ Rp 100,000.00) Rp 2,000,000.00 Spion (22 unit @ Rp 25,000.00) Rp 550,000.00 Hutang Modal Laba ditahan Total Rp 4,150,000.00 Piutang : Hutang : Bp. Hadi Rp 150,000.00 PT. GT Ban Toko Andi Motor Rp 300,000.00 PT. Spion Rp 450,000.00 Kredit

Rp Rp Rp Rp

400,000.00 3,000,000.00 750,000.00 4,150,000.00

Rp 300,000.00 Rp 100,000.00 Rp 400,000.00

2/1/96 Membayar sewa toko Rp75.000,00 3/1 Membayar hutang pada PT. GT Ban 230.000,00 4/1 Menagih Bp Hadi, biaya instalasi Rp 60.000,00 5/1 Menjual tunai 12 spion @Rp. 30.000,00, total Rp 360.000,00 7/1 Membeli 9 ban @Rp100.000,00 dan 8 spion @ Rp 25.000,00 secara kredit, total Rp. 1.100.000,00 9/1 Membayar Rp 42.000,00 untuk biaya promosi
109819393.doc Page 6 of 16

13/1 15/1 16/1 17/1

Menerima kas dari Toko Andi Motor Rp. 170.000,00 membayar gaji Rp. 150.000,00 Membayar PT Spion Rp 55.000,00 Menjual kredit 7 ban @ Rp 124.000,00, kepada Mr.Tom dan 2 spion Rp 30.000,00, biaya pemasangan Rp 19.000,00 Total tagihan Rp 1.195.000,00 19/1 Menerima Rp 45.000,00 dari Toko Andi Motor secara Kas 22/1 Menjual 6 spion, @ Rp 30.000,00 dengan kas, total Rp 180.000,00 23/1 Menerima tagihan dari Jawa Pos untuk biaya iklan Rp 78.000,00 24/1 Membayar biaya pengiriman Rp 15.000,00 26/1 Menerima tagihan Rp 45.000,00 untuk biaya instalasi 28/1 Membayar PT GT Ban Rp 45.000,00 30/1 Membayar gaji pegawai Rp 150.000,00 Dari transaksi-transaksi yang terjadi selama satu bulan atau satu periode akuntansi tersebut dibuatlah jurnal sebagai pencatatan awal transaksi. Jurnal tersebut sebagai berikut :
Jurnal PT. GOLDEN MOTOR Januari 1996 Tangga l Uraian Jan 2 Biaya Sewa Kas 3 Hutang Kas 4 Piutang Usaha Pendapatan Instalasi 5 Kas Harga Pokok Penjualan (12 spion @ Rp 30,000.00) Spion (12 @ Rp 25,000.00) 7 Spion (8 @ Rp 25,000.00) Ban (9 @ Rp 100,000.00) Hutang 9 Biaya Promosi Kas 13 Kas Piutang Usaha 15 Gaji Kas 16 Hutang Kas Jurnal PT. GOLDEN MOTOR Januari 1996 (lanjutan) Tangga l Uraian 17 Piutang Usaha Harga Pokok Penjualan (9 ban @ Rp 124,000.00 dan 2 spion @ Rp 30,000.00) Pemasukan instalasi Ban (9 @ Rp 100,000.00) 109819393.doc

No. 530 110 210 110 120 420 110 550

Rp Rp Rp Rp Rp

Debet 75,000.00 Rp 230,000.00 Rp 60,000.00 Rp 360,000.00 300,000.00 Rp Rp

Kredit 75,000.00 230,000.00 60,000.00

360,000.00 300,000.00

132 131 210 570 110 110 120 520 110 210 110

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

200,000.00 900,000.00 Rp 42,000.00 Rp 170,000.00 Rp 150,000.00 Rp 55,000.00 Rp 55,000.00 150,000.00 170,000.00 42,000.00 1,100,000.00

No. 120 Rp 550 Rp 410 420 131

Debet 1,195,000.00 950,000.00 Rp Rp Rp

Kredit

1,176,000.00 19,000.00 900,000.00 Page 7 of 16

Spion (2 @ Rp 25,000.00) 19 Kas Piutang Usaha 22 Kas Harga Pokok Penjualan (6 spion @ Rp 30,000.00) Spion (6 @ Rp 25,000.00) 23 Biaya Promosi Kas 24 Biaya Pengiriman Kas

