Anda di halaman 1dari 4

Regional Fisheries Livelihoods Programme for South and Southeast Asia (RFLP) Program Mata Pencaharian Perikanan Kawasan

(PMPK) Asia Selatan dan Tenggara FAO - RFLP INDONESIA (INS)

Sekapur Sirih
Salam, Buletin kali ini akan menyampaikan aktifitas Regional Fisheries Livelihoods Programme (RFLP) yang didanai Pemerintah Spanyol di Indonesia selama awal hingga pertengahan tahun 2012. Seperti yang dapat anda baca, RFLP melaksanakan banyak kegiatan di propinsi NTT karena kami bermaksud mengembangkan mata pencaharian nelayan dan keluarga mereka sembari mengawal manajemen sumber daya perikanan berkelanjutan. Dari semua keberhasilan RFLP yang diraih dalam beberapa waktu ini, pengembangan dan pengesahan Perdes (Peraturan Desa) mengenai sumber daya kelautan di dua desa layak m e n d a p a t ka n t e m p a t k h u s u s . Meskipun Perdes merupakan hal jamak di Indonesia, namun masih jarang yang mengatur tentang konservasi laut. Dengan menyoroti tindakan dan keberhasilan tersebut, kami berharap bahwa program ini dapat diadopsi di tempat lain. Karena kami percaya bahwa pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia bukan hanya mimpi namun juga sebuah keniscayaan.

umput laut dipromosikan sebagai bagian dari percepatan ekonomi daerah tertinggal di Indonesia termasuk NTT. Berdasarkan hal ini, RFLP INS bekerja sama dengan ILO memfasilitasi para pemangku kepentingan soal rumput laut dalam pertemuan Business Meeting: Pengembangan Rumput Laut dan Produk Olahannya di NTT pada tanggal 31 Juli dan 1 Agustus di Hotel T-More Kupang. RFLP INS mengundang perwakilan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan KPDT (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal), Komisi Rumput Laut Indonesia, petani pengolah dan pedagang rumput laut, LSM, bank dan institusi kredit, serta perwakilan pemerintahan dari Kabupatan Kupang, Kota Kupang, Kabupate Rote Ndao, Kabupaten Alor, dan Propinsi NTT. Pada akhirnya, para peserta pertemuan setuju bahwa propinsi NTT membutuhkan sebuah master plan rumput laut. Masterplan tersebut akan menjadi panduan strategis dan peta jalan industri untuk mencapai pembangunan rumput laut yang lebih baik dalam 10-20 tahun ke depan.

RFLP INS turut meramaikan Pameran Pembangunan NTT 2012


ebagai upaya untuk mengenalkan usaha konservasi Laut Sawu, RFLP INS bersama dengan TNC (The Nature Conservancy) turut serta dalam event Pameran Pembangunan NTT 2012. Stand Team P4KKP Laut Sawu membawa tema konservasi laut dan produk olahan perikanan. Dengan judul Laut Sawu Katong Pung Hidup (Laut Sawu Hidup Kita), tim mengusung ide mengenai dimana letak Laut Sawu, manfaat Laut Sawu, apa saja yang ada di Laut Sawu dan bagaimana kita bisa menjaganya. Team P4KKP menggunakan dua maskot untuk menarik pengunjung yaitu 'Si Paus' dan To'o Si Ikan. Tim juga mengadakan lomba mewarnai untuk anak-anak. Melalui acara ini, diharapkan mereka semakin tahu dan mengerti makna dasar konservasi laut. Pameran ini diadakan pada tanggal 10 24 Agustus 2012 di Arena Pameran Fatululi Kupang sebagai peringatan 67 tahun kemerdekaan Indonesia.

Aminudin Salka National Project Manager

www.rflp.org/indonesia

September 2012 - RFLP INS | 1

KABAR TERBARU

NTT Butuh Master Plan Rumput Laut

Newsletter | September 2012

Staf DKP belajar pengelolaan website

nformasi saat ini menjadi penting di tengah era internet. Berdasarkan isu ini, RFLP INS mengadakan pelatihan mengenai sistem informasi dan pemasaran dalam perikanan. Pelatihan kali ini dikhususkan pada pengelolaan website. Peserta pelatihan diharapkan dapat mengelola sebuah lamab perikanan terpadu yaitu www.perikananntt.com.

