Anda di halaman 1dari 5

8 056.497157.142854.1428y = 1.6942x + 27.393R = 0.3 5290102030405060700510152025 1 / ( x / m ) 1/C 0-4.0341-4.0455-4.0455y = 1.3629x - 0.7674R = 0.7457 -6-5-4-3-2-10-3.5-3-2.5-2-1.5-1-0.50 I n ( x / m ) Ln C 9.2910.0290.0720.051 024681000.0530.0750.

106 K a d a r F o s f a t ( m g / l ) Diameter (mm) Kadar Fosfat Dengan Wa tu Konta 60 Menit adar fosfat0-4.0341-4.0341-4.0285y = 1,246x - 0,173R = 0,942-5-4-3-2-10-4-3-2-10 I n ( x / m ) Ln C 9.2910.040.1520.033 0246810 00.0530.0750.106 K a d a r F o s f a t ( m g / l ) Diameter (mm) Kadar Fosfat Dengan Wa tu Konta 90 Menit adar fosfat Model Adsorpsi Isoterm Langmuir Gambar. 4.2. urva linieritas Langmuir dalam adsorpsi fosfat. Model Adsorpsi Isoterm Freundlich Gambar. 4.3 urva linieritas Freundlich dalam adsorpsi fosfat 4.3.2. Adsorpsi Lumpur Buangan Dengan Wa tuKonta 60 Menit Gambar 4.4 Grafi Hubungan Rata-rata Penurunan KadarFosfat dengan Variasi U uran Diameter Lumpur. Model Adsorpsi Isoterm Langmuir Gambar. 4.5. urva linieritas Langmuir dalam adsorpsi fosfat. Model Adsorpsi Isoterm Freundlich Gambar. 4.6. urva linieritas Freundlich dalam adsorpsi fosfat 4.4.3.Adsorpsi Lumpur Buangan DenganWa tu Konta 90 Menit Gambar 4.7 Grafi Hubungan Rata-rata Penurunan KadarFosfat dengan Variasi U uran Diameter Lumpur Model Adsorpsi Isoterm Langmuir Gambar. 4.8. urva linieritas Langmuir dalam adsorpsi fosfat Model Adsorpsi Isoterm Freundlich Gambar. 4.9. urva linieritas Freundlich dalam adsorpsi fosfat 056.179757.142856.4971y = 1,372x + 21,22R = 0,49301020304050607005101520253035 1 / ( x / m ) 1/C 056.497156.497156.1797y = 1.5621x + 15.747R = 0.6252

020406080010203040 1 / ( x / m 1/C

0-4.0285-4.0455-4.0341y = 1,155x - 0,568R = 0,810-5-4-3-2-10-4-3-2-10 I n ( x / m ) Ln C

9 98.18199.68799.56998.11699.22598.36499.52699.45199.6449797.59898.59999.5100PO4 3 0MenitPO4 60MenitPO4 90Menit E f i s i e n s i P e n u r u n a n ( % ) Wa tu Konta AdsorpsiPerbandingan Prosentase Adsorpsi Berdasar an U uranDiameter Lumpur Buangan Dengan Wa tu Konta Diameter 0,053 mmDiameter 0,075 mmDiameter 0,106 mm 4.5. Efisiensi Kadar Fosfat Pada Limbah Cair Laundry. Gambar 4.10 perbandingan prosentase adsorpsi 4.6. Kara teristi Limbah Laundry FosfatBerdasar an i atan imia, senyawa fosfatdibeda an dalam beberapa lasifi a si yaituortofosfat banya dijumpai pada air buangan yangtelah tercemari pupu . F osfat organi terdapatdalam air buangan pendudu (tinja) dan sisama anan. Polifo sfat berasal dari air buanganpendudu dan industri yang mengguna andetergen meng andung fosfat. Pada penelitian inisumber fosfat berasal dari limbah cair laundry . pHAir limbah dengan onsentrasi air limbah yangtida netral a an menyulit an pro ses biologis. pHyang bai bagi air minum dan air limbah adalahnetral (7). Sema i n ecil nilai pHnya, ma a a anmenyebab an air tersebut berupa asam.Pengu uran ni lai pH merupa an salah satu halyang sangat penting dan sangat sering dila u anda lam pengujian sifat imia air. Setiap tahappengolahan air maupun air limbah sepe rtinetralisasi asam-basa, peluna an air, pengendapan, oagulasi, disenfe tasi dan pencegahan orosisangat tergantung pada nilai pH. Nilai pH air yangnormal yaitu antara pH 6-8, sedang an pH air yangterpolusi berbeda-beda tergantung dari jeni sbuangannya. Perubahan easaman pada airbuangan bai e arah al ali ( pH nai ) maupun earah asam ( pH menurun ), a an sangatmengganggu ehidupan i an dan hewa n airdise itarnya. Selain itu air buangan yangmempunyai pH rendah bersifat sanga t orosif terhadap baja dan sering menyebab anpeng aratan pada pipa-pipa besi. K ehadirandetergen dan sejenisnya di dalam air a anmenai an pH air sehingga mengg anggu ehidupan mi roorganisme air. Dari datapenelitian pH air limbah laundry 8,3 5 untu prosespengadu an dengan lumpur alum berjalan denganbai pada pH 6,5-8,5. Pada pH yang rendahsampai normal, interface antara padat-cairbermuatan positif, sehingga surfa tan anioni a anteradsorpsi lebih besar daripada yang ationi ( Fardiaz, 1992). SuhuPerubahan suhu berpengaruh terhadap prosesfisi a, imia dan biologi badan ai r. Suhu jugasangat berperan mengendali an ondisi e osistemperairan. Air buangan tersebut mung inmempunyai suhu lebih tinggi daripada air asalnya.Kenai an suhu