132 110 120 110 550 410 132 570 110 580 110

Rp Rp Rp Rp 45,000.00 Rp 180,000.00 150,000.00 Rp Rp Rp Rp 78,000.00 Rp 15,000.00 Rp

50,000.00 45,000.00

180,000.00 150,000.00 78,000.00 15,000.00

III.3. Dasar Pembukuan Pencatatan Ganda (Double Entry Book Keeping) Pembukuan Pencatatan Ganda modern berdasarkan persamaan neraca aktiva harus selalu sama dengan jumlah kewajiaban dari modal. Tidak ada transaksi/ kejadian yang mengganggu. Persamaan ini mengikuti definisi owners equity sebagai selisih antara antara aktiva dan kewajiban. Beberapa transaksi merupakan penukar dari suatu aktiva untuk lainnya. Seperti saat perlengkapan kantor dipesan secara kontan atau perusahaan menerima pembayaran pelunasan hutang secara kontan dari kreditor. Transaksi lain mungkin menyebabkan peningkatan aktif dan peningkatan yang sesuai pada kewajiban seperti sebuah mesin dipesan secara kredit. Tetapi beberapa transaksi yang menyebabkan perbedaan antara aktiva dan kewajiban perlu membuat perubahan pada ownership maka beberapa kejadian yang mengubah neraca dari beberapa aktiva atau perkiraan kewajiban perlu mengubah neraca pada perkiraan aktiva atau kewajiban lain atau dalam perkiraan modal. Ini disebut dual character atau yang biasa disebut dalam transaksi bisnis sebagai Double-Entry Book Keeping. III.4. Aturan Pendebetan dan Pengkreditan yang berlaku untuk Jurnal dan Perkiraan Prosedur dasar Pembukuan Pencatatan Ganda dituangkan dalam cara pencatatan dalam perkiraan untuk mencatat efek keuangan dari transaksi yang dibuat atau bahkan terjadi. Aturan-aturan dan kesepakatan-kesepakatan yang menyertainya juga digambarkan menghasilkan pemeriksaan yang sangat penting pada akurasi dan kelengkapan dengan yang mana pencatatan dimasukkan dalam perkiraan tersebut. Kesepakatan-kesepakatan berikut berlaku pada sisi kanan dan sisi kiri perkiraan: 1. Untuk perkiraan Aktiva. Sisi kiri (debet) adalah sisi penambahan dan sisi kanan (kredit) merupakan sisi pengurangan perkiraan. 2. Untuk perkiraan Kewajiban dan Modal. Sisi kanan adalah sisi penambahan perkiraaan dan sisi kiri (debet) adalah sisi pengurangan perkiraan.
109819393.doc Page 8 of 16

Aturan-aturan berikut diturunkan dari kesepakatan tersebut, untuk memenuhi persamaan neraca:
Pendapatan Jika transaksi menyebabkan aktiva bertambah Jika transaksi menyebabkan kewajiban berkurang Jika transaksi menyebabkan modal berkurang (biasanya ongkos) Pengeluaran Jika transaksi menybabkan aktiva berkurang Jika transaksi menyebabkan kewajiban bertambah Jika transaksi menyebabkan modal bertambah (biasanya pendapatan)

III.5. Penentuan Persediaan Dalam keuangan nilai rupiah persediaan merupakan hasil perkalian antara kuantitas dengan harga persediaan. Besar kecilnya persediaan yang ada pada suatu saat tergantung pada dua faktor tersebut. Dengan demikian untuk menentukan persediaan yang tepat, kita dihadapkan pada dua persoalan berikut : 1. Penentuan Kuantitas Persediaan 2. Penentuan Nilai Persediaan III.5.1. Penentuan Kuantitas Persediaan Penentuan kuantitas persediaan dapat ditentukan sebagai berikut : 1. Metode Persediaan Fisik/ Periodik 2. Metode Persediaan Perpetual 1. Metode Persediaan Fisik