Website tersebut adalah sebuah sistem informasi terpadu perikanan NTT yang berisi berbagai data tentang cuaca, harga ikan, statistik perikanan NTT dan berita kegiatan dari DKP propinsi. Situs ini juga terhubung langsung dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelanjutan laman ini berada di tangan para administratornya. RFLP INS akan memberikan dampingan berkelanjutan dan terus memonitor penggunaan dan arus kunjungan laman ini. Diharapkan bahwa system ini dapat terus diakses dan diupdate secara berkala sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat NTT pada umumnya.

RFLP INS mendukung pengarusutamaan gender di sektor perikanan


engarusutamaan gender menjadi isu penting dan menarik di sector perikanan terkait minimnya pengakuan terhadap peran dan kontribusi perempuan di sektor ini. RFLP INS mengangkat isu ini dalam diskusi dengan para stakeholder dalam workshop dua hari pada 16 17 Juli di Hotel T-More Kupang. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pengarusutamaan gender di sektor perikanan dan meningkatkan pemahaman staf RFLP, partner dan pemangku kepentingan untuk memperkuat isu gender dalam hal perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Pada akhir workshop, peserta diminta merumuskan strategi pengarusutamaan gender. Jawaban yang didapat diantaranya adalah menciptakan segregasi program berdasar wilayah geografis, analisis budaya, dan memperkuat tokoh masyarakat dan usaha relevan lainnya untuk mengarusutamakan gender di sektor perikanan.

RFLP INS mendorong diversifikasi produk rumput laut dan ikan lele

9 produk rumput laut, 6 produk lele, dan 2 produk campuran rumput laut dan ikan lele diperkenalkan kepada peserta termasuk ATC (Alkali Treated Cotonii), mie, sirup, selai, manisan, kerupuk, kripik wijen, nugget lele, dan bakso rumput laut dan ikan lele. Beberapa peserta dipilih untuk bergabung bersama pengolah rumput laut dan petambak lele yang sudah ada. Setelah pelatihan, peserta diberi bimbingan teknis. Hal ini untuk memastikan bahwa peserta dapat memproduksi produk baru dan menyediakan solusi teknis, kata Ardanti Y.C Sutarto, National Consultant Community Development and Livelihoods.

ebagai kelanjutan kegiatan sebelumnya dan untuk mengembangan produk baru dari rumput laut dan lele, RFLP berkolaborasi dengan KKP mengadakan pelatihan produksi dan pengolahan produk rumput laut dan ikan lele pada tanggal 5 -7 Juni 2012.

Penduduk Desa Pitay Belajar tentang Lingkungan Laut dan Pesisir


enyadari momentum yang baik bahwa penduduk desa Pitay telah melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan rehabilitasi lingkungan pesisir yaitu mengembangkan Peraturan Desa untuk melestarikan tanaman pantai termasuk bakau dan penanaman 50.000 pohon bakau, maka RFLP INS ingin lebih menekankan pentingnya kelautan dan Pesisir Lingkungan berkelanjutan. Peningkatan pengetahuan masyarakat Desa Pitay diharapkan memiliki dampak positif terhadap kerjasama antara pemerintah dan warga desa dalam melestarikan lingkungan laut dan pesisir. Sebanyak 13 Alumni ToT pendidikan lingkungan laut dan pesisir turut ambil bagian dalam penyampaian materi pelatihan untuk penduduk desa, lima dari mereka adalah perempuan. Lebih dari 200 warga desa belajar tentang pengetahuan umum yang berkaitan dengan Lingkungan Pesisir dan Laut diantaranya Terumbu Karang, Rumput Laut, Mangrove, Hidrologi, Perubahan Iklim Global, dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Pesisir Berkelanjutan.