air a an menimbul an beberapaa ibat sebagai beri ut :Jumlah o sigen terlarut di dalam air menurun.Kecepatan rea si imia mening at.Kehidupan i an dan hewan air lainnyaterganggu.Ji a batas suhu yang memati an terlampaui,i an dan hewan air lainnya mung in a a n mati.( Fardiaz, 1992). 4.7. Pengaruh Variasi U uran DiameterLumpur Buangan dan Variasi Wa tu Konta Terh adap Persentase Penurunan Kadar FosfatPada Limbah Cair Laundry. Pada penelitian ini adar fosfat setelah perla uanrata-rata 99,192% mengalami pe nurunan.Berdasar an data tersebut dapat di etahui bahwalumpur buangan PDAM sanga t efe tif sebagaimedia adsorben, arena fa tor yang menentu ansebagai adsorben y ang bai adalah u uran porinyayang mempengaruhi besarnya penyerapan yangterjadi. Lumpur buangan PDAM memili i andungan tawas atau alum yang mempunyai sifat oagu lan dalam larutan. Apabila tawas bersenyawadengan limbah yang mengandung unsur f osfatseperti yang berada pada limbah cair laundry ma aa an terjadi pengendapan.P ercobaan batch pada penelitian ini menunju anbahwa sema in ecil u uran diamete r adsorben,ma a persentase penurunan adar fosfat sema inbesar, hal ini disebab an arena sema in ecilu uran diameter lumpur buangan PDAM berartiluas permu aan onta lumpur buangan denganfosfat dalam limbah cair laundry sema in besar.U ur an parti el dan luas permu aan merupa an ara teristi penting bagi masing-masing adsorbensesuai dengan fungsinya sebagai adsorben. U uranparti el masing-masing adsorben mempengaruhiting at adsorpsi. Ting at adsorpsi nai denganadanya penuru nan u uran parti el. Kapasitas totaladsorpsi masing-masing adsorben tergantung p adaluas permu aan. Sema in ecil u uran butiran,ma a sema in besar permu aan seh ingga dapatmenjerap fosfat sema in banya . Secara umum ecepatan adsorpsi ditunju an oleh ecepatan

