Adhd
Adhd
disorder, {Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hiperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD
berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attention deficit
Gejala-gejala'rentang perhatian yang kurang'meliputi: 1) 2) 3) 4) gerakan yang kacau; cepat lupa; mudah bingung;dan kesulitan dalam mencurahkan perhatian terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain. Gejala-gejala 'impulsivitas' dan 'perilaku hiperaktif meliputi: 1) 2) 3) 4) emosi gelisah; mengalami kesulitan bermain dengan tenang; mengganggu anak lain; dan selalu bergerak. Apakah anak-anak lain tidak menunjukkan perilaku demikian dari waktu ke waktu? Memang betul.Teman-temannya mungkin berperilaku demikian, tetapi perbedaan pada kebanyakan anak ADHDadalah tingkatan dan intensitas terhadap gejala yang ditampakkannya. ADHD merupakan suatu gangguan krcnis (menahun) yang dapat dimulai pada masa bayi dan dapat berlanjut sampai dengan dewasa.Gangguan kronis ADHD dapat mempunyai pengaruh negatif terhadap kehidupan anak di sekolah, di rumah, dan di dalam komunitasnya. Perilaku anak ADHD sangat membingungkan dan sangat kontradiktif. Perilaku yang gegabah (kurang terkontrol) dan tidak terorganisasi adalah sumber utama bagi stres anak, orang tua, saudara, guru, dan teman di kelas. Misalnya,banyakorang bertanya-tanya/'Mengapaanaklaki-laki itu tidak pernah mau duduk?, Mengapa anak perempuan itu tidak pernah dapat melakukan aktivitasnya sampai selesai?"Namun,dalam keadaan dan waktu tertentu,anak ADHDsepertijuga kebanyakan anak lainnya,terlihat baikbaiksaja.lnkonsistensi itu menyebabkan orang lain berpikir, bahwa anak ADHD dapat melakukan sesuatu jika mereka melakukannya dengan lebih giat, atau jika orang tua atau gurunya menerapkan aturan-aturan yang lebih ketat. Biasanya,usaha keras dan aturan yang lebih ketat tidak membantu karena sebagian besar anak terhambat oleh kontrol diri ADHD sudah berusaha berbuat secara yang lemah.Hasilnya,mereka merasa keras.Mereka ingin melakukannya dengan baik, tetapi mereka selalu sakit,bingung,dan sedih karena menjadi 'anak hina'yang tidak dapat berkonsentrasi,atau gelaryang mereka dapatkan,
Meskipun ada kesepakatan yang semakin kuat mengenai sifat ADHD, namun beberapa pandangan terus berusaha mendapatkan penemuanpenemuan dan melakukan penelitian terbaru (Barkley, dkk., 2002 dan Nigg, 2003).Dalam perkembangannya,setelah dilakukan usaha untukmerumuskan kembali ADHD yang berulang-ulang sampai menghasilkan klasifikasi ragam gangguan, sekarang dapat dibaca pada edisi keempat (edisi terakhir) dari
3. Tipe ADHD hiperaktif impulsif Tipe ketiga ini menuntut paling sedikit 6 di antara 9 gejala yang terdaftar pada bagian hiperaktif impulsifitas.Tipe'ADHD kurang memerhatikan'ini mengacu pada anak-anakyang mengalami kesulitan lebih besar dengan memori (ingatan) mereka dan kecepatan motor perseptual (persepsi gerak), cenderung untuk melamun,dan kerap kali menyendiri secara sosial.
r
1
KriteriaADHD dari DSM IV (1994) Berikutini kriteriaADHD berdasarkan Diagnostic Statistical Manual.
A I. Kurang Perhatian Pada kriteria ini, penderita ADHD paling sedikit mengalami enam
atau lebih dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu tingkatan yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan. a) seringkali gagal memerhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatankegiatan lainnya,
b) seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap tugastugas atau kegiatan bermain, c) seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung, d) seringkali tidak mengikuti baik-baik instruksi dan gagal dalam menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau tugas di tempat kerja (bukan disebabkan karena perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti instruksi), e) seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan, f) seringkali kehilangan barang/benda penting untuk tugas-tugas dan kegiatan, misalnya kehilangan permainan; kehilangan tugas sekolah; kehilangan pensil, buku, dan alattulis lain, tugas yang membutuhkan usaha mental yang didukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah,
A2. Hiperaktivitas Impulsifitas Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala
hiperaktivitas impulsifitas I berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan
Hiperaktivitas a) seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering menggeliat di kursi, b) sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi lainnya di mana diharapkan agar anak tetap duduk,
c) sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi di mana hal ini tidak tepat. (Pada masa remaja atau dewasa terbatas pada perasaan ii gelisah yang subjektif), d) sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan senggang
secara tenang, e) sering 'bergerak' atau bertindak seolah-olah 'dikendalikan oleh motor', dan
c) Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya memotong B. Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang menyebabkan
gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun. C. Ada suatu gangguan di dua atau lebih sett/ng/situasi. pembicaraan atau permainan.
D. Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi sosial,
akademik,atau pekerjaan. II E. Gejala-gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya,dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan mental lainnya. (Diambil dari Manual Diagnostik dan Statistika mengenai Gangguan-Gangguan Mental menurutAsosiasi PsikiaterAmerika, tahun 1994.)
Suatu analogi yang mungkin mewakili keadaan ADHD adalah jika Anda menginjakekoranjing,iaakan menyalak.Dengandemikian,tidakterjadidiskusi di dalam otakanjing karena menyalak merupakan suatu reaksi naluri atau refleks dari seekor anjing, dan tidak pula terjadi hambatan/larangan. Meski tidak satu pun bagian dari otakterlibat dengan perilaku modulasi, tampaknya daerah-daerah utama yang terlibat dalam proses ini ada di dalam cuping frontal dan pre-frontal.Cuping frontal ini mengingatkan dari mana kita berasal, ke mana kita akan pergi, bagaimana kita mengendalikan diri sendiri, dan bagaimana kita akan sampai ke sana. Kemampuan seseorang untuk menggunakan'rem-diri'(artinya berbicara atau bertindak. pengendalian Tidak dorongan-dorongan kendali, atau yang terjadi pada diri seseorang) memberi keistimewaan dalam berpikir sebelum adanya ketidakmampuan untuk menggunakan'rem-diri' merupakan persoalan utama yang dialami oleh anak ADHD,termasuk beberapa hal di antaranya: 1) 2) 3) 4) 5) 6) berbicara sendiri; cara memori bekerja; cara melakukan tinjauan terhadap masa depan atau mcrencanakan masa depan; pengertian tentang waktu; menggeser agenda; dan memisahkan emosi dari fakta.
perilaku, datang dengan keluhan yang berkaitan dengan ADHD. Rasio anak laki-laki berbanding perempuan adalah antara 4:1 dalam jenis dan tipe hiperaktif impulsif. Mengapa demikian? Tentu saja, hal ini masih perlu diinterpretasikan, tetapi tidak diragukan bahwa anak laki-laki dan perempuan menunjukkan ciri-ciri ADHD secara berbeda.Terlebih lagi,orang tua dan orang dewasa lainnya memberi respons terhadap gejala mereka secara berlainan. Kategori'tipe kurang perhatian'cukup menarik pula,bahwa rasio anak laki-laki berbanding anak perempuan adalah 1:1. Gejala-gejala ini kurang jelas
daripada'tipe hiperaktif impulsif yang lebih demonstratif.Gejala seperti ini dapat diabaikan dan didiagnosis dengan keliru pada banyak anak. Menurut penelitian Breton yang dilakukan pada 1999, ADHD lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak perempuan, dengan estimasi 2-4% untuk anak perempuan, dan 6-9% untuk anak laki-laki usia 612 tahun. Di kalangan usia remaja, angka kejadian ADHD menjadi menurun, baik pada perempuan maupun laki-laki,tetapi jumlah ADHD laki-laki tetap lebih banyak daripada perempuan dengan rasio perbandingan 3:1. Rasio ini bahkan lebih tinggi lagi dalam sampel klinis di mana perbandingannya mencapai 6:1 atau bahkan lebih (Lahey,Miller,Gordon,dan Riley, 1999). Anak laki-laki ADHD lebih banyakterjadi dan karena mereka lebih anak menunjukkan perilaku menantang agresif dibandingkan