Dalam metode persediaan fisik, jumlah persediaan ditentukan dengan cara mengadakan perhitungan terhadap fisik persediaan yang ada di gudang. Perhitungan fisik ini dilakukan secara periodik misalnya tiap akhir bulan atau tiap akhir tahun, oleh karena itu metode ini disebut juga metode persediaan periodik. Metode ini tidak menyelenggarakan pencatatan yang terus menerus mengenai jumlah persediaan yang ada. Jika perusahaan melakukan pembelian barang barang, transaksi ini dicatat dalam rekening pembelian sebesar harga belinya. Apabila perusahaan melakukan penjualan barang dagangan, tidak diselenggarakan harga pokok dari barang yang dijual tersebut. Dalam hal terjadi penjualan, maka pencatatan yang dilakukan adalah mengkredit rekening penjualan sebesar harga jualnya. Dengan demikian rekening persediaan tidak mencatat adanya pertambahan barang karena adanya pembelian maupun pengurangan barang karena adanya penjualan, sebab pembelian maupun penjualan dicatat dalam rekening sendiri yang terpisah. Oleh karena itu agar persediaan akhir dan harga pokok penjualan tampak dalam pembukuan, maka pada tiap tiap akhir periode diadakan penyesuaian pembukuan (adjustment). Berdasarkan uraian diatas, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa sistem pencatatan dan penentuan persediaan menurut metode pisik adalah : 1. Rekening persediaan digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang ada pada awal periode. 2. Perkiraan - perkiraan yang berpengaruh pada transaksi pembelian dan penjualan:
Perkiraan Kas/ Hutang Dagang Tanggal Uraian RP Debet 109819393.doc Tanggal Uraian Perkiraan no. RP Kredit Page 9 of 16

harga beli Perkiraan Pembelian Tanggal Uraian Perkiraan Kas/ Piutang Tanggal Uraian Perkiraan Penjualan Tanggal Uraian RP Debet harga beli Debet harga jual Debet Tanggal Uraian Perkiraan no. RP Kredit Perkiraan no. RP Kredit Perkiraan no. RP Kredit harga jual

RP

Tanggal

Uraian

RP

Tanggal

Uraian

3. Pada akhir periode dilakukan perhitungan fisik atas persediaan yang ada di gudang dan dibuat jurnal penyesuaian untuk persediaan ini. Setelah jumlah persediaan diketahui kemudian ditentukan harga pokoknya 4. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) dihitung dengan persamaan:
Harga Pokok Penjualan (Fisik) = Persediaan Awal + Pembelian + Persediaan Akhir

2.

Metode perpetual

Metode fisik seperti telah diuraikan diatas mempunyai beberapa kelemahan, seperti pembukuan tidak dapat memberi informasi yang terbaru tentang persediaan yang ada pada setiap waktu tertentu dan sebagai akibatnya pengawasan terhadap persediaan tidak dapat dilakukan melalui pembukuan. Untuk mendapatkan pengawasan yang lebih baik melalui pembukuan maka banyak perusahaan menggunakan metode pencatatan persediaan perpetual. Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui jumlah dan harga pokok persediaan yang ada pada setiap waktu yang dikehendaki tanpa mengadakan perhitungan fisik persediaan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena dalam metode perpetual mutasi (pembelian dan penjualan) dicatat dalam rekening persediaan.

Secara ringkas pencatatan atas transaksi-transaksi yang berhubungan dengan persediaan dilakukan sebagai berikut : 1. Persediaan awal periode dicatat dalam sisi debet rekening persediaan 2. Perkiraan-perkiraan yang berpengaruh pada transaksi Pembelian adalah :
Perkiraan Kas/ Hutang Dagang Tanggal Uraian RP Perkiraan persediaan Tanggal Uraian 109819393.doc Debet Tanggal Perkiraan no. Uraian RP Kredit harga beli RP Kredit Page 10 of 16

RP

Debet

Perkiraan no. 130 Tanggal Uraian

harga beli

3.