10 difusi zat terlarut e dalam pori-pori parti eladsorben. 4.8 Efisiensi Penurunan Konsentrasi FosfatDengan Mengguna an Lumpur Buangan. Dari etiga wa tu onta dan u uran diameterlumpur buangan PDAM efisiensi penuru nan rata-rata 98,607% untu wa tu onta 30 menit,99,454% untu wa tu onta 60 menit, 99,192%untu wa tu onta 90 menit. Jadi wa tu onta adsorpsi yang efe t if pada penelitian ini yaitu 60menit. Dan u uran diameter lumpur buanganPDAM yan g paling efe tif yaitu 0,053 mm. 4.9. Penentuan Model Adsorpsi Isoterm PadaPercobaan Batch Dari etiga persamaan grafi linier nilai oefisien orelasi terbesar pada u uran lumpur buangan0,053 mm, 0,075 mm dan 0,106 mm dengan wa tu onta 60 menit lebih signifi an mengguna anmodel isoterm Freundlich yaitu R 2 = 0,942mende ati 1. Persamaan esetimbangan adsorpsifreundlich yang mewa ili pro ses yang terjadiadalah x/m = 0,8411 C 1,246 dengan berla unyamodel persamaan freundlich dalam percobaanadsorpsi batch menunj u an bahwa prosesadsorpsi secara batch ini terjadi secara multilayerdan site be rsifat heterogen, yaitu adanya perbedaanenergi pengi atan pada tipe-tipe site. 5. Kesimpulan dan Saran5.1 Kesimpulan 1. Efisiensi penurunan fosfat rata-rata bai . Padapercobaan batch ini efisiensi pen urunan terbai diperoleh pada u uran diameter lumpurbuangan PDAM 0,053 mm / 270 mesh denganwa tu onta selama 60 menit. Efisiensipenurunan sebesar 99,225% - 99

,687%.2. Model esetimbangan adsorpsi yang sesuaidengan penelitian ini ialah model isoter mFreundlich dengan persamaan x/m = 0,8411C 1,246 . 5.2 Saran 1. Pada penelitian ini, diguna an variasi u urandiameter lumpur buangan PDAM dan wa tu onta adsorpsi. Oleh arena itu disaran anuntu mela u an penelitian lanjuta n denganmengguna an variasi onsentrasi limbah danlimbah lain yang mengandung fo sfat selainlimbah cair laundry.2. Untu mengurangi onsentrasi fosfat,pengusaha laundry dapat memanfaat an lumpurb uangan PDAM dalam pengolahan limbahcairnya.3. Disaran an apabila a an dila u an apli asiharus mela u an percobaan secara onti nyu. Daftar Acuan 1. Hadi, Wahyono.,2002 Perencanaan BangunanPengolahan Air Minum .Te ni Ling ungan.Fa ultas Te ni Sipil danPerencanaan,Institut Te nologi Sepul uhNovember. Surabaya.2. Handojo, Lienda., 1995. Te nologi Kimia Bagian 2 . PT. Pradnya Paramita. Ja arta.3. Kusno. S.,1989. Pencegahan PencemaraPupu Dan Pestisida . PT. Penebar Swadaya.Ja arta.4. Lubis, M., 1991. Limbah Padat Di Indonesia: Masalah Atau Sumber Daya . Yayasan OborIndonesia. Ja arta.5. Masdu i.A & Agus.S., 2000. Satuan Proses .Te ni Ling ungan.Fa ultas Te ni Sipil danPerencanaan,Institut Te nologi Sepul uh November.Surabaya.6. Masdu i.A & Agus.S., 2002. Satuan Operasi .Te ni Ling ungan.Fa ultas Te ni Sipil danPerencanaan,Institut Te nologi Sepul uh November.Surabaya.7. Putro,Hananto,A.N dan Ardhiany,S.A.,2010. Proses Pengambilan Kembali Bioetanol HasilFermentasi Dengan Metode Adsorpsi Hidr ophobi . Tugas A hir. Jurusan Te ni Kimia Fa ultasTe ni Universitas Diponegoro.Semaran g.(http://eprints.undip.ac.id/13831/1/laporan penelitian adsorpsi bioetanol.pdf ). 8. Razif,M.,

Apli asi Te nologi Produ Bersih di Instalasi Pengolahan Air Minum.(Studi Kasus PDAM Surabaya). Jurnal. Jurusan Te ni Ling ungan.Institut Te nologi Sepuluh November.Surabaya.9 . Soemarwoto, O., 1993. Memanfaat an Air Limbah .Yayasan Obor Indonesia. Ja arta.10. Te ni Ling ungan. Fa ultas Te ni UniversitasDiponegoro.11. Y.Yang,Y.Q.Zhaoa,A.O.Babatunde,L.Wang,Y.X.Ren,Y.Han.,2006. Characteristics And MechanismsOf Phosphate Adsorption On Dewatered AlumSludge . Centre for Water Resources Research,School of Architecture, Landscape and Civi lEngineering,University College Dublin, EarlsfortTerrace, Dublin 2, Irelandb Sch ool of Environmental and Municipal Engineering, Xi a n University of Architecture and Technology, Xi an 710055, PR China.

Anda mungkin juga menyukai