2 | RFLP INS | September 2012

www.rflp.org/indonesia

Pelajar di Kupang bersama-sama membersihkan pantai

ara pelajar yang telah menerima buku mengenai Lingkungan Pesisir dan Kelautan dan ikut serta dalam lomba menggambar dan lomba film dokumenter - dengan bimbingan para guru yang menjadi alumni ToT Pendidikan Lingkungan Laut dan pesisir - mengikuti acara 'Bersih-bersih Pantai'. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran pelajar mengenai Lingkungan Laut dan Pesisir melalui pengalaman langsung di area pantai sebagai habitat asli mangrove. Kegiatan ini dilaksanakan 12 Mei 2012 di Kampung Kelapa tinggi di Desa Air Mata, Kabupaten Kupang. Ada sekitar 75 pelajar, 25 guru, dan 50 orang penduduk sekitar (termasuk Kepala Desa dan jajarannya) yang turut ambil bagian. Mereka diminta mengumpulkan sampah organik dan non-organik dalam kantong plastik yang berbeda. Area pantai yang dicakup dalam kegiatan ini mencapai 10.000 m2 . Butuh dua truk sampah untuk membawa sampah yang dikumpulkan untuk diangkut ke TPA di Kota Kupang.

Sertifikasi keselamatan untuk nelayan

ebih dari 50 nelayan termasuk ABK (Anak Buah Kapal) mereka dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, Alor dan Rote Ndao, ambil bagian dalam pelatihan untuk memperoleh sertifikasi pengakuan untuk pengetahuan mengenai keselamatan di laut. Pelatihan yang diadakan oleh RFLP INS dan DKP NTT ditujukan bagi peserta yang ingin mengambil sertifikasi ANKAPIN III sebagai pengganti sertifikasi SKK untuk operasi nelayan 30 dan 60 mil laut. Pelatihan ini diadakan pada 7 9 Juni 2012 di Kupang. Selama pelatihan, peserta belajar dan praktik perencanaan pelayaran, navigasi dan positioning kapal, perawatan mesin, pengawakan, dasar keselamatan di laut, peraturan pencegahan kecelakaan di laut, hukum dan peraturan kelautan perikanan, serta kode etik perikanan yang bertanggung jawab. Di akhir pelatihan, peserta harus melalui serangkaian tes untuk menguji penyerapan materi. Seluruh peserta dinyatakan lulus dan berhak memperoleh sertifikat.

SNAPSH
alah satu prinsip penting dalam ilmu pemasaran selain price (harga), product (produk), place (penempatan) dan p r o m o t i o n ( p ro m o s i ) a d a l a h packaging (pengemasan). Pengemasan yang lebih baik dapat menambah nilai jual sebuah produk. Kerapian kemasan juga menjadi penting untuk menarik pembeli. Menyadari isu ini, RFLP INS mengadakan Pelatihan Produk Unggulan 4 Berbasis Pertanian untuk KWT Damai di Noelbaki, Kabupaten Kupang. Salah satu materinya adalah perba1. Memotong plastik kemasan ikan kemasan.

Keterangan:
5. Foto sebelum dan sesudah pengemasan baru 6. Produk lain yang turut mendapatkan pengemasan baru

2. Memindahkan produk ke kemasan baru Berikut adalah beberapa foto terkait 3. Memasang stiker label proses perbaikan kemasan. 4. Proses penyegelan kemasan

www.rflp.org/indonesia

September 2012 | RFLP INS | 3

Kompetisi kreatif pelajar tentang lingkungan pesisir dan kelautan

Sebanyak 12 Sekolah Dasar, delapan Sekolah Menengah Pertama dan delapan Sekolah Menengah Atas turut serta dalam kegiatan yang juga diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai lingkungan laut dan pesisir. Perlombaan ini mengajak peserta untuk menggambar dan membuat film dokumenter dalam tiga tema yaitu keindahan lingkungan laut dan pesisir, dampak kerusakan laut dan pesisir, dan pemanfaat lingkungan laut dan pesisir secara berkelanjutan. Para pemenang mendapatkan piala dan hadiah uang tunai. Buku kartun mengenai lingkungan laut dan pesisir juga diberikan pada peserta di kegiatan ini.

ara pelajar dari beberapa sekolah di Kota Kupang, NTT mengikuti lomba meggambar dan kompetisi film dokumenter mengenai lingkungan laut dan pesisir pada tanggal 10 Maret 2012.