Perkiraan-perkiraan yang berpengaruh pada transaksi penjualan :


Perkiraan no. Tanggal Uraian RP Kredit

Perkiraan kas/piutang dagang Tanggal Uraian RP Debet harga jual Perkiraan penjualan Tanggal Uraian Perkiraan persediaan Tanggal Uraian RP Debet

Perkiraan no. 410 Tanggal Uraian Perkiraan no. Tanggal

Rp

Kredit harga jual Kredit harga beli Kredit

RP

Debet

Uraian

RP

Perkiraan biaya pokok penjualan Tanggal Uraian RP Debet harga beli

Tanggal

Perkiraan no. 550 Uraian RP

4. Persediaan akhir periode secara otomatis dapat dilihat pada rekening persediaan, karena mutasi persediaan selalu tercermin dalam rekening tersebut sehingga saldo rekening persediaan dapat diketahui setiap saat dikehendaki. Dengan demikian untuk mengetahui saldo persediaan tidak perlu melakukan perhitungan persediaan terlebih dahulu. Maka jurnal penyesuaian akhir periode untuk mencatat persediaan akhir dan harga pokok penjualan tidak diperlukan lagi. Dari jurnal yang telah dibuat diatas, selanjutnya dilakukan posting untuk memindahkan ayat-ayat jurnal tersebut ke dalam buku besar yang sesuai. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada ilustrasi berikut.
ASSETS = LIABILITY + OWNERSHIP

BUKU BESAR PT. GOLDEN MOTOR Januari 1996


Perkiraan Kas Tanggal Uraian Jan-96 1 5 13 19 22 RP 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp Debet 1,150,000.00 360,000.00 170,000.00 45,000.00 180,000.00 Tanggal Uraian Jan-96 2 3 9 15 16 23 24 26 28 Perkiraan no.110 RP Kredit 1 Rp 75,000.00 1 Rp 230,000.00 1 Rp 42,000.00 1 Rp 150,000.00 1 Rp 55,000.00 1 Rp 78,000.00 1 Rp 15,000.00 1 Rp 45,000.00 1 Rp 45,000.00 Page 11 of 16

109819393.doc

30 31Saldo Perkiraan Piutang Tanggal Uraian Jan-96 1 4 17 31Saldo Perkiraan Ban Tanggal Uraian Jan-96 1 7 31Saldo Perkiraan Spion Tanggal Uraian Jan-96 1 7 31Saldo Rp 1,020,000.00

1 Rp

150,000.00

RP 1 Rp 1 Rp 1 Rp Rp

Debet 450,000.00 60,000.00 1,195,000.00 1,490,000.00

Tanggal Uraian Jan-96 13 19

RP

Perkiraan no. 120 Kredit 1 Rp 170,000.00 1 Rp 45,000.00

RP 1 Rp 1 Rp Rp

Debet 2,000,000.00 900,000.00 2,000,000.00

Tanggal Uraian Jan-96 17

RP

Perkiraan no. 131 Kredit 1 Rp 900,000.00

RP 1 Rp 1 Rp Rp

Debet 550,000.00 200,000.00 250,000.00

Tanggal Uraian Jan-96 5 17 22

RP

Perkiraan no. 132 Kredit 1 Rp 300,000.00 1 Rp 50,000.00 1 Rp 150,000.00

Perkiraan Hutang Usaha Tanggal Uraian RP Jan-96 3 1 Rp 16 1 Rp 28 1 Rp

Debet 230,000.00 55,000.00 45,000.00

Tanggal Uraian Jan-96 1 7 31Saldo

RP

Perkiraan no. 210 Kredit 1 Rp 400,000.00 1 Rp 1,100,000.00 Rp 1,170,000.00

Perkiraan Modal Tanggal Uraian RP

Debet

Tanggal Uraian Jan-96 1 31Saldo

RP

Perkiraan no. 310 Kredit 1 Rp 3,000,000.00 Rp 3,000,000.00

Perkiraan Laba Ditahan Tanggal Uraian RP

Debet

Tanggal Uraian Jan-96 1 31Saldo

RP

Perkiraan no. 320 Debet 1 Rp 750,000.00 Rp 750,000.00 Perkiraan no. 410 Kredit 1 Rp 360,000.00 1 Rp 1,176,000.00 1 Rp 180,000.00 Rp 1,716,000.00

