Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KPDL

LIMBAH DAN SAMPAH

PENGERTIAN LIMBAH Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair, atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Limbah juga bisa diartikan sebagai semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang berbentuk padat, lumbur (sludge), cair maupun gas yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun dianggap sudah tidak berguna dan tidak dikehendaki, namun bahan tersebut kadang-kadang masih dapat dimanfaatkan kembali dan dijadikan bahan baku.

JENIS-JENIS LIMBAH Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu: 1. Limbah cair: adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Contoh: oli bekas, air sabun/detergen bekas cucian, arsenik (As), Amonia (NH3-N), Biological Oxygen Demand (BOD) . 2. Limbah padat: adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan industri dan domestik yang berwujud padat. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Contoh: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll 3. Limbah gas dan partikel : adalah limbah yang berupa gas atau partikel. Contoh: asap knalpot kendaraan, asap pabrik, jelaga (Jawa: langes), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. 4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) : adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999). Contoh: sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, zat kimia, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.

Klasifikasi limbah beracun: Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

Sifat/karakteristik limbah berbahaya dan beracun: Limbah mudah meledak: limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. Limbah mudah terbakar: limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama. Limbah reaktif: limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah beracun: limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. Limbah yang menyebabkan infeksi: limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi. Limbah yang bersifat korosif: limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

Sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 terbagi atas dua macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik. Perbedaan pokok antara limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara penggolongannya. Pada limbah spesifik digolongkan ke dalam jenis industri, sumber pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah tidak spesifik penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar

APA YANG DIMAKSUD SAMPAH? Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berupa zat padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Tujuannya adalah untuk mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Teknik-teknik pengelolaan sampah: 1. Penimbunan: sampah dibuang dalam satu tempat/lubang dan ditimbun dengan tanah. 2. Pembakaran/pengkremasian: sampah dibakar dalam satu tempat khusus. 3. Daur ulang: yaitu mengambil barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.. Pengolahan kembali secara fisik: yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang. Contoh: botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Pengolahan kembali secara biologis: yaitu mengolah sampah organik (seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas) menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk, dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program 'tong hijau') di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dibuat kompos. Pemulihan energi: yaitu mengambil energi yang terkandung dalam sampah dengan pengolahan khusus, baik langsung (dijadikan bahan bakar), atau secara tidak langsung (dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain).

Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. 4. Penghindaran dan pengurangan: yaitu mengurangi pemakaian barang-barang tertentu yang bisa menimbulkan sampah (contoh: tas plastik, tas kresek, dsb); menghindari pemakaian barang sekali pakai (contoh: kertas tisue); dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh: pengurangan bobot kaleng minuman).

SUMBER-SUMBER SAMPAH 1. Sampah alam: sampah yang berasal dari alam. Sifatnya alami/organik. Contoh: daundaun kering, ranting-ranting kering, kayu lapuk, kulit buah, dsb. 2. Sampah manusia (human waste): sampah yang dihasilkan oleh manusia sebagai hasil pencernaan. Contoh: kotoran manusia (feses, urin). 3. Sampah konsumsi: sampah yang dibuang oleh manusia. Contoh: sampah organik (sisa makanan), kertas, plastik, kaca, logam, kayu, baju, karpet, gorden, taplak, selimut, barang-barang elektronik bekas, dsb. 4. Sampah nuklir (limbah radioaktif): sampah nuklir merupakan hasil dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan). 5. Sampah industri: sampah yang dihasilkan oleh pabrik/kantor/pusat industri. Contoh: Oli bekas, logam, kaca, kayu, kain, dsb. 6. Sampah pertambangan: sampah yang dihasilkan oleh industri/perusahaan pertambangan. Contoh: merkuri, batubara, plastik, kertas, kardus, minyak, dsb.

JENIS-JENIS PUPUK 1. Pupuk Anorganik (pupuk buatan/kimia): Pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Contoh pupuk anorganik: Pupuk Urea, TSP, KCL, ZA, dsb. Jenis-jenis pupuk anorganik: Pupuk Tunggal: mengandung satu hara utama. Pupuk Campur: campuran beberapa pupuk tunggal secara manual. Pupuk Majemuk: Satu formulasi mengandung beberapa hara utama.

Pupuk Majemuk Khusus: Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk tablet atau pelet. Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya, efektivitas masih perlu diuji.

2. Pupuk Organik (pupuk alami): Pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Contoh pupuk organik: kompos jerami padi, kotoran ayam, kambing/domba, sapi, kuda, guano; kotoran manusia, azzola, daun lamtoro, darah kering hewan, dsb. 3. Pupuk Hayati (pupuk Bio/Bio fertilizer/pupuk mikroba): Pupuk Hayati adalah organisme yang menambah dan memfasilitasi penyerapan hara baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan pupuk hayati bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme dan mempercepat proses mikrobologis untuk meningkatkan ketersediaan hara, sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk mikroba bermanfaat untuk mengaktifkan serapan hara oleh tanaman, menekan soil-borne disease, mempercepat proses pengomposan, memperbaiki struktur tanah, dan menghasilkan substansi aktif yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

REFERENSI: http://biofob.blogspot.com/2008/08/sekilas-pupuk-hayati.html http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_konsumsi http://isroi.wordpress.com/2008/02/26/pupuk-organik-pupuk-hayati-dan-pupuk-kimia http://kebersihan-lingkungan.comze.com/Pengertian%20Sampah.html http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/pengelolaan-sampah-dan-b3.pdf http://luki2blog.wordpress.com/2008/05/10/apa-itu-pupuk-anorganik-apa-itu-pupukorganik-apa-itu-pupuk-berimbang http://tentanglimbah.wordpress.com/2008/08/22/teknik-pengolahan-sampah http://www.anggrek.org/pupuk-organik http://www.beritabumi.or.id http://www.forumbebas.com/thread-101378.html http://www.scribd.com/doc/16652801/pengertian-limbah http://www.soil-climate.or.id/ppk-hayati http://www.cybermq.com/pustaka/detail/opini/518/pengelolaan-sampah-di-negara-negaramaju

Anda mungkin juga menyukai