KISAH SUKSES

Change Story Kisah seorang ibu rumah tangga yang menjadi agen perubahan

Lulusan sarjana dengan dua orang anak ini bekerja sebagai seorang PNS. Di tahun 2001, ia membentuk kelompok pengolah ikan bernama Grup Sartika yang memproduksi bakso ikan. Saya ingin para perempuan di lingkungan saya turut ikut dalam proses produksi dan menambah penghasilan, kata Nurhayati. Grup Sartika mendapatkan perhatian dari RFLP pada tahun 2011 sebagai strategi untuk meningkatkan kapasitas kemampuan dan produksi kelompok pengolah perikanan. RFLP ingin meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat pesisir dan memberikan kepercayaan diri untuk mengembangkan produk mereka sendiri. Grup Sartika menerima pelatihan dan bantuan alat dari RFLP semacam kulkas, kompor, blender, baskom dan tempat sampah sebagai sarana penunjang produksi. Mereka juga diajari teknik produksi yang lebih higienis dan mengembangkan produk baru semacam abon ikan dan dendeng ikan. RFLP juga memperkenalkan pola pengemasan baru. Kemudian produk baru tersebut akan diucicobakan di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) tingkat propinsi. 'Saya gembira bila sekarang para ibu-ibu semakin kurang ngerumpi dan lebih produktif. Beban keluarga juga berkurang semenjak mereka turut menambah pendapatan bersama suami, katanya.

urhayati Kalurung sebenarnya adalah seorang ibu rumah tangga sederhana di Kelurahan Wetabua, Alor. Meskipun demikian, mimpi dan tekadnya membangun hidup yang lebih baik menjadikannya banyak dikenal.

Peraturan Desa tentang Perlindungan Biota Laut telah berhasil disahkan

P
Sekilas FAO RFLP Indonesia

eraturan Desa (Perdes) yang mengatur manajemen sumber daya alam yang dibangun melalui proses partisipatoris dengan melibatkan masyarakat dan pemerintahan serta mendapat dukungan RFLP telah mendapatkan persetujuan pemerintah di dua desa yaitu Desa Probur Utara dan Desa Alor Besar, Kabupaten Alor, NTT.

Hal-hal yang ingin dituangkan dalam perdes dikumpulkan dari berbagai diskusi kelompok dengan warga desa. Setelah menyatukan pemikiran dengan pejabat kabupaten, draft perdes kemudian disampaikan dalam public hearing di desa. Draft akhirnya akan diserahkan kepada pihak Sekretaris daerah untuk memperoleh pengesahan, kata Marvel Ledo, NC Co-Management RFLP INS. Peraturan tersebut berjudul Peraturan Desa No 01 Tahun 2012 tentang Perlindungan Biota Laut dan telah disahkan pada bulan Mei 2012.

Program FAO RFLP Indonesia (2009 - 2013) bertujuan mendukung peningkatan mata pencaharian masyarakat nelayan skala kecil dan mengurangi kerentanan masyarakat pesisir dengan melakukan kegiatan di lima bidang penting meliputi: pengelolaan bersama (co-management), keselamatan melaut (safetyat- sea), pascapanen dan pemasaran (postharvest and marketing), mata pencaharian (livelihoods) dan layanan akses keuangan mikro (micro finance service). Program ini dilaksanakan di empat target daerah pesisir Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Alor

Hubungi kami:
FAO Kupang Office Jl. Sam Ratulangi no.3, Kelapa Lima, Kupang NTT 85100 Telephone : (0380) 828295 atau 0813-7606-2668 Website : www.rflp.org/indonesia Email : Amin.Salka@fao.org

4 | RFLP INS | September 2012

www.rflp.org/indonesia

Anda mungkin juga menyukai