Perkiraan Pendapatan Instalasi Tanggal Uraian RP

Debet

Tanggal Uraian Jan-96 5 17 22 31Saldo

RP

Perkiraan Biaya Gaji Tanggal Uraian Jan-96 15 30 31Saldo

RP 1 Rp 1 Rp Rp

Debet 150,000.00 150,000.00 300,000.00

Tanggal

Uraian

Perkiraan no. 520 RP Kredit

109819393.doc

Page 12 of 16

Perkiraan Biaya Sewa Tanggal Uraian RP Jan-96 2 1 Rp 31Saldo Rp

Debet 75,000.00 75,000.00

Tanggal

Uraian

RP

Perkiraan no. 530 Kredit

Perkiraan Biaya Harga Pokok Tanggal Uraian RP Debet Jan-96 5 1 Rp 300,000.00 17 1 Rp 950,000.00 22 1 Rp 150,000.00 31Saldo Rp 1,400,000.00 Perkiraan Biaya Promosi Tanggal Uraian RP Jan-96 9 1 Rp 23 Rp 31Saldo Rp Perkiraan Biaya Pengiriman Tanggal Uraian RP Jan-96 24 1 Rp 31Saldo Rp Perkiraan Biaya Instalasi Tanggal Uraian RP Jan-96 26 1 Rp 31Saldo Rp

Tanggal

Uraian

Perkiraan no. 550 RP Kredit

Debet 42,000.00 78,000.00 120,000.00

Tanggal

Uraian

RP

Perkiraan no. 570 Kredit

Debet 15,000.00 15,000.00

Tanggal

Uraian

Perkiraan no. 580 RP Kredit

Debet 45,000.00 45,000.00

Tanggal

Uraian

RP

Perkiraan no. 591 Kredit

III.6.

Perkiraan Perhitungan Rugi-Laba

Teori debet dan kredit dalam penerapannya pada perkiraan pendapatan dan beban didasarkan pada hubungan perkiraan-perkiraan tersebut dengan modal pemilik. Laba atau rugi bersih untuk suatu periode, sebagaimana dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba, sebenarnya adalah penambahan atau pengurangan bersih dalam modal pemilik yang dihasilkan oleh operasi. Pendapatan menambah modal pemilik. Karena penambahan dalam modal pemilik dicatat sebagai kredit, maka penambahan pendapatan selama periode akuntansi tertentu dicatat sebagai kredit. Beban selalu mengakibatkan pengurangan modal (ekuitas) pemilik, dan karena pengurangan modal pemilik dicatat sebagai debet, maka penambahan dalam perkiraan beban dicatat sebagai debet . Aturan debet dan kredit untuk perkiraan pendapatan dan beban ditunjukkan dalam diagram di bawah ini:
Perluasan Aturan Debet dan Kredit - Perkiraan Perhitungan Rugi-Laba Perkiraan Perhitungan Rugi - Laba Debet Kredit mengurangi modal pemilik menambah modal pemilik Perkiraan Beban 109819393.doc Perkiraan Pendapatan Page 13 of 16

Debet Kredit Debet Kredit untuk penambahan untuk pengurangan untuk pengurangan untuk penambahan

III.7.

Pencatatan penutup (closing entry)

Closing entry adalah suatu proses pemindahan dari suatu perkiraan ke perkiraan yang lain, yang berarti bahwa perkiraan-perkiraan tersebut ditutup. Proses pemindahan tersebut ada 3 jenis, yaitu: 1. Dari Pendapatan (income) ke Ikhtisar rugi laba (profit and loss summary) 2. Dari Ongkos (expense) ke Ikhtisar rugi laba 3. Pemindahan saldo dari Perhitungan rugi laba ke perkiraan a. Kapital, jika perusahaan perorangan atau partnership. b. Laba ditahan (retained earning) bila perusahaan berbentuk PT. Pada akhir periode akuntansi, saldo pendapatan dan beban dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba. Secara periodik, biasanya pada akhir tahun, semua perkiraan pendapatan dan beban dipindahkan ke suatu perkiraan ikhtisar, dan dalam hal ini dikatakan perkiraan itu ditutup (closed). Kemudian saldo ikhtisar, yang dapat berupa laba bersih atau rugi bersih dalam periode itu, dipindahkan ke perkiraan modal pemilik (ke perkiraan laba yang ditahan untuk perseroan), dan perkiraan ikhtisar itupun ditutup. Karena perkiraan ini setiap periode harus ditutup, perkiraan pendapatan dan beban sering disebut perkiraan sementara atau perkiraan nominal (temporary accounts atau nominal accounts). Saldo perkiraan-perkiraan yang dilaporkan pada neraca dibawa dari tahun ke tahun, dan karena sifatnya tetap, sering disebut perkiraan nyata (real account).