perempuan. Menariknya, <etika anak gadis ADHD menunjukkan simtomsimtom sebaliknya, mereka -nengalaminya pada usia yang lebih dini daripada anak laki-laki. Hal ini adalah sebuah penemuan yang menunjukkan bahwa toleransi yang rendah terjadi oada anak ADHD dewasa, sementara konsentrasi yang lebih kuat terjadi pada anak gadis usia muda (Silverthorn, Frick, Kuper, dan Ort, 1996). Boleh jadi, anak perempuan ADHD tidak teridentifikasi atau tidak tertangkap gejaianya karena guru-guru gagal dalam mengenali dan mencatat cerilaku kurang perhatian anak perempuan ADHD, kecuali dengan cara ~iembandingkannya dengan simtom-simtom yang biasa terjadi pada anak laki-aki (McGee dan Feehan, 1991). Selain itu, simtom-simtom yang digunakan jntuk mendiagnosis ADHD dapat pula memberi sumbangan terhadap cerbedaan jenis kelamin pada umumnya. Kriteria DSM dikembangkan dan diujikan sebagian besar pada anak lakia<i ADHD. Ada beberapa simtom tertentu,seperti berlari keliling terlalu banyak, -nemanjat pagar atau rak buku, dan menjawab pertanyaan di kelas tanpa cerpikir. Pada umumnya, simtom ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki laripada perempuan.Simtom-simtom tertentu lebih tepat lagi bagi anak laki-ll daripada perempuan karena anak perempuan ADHD boleh jadi emperlihatkan perilaku yang tidakterlalu ekstrim,tetapijuga memperlihatkan r-e'ilaku yang tidak mencerminkan kelompok pergaulan dengan usia yang sama seoelum mereka dinyatakan mengalami ADHD. Anak ADHD perempuan cenderung lebih memperlihatkan karakteristik sfTitom-simtom kurang perhatian/tidakteratur dengan respons kognitifyang ambat. Misalnya pelupa, lesu darah, mengantuk, cenderung daydream McBurnet, dkk., 2001), cemas, depresi (Rucklidge dan Tannock, 2001), serta
cenderung berperilaku hiperverbal dibandingkan hiperaktif (Nadeau, Littan, dan Quinn, 1999). Jadi, kriteria terbaru DSM tidak cocok dengan anak ADHD perempuan. Meskipun masih terlalu dini untuk memperluas daftar simtom terbaru ADHD dengan memasukkan item-item tambahan yang sesuai dengan anak ADHD perempuan.Jelas, bahwa biassamp//ng,rujukan,dan definisi memberi pengaruh dalam catatan mengenai prevalensi ADHD bahwa anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Sejauh mana mereka dapat menjelaskan perbedaan ini, belum terlihat saat ini.
yang rendah (Gaub dan Carlson, 1997b; Rucklidge dan Tannock, 2001). Meskipun memiliki perbedaan, ADHD pada anak perempuan memiliki tingkat keterhambatan yang sama dengan ADHD pada anak laki-laki (Biederman,dkk., 2002; Hinshaw dan Blackman, in press). Perbedaan penemuan dalam sampel komunitas dengan sampel klinis memberi tanda bahwa anak perempuan yang mampu menerima terapi, sebagian besar memperlihatkan perubahan, tetapi tidak berarti semua anak perempuan ADHD dapat diperlakukan dengan terapi yang sama. Dengan pandangan ini, anak perempuan ADHD yang diterapi secara klinis terlihat memiliki tingkat kedewasaan yang lebih rendah daripada anak laki-laki ADHD (Dalsgard, Mortensen, Frydenberg, dan Thomson,2002). Dalam jumlah besar, anak perempuan ADHD yang tidak diperlakukan seperti anak-anak dapat menimbulkan beberapa persoalan yang lebih besar pada saat remaja atau dewasa nanti. Ketika simton-simton kurang perhatian menjadi lebih tampak, mereka mendapat tekanan stres yang lebih besar Nadeau, dkk., 1999). Studi-studi prospektif terhadap anak perempuan yang menggunakan beberapa sampel komunitas yang menggambarkan jenis-jenis khusus ADHD, khususnya jenis lemah perhatian perlu mendapat penekanan dalam permasalahan.