Pada pembukuan PT. Golden Motor, hal tersebut akan tampak sebagai berikut :
Perkiraan Ikhtisar Rugi - Laba Tanggal Uraian RP Jan-96 31Biaya Harga Pokok Rp 31Biaya Instalasi Rp 31Biaya Pengiriman Rp 31Biaya Promosi Rp 31Biaya Sewa Rp 31Biaya Gaji Rp Saldo Rp Perkiraan Laba Ditahan Tanggal Uraian RP Jan-96 31 Rp Debet 1,400,000.00 45,000.00 15,000.00 120,000.00 75,000.00 300,000.00 160,000.00 Tanggal Uraian Jan-96 31Penjualan 31Pendapatan Instalasi RP Perkiraan no. 330 Debet Rp 1,716,000.00 Rp 79,000.00

Perkiraan no. 320 Debet Tanggal Uraian RP Debet 160,000.00 Jan-96 1 1 Rp 750,000.00 31Saldo Rp 590,000.00 Keterangan : Berarti PT. golden motor merugi Rp 160.000 pada periode tersebut.

III.8.

Neraca Percobaan (Trial Balance )

Debet dan kredit pada buku besar harus diperiksa apakah sama atau tidak pada setiap akhir periode akuntansi, atau dalam jangka waktu yang lebih sering.
109819393.doc Page 14 of 16

Bentuk pemeriksaan ini yang disebut neraca percobaan (atau neraca saldo). Neraca percobaan disusun dengan cara sebagai berikut: 1. Tetapkan saldo masing masing perkiraan 2. Pindahkan semua saldo ke Trial balance Jika saldo pada sisi debet maka, pada trial balance saldo tersebut tercatat pada sisi debet. Demikian juga bila saldo pada sisi kredit maka pada trial balance dicatat pada sisi kredit.Jumlah debet dan kredit pada trial balance harus sama. Neraca percobaan tidak menjamin sepenuhnya kebenaran buku besar sebab, neraca percobaan hanya menunjukkan bahwa debet dan kredit sama. Tetapi pemeriksaan ini tetap perlu, karena sering terjadi kesalahan yang menyebabkan debet dan kredit tidak sama. Hal ini dimungkinkan oleh salah satu atau lebih dari beberapa kesalahan berikut : 1. Kesalahan dalam menyusun neraca percobaan, misalnya: salah menjumlah, salah mencatat saldo dari perkiraan, salah penempatan saldo. 2. Kesalahan dalam menentukan saldo perkiraan, misalnya: saldo salah hitung, saldo dimasukkan dalam lajur saldo yang salah. 3. Kesalahan dalam mencatat transaksi pada buku besar, misalnya: jumlah yang salah dibukukan ke perkiraan, salah penempatan, suatu debet atau kredit tidak dicatat. III.9. Penyesuaian (adjustment)

Pada akhir periode akuntansi, biasanya perlu dilakukan penyesuaianpenyesuaian karena keadaan-keadaan tertentu, sehingga Neraca (Balance Sheet) dan Perhitungan Rugi Laba (Income Statement) bisa menyatakan transaksitransaksi yang sebenarnya terjadi pada periode tersebut, untuk lebih lengkapnya akan dibahas pada bab 3
PT. Golden Motor Neraca Percobaan Debet Rp 1,020,000.00 Rp 1,490,000.00 Rp 2,000,000.00 Rp 250,000.00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1,400,000.00 45,000.00 15,000.00 120,000.00 75,000.00 300,000.00 6,715,000.00

Perkiraan Kas Piutang Ban Spion Hutang Stok Modal Laba Ditahan Penjualan Pendapatan Instalasi Harga Biaya Pokok Biaya Instalasi Biaya Pengiriman Biaya Promosi Biaya Sewa Gaji Total

Kredit

1,170,000.00 3,000,000.00 750,000.00 1,716,000.00 79,000.00

Rp

6,715,000.00

Penyesuaian akan di terangkan pada bab IV.

109819393.doc

Page 15 of 16

109819393.doc

Page 16 of 16

Anda mungkin juga menyukai