Sebuah laporan yang ditulis pada 1987 dalam Kongres Amerika Serikat yang fungsi disiapkan oleh
Inter-Agency Committe
gangguan di
of
Learning Disabilities
biokimiaotakyang
menerangkan, bahwa sebab-sebab ADHD ada kaitannya dengan'gangguan neurologis, khususnya dalam mencakupaspekneurologis dari neurotransmitter'. Sayangnya, para peneliti kurang mengerti dengan jelas mekanisme khusus mengenai bahan kimia neurotransmitter ini.Ternyata, neurotransmitter dapat memengaruhi perhatian, pengendalian impuls, dan tingkat aktivitas anak. Penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari, tetapi belum ada satu pun penyebab pasti yang tampak berlaku untuk semua gangguan yang ada. Berbagai virus, zat-zat kimia berbahaya yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar,baik di rumah maupun di luar rumah dalam bentuk limbah pabrik,faktor genetika dari salah satu orang tua atau genetika kedua orang tua, masalah selama kehamilan ibu dan pada saat kelahiran, atau apa saja yang dapat menimbulkan kerusakan perkembangan otak berperan penting sebagai faktor penyebab ADHD. Meskipun banyakanakADHDcenderunguntukmengembangkan masalah emosional sekunder, namun ADHD itu sendiri dapat berkaitan dengan faktor-faktor biologis dan secara primer bukan gangguan emosional. Meskipun demikian, masalah emosional dan perilaku kerap kali dapat terlihat pada anak ADHD karena adanya masalah yang dihadapi anak-anak di sekolah, di rumah, dan di dalam lingkungan sosial mereka. Ciri-ciri,seperti kurangnya perhatian,impulsivitas,dan kurang dapat dijumpai pada siswa-siswa prestasi yang nonADHD,khususnyayang
menderita karena kesulitan emosional yang dapat memengaruhi konsentrasi dan usaha belajar. Para siswa ini kemungkinan mengalami kekurangan 'motivasi' sehingga menyebabkan kurang perhatian di dalam kelas dan menimbulkan prestasi yang kurang.Karena itu,diagnosis pembanding merupakan suatu prasyarat penting bagi penanganan yang efektif. Pada 1991, seorang penulis dari Amerika, Michael Gordon menyatakan isu-isu dasar ADHD, sebagai berikut."Kekurangan utama yang dialami anak ADHD merupakan hambatan yang mencolok antara diri mereka sendiri dan akibat-akibatyang menyertai dalam kehidupannya." Hal ini menyoroti masalah utama anak ADHD,yaitu bahwa kondisi tersebut kerap kali dikacaukan dengan sesuatu yang lain, yaitu anak dianggap tidak kooperatif atau sangat nakal.Anak ADHD tidak memberi respons ketika diberi pengarahan dengan cara yang sama seperti anak-anak lain.Dalam banyak kasus,
anak terlihat seperti bergairah, tetapi tidak demikian. Kemudian, anak menjadi marah dan tidak terkendali. Hal demikian adalah gambaran anak-anak yang'secara konsisten ia tidak konsisten'. Jika mereka didamprat atau dimarahi oleh orang dewasa, mereka akan tampak seperti kurang perhatian.Sebaliknyajika ia diarahkan oleh orang dewasa, mereka akan tersenyum atau menyeringai secara impulsif. Sementara itu, mereka tidak tertarik oleh suatu gerakan atau pikiran Iain yang muncul di dalam ingatannya.Meskipun initidakselalu merupakan responsyang disengaja, namun hal ini akan sangat menjengkelkan pengasuh anakyang bersangkutan. Terkadang, pikiran impulsif yang tidak disengaja atau komentar-komentar dari teman, begitu juga komentar guru dapat menimbulkan masalah antara orang dewasa dan siswa, seperti halnya pada kasus yang digambarkan di dalam kotak berikut ini.
Edi berusia 13 tahun. Pulang sekolah, ia hendak mengerjakan pekerjaan rumah di rumah temannya, tetapi ia tidak ada di sana melainkan ditemukan di luar-persisnya di jalanan- ia sedang bermain skateboard.Setelah ditanya dan diminta bergabung bersama teman-temannya, Edi tampak bmgung dan tidak dapat menyesuaikan diri. la menganggap sulit untuk duduk di bangku, malahan skateboard yang tadi dipakai mainan, sekarang dirasakan menghalanginya. Meskipun Edi sangat bingung, namun ia termasuk siswa yang pasif dan patuh. Setelah 4 menit memerhatikannya, ia berusaha untuk memulai. Seorang guru menyarankan untuk melepaskan skoteboord-nya, tetapi ia menjavvab,"nanti saja." Gurunya sangat terkejut ketika Edi melompat dari tempat duduknya dalam keadaan sangat marah, sambil berteriak,"Jika Anda melakukannya, Anda akan menyesal!" Ruangan pun menjadi hening, sepi! Kecuali seorang anak berbisik.'Tumben... sekarang Edi kok nurut!' Sebuah sindiran untuk Edi yang baru saja memberontak.
Berdasarkan cerita tersebut, mengingatkan kita, bahwa anak ADHD tidak akan selalu kurang perhatian atau mudah bingung. Dalam kenyataannya, terkadang mereka berperilaku secara berlebihan,seperti dikatakan oleh Michael Gordon pada 1991, bahwa "Perilaku mereka akan berbeda sejauh mana pengaturan dapat ditangani,dukungan untuk patuh.dan sampai si anaktertarik terhadap kegiatan."
Jadi sekali saja, anak-anak ADHD terlibat dalam sesuatu yang menarik perhatian,atau jika seseorang telahmenjadikannyamenarikbagimereka,maka mereka dapat produktif dan berhasil. Dengan demikian, pengaruh ADHD mengakibatkan perilaku anak-anaktidak patuh sehingga menjadi sesuatu yang serius,bahkan dramatis.Hal inilah yang akan kita bahas pada tirai-tirai berikutnya.